KEPERAWATAN HIV AIDS dan NAPZA PERTEMUAN 8 asuhan

  • Slides: 19
Download presentation
KEPERAWATAN HIV AIDS dan NAPZA PERTEMUAN 8: asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan NAPZA

KEPERAWATAN HIV AIDS dan NAPZA PERTEMUAN 8: asuhan keperawatan pada pasien dengan penyalahgunaan NAPZA yang mengalami komplikasi psikiatrik Ns. Ira Rahmawati S. Kep. , MNSc. (EM) Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Visi dan Misi Prodi Keperawatan Visi Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektulitas,

Visi dan Misi Prodi Keperawatan Visi Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektulitas, kreatifitas, dan kewirausahaan, dengan keunggulan dibidang nursing home care serta berdaya saing global pada tahun 2020 Misi 1) Mengembangkan program pendidikan Ners dengan keunggulan nursing home care yang berwawasan global dan berbasis Ilmu pengetahuan dan teknologi 2) Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang keperawatan dengan keunggulan nursing home care melalui kegiatan penelitian 3) Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care melalui pengabdian kepada masyarakat 4) Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursing home care yang berdaya saing global dan menciptakan calon pemimpin yang berkarakter bagi bangsa dan negara 5) Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi keperawatan dengan keunggulan nursing home care 6) Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care yang bermanfaat bagi organisasi profesi, bagi bangsa dan negara Indonesia serta segenap umat manusia

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu: Melakukan asuhan keperawatan pada pasien penyalahgunaan NAPZA yang

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu: Melakukan asuhan keperawatan pada pasien penyalahgunaan NAPZA yang mengalami komplikasi psikiatrik

Latar Belakang § Pemakaian jangka panjang NAPZA akan menyebabkan gangguan fisik, psikologis dan perilaku

Latar Belakang § Pemakaian jangka panjang NAPZA akan menyebabkan gangguan fisik, psikologis dan perilaku yang dapat bersifat permanent § > 50% pengguna NAPZA mengalami gangguan psikiatrik § Gangguan psikiatrik yang paling sering diantaranya adalah cemas, depresi, halusinasi, deficit perawatan diri, waham dan keinginan bunuh diri

Pasien dengan ketergantungan NAPZA dan mengalami gangguan psikiatrik dinamakan dual diagnosis Tanda dan gejala

Pasien dengan ketergantungan NAPZA dan mengalami gangguan psikiatrik dinamakan dual diagnosis Tanda dan gejala pasien mengalami gangguan psikiatrik 1. Resiko bunuh diri, ditandai dengan adanya a. Isyarat bunuh diri dengan mengatakan “ segala sesuatu akan baik tanpa saya” b. Mengancam bunuh diri c. Melakukan percobaan bunuh diri 2. Isolasi diri/menarik diri dengan ciri-ciri a. Menyatakan perasaaan ditolak oleh orang lain b. Perasaan tidak aman dengan orang lain c. Merasa tidak berguna, sering menyendiri d. Tidak ada motivasi dan inisiatif

3. Perilaku kekerasan, ditandai dengan adanya a. Muka merah dan tegang b. Pandangan tajam

3. Perilaku kekerasan, ditandai dengan adanya a. Muka merah dan tegang b. Pandangan tajam c. Bicara keras d. Suara tinggi e. Mengancam secara verbal f. Memukul 4. halusinasi, ditandai dengan adanya a. Mendengar suara-suara, bercakap-cakap sendiri b. Mendengar suara yang menyuruh untuk melakukan sesuatu yang berbahaya c. Melihat bayangan, hantu d. Mencium bau-bauan e. Merasakan sesuatu

5. Waham, ditandai dengan adanya a. Meyakini bahwa ia memiliki kekuasaan khusus b. Memiliki

5. Waham, ditandai dengan adanya a. Meyakini bahwa ia memiliki kekuasaan khusus b. Memiliki keyakinan terhadap agama secara berlebihan c. Meyakini bahwa ada seseorang yang berusaha mencederainya d. Meyakini bahwa bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit 6. Kecemasan : mengatakan cemas, jangtung berdebar 7. Panik 8. Kurang perawatan diri : pakaian kotor, rambut acak-acakan, badan bau

Diagnosa keperawatan 1. Resiko bunuh diri 2. Halusinasi 3. Menarik diri 4. Perilaku kekerasan

Diagnosa keperawatan 1. Resiko bunuh diri 2. Halusinasi 3. Menarik diri 4. Perilaku kekerasan 5. Waham 6. Kecemasan 7. Kurang perawatan diri

Tindakan keperawatan pada pasien dengan halusinasi Tujuan: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan keperawatan pada pasien dengan halusinasi Tujuan: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengenali halusinasi yang dialaminya 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Klien dapat mengikuti program pengobatan secara optimal

Tindakan keperawatan pada pasien dengan halusinasi 1. Bina hubungan saling percaya § Mengucapkan salam

Tindakan keperawatan pada pasien dengan halusinasi 1. Bina hubungan saling percaya § Mengucapkan salam § Berkenalan § Buat kontrak § Bersikap empati: mendengar keluhan klien dengan penuh perhatian, tidak membantah dan tidak membenarkan halusinasi klien 2. Membantu klien mengenali halusinasi § Diskusikan dengan klien tentang isi halusinasi § Diskusikan dengan klien waktu terjadinya halusinasi, frekuensi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan klien saat halusinasi muncul

3. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara a. Menghardik halusinasi dengan cara: - Klien

3. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara a. Menghardik halusinasi dengan cara: - Klien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul - Klien dilatih untuk tidak memperdulikan halusinasinya b. bercakap-cakap dengan orang lain c. Beraktifitas secara terjadual b. Menggunakan obat secara teratur

Latihan: 1. Latihan menghardik halusinasi Hal yang harus dihindari ketika merawat/berbicara dengan pasien yang

Latihan: 1. Latihan menghardik halusinasi Hal yang harus dihindari ketika merawat/berbicara dengan pasien yang mengalami halusinasi: 1. Jangan berdebat dengan pasien tentang apa yang nyata dan apa yang tidak nyata 2. Jangan mengatakan bahwa apa yang dilihat atau didengar pasien itu tidak benar atau tidak ada 3. Jangan menyentuh pasien tanpa permisi terlebih dahulu.

Tindakan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan Tujuan 1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku

Tindakan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan Tujuan 1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasanya 2. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan 3. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya 4. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya 5. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

Tindakan Keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya 2. Diskusikan dengan klien penyebab perilaku kekerasan

Tindakan Keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya 2. Diskusikan dengan klien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan lalu 3. Diskusikan bersama klien tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan psikologis dan social 4. Diskusikan bersama klien perilaku yang bisa dilakukan pada saat marah 5. Diskusikan bersama klien akibat yang dapat muncul dari perilakunya 6. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, obat, social atau verbal dengan cara menyatakan rasa marahnya secara asertif atau dengan beribadah.

Tindakan Keperawatan pada pasien dengan Waham Tujuan 1. Klien dapat berorientasi kepada realitas secara

Tindakan Keperawatan pada pasien dengan Waham Tujuan 1. Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap 2. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya 3. Klien menggunakan obat secara teratur Tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya 2. Tidak mendukung atau membantah waham klien 3. Yakinkan klien berada dalam keadaan yang aman 4. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari 5. Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan rasa takut dan cemas

6. Jika klien terus menerus membicarakan wahamnya maka dengarkan tanpa memberi dukungan atau menyangkal

6. Jika klien terus menerus membicarakan wahamnya maka dengarkan tanpa memberi dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya. 7. Berikan pujian jika penampilan dan orientasi klien sesuai realitas. 8. Anjurkan klien untuk melakukan aktifitas sesuai kemampuan yang dimilikinya 9. Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien 10. Berbicara dalam konteks realitas. 11. Bila Klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya berikan pujian yang sesuai.

Evaluasi keperawatan Untuk klien yang mengalami halusinasi, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan: 1. Klien

Evaluasi keperawatan Untuk klien yang mengalami halusinasi, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan: 1. Klien mampu mengungkapkan karakteristik halusinasinya yang mencakup - isi, waktu dan frekuensi halusinasinya - Situasi yang menimbulkan halusinasinya - Perasaan ketika mengalami halusinasi 2. Klien mampu melakukan 4 cara mengontrol halusinasinya, yaitu dengan cara: - Menghardik halusinasi - Bercakap-cakap dengan orang lain disekitarnya bila timbul halusinasi - Melakukan aktifitas secara terjadual - Mematuhi program pengobatan

Daftar Pustaka Kidd, P. , Sturt, PA. , and Fultz, J. 2011. Pedoman keperawatan

Daftar Pustaka Kidd, P. , Sturt, PA. , and Fultz, J. 2011. Pedoman keperawatan Emergensi. ECG: Jakarta Sumiati. , 2009. , Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyalahgunaan & Ketergantungan NAPZA. , Trans Info Media: Jakarta. Vonghia, L. , et al. 2008. ‘Acute Alcohol Intoxication’. , European Journal of Internal Medicine. , vol. 19. , pp. 561 -567.