Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi Imunologi Iris Rengganis Divisi
- Slides: 22
Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi Imunologi Iris Rengganis Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Pendahuluan �Dua langkah utama dalam mendiagnosis penyakit alergi adalah anamnesis dan tes alergi �Macam-macam tes alergi: �Tes kulit (skin test) �Pemeriksaan darah (pada kondisi tertentu) �Tes provokasi (pada alergi obat) �Alergen yang dapat diperiksa: serbuk sari, tungau debu, obat-obatan, makanan, lateks, bulu binatang, atau zat lain
Pendahuluan �Sulit menegakkan diagnosis penyebab alergi �Anamnesis sering tidak jelas �Alergen yang dipergunakan pada tes tidak standar �Tes provokasi tidak praktis dan berisiko
PEMERIKSAAN PENUNJANG TES KULIT • Tes tusuk (prick test) • Tes intradermal • Tes tempel (patch test) TES PROVOKASI TES INVITRO • Tes Ig. E spesifik (RAST, ELISA, FEIA) • Tes basofil (Basophil activation test, basophil mediator release) • Tes mediator inflamasi • Tes lab lain (Coombs test, komplemen, lymphocyte transformation test)
RX TIPE CEPAT (immediate type) RX TIPE LAMBAT (delayed type/nonimmediate type) Rekomendasi : tes tusuk & tes intradermal Rekomendasi : tes tempel & tes intradermal < sensitif, > aman > sensitif, < spesifik Pembacaan hasil: 15 -20 menit Hasil tes tusuk (-) lanjut tes intradermal Hasil tes tempel (-) lanjut tes intradermal evaluasi 24, 48, & 72 jam
TEST KULIT �Tes Kulit tidak bermanfaat dalam mendiagnosis Hipersensitivitas tipe II dan III �Skin Prick Test untuk tipe I �Patchtest untuk tipe IV
Pemilihan pasien untuk skin test Skin prick test dan intradermal test Patch test dan intradermal test Anafilaksis Acute generalized exanthematous pustulosis Asma Dermatitis kontak Rinitis / rinokonjungtivitis / rinosinusitis / konjungtivitis alergik Eritema multiforme Dermatitis atopik Exanthematous drug eruption Urtikaria akut / angioedema Fixed drug eruption Flare eczema akut Photoallergic reactions Urtikaria kronik yang dicurigai alergi Purpura / Leucocytoclastic Bronchopulmonary aspergillosis, eosinophilic oesophagitis or eosinophilic gastroenteritis Vaskulitis Sindrom Steven Johnson Toxic Epidermal Necrolysis 1. ASCIA Skin Prick Test Manual 2016 2. K. Brockow, A Romano, M. Blanca, et al. Allergy 2002: 57: 45 -51
Skin test Hipersensitivitas tipe I �Skin prick test �Intradermal test Hipersensitivitas tipe IV �Patch test �Intradermal test 1. https: //synapse. koreamed. org/Article. Image/0052 KJP/kjp-50 -409 -g 001 -l. jpg 2. http: //www. aascare. com/wp-content/uploads/2012/01/patch-testing-300 x 240. jpg
Metode TES KULIT & TES PROVOKASI � Beberapa obat harus dihentikan sebelum tes kulit TABEL � Bebas infeksi, demam, reaksi inflamasi saat tes, KECUALI tes sangat dibutuhkan Obat Rute Interval bebas obat Antihistamin generasi 1 Antihistamin generasi 2 Antidepresan trisiklik / tetrasiklik Glukokortikoid Oral, IV Oral, iv Oral, IV Topikal 5 hari 7 hari 1 -2 minggu Dapat hingga 4 minggu Kerja panjang Oral, IV 3 minggu Kerja pendek, dosis tinggi (>50 mg prednison) Oral, IV 1 minggu Kerja pendek, dosis rendah (<50 mg prednison) Beta blocker Oral, IV 3 hari Oral Topikal (mata) Oral 1 hari ACE-inhibitor 1 hari Aberer W et al. Allergy 2003; 58: 854 -63.
Skin Prick Test �Untuk mengetahui adanya Ig. E spesifik terhadap alergen �Dapat dilakukan di volar lengan bawah atau di punggung (syarat: tidak ada lesi kulit aktif) �Dapat dilakukan pada usia berapa saja, namun reaksi kulit sering menghilang pada usia sangat muda atau sangat tua �Kontraindikasi �Kelainan dermatologi difus �Dermatografisme berat �Tidak kooperatif �Tidak dapat menghentikan antihistamin ASCIA Skin Prick Test Manual 2016
Skin Prick Test �Kewaspadaan: �Asma tidak terkontrol �Kehamilan �Penggunaan ACE inhibitor dan beta blocker mengganggu kompensasi normal anafilaksis ASCIA Skin Prick Test Manual 2016
Skin Prick Test �Sejumlah kecil alergen diteteskan ke kulit. �Dengan menggunakan jarum khusus, lakukan gerakan “mengangkat” kulit sehingga epidermis dan dermis superfisial (non vaskular) terpapar dengan alergen ASCIA Skin Prick Test Manual 2016
Skin Prick Test �Jika terdapat Ig. E spesifik terhadap alergen tersebut yang berikatan dengan sel mast kulit, akan terjadi pelepasan histamin dan mediator lain �Muncul “wheal-andflare” yang memuncak dalam 15 menit.
Tes Intradermal �Alergen diencerkan (100 – 1000 kali) dari konsentrasi skin prick test �Suntik alergen 0, 02 ml intradermal sehingga muncul benjolan ø 3 mm �Volume yang disuntikkan intrakutan JANGAN > 0, 02 ml positif palsu �Hasil: bertambahnya ukuran benjolan (wheal) setelah 20 menit �Tidak dilakukan pada alergi makanan dan inhalant ASCIA Skin Prick Test Manual 2016
Interpretasi hasil �Selalu korelasikan dengan klinis �Alergen yang diberikan harus dalam bentuk native (alergenik) �Perhatikan kontrol positif dan negatif �Hasil positif bila ukuran benjolan ≥ 3 mm (dibandingkan kontrol) disertai eritema, papul, infiltrat, eksim dengan papul, vesikel
TES TEMPEL (PATCH TEST) � Tidak dilakukan pada pasien yang sebelumnya terpajan kuat sinar UV � Dilakukan pada punggung � Gunakan Finn Chambers atau tape hipoalergik lain yang ekuivalen � Alergen difiksasi 2 -3 hari � Hasilnya dibaca setelah 1 hari dan atau 2 -3 hari � Pembacaan : minimal 2 waktu berturutan yaitu 48 jam dan 72 jam � Skoring European Environmental and Contact Dermatitis Research Group Morris A. Current Allergy & Clinical Immunology 2005; 18 (3): 140 -42
Skoring tes tempel Clinical picture Score Conclusion Faint erythema only ? Or + ? Doubtful reaction Erythema, infiltration, possibly discrete papules + Weak positive reaction Erythema, infiltration, papules, vesicles ++ Strong positive reaction Intense erythema, infiltration, coalessing vesicles +++ Extreme positive reaction - Negative reaction IR Different irritant reactions NT Not tested + , +++ : positive skin test reactions : negative skin test reactions Brockow K, et al. Allergy 2002; 57 : 45 -51.
Tes kulit pasien risiko tinggi �Pasien yang dirawat inap karena reaksi hipersensitivitas obat yang mengancam nyawa � anafilaksis, reaksi kulit berat (TEN, vaskulitis, SSJ) atau reaksi sistemik (sindrom hipersensitivitas) �Wanita hamil Harus dipertimbangkan risk & benefit Dimulai dengan pengenceran tinggi (1/10 – 1/100. 000)
TES PROVOKASI / GRADED CHALLENGE �Pemberian OBAT secara terkontrol utk mendiagnosis reaksi hipersensitivitas pada pasien dengan riwayat curiga reaksi hipersensitivitas �Obat tersangka �Obat alternatif yang secara struktural / farmakologi mirip obat tersangka �BAKU EMAS untuk menegakkan atau mengekslusi diagnosis �Jika reaksi sebelumnya � Tipe lambat dan atau tidak fatal dapat rawat jalan � Tipe cepat dan fatal sebaiknya rawat inap
TES PROVOKASI / GRADED CHALLENGE �Tidak memodifikasi sistem imun �Dosis awal: 1/10 - 1/100 dosis terapi �Dinaikkan hingga 5 x lipat, hingga dosis terapi tercapai �tipe cepat: titrasi tiap 30 menit �Tipe lambat: titrasi per hari
- Prof dr dr iris rengganis
- Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
- Peran imunologi dalam bidang farmasi
- Toleransi imunologi
- Psikoneuroimunologi
- Pemeriksaan fisik sistem imun
- Disorder of skin and subcutaneous tissue adalah
- Icd 10 bronchitis asmatis
- Kode icd 10 paronichia
- Prevalensi rinitis alergi di indonesia
- Program kerja divisi perlengkapan
- Ciri coniferophyta
- Tumbuhan belah (schizophyta)
- Program kerja divisi media dan publikasi
- Program kerja keilmuan
- In una scuola gli studenti sono stati divisi in tre gruppi
- In una scuola gli studenti sono stati divisi
- Apakah deuteromycota bersekat
- Program kerja majelis taklim.... bagian dakwah
- Karyza
- Myxococcaceae
- Pentaksiran dalam bahasa inggeris
- Kasbiy o'zlikni anglashdagi ziddiyatlar haqida tushuncha