MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI Zainul

  • Slides: 32
Download presentation
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI Zainul Muchlas, SE. , MM Dosen STIE

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI Zainul Muchlas, SE. , MM Dosen STIE ASIA Malang 2015

Merger dan Akuisisi Merger Transaksi di mana dua perusahaan sepakat untuk menggabungkan operasional mereka

Merger dan Akuisisi Merger Transaksi di mana dua perusahaan sepakat untuk menggabungkan operasional mereka dengan kedudukan yang sama karena mereka memiliki sumber daya dan kemampuan yang jika dikelola bersama akan menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat Akuisisi Transaksi di mana sebuah perusahaan membeli perusahaan lain dengan maksud penggunaan kompetensi inti yang lebih efektif dengan menjadikan perusahaan yang diakuisisi sebagai cabang dalam portofolio bisnis Ambil Alih An acquisition where the target firm did not solicit the bid of the acquiring firm

Masalah untuk Mencapai Keberhasilan Alasan untuk Akuisisi Meningkatkan market power Kesulitan penggabungan Mengatasi halangan

Masalah untuk Mencapai Keberhasilan Alasan untuk Akuisisi Meningkatkan market power Kesulitan penggabungan Mengatasi halangan masuk Kurangnya pengujian terhadap target Biaya pengembangan produk baru Utang yang luarbiasa besar Meningkatkan kecepatan ke pasar Akuisisi Ketidakmampuan dalam mencapai sinergi Risiko lebih rendah dibanding mengembangkan produk baru Terlalu banyak diversifikasi Meningkatkan diversifikasi Manajer terlalu terfokus pada akuisisi Menghindari persaingan yang berlebihan Terlalu besar

Alasan untuk Akuisisi Meningkatkan Market Power Akuisisi dimaksudkan untuk mengurangi keseimbangan kompetisi industri Contoh:

Alasan untuk Akuisisi Meningkatkan Market Power Akuisisi dimaksudkan untuk mengurangi keseimbangan kompetisi industri Contoh: Akuisisi British Petroleum terhadap U. S. Amoco Mengatasi Halangan Masuk Akuisisi mengatasi halangan masuk yang terlalu mahal yang bisa membuat memulai usaha baru tidak menarik secara ekonomis Contoh: Akuisisi Belgian-Dutch Fortis terhadap American Banker’s Insurance Group Biaya dan Risiko Pengembangan Produk Baru yang Lebih Rendah Membeli bisnis yang sudah mapan mengurangi risiko memulai bisnis baru Example: Akuisisi Watson Pharmaceuticals terhadap Thera. Tech

Alasan Akuisisi Meningkatkan Kecepatan ke Pasar Closely related to Barriers to Entry, allows market

Alasan Akuisisi Meningkatkan Kecepatan ke Pasar Closely related to Barriers to Entry, allows market entry in a more timely fashion Contoh: Akuisisi Kraft Food terhadap Boca Burger Diversifikasi Cara yang cepat untuk pindah ke dalam bisnis di mana perusahaan kurang pengalaman dalam industri Contoh: Akuisisi CNET terhadap my. Simon Membentuk Kembali Cakupan Kompetisi Perusahaan bisa memakai akisisi untuk mencegah ketergantungan hanya terhadap satu atau beberapa produk atau pasar saja Contoh: Akuisisi General Electric terhadap NBC

Masalah dalam Akuisisi Kesulitan Penggabungan Perbedaan sistem keuangan dan pengawasan dapat menyulitkan penggabungan perusahaan

Masalah dalam Akuisisi Kesulitan Penggabungan Perbedaan sistem keuangan dan pengawasan dapat menyulitkan penggabungan perusahaan Contoh: Akuisisi Intel terhadap divisi semikonduktor DEC Kurangnya Pengujian Terhadap Target Penawaran “Winners Curse” menyebabkan pengakuisisi membayar terlalu banyak Contoh: Akuisisi Marks and Spencer terhadap Brooks Brothers Utang yang Luar Biasa Besar Utang yang terlalu besar bisa mengakibatkan beban dalam aliran keluar kas Contoh: Akuisisi Agri. Bio. Tech terhadap berlusin-lusin perusahaan kecil

Masalah dalam Akuisisi Ketidakmampuan Mencapai Sinergi Akuisisi dapat meningkatkan estimasi keuntungan yang diharapkan Contoh:

Masalah dalam Akuisisi Ketidakmampuan Mencapai Sinergi Akuisisi dapat meningkatkan estimasi keuntungan yang diharapkan Contoh: Quaker Oats dan Snapple Terlalu Terdiversifikasi Pengakuisisi tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis yang tidak ada hubungannya Contoh: GE--prior to selling businesses and refocusing Manajer Terlalu Terfokus Pada Akuisisi Manajer bisa gagal untuk menaksir nilai hasil yang dicapai secara objektif lewat strategi akuisisi Contoh: Ford dan Jaguar Terlalu Besar Birokrasi berbelit mengurangi inovasi dan fleksibilitas

Sifat Akuisisi yang Efektif + Sumber daya atau Aset Pelengkap Membeli perusahaan dengan aset

Sifat Akuisisi yang Efektif + Sumber daya atau Aset Pelengkap Membeli perusahaan dengan aset yang memenuhi kebutuhan saat ini untuk membangun kemampuan untuk bersaing + Akuisisi yang Bersahabat Kesepakatan yang bersahabat membuat penggabungan berjalan dengan lancar + Proses Seleksi yang Berhati-hati Evaluasi dan negosiasi secara berhati-hati lebih bisa menghasilkan penggabungan dan pembentukan sinergi dengan lebih mudah + Mempertahankan Financial Slack Menyediakan tambahan sumber keuangan yang cukup sehingga proyek yang menguntungkan tidak akan terlewatkan

Sifat Akuisisi yang Efektif + Utang yang Rendah sampai Sedang Perusahaan yang dimerger mempertahankan

Sifat Akuisisi yang Efektif + Utang yang Rendah sampai Sedang Perusahaan yang dimerger mempertahankan fleksibilitas keuangan + Fleksibilitas Memiliki pengalaman dalam mengelola perubahan dengan fleksibel dan mudah menyesuaikan diri + Menekankan Inovasi Terus berinvestasi dalam penelitian & pengembangan sebagai bagian dari keseluruhan strategi perusahaan

Kegiatan Restrukturisasi Downsizing Pengurangan tenaga kerja Contoh: Pengurangan tenaga kerja Procter & Gamble di

Kegiatan Restrukturisasi Downsizing Pengurangan tenaga kerja Contoh: Pengurangan tenaga kerja Procter & Gamble di seluruh dunia sampai 15, 000 Downscoping Selektif dalam mengurangi atau menutup bisnis non-inti Mengurangi Cakupan operasional Menghasilkan Fokus yang lebih besar Contoh: Disney’s selling of Fairchild Publications

Kegiatan Restrukturisasi Leveraged Buyout (LBO) Pembelian keseluruhan aset perusahaan untuk melakukan privatisasi. Contoh: Buyout

Kegiatan Restrukturisasi Leveraged Buyout (LBO) Pembelian keseluruhan aset perusahaan untuk melakukan privatisasi. Contoh: Buyout Forsmann Little terhadap Dr. Pepper

Restrukturisasi dan Hasil Alternatf Downsizing Downscoping Leveraged Buyout Hasil Jangka Pendek Hasil Jangka Penjang

Restrukturisasi dan Hasil Alternatf Downsizing Downscoping Leveraged Buyout Hasil Jangka Pendek Hasil Jangka Penjang

Restrukturisasi dan Hasil Alternatif Downsizing Hasil Jangka Pendek Reduced Labor Costs Hasil Jangka Penjang

Restrukturisasi dan Hasil Alternatif Downsizing Hasil Jangka Pendek Reduced Labor Costs Hasil Jangka Penjang Kehilangan Modal Manusia Kinerja Lebih Rendah

Restrukturisasi dan Hasil Alternatif Downsizing Hasil Jangka Pendek Mengurangi Biaya Tenaga Kerja Hasil Jangka

Restrukturisasi dan Hasil Alternatif Downsizing Hasil Jangka Pendek Mengurangi Biaya Tenaga Kerja Hasil Jangka Penjang Kehilangan Modal Manusia Mengurangi Biaya Utang Kinerja Lebih Rendah Perhatian Pada Kontrol Stratejik Kinerja Lebih Tinggi Downscoping

Restrukturisasi dan Hasil Alternatif Downsizing Hasil Jangka Pendek Hasil Jangka Penjang Mengurangi Biaya Tenaga

Restrukturisasi dan Hasil Alternatif Downsizing Hasil Jangka Pendek Hasil Jangka Penjang Mengurangi Biaya Tenaga Kerja Kehilangan Modal Manusia Mengurangi Biaya Utang Kinerja Rendah Perhatian Pada Kontrol Stratejik Kinerja Tinggi Downscoping Leveraged Buyout Biaya utang Tinggi Risiko Tinggi

ANALISIS KINERJA PERBANKAN

ANALISIS KINERJA PERBANKAN

LAPORAN KEUANGAN BANK KOMERSIAL • NERACA Aset = Utang + Modal • LAPORAN RUGI

LAPORAN KEUANGAN BANK KOMERSIAL • NERACA Aset = Utang + Modal • LAPORAN RUGI LABA NI = NII – Burden – PL + SG – T Di mana: NII = net interest income (total interest income - total interest expense), yaitu peng-hasilan bunga bersih.

HUBUNGAN ANTARA NERACA DENGAN LAPORAN RUGI LABA • NERACA BERISIKAN DATA STOCK • LAPORAN

HUBUNGAN ANTARA NERACA DENGAN LAPORAN RUGI LABA • NERACA BERISIKAN DATA STOCK • LAPORAN RUGI LABA BERISIKAN DATA FLOW • NERACA TREND PERUBAHAN MODAL ATAU KEKAYAAN BANK • LAPORAN RUGI LABA MENGETAHUI SEBAB PERUBAHAN tsb

MODEL RETURN ON EQUITY • ANALISIS PROFITABILITAS ROE = NET INCOME TOTAL EQUITY ROA

MODEL RETURN ON EQUITY • ANALISIS PROFITABILITAS ROE = NET INCOME TOTAL EQUITY ROA = NET INCOME TOTAL ASSETS

MODEL RETURN ON EQUITY ROE = NI ATS = ROA X EM ATS ATE

MODEL RETURN ON EQUITY ROE = NI ATS = ROA X EM ATS ATE Dimana EM=equity multiplier= total aset/total equity • KOMPONEN RASIO PENGELUARAN – PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA – PENGARUH KOMPOSISI • KOMPONEN PEMANFAATAN ASET

PENGUKURAN KINERJA BISNIS • ANALISIS RASIO KINERJA TERGANTUNG PADA: – PEMILIK (INVESTOR) – MANAJER

PENGUKURAN KINERJA BISNIS • ANALISIS RASIO KINERJA TERGANTUNG PADA: – PEMILIK (INVESTOR) – MANAJER – KREDITOR • RASIO SEBAGAI SEBUAH SISTEM

CAMEL

CAMEL

KINERJA BANK MENURUT CAMEL • CAR MINIMAL 8% • KUALITAS ASET BERDASAR KOLEKTIBILITASNYA •

KINERJA BANK MENURUT CAMEL • CAR MINIMAL 8% • KUALITAS ASET BERDASAR KOLEKTIBILITASNYA • MEMENUHI 81% DARI KESELURUHAN ASPEK KUALITAS MANAJEMEN • RASIO LABA TERHADAP VOLUME USAHA MIN 1, 2%

KINERJA BANK MENURUT CAMEL --lanjutan • RASIO BIAYA OPERASIONAL TERHADAP P ENDAPATAN OPERASIONAL TIDAK

KINERJA BANK MENURUT CAMEL --lanjutan • RASIO BIAYA OPERASIONAL TERHADAP P ENDAPATAN OPERASIONAL TIDAK LEBIH DARI 93, 5% • RASIO NET CALL MONEY TERHADAP AKTIVA LANCAR KURANG DARI 19% • RASIO PINJAMAN BANK PD PIHAK KETIGA KURANG DARI 89, 8%

INDIKATOR KUNCI UTAMA KINERJA BANK MENURUT BPPN • SUMBER: WWW. BPPN. CO. ID

INDIKATOR KUNCI UTAMA KINERJA BANK MENURUT BPPN • SUMBER: WWW. BPPN. CO. ID

MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN • LAPORAN KEUANGAN BANK SERING TIDAK MENYAJIKAN KEADAAN YANG SEBENARNYA •

MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN • LAPORAN KEUANGAN BANK SERING TIDAK MENYAJIKAN KEADAAN YANG SEBENARNYA • BERPENGARUH PADA VALIDITAS PENGUKURAN KINERJA

APLIKASI: HUBUNGAN EFISIENSI OPERASIONAL DENGAN KINERJA PROFITABILITAS BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA • PENELITIAN

APLIKASI: HUBUNGAN EFISIENSI OPERASIONAL DENGAN KINERJA PROFITABILITAS BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA • PENELITIAN KESOWO (1991) TERHADAP 40 BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA MENGGUNAKAN ROA. • HASIL MENUNJUKKAN SEMAKIN EFISIEN KINERJA OPERASIONAL SUATU BANK MAKA KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH AKAN SEMAKIN BESAR.

PERKEMBANGAN MERGER BANK DI INDONESIA Dalam sejarah tercatat perjalanan merger perbankan Indonesia usianya sekitar

PERKEMBANGAN MERGER BANK DI INDONESIA Dalam sejarah tercatat perjalanan merger perbankan Indonesia usianya sekitar 30 tahun, yang terbagi dalam dua periode yaitu: a. Periode sebelum Pakto 1988. Biro Riset Info Bank mencatat telah terjadi 30 kali merger dan akuisisi yang melibatkan 101 bank pada periode sebelum Pakto 1988, sehingga menyebabkan adanya Bank yang tetap beroperasi dan Bank yang terpaksa ditutup. Dari 101 Bank yang melakukan merger atau akuisisi hanya 30 Bank yang tetap beroperasi, kemudain sampai tahun 1988 sebanyak 18 Bank harus ditutup atau dilikuidasi sehingga hanya 12 Bank yang masih bertahan hidup. b. Periode sesudah Pakto 1988. Setelah pakto 1988 – 1999 terjadi merger dan akuisisi yang melibatkan 37 Bank, dari Bank- bank tersebut hanya 6 bank yang mempu bertahan.

Peluang Merger: KASUS 7 BANK PEMERINTAH Model D. M Lloyd-Williams dan Phil Molyneux Yang

Peluang Merger: KASUS 7 BANK PEMERINTAH Model D. M Lloyd-Williams dan Phil Molyneux Yang digunakan menganilisis struktur pasar dan kinerja pada Perbankan Spanyol PM = Margin Keuntungan (profit margin) ASET = pangsa masing-masing bank. DANA = pangsa masing-masing bank dalam menghimpun dana. CAR = capital adequacy ratio LDR = loan to deposit ratio

Evaluasi Kinerja Bank Mandiri Sebelum dan Sesudah Merger Dasar Pengukuran Indikator Mean Rank Sebelum

Evaluasi Kinerja Bank Mandiri Sebelum dan Sesudah Merger Dasar Pengukuran Indikator Mean Rank Sebelum Merger Mean Rank Sesudah Merger Perfomance Keterangan Capital CAR 5, 50 12, 00 Kinerja Membaik Rekapitalisasi dan peningkatan modal meningkatkan kemampuan bank menanggung risiko kerugian Quality RORA 5, 50 12, 00 Kualitas aktiva produktif membaik Restrukturisasi kredit dan pengalihan kredit macet kepada BPPN memungkinkan bank ekspansi ke kredit baru yang lebih menguntungkan Management NIM 6, 50 8, 67 Laba operasional bersih relative membaik Pertumbuhan lambat karena fungsi intermediasi perbankan setelah krisis belum pulih selain itu penyaluran kreditpun belum optimal. Earnings ROA 7, 40 5, 67 Rentabilitas menurun Dana yang dihimpun cukup besar namun penyaluran dana belum dilakukan bank secara optimal Earnings BOPO 6, 40 9, 00 Tidak ada perbaikan efisiensi operasional Disebabkan tingginya biaya dana yang dihimpun sementara pendapatan bunga dari penanaman dana masih rendah Liquidity CMC 6, 10 10, 00 Tidak ada perbaikan likuiditas terhadap kewajiban antarbank Wajar karena pada umumnya bank pemerintah memiliki tagihan pada bank lain yang lebih besar daripada kewajibannya Liquidity LDR 8, 50 2, 00 Likuiditas terhadap pihak ketiga membaik Keseimbangan antara biaya dana dengan pendapatan bunga harus dijaga.