MANAJEMEN OPERASIONAL II OLEH AZIZAH FITRIANI SE MM

  • Slides: 22
Download presentation
MANAJEMEN OPERASIONAL II OLEH : AZIZAH FITRIANI, SE. , MM

MANAJEMEN OPERASIONAL II OLEH : AZIZAH FITRIANI, SE. , MM

BAB VIII PERENCANAAN KAPASITAS I. PENGERTIAN KAPASITAS Kapasitas merupakan tingkat kemampuan produktif dari fasilitas

BAB VIII PERENCANAAN KAPASITAS I. PENGERTIAN KAPASITAS Kapasitas merupakan tingkat kemampuan produktif dari fasilitas untuk menghasilkan volume output dalam periode waktu yang tertentu. Alasan para manajer memperhatikan perencanaan kapasitas : 1. Dengan kapasitas yang tersedia dapat memenuhi permintaan konsumen 2. Kaspasitas mempengaruhi efisiensi biaya produksi 3. Kapasitas memerlukan investasi

II. PENGUKURAN KAPASITAS Dalam pengukuran kapasitas dibedakan untuk output barang dan jasa. Pengukuran kapasitas

II. PENGUKURAN KAPASITAS Dalam pengukuran kapasitas dibedakan untuk output barang dan jasa. Pengukuran kapasitas perusahaan yang menghasilkan barang menggunakan ukuran output atau hasil produksi. Contoh : 1. Pabrik mobil ukuran kapasitas adalah jumlah unit mobil 2. Pabrik baja ukuran kapasitas adalah jumlah ton baja 3. Pabrik sepatu ukuran kapasitas adalah jumlah pasang sepatu Pengukuran kapasitas perusahaan yang menghasilkan jasa menggunakan ukuran input atau faktor produksi. Contoh : 1. Rumah sakit ukuran kapasitas adalah jumlah tempat tidur pasien 2. Restauran ukuran kapasitas adalah jumlah meja atau kursi 3. Universitas ukuran kapasitas adalah jumlah fakultas

III. PENENTUAN KEBUTUHAN KAPASITAS • 1. Penentuan kapasitas : Jam kerja karyawan atau mesin

III. PENENTUAN KEBUTUHAN KAPASITAS • 1. Penentuan kapasitas : Jam kerja karyawan atau mesin dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan jumlah sumber daya yang di butuhkan untuk memenuhi permintaan (Hstd) X Hstd = Oi ( T i + S i ) + B i x N i i=1 Dimana : - Oi = Jumlah unit keluaran X yang diperlukan - Ti = Waktu operasi standar per unit X - Si = Waktu persiapan standar per unit X - Bi = Waktu standar untuk menyiapkan sekumpulan X - Ni = Jumlah kumpulan X yang diperlukan - X = Jumlah jenis produk

b. Menentukan jumlah sumber daya nyata yang dibutuhkan (Hact) Hact = Hstd E o

b. Menentukan jumlah sumber daya nyata yang dibutuhkan (Hact) Hact = Hstd E o x PW x Em Dimana : - Eo = Efisiensi organisasional - Pw = Produktifitas operator - Em = Efisiensi mesin, faktor pemeliharaan atau faktor mesin berhenti c. Menentukan jumlah unit sumber daya yang dibutuhkan (Nr) Nr = H act H avl Dimana : - Havl = Jumlah jam yang tersedia per unit sumber daya selama periode waktu tertentu

Contoh kasus : Perusahaan ABC mempunyai data sebagai berikut : 1. Permintaan produk 200

Contoh kasus : Perusahaan ABC mempunyai data sebagai berikut : 1. Permintaan produk 200 unit dengan hari kerja 22 hari per bulan 2. Waktu operasi standar per unit 8 jam dan waktu persiapan per unit 0, 5 jam 3. 200 unit diproses dalam 10 kumpulan, waktu standar untuk menyiapkan setiap kumpulan 4 jam 4. Efisiensi organisasional diperkirakan 95 % dan efisiensi mesin 90 % 5. Mesin dijalankan 8 jam per hari, operator bekerja sesuai dengan tingkat standar (1, 00) atau 100 % Berapa jumlah mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan setiap bulan ?

Penyelesaian : a. Menentukan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan (Hstd) X

Penyelesaian : a. Menentukan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan (Hstd) X Hstd = Oi ( T i + S i ) + B i x N i i=1 Hstd = 200 ( 8 + 0, 5) + 4 x 10 Hstd = 1. 740 jam standar b. Menentukan jumlah sumber daya nyata yang dibutuhkan (H act) Hact = H std E o x PW x Em Hact = 1. 740 (0, 95) x (1, 00) x (0, 90) Hact = 2. 035, 1 jam nyata

c. Menentukan jumlah unit sumber daya yang dibutuhkan (Nr) Nr = Hact = 2.

c. Menentukan jumlah unit sumber daya yang dibutuhkan (Nr) Nr = Hact = 2. 035, 1 = 11, 56 mesin Havl (22) (8) Dari analisis diatas jumlah mesin yang dibutuhkan adalah 12 mesin. 2. Analisis Break Even dan Kapasitas Analisis BEP menjelaskan hubungan antara biaya, penghasilan dan volume produksi atau penjualan. Biaya tetap (FC) BEP = Harga (P) - Biaya Variabel (VC)

Contoh : Diketahui data : - Harga jual produk - Biaya variabel - Biaya

Contoh : Diketahui data : - Harga jual produk - Biaya variabel - Biaya tetap = Rp. 100. 000 per unit = Rp. 80. 000 per unit = Rp. 20. 000 Biaya tetap (FC) BEP = Harga (P) - Biaya variabel (VC) BEP = Rp. 20. 000 Rp. 100. 000 - Rp. 80. 000 = 1. 000 unit

Dari hasil analisis data diatas dapat digambarkan dalam grafik BEP sebagai berikut : TR

Dari hasil analisis data diatas dapat digambarkan dalam grafik BEP sebagai berikut : TR Rp Biaya/Penghasilan Daerah Laba TC BEP 100 jt TVC TR TC 20 jt Daerah Rugi 0 TFC 1. 000 Kuantitas ( Q )

Dari analisis BEP diatas dapat diketahui bahwa pada saat perusahaan memproduksi 1. 000 unit

Dari analisis BEP diatas dapat diketahui bahwa pada saat perusahaan memproduksi 1. 000 unit maka jumlah biaya sama dengan jumlah penghasilan sebesar Rp. 100. 000 , perusahaan dalam kondisi titik impas. Apabila permintaan melebihi kapasitas alternatif yang bisa dilakukan adalah : 1. Melalui kerja lembur apabila kelebihan bersifat sementara 2. Penambahan mesin apabila kelebihan bersifat permanen

Dari hasil analisis data diatas dapat digambarkan dalam grafik BEP sebagai berikut : TR

Dari hasil analisis data diatas dapat digambarkan dalam grafik BEP sebagai berikut : TR Rp Biaya/Penghasilan A B 0 BEP ( Q 1) TC Kapasitas tambahan lembur (Q 2) FC (Q 3) Q 2 = Kapasitas maksimal mesin Q 3 = Jumlah yang diproduksi Apabila laba didaerah A lebih besar dari pada didaerah B maka kapasitas tambahan dengan melaksanakan kerja lembur menguntungkan

Analisis BEP dengan penambahan kapasitas mesin Rp Biaya/Penghasilan TR TC 1 FC 2 FC

Analisis BEP dengan penambahan kapasitas mesin Rp Biaya/Penghasilan TR TC 1 FC 2 FC 1 0 BEP 1 BEP 2 Q diproduksi

Keterangan : TC 1 = Total cost dengan kerja lembur TC 2 = Total

Keterangan : TC 1 = Total cost dengan kerja lembur TC 2 = Total cost dengan menambah mesin FC 1 = Biaya tetap semula FC 2 = Biaya tetap setelah menambah mesin Penambahan kapasitas akan menguntungkan apabila : ( Pn x F 1 ) + ( Pr x F 2 ) P 0 Dimana : - P 0 - Pn - Pr - F 1 - F 2 = = = Laba pada kapasitas lama Laba baru pada kapasitas baru Laba baru pada kapasitas lama Operasi-operasi pada kapasitas baru Operasi-operasi pada kapasitas lama

IV. LEARNING CURVE DAN KAPASITAS Konsep learning curve atau kurva pembelajaran adalah bahwa praktek

IV. LEARNING CURVE DAN KAPASITAS Konsep learning curve atau kurva pembelajaran adalah bahwa praktek pengerjaan suatu barang mengarah ke perbaikan. Alasan terjadinya perbaikan adalah : 1. Karyawan menjadi lebih mengerti apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya 2. Ketrampilan karyawan sebagai individu berkembang 3. Perbaikan dalam metode kerja 4. Lingkungan kerja yang kebih menguntungkan

Konsep Learning curve : LC 80 % artinya adalah setiap kali kuantitas produksi berlipat

Konsep Learning curve : LC 80 % artinya adalah setiap kali kuantitas produksi berlipat dua, jumlah jam tenaga kerja langsung rata untuk seluruh unit yang diproduksi pada jumlah tersebut turun dengan 80 % dari jumlah sebelumnya. Contoh : Jumlah Produk 1 Jam TKL yang diperlukan per unit = 2. 000 2 2. 000 x 80 % = 1. 600 4 1. 600 x 80 % = 1. 280 8 1. 280 x 80 % = 1. 024

Kurva pembelajaran dengan LC 80 % : Jam TKL 2. 000 1. 600 1.

Kurva pembelajaran dengan LC 80 % : Jam TKL 2. 000 1. 600 1. 280 1. 024 819, 2 0 1 * * * 2 4 8 16

Persamaan dalam learning curve : Y = C. Xs Atau dalam fungsi logaritma :

Persamaan dalam learning curve : Y = C. Xs Atau dalam fungsi logaritma : Log Y = Log C + S Log X Dimana : X = Jumlah unit yang diproduksi C = Jumlah jam TKL yang diperlukan untuk produk yang pertama Y = Jumlah jam kerja rata-rata per unit produk S Slope = Slope penurunan = Contoh : Log % - 2 Log 2 = Log 80 % - 2 Log 2 Perusahaan menerima pesanan produk 50 unit. Produk pertama memerlukan 2. 000 jam TKL dengan LC = 80 %. Berapa waktu rata-rata per unit produk ?

Penyelesaian : Log Y = Log C + S Log X Log Y =

Penyelesaian : Log Y = Log C + S Log X Log Y = Log 2. 000 + (-0, 322) Log 50 Log Y = 3, 30103 + (_0, 322) 1, 69897 Log Y = 2, 75396 Y = 567, 491 jam TKL Apabila memproduksi 50 unit maka jam TKL per unit adalah 567 jam. Learning curve dalam pengambilan keputusan. Contoh kasus : Perusahaan SINAR memperoleh pesanan 20 unit produk yang beratnya untuk setiap produk 20. 000 kg. Untuk produk yang pertama setiap kg memerlukan 50 jam TKL. Setiap jam upah yang harus dikeluarkan Rp 5. Biaya lainnya adalah Rp. 200. 000 setiap unit. LC yang berlaku 80 %.

Pertanyaan : 1. Tentukan biaya rata-rata produk tersebut 2. Tentukan biaya total dari produk

Pertanyaan : 1. Tentukan biaya rata-rata produk tersebut 2. Tentukan biaya total dari produk yang dihasilkan 3. Apabila perusahaan ingin memperoleh keuntungan sebesar Rp. 25. 500 setiap produk, berapa harga jual produk tersebut 4. Tentukan biaya pembuatan produk yang terakhir Penyelesaian : C = 20. 000 x 50 jam TKL = 1000. 000 jam TKL Slope untuk LC 80 % adalah – 0, 322 Log Log Y Y Y = = = Log C + S Log X Log 1. 000 + (-0, 322) Log 20 6 + (-0, 322) 1, 30103 5, 58107 381. 127 jam TKL

Perhitungan biaya rata-rata adalah : Upah TKL Biaya lainnya = 381. 127 x Rp.

Perhitungan biaya rata-rata adalah : Upah TKL Biaya lainnya = 381. 127 x Rp. 5 = Biaya rata-rata = Rp. 1. 905. 635 = Rp. 200. 000 = Rp. 2. 105. 635 2. Biaya total dari produk yang dihasilkan : 20 x Rp. 2. 105. 000 = Rp. 42. 112. 700 3. Keuntungan yang diinginkan adalah Rp. 25. 500 per unit. Harga jual per unit produk adalah : Rp. 2. 105. 635 + Rp. 25. 500 = Rp. 2. 131. 135

4. Biaya pembuatan produk yang terakhir adalah : Untuk mengetahui kebutuhan jam TKL produk

4. Biaya pembuatan produk yang terakhir adalah : Untuk mengetahui kebutuhan jam TKL produk yang terakhir, perlu diketahui jam TKL produk ke 19 dan ke 20. Untuk produk ke 19 yaitu X = 19 Log Y = Log C + S Log X Log Y = Log 1. 000 + (-0, 322) Log 19 Log Y = 6 + (-0, 322) 1, 27875 Log Y = 5, 58824 Y = 387. 472 jam TKL Untuk X 20 = 20 x 381. 127 jam TKL = 7. 622. 540 Untuk X 19 = 19 x 387. 472 jam TKL = 7. 361. 568 Kebutuhan jam TKL produk yang terakhir = 260. 572 Biaya untuk produk yang terakhir : Upah TKL = 260. 572 x Rp. 5 Biaya lainnya � Biaya produk yang terakhir = Rp. 1. 302. 860 = Rp. 200. 000 = Rp. 1. 502. 860