Higher Order Thinking Skill Mengapa Apa Bagaimana WORKSHOP
Higher Order Thinking Skill Mengapa, Apa, Bagaimana WORKSHOP PENINGKATAN MUTU KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SOAL HOTS
TUJUAN WORKSHOP Peserta Workshop mampu: 1. Memahami latar belakang/arti pentingnya HOTS (Mengapa), Konsep HOTS (Apa), dan cara/langkah-langkah menyusun soal HOTS (bagaimana). 2. Menyusun soal HOTS 3. Mengimbaskan penyusunan soal HOTS di sekolah
MENGAPA HOTS? 1. Hasil Tes PISA 2. Hasil Implementasi Kurikulum 2013 3. Tantangan Abad ke-21 4. Keselarasan Kurikulum
MENGAPA HOTS? 1. Berdasarkan hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai peserta didik Indonesia sangat rendah. Pada umumnya kemampuan peserta didik Indonesia sangat rendah dalam: (1) memahami informasi yang kompleks; (2) teori, analisis, dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah; dan (4) melakukan investigasi.
PISA DAN PERINGKAT INDONESIA Apa itu PISA? PISA (the Program for International Student Assessment) adalah ujian di seluruh dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali untuk mengukur kecerdasan pelajar sekolah berusia 15 tahun di 70 -an negara. Sekitar 540. 000 siswa dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia mengikuti ujian yang di selenggarakan oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2015. https: //www. kaskus. co. id/thread/5 a 156 d 3 fdad 770 ec 548 b 456 c/daftar-rankingmatematika-dan-sains-sedunia-indonesia-peringkat-62/
Mengapa Singapura begitu sukses di bidang pendidikan? • Dari negeri termiskin di dunia di tahun 1965, dengan perpaduan etnis, agama dan bahasa, Singapura telah mengalahkan negara-negara terkaya di Eropa, Amerika Utara dan Asia untuk menjadi nomor satu dalam dunia pendidikan. • Prof Sing Kong Lee, wakil presiden Nanyang Technological University, mengatakan bahwa faktor kuncinya adalah standar pengajaran. • "Singapura banyak berinvestasi dalam kualitas pengajaran - untuk meningkatkan prestise dan status pengajaran dan untuk menghasilkan lulusan terbaik, " kata Prof Lee.
MENGAPA HOTS? 2. PANDANGAN BERBAGAI PIHAK TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 1. Proses pembelajaran masih dominan dikuasai oleh guru, 2. pelaksanaan pembelajaran masih satu arah, 3. model pembelajaran monoton, 4. ruang bagi peserta didik untuk membangun 4 C masih minim, 5. sajian soal-soal HOTS masih terbatas sehingga pembiasaan peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal HOTS masih minim, 6. fasilitasi kepala sekolah bagi guru untuk menjalankan pembelajaran dan penilaian masih terbatas, 7. pada berbagai kasus adanya ketidak selarasan pemahaman dan penguasaan kebijakan dan konsep pembelajaran dan penilaian antara pengawas, kepala sekolah dan guru. Proses pembelajaran pada SMA pelaksana Kurikulum 2013 dipandang masih dalam proses penyesuaian dari seperti tuntutan Kurikulum 2013. Proses penyesuaian tersebut dinilai terlalu lama bagi sebuah perubahan (5 tahun) sehingga dipertanyakan apa yang salah dari implementasi Kurikulum 2013.
FENOMENA LAIN BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 “Kecenderungan menurunnya hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2018 (tahun pelajaran 2017/2018) pada sebagian besar SMA termasuk SMA Rujukan (data riil masih sedang dalam proses Puspendik). Meskipun penurunan tersebut mungkin tidak semata-mata karena penerapan Kurikulum 2013, tetapi sempat viral pada sosial media yang mempertanyakan tentang beberapa soal UN yang “sulit”. Soal-soal “sulit” yang menjadi pembahasan di sosial media ditengarai merupakan soal HOTS. PERTANYAAN Bagaimana proses pembelajaran terjadi di kelas jika disajikan beberapa soal HOTS pada UN tahun 2018 masih banyak peserta didik merasa kesulitan menjawab model soal tersebut. Pertanyaan tersebut tentunya tidak dalam rangka membebankan persoalan kepada guru, tetapi ingin mengidentifikasi kenyataan yang terjadi didepan kelas, mengidentifikasi permasalahannya dan mencari solusi bersama agar maju bersama hebat semua.
Mengapa HOTS? 3. Kecakapan yang diperlukan untuk menghadapi fenomena pergeseran pada abad-21 tersebut?
Mengapa HOTS? 3. Kecakapan yang diperlukan untuk menghadapi fenomena pergeseran pada abad ke-21 tersebut? Literasi Dasar Kompetensi Karakter Kemampuan menggunakan core skills untuk kehidupan sehari-hari Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan kompleks Kemampuan siswa menghadapi perubahan pesat pada lingkungan Literasi membaca Berpikir kritis Numerasi Kreatif Literasi IPA Komunikasi Literasi TIK Kolaborasi Literasi finansial Literasi budaya &bermasyarakat Ingin tahu Inisiatif Gigih Adaptif Kepemimpinan Kepekaan sosial dan budaya
Mengapa HOTS? 4. Keselarasan Kurikulum (Curriculum Alignment)
Apa yang dimaksud dengan KESELARASAN ? Adanya KECOCOKAN (MATCH) antara: • Apa yang diharapkan dalam kurikulum (kompetensi) • Apa yang dipelajari siswa; dan • Apa yang kita nilai.
PENYELARASAN (alignment) TUJUAN (deskripsi tentang apa yang seharusnya dikuasasi siswa setelah pembelajaran) PENILAIAN (tugas yang mencakup umpan balik ttg sikap, pengetahuan & keterampulan siswa) PEMBELAJARAN (konteks dan kegiatan siswa yang mampu membuat siswa terlibat secara aktif)
APA ITU HOTS? HOTS atau higher order thinking skills adalah proses berpikir tingkat tinggi. Dalam taksonomi bloom yang direvisi Anderson menduduki level C 4, C 5 dan C 6, analisis, evaluasi. dan kreasi. HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi Guru dituntut untuk melakukan proses pembelajaran yang HOTS sehingga muaranya peserta didik mampu menyelesaikan soal HOTS. Soal HOTS harus mampu mengukur transfer of knowledge, Problem solving dan Critical thinking. Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat (remember), memahami (undestand), atau menerapkan (apply)
Aspek-Aspek HOTS sebagai Transfer of Knowledge HOTS sebagai Critical-Creative Thinking HOTS sebagai Problem Solving
Bloom taxonomy dipandang sebagai sebuah hierarki kegiatan-kegiatan yang bersifat lower order dan higher order. n (berdasarkan Mc. Curry) EVALUATION SYNTHESIS ANALYSIS APPLICATION COMPREHENSION KNOWLEDGE 'lower order' 'higher order'
PROSES BERPIKIR (Bloom) Proses Berfikir Makna C 1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan C 2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar C 3 Menerapkan/ Mengaplikasikan Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa C 4 Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan C 5 Menilai/ Mengavaluasi C 6 Mengkrasi/ Mencipta Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru
Dimensi Proses Kognitif (dari Anderson & Krathwohl, 2001) Kategori/ proses kognitif Definisi Mengingat (Remember) Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang. Mengerti (Understand) Mengambil arti/makna dari instruksi yang diberikan, termasuk komunikasi secara oral/lisan, tulisan dan grafik. Menerapkan (Apply) Mengikuti atau menggunakan prosedur di situasi yang berbeda/tidak lazim. Menganalisa (Analyse) Pisahkan bahan menjadi bagian-bagian dan tentukan bagaimana tiap bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain dan terhadap suatu struktur atau fungsi secara keseluruhan. Mengevaluasi (Evaluate) Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar. Membuat (Create) Menyatukan elemen-elemen agar membentuk sebuah kesatuan yang logis atau fungsional; menyusun kembali elemen-elemen menjadi sebuah pola atau struktur baru.
Mengingat (C 1) Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasagkan Membaca Menamai Menandai Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Mentabulasi Memberi kode Menulis Menyatakan Menelusuri Memahami (C 2) Memperkirakan Menjelaskan Menceritakan Mengkatagorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menggali Mengubah Mempertahankan Mengartikan Menerangkan Menafsirkan Memprediksi Melaporkan Membedakan Mengaplikasikan (C 3) Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengkalkulasi Memodifikasi Menghitung Membangun Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Memecahkan Melakukan Mensimulasikan Mentabulasi Memproses Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan Mengoperasikan Meramalkan Menganalisis (C 4) Mengaudit Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Memecahkan Menegaskan Menganalisis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Menguji Mencerahkan Membagankan Menyimpulkan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mengaitkan Mentransfer Melatih Mengedit Menemukan Menyeleksi Mengoreksi Mendeteksi Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan Memadukan Mengevaluasi (C 5) Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan Mengkritik Mengarahkan Memutuskan Memisahkan menimbang Mencipta/ Membuat (C 6) Mengumpulkan Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengkatagorikan Membangun Mengkreasikan Mengoreksi Merencanakan Memadukan Mendikte Membentuk Meningkatkan Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi Membuat Menyiapkan Memproduksi Memperjelas Merangkum Merekonstruksi Mengarang Menyusun Mengkode Mengkombinasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan Menghubungkan Menciptakan Menampilkan
LEVEL KOGNITIF • Level 1: mengingat (C 1) dan memahami (C 2), • Level 2: mengaplikasikan (C 3), Dimensi proses kognitif berdasarkan taksonomi Bloom • Level 3: menganalisis (C 4), mengevaluasi yang telah direvisi dikelompokkan ke dalam tiga(C 5), level dan mencipta (C 6)kognitif, yaitu:
Ciri-Ciri Soal HOTS 1. transfer satu konsep ke konsep lainnya 2. memproses dan menerapkan informasi 3. mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda- beda 4. menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah 5. menelaah ide dan informasi secara kritis
Persepsi Mengenai Soal Higher Order Thinking Skills Soal HOTS BUKANLAH soal yang pasti lebih sukar Eubacteria yang dapat menghasilkan zat racun pada makanan kemasan dalam kaleng adalah. . A. Pseudomonals sp. B. Thiobacillus ferrooksidans C. Clostridium botulinum D. Escherichia coli E. Acetobacter xylinum Hafalan akan menjadi lebih sukar saat kita LUPA
Rambu Penyusunan Soal HOTS 1. Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur 2. Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus “WAJIB” 3. Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi bukan level tertinggi
Trik menyusun soal HOTs 1. Gunakan Konteks Dunia Nyata Soal A. 3: Seorang peneliti menetapkan tingkat signifikansi 0, 05. Berapakah nilai uji signifikansi yang dapat diterima untuk menolak hipotesis penelitian? Penyajian Kasus Nyata memungkinkan proses menelaah informasi Soal A. 4: Seorang peneliti membandingkan berat badan dua kelompok untuk meneliti efektivitas obat pelangsing. Peneliti tersebut menetapkan taraf signifikansi 0, 05. Hasil uji signifikansi memperoleh nilai 0, 017. Apakah yang dapat disimpulkan oleh peneliti tersebut?
Trik menyusun soal HOTs 2. Berikan Pertanyaan yang terkait analis is visual Melalui analisa visual Soal B. 1 Apakah peran burung elang dalam suatu rantai makanan? Soal B. 2 Seorang ilmuwan berhasil menemukan pestisida ampuh pembasmi ulat sehingga jumlah ulat menurun dengan drastis. Apakah yang akan terjadi kepada elang? bagan yang kompleks, maka tingkat berfikir ordenya lebih tinggi
Trik menyusun soal HOTs 3. Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan Abad ke-21 adalah abad digital dan abad informasi. Arus informasi yang begitu deras berdampak negatif terhadap disintegrasi bangsa. Misalnya kejadian SARA di suatu sekolah yang belum terverifikasi kebenarannya, diunggah seorang pelajar di media sosial. Berita tersebut akan cepat tersebar ke masyarakat luas sehingga memicu konflik antar kelompok. Oleh karena itu, pembatasan penggunaan media sosial harus diterapkan kepada semua pelajar. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? Jelaskan alasanmu!
Trik menyusun soal HOTs 4. Soal pilihan ganda dan soal objektif DAPAT mengukur HOTS SOAL STUDI PISA GEMPA BUMI M 509 Q 01
Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan. Berikut dipaparkan langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relative sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
PERAN SOAL HOTS DALAM PENILAIAN 1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21 2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah 3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik 4. Meningkatkan mutu Penilaian
Implementasi Penyusunan Soal-Soal HOTS Penyusunan soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan dapat diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut. 1. Kepala sekolah memberikan arahan teknis kepada guru-guru/ MGMP sekolah tentang strategi penyusunan soal-soal HOTS yang mencakup: a. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS; b. Menyusun kisi-kisi soal HOTS; c. Menulis butir soal HOTS; d. Membuat pedoman penilaian HOTS; e. Menelaah dan memperbaiki butir soal HOTS; f. Menggunakan beberapa soal HOTS dalam penilaian.
Implementasi Penyusunan Soal-Soal HOTS 2. Wakasek Kurikulum dan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah menyusun rencana kegiatan untuk masing-masing MGMP sekolah yang memuat antara lain uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, jadwal pelaksanaan kegiatan. Kepala sekolah menetapkan dan menandatangani rencana kegiatan dan rambu-rambu tentang penyusunan soal-soal HOTS; 3. Kepala sekolah menugaskan guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai rencana kegiatan; 4. Guru/MGMP sekolah melaksanakan kegiatan sesuai penugasan dari kepala sekolah; 5. Kepala sekolah dan wakasek kurikulum melakukan evaluasi terhadap hasil penugasan kepada guru/MGMP sekolah; 6. Kepala sekolah mengadministrasikan hasil kerja penugasan guru/MGMP sekolah, sebagai bukti fisik kegiatan penyusunan soal-soal HOTS.
TUGAS INDIVIDU Susunlah perangkat soal HOTS sesuai dengan mata pelajaran yang bapak/ibu ajarkan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Soal terdiri atas dua soal pilihan ganda dan satu soal uraian. 2. Soal dilengkapi dengan kisi-kisi, kartu soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian, dan telaah soal.
RUJUKAN Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Pemantapan Pembelajaran dan Penilaian Pada Implementasi Kurikulum 2013 SMA (PPT). Rachamati. 2018. Higher Order Thinking Skills dan Contextual Assessment: Mengapa, Apa, Bagaimana. (PPT). Sajidan. 2018. Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (PPT) Suprananto. 2018. Keselarasan Kurikulum (Curriculum Alignment) (PPT). Widana, I Wayan. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Slides: 47