INDIVIDU MK Komunikasi dan Perilaku Manusia Nathaniel Antonio

  • Slides: 35
Download presentation
INDIVIDU MK Komunikasi dan Perilaku Manusia Nathaniel Antonio Parulian, S. Psi, M. I. Kom

INDIVIDU MK Komunikasi dan Perilaku Manusia Nathaniel Antonio Parulian, S. Psi, M. I. Kom

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (1) Kita akan membahas dengan sebuah fokus pada individu &

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (1) Kita akan membahas dengan sebuah fokus pada individu & peran yang dimainkan oleh proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari & perkembangan diri kita dalam jangka panjang. Melalui penerimaan dan pengiriman pesan, maka kita akan melakukan sikap: memahami, membangun pemahaman dan bertindak terhadap orang -orang, keadaan dan objek dilingkungan kita. Saat kita memproses pesan-pesan penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman atau pengecapan, melakukan interaksi verbal maupun nonverbal & terlibat dalam pertukaran pesan, maka kita sedang bereaksi terhadap lingkungan kita.

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (2) Aksi, reaksi dan interaksi adalah sikap dasar dalam komunikasi

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (2) Aksi, reaksi dan interaksi adalah sikap dasar dalam komunikasi manusia. Tiga sikap tersebut digunakan dalam membangun hubungan orang tuaanak, pasangan & mempengaruhi interpretasi, perkembangan kognitif, pengembangan diri, ekspresi & refleksi diri. Interpretasi (1) – dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya kita menggunakan informasi sebagai dasar keputusan dalam mempengaruhi perilaku kita. Hendaknya kita tidak hanya memilih, menafsirkan dan mengingat pesan itu.

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (3) Empat jenis umum lingkungan informasi yang digunakan: › Georgrafis

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (3) Empat jenis umum lingkungan informasi yang digunakan: › Georgrafis – batas-batas fisik atau geografis. Contoh: sebuah ruang bangunan, lingkungan, kota, negara bagian, wilayah atau negara. › Interpersonal – kehadiran individu lain dalam situasi tatap muka. Contoh: situasi ucapan ritual (satu lift dengan orang lain/wawancara/percakapan). › Kelompok atau organisasi – keberadaan individu dalam suatu kelompok atau unit organisasi yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Contoh: organisasi keagamaan, perusahaan atau lembaga publik. › Budaya atau sosial – kehadiran individu yang mungkin tidak diketahui secara pribadi satu sama lain, tetapi dihubungkan oleh sebuah afiliasi umum budaya, etnis atau kebangsaan. Contoh: Latin, Afrika, Amerika dan Kanada.

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (4) Pengambilan keputusan yang kita lakukan, dapat memanfaatkan tahapan penggunaan

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (4) Pengambilan keputusan yang kita lakukan, dapat memanfaatkan tahapan penggunaan informasi melalui pesan yang digunakan sebagai dasar interpretasi dan tindakan. Penggunaan utama dari pesan yang ditafsirkan adalah untuk deskripsi: penentuan hakikat, karakteristik, tampilan sebuah objek, situasi atau orang lain. Hasil deskripsi ini diperlukan untuk fungsi komunikasi yang paling dasar seperti navigasi & berpasangan. Hal tersebut penting didalam hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat. Tahapan berikutnya adalah klasifikasi: membandingkan pengamatan baru dengan simpanan informasi dari pengalaman yang terbentuk sebelumnya – baik bagi orang, objek atau peristiwa.

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (5) Pada tahapan evaluasi: kita mengidentifikasi rentang kemungkinan hubungan antara

Reaksi, Aksi, dan Interaksi (5) Pada tahapan evaluasi: kita mengidentifikasi rentang kemungkinan hubungan antara diri kita dan benda-benda, situasi atau orang dilingkungan kita. Melalui evaluasi, akan memberikan keputusan bagi aksi/reaksi yang sesuai dan/atau yang diperlukan. Tahapan terakhir, dengan melakukan tindakan verbal atau non-verbal tertentu & mengumpulkan informasi sebagai “umpan balik” untuk memantau dan menilai dampak dari tindakan itu. Pada situasi tertentu, karena berbeda tujuan, kebutuhan, kebiasaan, dan faktor lainnya maka urutan proses ini bisa sangat bervariasi tergantung situasi satu dengan situasi yang lainnya.

Perkembangan Kognitif (1) O. J. Harvey – bahwa individu akan menyusun atau memahami situasi

Perkembangan Kognitif (1) O. J. Harvey – bahwa individu akan menyusun atau memahami situasi pribadi yang relevan. Pada setiap saat kita dilibatkan kedalam situasi untuk bereaksi atas, bereaksi untuk dan berinteraksi dengan lingkungan kita beserta orang didalamnya. Saat kita memproses informasi dan mengembangkan interpretasi, kita juga mengembangkan representasi atas berbagai hasil internalisasi dunia kita & memungkinkan kita untuk berpikir & memahami apa yang terjadi disekitar kita. Teori –teori personal atau representasi, memiliki ragam istilah, antara lain: citra, model mental, peta kognitif, atau jaringan semantik.

Perkembangan Kognitif (2) Belajar (1) – gambaran yang ada dalam benak kita, berkembang dari

Perkembangan Kognitif (2) Belajar (1) – gambaran yang ada dalam benak kita, berkembang dari waktu ke waktu dengan cara yang sangat kompleks. Kita terbantu dengan mewarisi “perangkat keras kognitif” – mulai belajar berhubungan dengan lingkungan sekitar. Secara bertahap, pandangan dunia individu meluas sejalan dengan perubahan yang cepat mengenai lingkungan dan pengalamannya. Peta kognitif seseorang akan terus berkembang untuk mendefinisikan secara lebih luas untuk berbagai hal yang ia temui, baik objek maupun lingkungan kemasyarakatannya.

Perkembangan Kognitif (3) Belajar (2) – seiring pertumbuhan, individu akan memilih, menafsirkan dan menyimpan

Perkembangan Kognitif (3) Belajar (2) – seiring pertumbuhan, individu akan memilih, menafsirkan dan menyimpan informasi dan belajar tentang hubungan lingkungan fisik dan sosial. Banyak informasi diproses, disimpan dalam memori jangka panjang. Pesan baru akan dirangkai secara sistematik terhadap informasi yang disimpan & disusun berdasarkan kesamaan karakteristiknya. Bersamaan dengan itu, kita belajar mengembangkan teori-teori pribadi kita. Teori pribadi dan berbagai representasi kita adalah konsekuensi informasi jangka panjang dari upaya-upaya kita mengadaptasi pesan-pesan yang ditemui sepanjang hayat kita.

Perkembangan Kognitif (4) Komunikasi melalui media dan perkembangan (1) – komunikasi melalui media memainkan

Perkembangan Kognitif (4) Komunikasi melalui media dan perkembangan (1) – komunikasi melalui media memainkan peran penting dalam proses perkembangan psikologis individu. Kasus yang terjadi didalam kehidupan bermasyarakat: anak-anak usia 6 -12 bulan menghabiskan waktu 1 -2 jam untuk menonton televisi, mengingat mereka telah mampu merespons secara visual dan verbal kepada tayangan televisi. Ketika menginjak usia 4 tahun, individu telah menjadi penonton tetap televisi. Anak-anak dan remaja mengalokasikan waktunya untuk bermain permainan elektronik, seperti permainan kekerasan fantasi. Dampak yang ditimbulkan: konsep diri yang negatif pada anak perempuan , namun tidak terdapat korelasi antara permainan game bagi anak laki-laki.

Perkembangan Kognitif (5) Karakteristik Representasi Pribadi (1) – sebagai konsekuensi dari komunikasi, kita memperoleh

Perkembangan Kognitif (5) Karakteristik Representasi Pribadi (1) – sebagai konsekuensi dari komunikasi, kita memperoleh teori pribadi dan model mental yang mengarahkan perilaku kita pada situasi tertentu. Model mental kita akan membimbing kita mengenai: apa yang harus dikatakan, kapan mengatakannya, bagaimana untuk bertindak & memberitahu dalam satu situasi, apa yang harus mendapat perhatian & yang harus diabaikan, apa yang harus dihargai dan tidak disukai, apa & siapa yang harus kita percaya, dsb. Representasi ini adalah cara untuk mengarahkan kita dalam lingkungan fisik dan simbolik – dasar bagi fungsi kita sebagai manusia. Representasi ini akan membawa kita untuk bertindak dan bereaksi & membawa pengetahuan kita tentang lingkungan ke waktu-waktu berikutnya.

Perkembangan Kognitif (6) Karakteristik Representasi Pribadi (2) – dalam meyakini arti penting modal, nilai-nilai

Perkembangan Kognitif (6) Karakteristik Representasi Pribadi (2) – dalam meyakini arti penting modal, nilai-nilai & teori pribadi memungkinkan kita untuk mengabaikan fungsi & kekurangannya. Dengan satu alasan mendasar bahwa, representasi kita sudah terdefinisi dengan baik sehingga memperoleh kualitas objektif & representasi kita menjadi kokoh. Representasi itu adalah hasil dari kreasi pribadi kita. Hal itu terjadi karena beberapa alasan: › Lingkungan terus berubah, sedangkan representasi kita relatif tetap. › Setiap representasi tidak lengkap. › Representasi bersifat pribadi dan subjektif. › Representasi adalah produk sosial. › Representasi sulit untuk berubah.

Perkembangan Kognitif (7) › Berubah – masalah internal dengan kenyataan eksternal tidak pernah selesai.

Perkembangan Kognitif (7) › Berubah – masalah internal dengan kenyataan eksternal tidak pernah selesai. › Berkaitan dengan proses menyerupai kenyataan alami lingkungan, sedangkan lingkungan selalu berubah. › Simbol dan gambaran simbolik kita tidak selalu berubah dengan cara yang sama, atau pada kecepatan yang sama dengan yang terjadi pada lingkungan. › Guna representasi kita sering tergantung pada waktu. › Dunia & perilaku penduduknya dapat berubah secara substansial dari satu waktu ke lain waktu, peta kognitif kita selalu peka terhadap perubahan ini.

Perkembangan Kognitif (8) › Tidak lengkap – adanya ketidaksesuaian antara peta kognitif dengan lingkungan

Perkembangan Kognitif (8) › Tidak lengkap – adanya ketidaksesuaian antara peta kognitif dengan lingkungan kita. › Representasi kita selalu kurang lengkap dan kurang komprehensif daripada yang digambarkan. › Gambaran pribadi kita juga sedemikian selektif. Gambaran kita adalah generalisasi aspek-aspek yang diseleksi secara kategoris atau stereotip dari lingkungan untuk kenyamanan kita sendiri. › Tindakan stereotip cenderung mengurangi perbedaan individual untuk melakukan generalisasi tentang sebuah kelompok yang mungkin dapat merusak individu atau masyarakat. › Stereotip umumnya memiliki dimensi evaluatif – tampak negatif atau positif.

Perkembangan Kognitif (9) › Pribadi & subjektif – kita berkembang dalam usaha kita menyesuaikan

Perkembangan Kognitif (9) › Pribadi & subjektif – kita berkembang dalam usaha kita menyesuaikan diri dengan situasi yang kita jumpai dalam kehidupan. › Gambaran dan aturan yang kita kembangkan sebagai hasil dari pengalaman menjadi sangat bervariasi dari orang ke orang. › Setiap kita membuat gambaran masing-masing mengenai suatu objek. › Produk sosial – orang tua, keluarga, dan generasi sebelumnya memainkan peranan penting dalam menentukan pesan dan pengalaman yang akan dialami oleh kita. › Bahasa yang kita gunakan merupakan produk yang dikembangkan yang mendukung pengetahuan yang kita perlukan. › Bahasa merupakan keterampilan yang kita dapatkan melalui pembelajaran sosial.

Perkembangan Kognitif (10) › Stabil dan kaku – kehadiran pesan baru umumnya tidak banyak

Perkembangan Kognitif (10) › Stabil dan kaku – kehadiran pesan baru umumnya tidak banyak menghasilkan perubahan yang mendasar. › Peta gambaran dan kebiasaan yang kuat cenderung membimbing kita kearah pesan dan sumber pesan yang secara umum sejalan dengan representasi atau teori pribadi yang telah kita kembangkan. › Kecenderungan kita adalah untuk mengabaikan atau mendistorsi informasi yang bertentangan atau tidak mendukung gambaran kita. › Dalam beberapa hal, perubahan model dapat terjadi, karena bobot pembuktian yang bertambah, pengaruh orang yang kita anggap penting, kejadian yang luar biasa dalam hidup. › Hal-hal tersebut diatas yang dapat mengarahkan kita kepada perubahan mendasar dalam cara-cara bertindak, bereaksi & berinteraksi.

Pengembangan Diri (1) Gordon Allport berpendapat bahwa “menjadi” (becoming) merupakan proses dinamis manusia untuk

Pengembangan Diri (1) Gordon Allport berpendapat bahwa “menjadi” (becoming) merupakan proses dinamis manusia untuk mengembangkan, memodifikasi, dan memperbaiki identitas pribadi kita – menjadi “konsep diri”. Definisi konsep diri lebih mendalam: pandangan dan perasaan tentang diri kita, baik secara psikologis, sosial dan fisik. Contoh: watak (psikologis), pandangan orang lain tentang diri kita (sosial), kuat atau lemah (fisik). Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian diri yang meliputi apa yang kita pikirkan & kita rasakan tentang diri kita sendiri. Konsep diri memiliki dua komponen: komponen kognitif (citra diri) – selfimage & komponen afektif (harga diri) – self-esteem

Pengembangan Diri (2) Contoh pernyataan kognitif (self image): “Saya ini orang pandai” Sementara itu,

Pengembangan Diri (2) Contoh pernyataan kognitif (self image): “Saya ini orang pandai” Sementara itu, komponen afektif atau harga diri (self-esteem) terdapat pada individu yang memiliki sifat positif terhadap diri mereka sendiri. Mereka percaya bahwa sejumlah kemampuan yang mereka miliki, dapat dibanggakan dihormati. Mereka mampu mengatasi masalah sulit dengan lebih baik, karena mampu menerima diri sendiri apa adanya. Potensi yang kita miliki dipengaruhi dan dibentuk oleh pengalaman hidup didalam lingkungan fisik & komunikasi. Seperti yang terjadi pada pengembangan diri kita yang dibentuk pada masa kanak-kanak, dimana orang terdekat adalah model untuk bagaimana kita bertindak, berpikir & memiliki perasaan tentang diri kita sendiri.

Pengembangan Diri (3) George Herbert Mead (1934) – menyebutnya sebagai significant others atau tokoh

Pengembangan Diri (3) George Herbert Mead (1934) – menyebutnya sebagai significant others atau tokoh Richard Dewey dan W. J. Humber menyebutnya sebagai affective others – orang lain yang memiliki ikatan emosional. Bentuk sikap yang diberikan seperti: senyuman, pujian, penghargaan, pelukan membangun konsep diri yang positif. Bentuk sikap yang ditunjukkan seperti: ejekan, cemoohan, dan hardikan membangun konsep diri yang negatif. Mereka mengarahkan tindakan kita, tidak terasa meresap kedalam diri kita lalu membentuk pikiran kita dan menyentuh kita secara emosional.

Pengembangan Diri (4) Ketika kita menginjak usia dewasa, kita mencoba menghimpun penilaian semua orang

Pengembangan Diri (4) Ketika kita menginjak usia dewasa, kita mencoba menghimpun penilaian semua orang yang memiliki hubungan dengan kita. Kita akan memberikan penilaian tentang diri kita sesuai dengan persepsi orang lain – situasi ini dinamakan: Generalized others (George Herbert Mead). Dengan demikian, kita akan memandang diri kita seperti orang lain memandangnya. Carol Gilligan berpendapat bahwa laki-laki & perempuan mengalami lingkungan sosial yang berbeda-beda. Perempuan melihat diri sendiri sebagai pertanggung-jawaban & memiliki dampak terhadap hubungan dengan orang lain. Laki-laki melihat diri dengan prinsip hierarkis, untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah (etika hukum).

Pengembangan Diri (5) Pertemuan tatap muka dengan kelompok, organisasi & masyarakat juga menjadi pembentuk

Pengembangan Diri (5) Pertemuan tatap muka dengan kelompok, organisasi & masyarakat juga menjadi pembentuk pengaruh & mempengaruhi nilai, pendapat, pilihan pekerjaan, harapan, pilihan politik & mengembangkan tingkah laku & gaya berpakaian yang sama. Komunikasi dan teknologi informasi juga berperan dalam mempengaruhi perkembangan diri individu – contohnya: pada individu yang menggunakan internet sebagai sumber informasi kesehatan.

Pengembangan Diri (6) Tekanan dan pertumbuhan (1) - pengembangan diri merupakan proses penyesuaian terus

Pengembangan Diri (6) Tekanan dan pertumbuhan (1) - pengembangan diri merupakan proses penyesuaian terus menerus terhadap banyak pengaruh, tantangan dan kesempatan yang kita jumpai menciptakan tekanan (stress). Tekanan yang dialami manusia merupakan tekanan yang lebih mengancam secara psikologis, dibandingkan fisik. Tantangan akibat penolakan dari orang yang dikasihi, debat dengan kolega, kegagalan menempuh ujian, tekanan karena pekerjaan yang belum selesaitenggat waktu semakin mendekat. Peristiwa positif seperti pernikahan, juga menjadi sumber tekanan. Reaksi yang timbul akibat tekanan yang dialami, kita cenderung menahan tubuh kita meskipun pikiran kita melarikan diri dari situasi yang ada.

Pengembangan Diri (7) Tekanan dan pertumbuhan (2) – tekanan dapat menjadi kekuatan yang sangat

Pengembangan Diri (7) Tekanan dan pertumbuhan (2) – tekanan dapat menjadi kekuatan yang sangat positif – menyajikan peluang untuk pertumbuhan pribadi dan sosial. Tekanan bagi kita akan bergantung kepada cara-cara kita mengambil peluang yang tersedia sebagai tantangan hidup. Apakah berhasil atau gagal. Proses “menjadi” bukanlah sesuatu yang pasif, kita menjadi tergantung pada kita menjalani hidup ini. Apapun kita sebagai sosok penguasa/penurut, percaya diri/pemurung, kaku/fleksibel, pasif/tegas, sangat dipengaruhi oleh dan cara kita menyesuaikan diri terhadap pengalaman komunikasi yang membuat kita menjadi seperti sekarang.

Ekspresi Diri (1) Kemampuan kita mengekspresikan diri merupakan komponen penting dalam proses komunikasi relasional.

Ekspresi Diri (1) Kemampuan kita mengekspresikan diri merupakan komponen penting dalam proses komunikasi relasional. Ekspresi diri adalah aspek dasar dari aktivitas manusia dan upaya kita mengolah informasi, memastikan kejelasan dan akurasi pesan yang ingin kita sampaikan atau terima. Erving Goffman Ia menjelaskan ekspresi diri menggunakan metafora teater – dimana setiap individu adalah aktor diatas panggung & menampilkan dirinya untuk menghibur penonton. Sama halnya dengan interaksi tatap muka antar individu yang menceritakan kisah-kisah satu sama lain. Penting untuk memahami cara atau kebiasaan mengekspresikan diri, apakah kita ingin memodifikasi/mengubahnya agar sesuai dengan kebutuhan atau harapan orang lain.

Ekspresi Diri (2) Komunikasi ekpresif belum tentu merupakan proses yang disengaja, melainkan melalui perilaku

Ekspresi Diri (2) Komunikasi ekpresif belum tentu merupakan proses yang disengaja, melainkan melalui perilaku verbal & non-verbal, kita bisa membuat dasar bagi kesan diri kita & membentuk kesan bagi orang lain. Kenneth Burke berpendapat bahwa setiap orang melihat dunia layaknya drama. Ia mengembangkan 5 (lima) elemen untuk menganalisis bahasa individual dalam ber-ekspresi: › Scene – mengubah setting (panggung), akan mengubah sikap setiap individu. › Act – suatu penyebab tindakan yang dilakukan tiap individu, terjadi atas proses dan rekaman informasi. › Agent – aktor yang memainkan peran. › Agency – alat yang digunakan aktor untuk mencapai tujuan. › Purpose – alasan mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan. Terdapat kekuatan diluar diri individu yang mengarahkan perilaku.

Ekspresi Diri (2) Kecerdasan emosional (1) – salah satu kunci kompetensi dalam hubungan adalah

Ekspresi Diri (2) Kecerdasan emosional (1) – salah satu kunci kompetensi dalam hubungan adalah kemampuan efektif dalam mengelola emosi kita. Daniel Goleman mendefinisikannya sebagai kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan emosi berkaitan dengan cara dimana kita mengerti dan mengatur reaksi emosional kita. Fakta kecerdasan emosional yang dirumuskan oleh para pakar, antara lain: › Kesadaran diri – kemampuan untuk mengenali dan memahami suasana hati kita sendiri: emosi, dorongan, serta dampaknya terhadap orang lain. › Regulasi diri – kemampuan untuk mengendalikan gerak & suasana hati (mood), dan berpikir sebelum mengambil tindakan. › Motivasi – kesabaran bekerja & cenderung penuh semangat secara terus menerus untuk mencapai tujuan.

Ekspresi Diri (3) Kecerdasan emosional (2) – › Empati – kapasitas untuk memahami emosi

Ekspresi Diri (3) Kecerdasan emosional (2) – › Empati – kapasitas untuk memahami emosi dan reaksi orang lain. › Keterampilan sosial – kemampuan dalam membangun dan memelihara jaringan antar-pribadi dan membangun hubungan baik. Kecerdasan emosional tampak dalam perilaku komunikasi verbal & non-verbal mempengaruhi dinamika dan hubungan antar-pribadi.

Kesadaran Diri (1) Perenungan dan Pemantauan Diri (1) – adalah kemampuan kita dalam melakukan

Kesadaran Diri (1) Perenungan dan Pemantauan Diri (1) – adalah kemampuan kita dalam melakukan refleksi diri dalam memandang & menganalisis diri, pikiran, dan tindakan kita. Memungkinkan kita dalam mengalihkan perhatian ke dalam diri mampu menelaah perilaku komunikasi kita sendiri. Dengan demikian, kita memproses pesan yang sumbernya adalah diri kita sendiri – komunikasi intrapersonal & self monitoring. Terlibat dalam pemantauan diri baik dalam situasi berbicara didepan umum, wawancara kerja, bertemu teman dekat & rekan sejawat.

Kesadaran Diri (2) Perenungan dan Pemantauan Diri (2) – bagi individu yang memiliki tingkat

Kesadaran Diri (2) Perenungan dan Pemantauan Diri (2) – bagi individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang tinggi, cenderung menggunakan pemikiran mereka dalam situasi sosial yang dihadapinya. Bagi individu yang pemantauan dirinya rendah, akan cenderung bertindak konsisten dengan nilai, sikap & keyakinan mereka. Jika kita ingin meraih tujuan komunikasi kita, maka kita hendaknya mengerti hakikat ber-komunikasi, mampu memantau & menyesuaikan perilaku komunikasi kita. Salah satu cara berpikir tentang pemahaman kita tentang diri kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi adalah dengan menggunakan Jendela Johari (The Johari Windows) Jendela Johari menyediakan cara yang berguna untuk berpikir tentang dinamika kesadaran diri mengenai perilaku, perasaan & motif.

Jendela Johari (The Johari Windows) Model dinamika kesadaran diri yang terdiri dari perilaku, perasaan

Jendela Johari (The Johari Windows) Model dinamika kesadaran diri yang terdiri dari perilaku, perasaan & motivasi: Kuadran 1 (biru) – diketahui diri & orang lain. Kuadran 2 (jingga) – diketahui orang lain & tidak diketahui diri. Kuadran 3 (hijau) – diketahui diri & tidak diketahui orang lain. Kuadran 4 (hitam) – tidak diketahui diri & tidak diketahui oleh orang lain.

Kesadaran Diri (3) Perenungan dan Pemantauan Diri (3) – Joseph Luft, memberikan beberapa saran

Kesadaran Diri (3) Perenungan dan Pemantauan Diri (3) – Joseph Luft, memberikan beberapa saran untuk bagaimana seseorang dapat meningkatkan kesadaran diri: › Saling percaya untuk meningkatkan kesadaran & mengurangi ancaman yang dapat menurunkan kesadaran. › Kesadaran yang dipaksa & yang tidak diinginkan – hal yang tidak efektif. › Belajar akan perubahan pada interaksi antar-pribadi. › Adanya sensitivitas untuk menghormati keinginan orang lain dan menghargai aspek perilaku yang tertutup.

Kesadaran Diri (4) Berbicara dengan diri sendiri (1) – umumnya kita menghabiskan waktu untuk

Kesadaran Diri (4) Berbicara dengan diri sendiri (1) – umumnya kita menghabiskan waktu untuk menganalisis bagaimana kita berbicara dengan orang lain. Kita juga menghabiskan waktu untuk berpikir tentang bagaimana cara kita berbicara dengan orang lain & cara mereka berbicara dengan kita. Ada satu hal yang dapat memberikan petunjuk kepada kita untuk mendapatkan manfaat yang dapat kita raih seperti kita berhubungan dengan orang lain. Satu hal tersebut dengan cara berbicara dengan diri sendiri, yang memiliki manfaat untuk mendukung dan memaafkan diri kita sendiri terhadap suatu peristiwa hidup yang kita alami.

Implikasi dan Aplikasi (1) Kebutuhan dasar komunikasi adalah memahami situasi yang kita hadapi. Menggunakan

Implikasi dan Aplikasi (1) Kebutuhan dasar komunikasi adalah memahami situasi yang kita hadapi. Menggunakan pesan untuk membuat keputusan tentang lingkungan fisik, manusia dan lingkungan sosial. Konsekuensi dari interpretasi seseorang adalah terbentuknya pola yang menjadi dasar pembuatan teori-teori pribadi/representasi – memandu cara kita melakukan penginderaan, memahami, dan bertindak terhadap orang, objek, dan keadaan yang kita jumpai. Representasi pribadi memiliki kelebihan maupun kekurangan. Representasi menjadi berharga sebagai panduan untuk mengorientasikan diri kedalam sesuatu yang tampaknya kebalikan dari dunia nyata, sesuatu yang baru & belum ter-pola.

Implikasi dan Aplikasi (2) Representasi pribadi dapat dianggap sesuatu yang menyesatkan –karena representasi tidak

Implikasi dan Aplikasi (2) Representasi pribadi dapat dianggap sesuatu yang menyesatkan –karena representasi tidak lengkap, bersifat pribadi, subjektif & sukar berubah. Sebagai individu, banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman komunikasi dalam hubungan, kelompok, organisasi & budaya. Tekanan & pertumbuhan memiliki hubungan. Dimana pada saat kita merasa gagal, takut, dan rugi sangat sulit untuk melihatnya sebagai pengalaman yang positif – peristiwa tersebut menjadi dasar pertumbuhan intelektual dan emosional kita. Dalam membentuk kesan, kita ingin terlihat & berpikir melalui cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan komunikasi.

Implikasi dan Aplikasi (3) Ekspresi diri – memungkinkan kita membuat perencanaan dan menentukan tujuan

Implikasi dan Aplikasi (3) Ekspresi diri – memungkinkan kita membuat perencanaan dan menentukan tujuan untuk kita sendiri. Kesadaran diri – memungkinkan kita menilai kinerja kita sendiri, menilai kinerja berdasarkan tujuan kita, dan mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kinerja diwaktu berikutnya. Self-talk menjadi salah satu bentuk yang paling penting dari komunikasi manusia.