TEKNOLOGI PUPUK HAYATI FUNGI PELARUT FOSFAT Oleh MASAYU
- Slides: 22
TEKNOLOGI PUPUK HAYATI FUNGI PELARUT FOSFAT Oleh : MASAYU RODIAH 20082002005
LATAR BELAKANG P TANAH P TERSEDIA RENDAH P TERIKAT TINGGI PEMANFAATAN MIKROBIA PELARUT FOSFAT FUNGI PELARUT FOSFAT
TUJUAN untuk membahas pemanfaatan teknologi pupuk hayati fungi pelarut fosfat.
FOSFAT Fosfat (P) merupakan unsur hara esensial makro seperti halnya karbon (C) dan nitrogen (N). u Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. u Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah. u
u Didalam tanah P berada dalam bentuk P-organik dan P-anorganik. Bentuk P-anorganik dalam tanah umumnya berasal dari pelapukan mineral primer, pemupukan dan mineralisasi P-organik.
u Bentuk P-organik berada dalam bentuk senyawa organik kompleks yang berasal dari sisa tanaman, hewan dan organisme tanah. Bentuk ini menyumbang 30 -50% P-total tanah (Paul dan Clark, 1989; Subba Rao, 1977).
PERKEMBANGAN PENELITIAN FUNGI PELARUT FOSFAT Fungi yang berperanan dalam pelarutan fosfat antara lain: Aspergillus niger, Aspergillus candidus, Aspergillus awamori, Fusarium, Penicillum, Schlerotium & Phialotobus. u Aspergillus sp dan Pennicillium sp mampu meningkatkan ketersediaan P 26 -40 %, sedangkan Aspergillus sp sekitar 18 % (Chonkar dan Subba Rao, 1967). u
u Aspergillus niger yang diteliti oleh Anas et al (1993) dan Lestari (1994) sangat baik dalam meningkatkan P larutan dari media batuan fosfat, yakni lebih dari 10 kali lipat. u Aspergillus niger dapat meningkatkan P larut pada tanah ultisol sebesar 30, 4 % dibandingkan kontrol.
Aspergillus ficum yang diteliti oleh Premono (1964)mampu meningkatkan ketersediaan P pada tanah sebesar 25 % dan mampu melarutkan bentuk-bentuk Ca -P dan Fe-P. u Berdasarkan hasil penelitian Edson (2006), Aspergillus sp. merupakan fungi pelarut fosfat yang paling efektif dalam melarutkan fosfat. u
Fungi pelarut fosfat (isroi. wordpress. com/. . . /)
A = fungi pelarut fosfat (Aspergillus sp) pada media PDA (Potato Dextrose Agar) B = fungi pelarut fosfat (Aspergillus sp) pada media Pykovskaya Agar C = fungi pelarut fosfat (Aspergillus sp) dibawah mikroskop pembesaran 400 x Semua strain fungi pelarut fosfat mempunyai koloni berwarna hitam dengan pertumbuhan yang cepat pada media Potato Dextrose Agar (Aspergillus sp) (Nopparat et al. , 2007).
Aspergillus niger
u Mikroorganisme pelarut fosfat mampu mengubah senyawa fosfat anorganik tidak larut menjadi bentuk terlarut yaitu Aspergillus awamori, Pennicillium digitatum, Aspergillus niger, scwanniomycetes occidentalis, Trichoderma viridae, Penicillium sp. , dan Chaetomium sp.
Kondisi Lingkungan Bagi Pertumbuhan Fungi Pelarut Fosfat : u Aspergillus sp dijumpai pada berbagai habitat dan kondisi lingkungan yang berbeda, dan tahan pada kondisi kelembaban rendah dan temperatur ekstrim. u Pennicillium sp dapat tumbuh pada temperatur 22 -27 C, tumbuh optimal pada p. H netral sampai agak masam.
TEKNOLOGI PUPUK HAYATI Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung bahan aktif mikroba yang mampu menghasilkan senyawa yang berperan dalam proses penyediaan unsur hara dalam tanah, sehingga dapat diserap tanaman. u Penggunaan pupuk hayati bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme dan mempercepat proses mikrobiologis untuk meningkatkan ketersediaan hara, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. u
Bio. Phos mengandung lebih dari satu fungsi kelompok mikroba, yaitu mikroba pelarut fosfat (Aspergillus niger), mikoriza (Glomus). u Bio. Phos merupakan pupuk mikroba pelarut fosfat yang dapat mensubstitusi sebagian pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman melalui kemampuannya melarutkan fosfat yang sukar larut menjadi tersedia bagi tanaman. u
u Pupuk hayati EMAS (Enchancing Microbial Activities in The Soils) atau PHE mengandung mikroba sebagai bahan aktif yang mempunyai peranan tersendiri yaitu : Azospirillum lipoverum berupa bakteri penambat N bebas ; Azotobacter beijerinckii bakteri pemantap agregat dan penambat N-bebas, Aeromonas punctata sebagai bakteri pemantap agregat dan Aspergillus niger berupa fungi pelarut fosfat.
u Goenadi et al. (2000), mengemukakan bahwa mikroba inokulan yang dikemas dalam PHE (EMAS) akan menghasilkan enzim nitrogenase, fosfatase.
"Bio-Fosfat" merupakan pupuk hayati yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan sampai 50 persen (dari rekomendasi pemupukan P 100 kg/ha menjadi 50 kg/ha). u Mengandung fungi pelarut fosfat (A. niger) melarutkan P yang tidak tersedia dengan mengeluarkan asam organik, dan mikoriza (G. margarita) berfungsi sebagai fasilitator penyerapan P. u
KESIMPULAN Fosfat merupakan unsur hara makro essensial untuk pertumbuhan tanaman kedua setelah N dan merupakan faktor pembatas dalam produksi tanaman. u Mikrobia yang berperanan dalam pelarutan fosfat adalah jamur antara lain: Aspergillus niger, A. candidus, Fusarium, Penicillum, Schlerotium & Phialotobus. u
u u Mikroorganisme pelarut fosfat mampu mengubah senyawa fosfat anorganik tidak larut menjadi bentuk terlarut yaitu Aspergillus awamori, Pennicillium digitatum, Aspergillus niger, scwanniomycetes occidentalis, Trichoderma viridae, Penicillium sp. , dan Chaetomium sp. Penggunaan pupuk hayati bertujuan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme dan mempercepat proses mikrobologis untuk meningkatkan ketersediaan hara, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
TERIMA KASIH
- Pupuk feng shou untuk ternak
- Masayu leylia khodra
- Keanekaragaman
- Pupuk kaltim
- Cara pembuatan poc
- Sni pupuk organik padat
- Jarak tanaman kelapa sawit
- Komisaris pupuk kujang
- Pupuk kaltim
- Pkm kewirausahaan pupuk organik
- General characteristics of fungi
- Fungi
- Club fungi life cycle
- Teknologi nirkabel dirintis oleh
- Dosis imunisasi
- Contoh pelarut anorganik
- Pelarut vitamin a d e k
- Contoh soal ekstraksi pelarut
- Air termasuk pelarut organik atau anorganik
- Pelarut organik
- Pelarut klorofil
- Glutamin riboz
- Idrarda parlak tanecikler