Manajemen Risiko Operasional Amalia Ilmiani Ilustrasi Risiko Operasional

  • Slides: 22
Download presentation
Manajemen Risiko Operasional Amalia Ilmiani

Manajemen Risiko Operasional Amalia Ilmiani

Ilustrasi Risiko Operasional Pada akhir November 2017, seorang karyawan UBS Warburg, sebuah bank di

Ilustrasi Risiko Operasional Pada akhir November 2017, seorang karyawan UBS Warburg, sebuah bank di Swiss, melakukan kesalahan dalam perdagangan di Tokyo. Trader tersebut memasukkan order menjual saham Dentsu sebanyak 610. 000 lembar dengan harga 16 yen perlembar saham, meskipun sistem komputer sudah menanyakan ulang order tersebut. Padahal dia seharusnya menjual 16 lembar saham Dentsu dengan harga 610. 000 yen/lembar. Dengan demikian, dia menjual saham dengan harga terlalu murah. Sebagai akibatnya, UBS warburg mengalami kerugian US$ 50 juta

Pendahuluan Risiko Operasional terjadi karena masalah operasional merupakan peristiwa kerugian yang dihadapi perusahaan saat

Pendahuluan Risiko Operasional terjadi karena masalah operasional merupakan peristiwa kerugian yang dihadapi perusahaan saat kegiatan dimulai bahkan sebelum dimulai. Masalah operasional tersebut misal memasang peralatan, menyusun sistem gaji, mengawasi karyawan, mengawasi kegiatan produksi, dan lain -lain.

Definisi Risiko Operasional � Risiko operasional merupakan tipe risiko yang paling tua tetapi paling

Definisi Risiko Operasional � Risiko operasional merupakan tipe risiko yang paling tua tetapi paling sedikit dipahami dibandingkan dengan tipe risiko lainnya. � Contoh perusahaan sudah lama tahu ada risiko kesalahan pencatatan, kegagalan sistem komputer, ancaman teroris, serangan virus, pengawasan yang tidak memadai, dll. � Perusahaan secara tidak langsung telah mengantisipasi risiko operasional tadi walaupun tidak dengan nama manajemen risiko. Misal perusahaan berusaha memperbaiki sistem, prosedur atau proses bisnis melalui manajemen kualitas � Risiko operasional adalah segala kemungkinan kerugian yang akan dihadapi perusahaan berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.

Jenis-jenis Risiko Operasional Kegagalan Proses Internal merupakan risiko yang barkaitan dengan kegagalan proses atau

Jenis-jenis Risiko Operasional Kegagalan Proses Internal merupakan risiko yang barkaitan dengan kegagalan proses atau prosedur internal perusahaan. Kegagalan mengelola SDM Kerugian yang dihadapi oleh perusahaan yang dilakukan karyawan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Risiko Eksternal Berkaitan dengan kejadian yang bersumber dari luar organisasi dan diluar pengendalian organisasi. Risiko Sistem Risiko yang muncul karena adanya perkembangan sistem teknologi dan masalah yang terjadi pada sistem teknologi tersebut.

Pengukuran Risiko Operasional �Klasifikasi pengukuran risiko 1. Frekuensi atau Probabilitas Terjadinya Risiko 2. Tingkat

Pengukuran Risiko Operasional �Klasifikasi pengukuran risiko 1. Frekuensi atau Probabilitas Terjadinya Risiko 2. Tingkat Keseriusan Kerugian atau Impact dari Risiko � Dengan dua dimensi tersebut kita bisa membuat matriks frekuensi atau tingkat keseriusan risiko yang ada. � Contoh Risiko gagal bayar merupakan risiko yang jarang terjadi tetapi jika terjadi maka perusahaan menghadapi kerugian yang besar. Berarti risiko gagal bayar berfrekuensi (likelihood) rendah tetapi severity (significance)

Pengukuran Risiko Operasional Kesalahan pencatatan atau proses seringkali terjadi dalam produksi tetapi risiko kerugian

Pengukuran Risiko Operasional Kesalahan pencatatan atau proses seringkali terjadi dalam produksi tetapi risiko kerugian yang dihadapi tidak terlalu tinggi. Berarti frekuensi tinggi tetapi severity (significance) rendah. Dengan menggambarkan frekuensi dan severity memiliki implikasi bagaimana dalam mengelola risiko

Matriks frekuensi dan signifikansi Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) rendah Signifikansi (Severity) tinggi

Matriks frekuensi dan signifikansi Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) rendah Signifikansi (Severity) tinggi dan likehood (frekuensi) rendah Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) tinggi Signifikansi (Severity) tinggi dan likehood (frekuensi) tinggi

Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan Matriks Severity Frekuensi Kuadran II Detect And Monitor Kuadran IV

Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan Matriks Severity Frekuensi Kuadran II Detect And Monitor Kuadran IV Prevent At Source Kuadran I (Low Control) Kuadran III Monitor

Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) rendah Perusahaan menerapkan sistem pengawasan rendah terhadap risiko

Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) rendah Perusahaan menerapkan sistem pengawasan rendah terhadap risiko ini. Pengawasan yang terlalu berlebihan pada jenis risiko ini menimbulkan biaya yang relatif besar dibanding dengan manfaatnya,

Signifikansi (Severity) tinggi dan likehood (frekuensi) rendah Risiko ini menantang untuk dihadapi karena jika

Signifikansi (Severity) tinggi dan likehood (frekuensi) rendah Risiko ini menantang untuk dihadapi karena jika risiko ini muncul maka perusahaan menghadapi kerugian yang besar dan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Risiko ini jarang terjadi dan kadang sulit dikenali oleh perusahaan oleh karena itu risiko ini sulit dipahami karakteristiknya dan sulit diprediksi kapan datangnya Contoh : Baring gagal melakukan pengawasan trading yang diluar batas oleh seorang tradernya, kemudian terjadi kerugian yang mengakibatkan kebangkrutan perusahaan

Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) tinggi Risiko ini sering muncul tetapi besarnya kerugian

Signifikansi (Severity) rendah dan likehood (frekuensi) tinggi Risiko ini sering muncul tetapi besarnya kerugian relatif kecil. Risiko ini akibat perusahaan menjalankan bisnisnya. Contoh perusahaan supermarket ada risiko shoplifting (pencurian oleh pembeli), barang dagangan rusak, botol pecah, dll. Risiko ini bisa dianggap sebagai biaya dari kegiatan bisnis (cost of doing business) dan dimasukkan dalam kmponen harga. Jika risiko bergerak melewati batas cost of doing business maka perusahaan segera harus melakukan penanganan risiko

Signifikansi (Severity) tinggi dan likehood (frekuensi) tinggi Jika risiko ini terjadi berarti perusahaan sudah

Signifikansi (Severity) tinggi dan likehood (frekuensi) tinggi Jika risiko ini terjadi berarti perusahaan sudah tidak dapat mengendalikan risiko dan bisa berakibat kebngkrutan. Contoh jika perusahaan tidak dapat menangani penggelapan uang dengan jumlah yang besar yang dilakukan oleh karyawannya (frekuensi rendah, severity tinggi) maka akan ada kemungkinan akan berubah menuju kuadran IV yaitu frekuensi tinggi, severity tinggi. Jika hal tersebut terjadi maka perusahaan akan bangkrut dalam waktu singkat. Oleh karena itu tugas manajemen risiko adalah mencegah migrasinya risiko -risiko yang ada kedalam kuadran IV

Pengukuran Risiko Operasional Metode yg dapat digunakan adalah risk control self assessment (RCSA), risk

Pengukuran Risiko Operasional Metode yg dapat digunakan adalah risk control self assessment (RCSA), risk mapping, key risk indicator (KRI), scorecards, event analysis, matriks frekuensi, metodologi kuantitatif, dan metodologi kualitatif. Jika blm mengembangkan metode, sumber informasi yg utama adalah temuan audit internal yg terkait dg risiko operasional.

Pengelolaan Risk Control System – RCS Suatu sistem pengawasan yang diguanakan oleh bank dalam

Pengelolaan Risk Control System – RCS Suatu sistem pengawasan yang diguanakan oleh bank dalam melakukan pengelolaan risiko Komponen RCS terdiri dari : Pengawasan dewan komisaris dan direksi Kebijakan prosedur dan penetapan limit Pengukuran, Pemantauan dan Sistem informasi manajemen Pengendalian intern

Risk Assessment dengan Checklist Membuat check list untuk membantu melakukan identifikasi terhadap risiko inherent

Risk Assessment dengan Checklist Membuat check list untuk membantu melakukan identifikasi terhadap risiko inherent serta risk control

Risk Mapping Berupa pemetaan menurut risiko terhadap aktivitas fungsional, struktur organisasi dan arus proses

Risk Mapping Berupa pemetaan menurut risiko terhadap aktivitas fungsional, struktur organisasi dan arus proses transaksi Langkah proses pemetaan risiko : Menentukan unit kerja yang akan diidentifikasi Menentukan aktivitas fungsional dan komponennya yang akan di Identifikasi Mengklasifikasi jenis risiko yang bersifat kualitatif dan Bersifat kuantitatif

Hasil Dari Risk Mapping Dikelompokan menjadi tiga peringkat risiko : Low apabila risiko terjadi

Hasil Dari Risk Mapping Dikelompokan menjadi tiga peringkat risiko : Low apabila risiko terjadi Kerugian yang timbul sangat rendah/Rendah Moderate apabila risiko terjadi Kerugian yang timbul sedang High apabila risiko terjadi Kerugian yang timbul sangat tinggi/Tinggi

Key Risk Indicator Key risk indicator berupa data statistik atau matrik yang menyediakan data

Key Risk Indicator Key risk indicator berupa data statistik atau matrik yang menyediakan data posisi risiko operasional bank, seperti total asset, total pinjaman, total modal, rasio keuangan dan lain-lain

Scorecards Suatu metode pencatatan untuk menstranslasikan penilaian/kriteria kualitatif menjadi matrik kuantitatif yang dapat digunakan

Scorecards Suatu metode pencatatan untuk menstranslasikan penilaian/kriteria kualitatif menjadi matrik kuantitatif yang dapat digunakan untuk menetapkan provisi atau mengalokasikan kebutuhan masing-masing aktivitas fungsional bank.

Perubahan Karakteristik Risiko Operasional �Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan karakteristik risiko operasional : 1. Globalisasi

Perubahan Karakteristik Risiko Operasional �Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan karakteristik risiko operasional : 1. Globalisasi 2. Otomatisasi 3. Mengandalkan teknologi 4. Outsourcing 5. Perubahan budaya masyarakat

Pengendalian Risiko Operasional Mengembangkan program yaitu pengamanan proses IT, asuransi, dan alih daya pd

Pengendalian Risiko Operasional Mengembangkan program yaitu pengamanan proses IT, asuransi, dan alih daya pd sebagian kegiatan operasional bank Memastikan tingkat keamanan dr pemrosesan data elektronik, adanya penilaian berkala Tersedianya prosedur back up dan rencana darurat utk menjamin berjalannya kegiatan operasional bank dan mencegah tjdnya gangguan yg signifikan, yg diuji scr berkala, Penyampaian informasi kpd direksi thd permasalahan yg dihadapi, tersedianya penyimpanan informasi dan dokumen yg berkaitan dg analisis, pemrograman, dan pelaksanaan pemrosesan data. Bank memiliki sistem pendukung yg mencakup identifikasi masalah scr dini, pemrosesan dan penyelesaian seluruh transaksi scr efisien, akurat, dan tepat waktu; kerahasiaan, kebenaran, serta keamanan transaksi Kaji ulang scr berkala thd prosedur, dokumentasi, rencana kontingensi, dan praktik operasional lainnya guna