Sistem Kode Sistem Kode Data yang diproses dalam

  • Slides: 17
Download presentation
Sistem Kode

Sistem Kode

Sistem Kode • Data yang diproses dalam sistem digital umumnya direpresentasikan dengan kode tertentu

Sistem Kode • Data yang diproses dalam sistem digital umumnya direpresentasikan dengan kode tertentu • Terdapat beberapa sistem kode : – – – Kode BCD (Binary Coded Decimal) Kode Excess-3 (XS-3) Kode Gray Kode 7 Segment Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

Mengapa perlu sistem kode? • Sistem Bilangan hanya dapat menyajikan bilangan positif saja •

Mengapa perlu sistem kode? • Sistem Bilangan hanya dapat menyajikan bilangan positif saja • Sistem Kode dapat menyajikan bilangan positif maupun bilangan negatif • Sistem Kode dapat menyajikan berbagai macam jenis data seperti bilangan, simbol, maupun huruf

BCD (Binary Coded Decimal) • Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk

BCD (Binary Coded Decimal) • Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk merepresentasikan masing-masing digit desimal (0 -9) dari suatu bilangan • Contoh konversikan bilangan desimal 841 ke nilai BCDnya 8 4 1 1000 0100 0001 Desimal BCD

(Lanjutan) BCD • Contoh konversikan bilangan BCD 0110 0101 0111 ke bilangan desimal Jawab

(Lanjutan) BCD • Contoh konversikan bilangan BCD 0110 0101 0111 ke bilangan desimal Jawab : 0110 0101 0111 BCD 6 5 7 Desimal

Invalid Code BCD • Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat

Invalid Code BCD • Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan (Invalid Code), yaitu : 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, 1111 10 11 12 13 14 15 • Sehingga hanya ada 10 buah kode yang valid, yaitu kode-kode untuk menyajikan bilangan desimal 0 - 9

Kode Excess-3 (XS-3) • Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing digit

Kode Excess-3 (XS-3) • Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing digit dari suatu bilangan desimal ditambah dengan 3, kemudian hasilnya dikonversi seperti BCD • Contoh konversi bilangan desimal ke XS-3 – Ubah bilangan desimal 11 ke kode XS-3 2 5 Desimal 3+ 3+ 5 8 0101 1000 XS-3

(Lanjutan) Kode Excess-3 (XS-3) • Contoh konversi XS-3 0101 1000 1010 ke desimal 0101

(Lanjutan) Kode Excess-3 (XS-3) • Contoh konversi XS-3 0101 1000 1010 ke desimal 0101 1000 1010 5 8 10 333– 2 5 7 XS-3 Desimal

Invalid Code Excess-3 • Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat digunakan atau Invalid

Invalid Code Excess-3 • Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat digunakan atau Invalid Code, yaitu : 0000, 0001, 0010, 1101, 1110, 1111 0 1 2 13 14 15 • Contoh Invalid Code : – Ubah kode XS-3 0111 0001 1010 ke desimal ! 0101 0001 1010 XS-3 5 1 10 333– 2 -2 7 Desimal (invalid)

Kode Gray • Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi dari suatu

Kode Gray • Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi dari suatu poros mesin yang berputar • Contoh konversi bilangan desimal 13 ke kode Gray :

Code 7 -Segment • Adalah piranti yang digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk desimal

Code 7 -Segment • Adalah piranti yang digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk desimal • Setiap segment dari peraga 7 -segment berupa LED yang susunannya membentuk suatu konfigurasi tertentu seperti angka 8 • Ada 2 jenis peraga 7 -segment : – Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala – Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED nyala

(Lanjutan) Code 7 -Segment • Gambar Peraga 7 -segmen • Peraga 7 -segmen akan

(Lanjutan) Code 7 -Segment • Gambar Peraga 7 -segmen • Peraga 7 -segmen akan menampilkan angka 6 ketika sinyal input abcdefg= 1011111

Kode ASCII • Singkatan dari American Standard Code for Information Interchange • ASCII adalah

Kode ASCII • Singkatan dari American Standard Code for Information Interchange • ASCII adalah kode biner untuk merepresentasikan bilangan, huruf, dan simbol, sehingga biasa disebut juga kode Alfanumerik • Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi kesalahan pada bagian-bagian data. Untuk mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit) yang ditempatkan sebagai MSB

Nilai Heksadesimal Untuk Kode ASCII

Nilai Heksadesimal Untuk Kode ASCII

Kode ASCII (Bit Paritas) • Ada 2 Bit Paritas : – Bit Paritas Genap

Kode ASCII (Bit Paritas) • Ada 2 Bit Paritas : – Bit Paritas Genap – Bit Paritas Ganjil • Bit Paritas Genap : Nilai bit paritas dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII (termasuk bit paritasnya) berjumlah genap Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 43 atau 100 0011 4 3 Bit paritas genapnya 11000011

Kode ASCII (Bit Paritas) • Bit Paritas Ganjil : Nilai bit paritas dipilih sedemikian

Kode ASCII (Bit Paritas) • Bit Paritas Ganjil : Nilai bit paritas dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII (termasuk bit paritasnya) berjumlah ganjil Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 43 atau 100 0011 4 3 Bit paritas ganjilnya 01000011

Daftar Pustaka • Elektronika Digiltal Konsep Dasar dan Aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU • Sistem

Daftar Pustaka • Elektronika Digiltal Konsep Dasar dan Aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU • Sistem Digital Konsep dan Aplikasi, Freddy Kurniawan, ST. • Rangkaian Digital, Muchlas, Gava Media • Digital Principles and Applications, Leach-Malvino, Mc. Graw-Hill • Malvino, Elektronika Komputer Digital, terj. Dali S Naga, Gunadarma • Suryadi, Agus S, Dasar Rangkaian Logika, jilid I, Gunadarma • Bartee, Thomas C, Dasar Komputer Digital, terj. The How Liong, ed. 6, Penerbit Erlangga, 1994 • Wakerle, John F, Digital Principles and Practices, Prentice Hall, 1994 • Lee, Samuel C, Rangkaian Digital dan Rancangan Logika, terj. Sutisno, Erlangga, 1991