EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO 927

  • Slides: 43
Download presentation
EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO 9/27 TWR (Time-weighted rate of return ) TWR = (1,

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO 9/27 TWR (Time-weighted rate of return ) TWR = (1, 0 + S 1) (1, 0 + S 2) ……. . (1, 0 + SN) – 1, 0 Dalam hal ini, S adalah return yang diperoleh dalam setiap subperiode perhitungan. Contoh: Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%. Jawab : TWR = (1, 0 + 0, 05) (1, 0 + 0, 08) (1, 0 + 0, 1) – 1, 0 = (1, 05) (1, 08) (1, 1) – 1, 0 = 0, 247 atau 24, 7%.

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO 10/27 DWR ( Dollar-weighted rate of return ) Dalam hal

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO 10/27 DWR ( Dollar-weighted rate of return ) Dalam hal ini: Dt = penambahan dana pada saat t. Wt = penarikan dana pada saat t. n = jumlah penambahan dana selama periode perhitungan. M = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan. r = tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas (masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode TWR.

CONTOH: PENGHITUNGAN DWR 11/27 Sebagai contoh, Anggap Ibu Haryati menginvestasikan Rp 100 juta pada

CONTOH: PENGHITUNGAN DWR 11/27 Sebagai contoh, Anggap Ibu Haryati menginvestasikan Rp 100 juta pada awal periode pertama ketika dia membeli suatu portofolio saham. Pada akhir periode pertama, Ibu Haryati mendapat dividen sebesar Rp 7 juta. Pada akhir periode terakhir, Ibu Haryati menjual portofolio sahamnya dan menerima Rp 120 juta. Dengan demikian, Ibu Haryati mempunyai arus kas berikut: Waktu Arus kas 0 -Rp 100 juta 1 Rp 7 juta 2 Rp 120 juta

CONTOH: PENGHITUNGAN DWR 12/27 Untuk menghitung DWR, Ibu Haryati mencari tingkat diskonto atau tingkat

CONTOH: PENGHITUNGAN DWR 12/27 Untuk menghitung DWR, Ibu Haryati mencari tingkat diskonto atau tingkat bunga yang akan menyamakan arus kas mendatang dengan nilai sekarangnya: Tingkat bunga, r, dapat dicari dengan proses coba-coba atau dengan bantuan kalkulator finansial atau komputer. Pada kasus ini, tingkat bunga yang akan mendiskonto arus kas mendatang adalah 13, 10 persen.

RISK ADJUSTED PERFORMANCE 13/27 Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang

RISK ADJUSTED PERFORMANCE 13/27 Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut. Ada beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor risiko : § § § Indeks Sharpe Indeks Treynor Indeks Jensen

INDEKS SHARPE 14/27 Indeks Sharpe § § § Disebut juga reward-to-variability ratio. Indeks Sharpe

INDEKS SHARPE 14/27 Indeks Sharpe § § § Disebut juga reward-to-variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Persamaan Indeks Sharpe: Dalam hal ini : = indeks Sharpe portofolio = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = standar deviasi return portofolio p selama periode pengamatan

INDEKS SHARPE 15/27

INDEKS SHARPE 15/27

INDEKS SHARPE 16/27 Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu portofolio B

INDEKS SHARPE 16/27 Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu portofolio B dan D mempunyai indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya sebesar 0, 42. Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir sama yaitu 12, 3% dan 12, 5%, ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini dikarenakan kedua portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda yaitu 9, 50 % dan 13, 75%. Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko dibanding portofolio B, karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B, ternyata C mempunyai risiko (dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.

INDEKS SHARPE 17/27 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Sharpe : Return D 15 B

INDEKS SHARPE 17/27 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Sharpe : Return D 15 B Garis Pasar C 10 A 8 RF 5 10 15 Standar deviasi

INDEKS TREYNOR 18/27 Sering disebut reward to volatility ratio, yaitu asumsi bahwa portofolio sudah

INDEKS TREYNOR 18/27 Sering disebut reward to volatility ratio, yaitu asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta) Persamaan : Dalam hal ini : = = indeks Treynor portofolio rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan rata –rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan beta portofolio p

INDEKS TREYNOR 19/27 Tabel Contoh Perhitungan Indeks Treynor Portofolio Indeks Treynor D C A

INDEKS TREYNOR 19/27 Tabel Contoh Perhitungan Indeks Treynor Portofolio Indeks Treynor D C A B Pasar 11, 67 6, 00 4, 00 2, 87 5

INDEKS TREYNOR 20/27 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Treynor : Return Garis D 15

INDEKS TREYNOR 20/27 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Treynor : Return Garis D 15 10 C Pasar B A 8 RF 0, 5 1 1, 5 Beta portofolio

INDEKS TREYNOR 21/27 Sesuai dengan tabel 19. 3, portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang

INDEKS TREYNOR 21/27 Sesuai dengan tabel 19. 3, portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari indeks Treynor pasar akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada dibawah kinerja pasar. Sebaliknya portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja di atas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil.

INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR 22/27 Indeks Sharpe dan indeks Treynor akan memberikan informasi

INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR 22/27 Indeks Sharpe dan indeks Treynor akan memberikan informasi peringkat kinerja portofolio yang berbeda. Pilihan indeks mana yang akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Dalam indeks Sharpe, risiko yang dianggap relevan adalah risiko total (penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis (beta) saja

INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR 23/27 Jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik,

INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR 23/27 Jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik, berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar. Untuk portofolio tersebut tentu saja lebih tepat jika kita menggunakan indeks Treynor. Jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil saja yang dipengaruhi return pasar, tentu saja lebih tepat jika digunakan indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinerja portofolio tersebut

INDEKS JENSEN 24/27 Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual

INDEKS JENSEN 24/27 Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal Persamaan : Dalam hal ini : = indeks Jensen portofolio = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = beta portofolio p

INDEKS JENSEN 25/27 Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio

INDEKS JENSEN 25/27 Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio “mengalahkan pasar”. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistimatisnya

INDEKS JENSEN 26/27 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Jensen Return Garis D 15 C

INDEKS JENSEN 26/27 Kinerja keempat portofolio menurut indeks Jensen Return Garis D 15 C Pasar B D` 10 A 8 RF 0, 5 1 1, 5 Beta portofolio

CATATAN: EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO 27/27 Ketiga ukuran kinerja portofolio di atas tidak terlepas dari

CATATAN: EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO 27/27 Ketiga ukuran kinerja portofolio di atas tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran. Ketiga ukuran tersebut menggunakan dasar CAPM. Padahal model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggunakan asumsi-asumsi yang sangat sulit kita temukan dalam kondisi nyata, sehingga penggunaan model CAPM bisa menyebabkan adanya bias dalam pengukuran kinerja portofolio tersebut.

 Teknik pencatatan Akuntansi Obligasi & Saham

Teknik pencatatan Akuntansi Obligasi & Saham

Surat-surat Berharga Merupakan bentuk penyertaan sementara atau investasi jangka pendek dalam rangka memanfaatkan dana

Surat-surat Berharga Merupakan bentuk penyertaan sementara atau investasi jangka pendek dalam rangka memanfaatkan dana yang menganggur (idle fund) Investasi sementara menghasilkan pendapatan

Sifat Surat-surat Berharga Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud

Sifat Surat-surat Berharga Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain Memanfaatkan dana surplus Surat Berharga akan dijual kembali jika dana dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan

Surat-surat Berharga Saham Obligasi

Surat-surat Berharga Saham Obligasi

Transaksi Yang Berkaitan Dengan Investasi Sementara Transaksi Pembelian SB: (D) Surat-surat Berharga XX (K)

Transaksi Yang Berkaitan Dengan Investasi Sementara Transaksi Pembelian SB: (D) Surat-surat Berharga XX (K) Kas XX (dicatat sebesar harga perolehan) Harga Perolehan = harga beli + semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh surat berharga (komisi, fee, bi. transaksi)

 Transaksi Penerimaan Pendapatan (D) Kas XX (K) Pendapatan Dividen (jika investasi dalam bentuk

Transaksi Penerimaan Pendapatan (D) Kas XX (K) Pendapatan Dividen (jika investasi dalam bentuk saham) Atau, (D) Kas XX (K) Pendapatan Bunga (jika investasi dalam bentuk obligasi) XX XX

Transaksi Penjualan SB: Jika H. Po > H. Jual Rugi (D) Kas (D) Rugi

Transaksi Penjualan SB: Jika H. Po > H. Jual Rugi (D) Kas (D) Rugi Penjualan SB (K) Surat-surat Berharga Jika H. Po < H. Jual Laba (D) Kas (K) Surat-surat Berharga (K) Laba Penjualan SB XX XX XX

SAHAM Contoh investasi sementara pada saham Tgl. 6 Mar 2006 PT. B membeli 1000

SAHAM Contoh investasi sementara pada saham Tgl. 6 Mar 2006 PT. B membeli 1000 lembar saham milik PT. A dengan harga Rp 1. 200, - per lembar. Saham tsb mempunyai nilai nominal Rp 1. 000, - per lembar. Untuk transaksi itu, perush dibebani biaya komisi broker sebesar Rp 50. 000, -

 Perhitungan : H. Beli = Rp 1. 200 x 1000 lbr = Rp

Perhitungan : H. Beli = Rp 1. 200 x 1000 lbr = Rp 1. 200. 000, Bi. Komisi Harga Perolehan = Rp 50. 000, = Rp 1. 250. 000, - Jurnal (D) SB-Saham PT. A Rp 1. 250. 000, (K) Kas Rp 1. 250. 000, -

Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150, - per

Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150, - per lembar Perhitungan : Dividen = 1000 lbr x Rp 150, - = Rp 150. 000, - Jurnal : (D) Kas (K) Pendapatan Dividen Rp 150. 000, -

Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan

Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker 1% Perhitungan : HJ= 130% x 1000 lb x Rp 1. 000, - = Rp 1. 300. 000 -Biaya komisi = 1% x Rp 1. 300. 000, - = Rp 13. 000 -Hasil Penjualan Saham = Rp 1. 287. 000 -Harga Perolehan = Rp 1. 250. 000 -Laba Penjualan Saham = Rp 37. 000 - Jurnal : (D) Kas (K) SB – Saham PT. A (K) Laba Penjualan Rp 1. 287. 000 Rp 1. 250. 000 Rp 37. 000

OBLIGASI Perlu diperhatikan : Apakah tgl transaksi bertepatan dengan tgl bunga obligasi atau tidak

OBLIGASI Perlu diperhatikan : Apakah tgl transaksi bertepatan dengan tgl bunga obligasi atau tidak Umumnya bunga obligasi dilakukan dua kali dalam setahun Bunga obligasi dihitung : berdasarkan % bunga x NN obligasi

OBLIGASI Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan tanggal bunga obligasi) Tgl

OBLIGASI Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan tanggal bunga obligasi) Tgl 2 Apr’ 05 Perush membeli obligasi milik PT. X nominal Rp 10. 000, - per lembar sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp 9. 600, - Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tgl 1 Apr & 1 Okt)

 Jurnal 2 Apr 05 : (D) SB-Obligasi PT. X (K) Kas Rp 9.

Jurnal 2 Apr 05 : (D) SB-Obligasi PT. X (K) Kas Rp 9. 600. 000 Jurnal 1 Okt 05 (jika obligasi tetap dipegang maka ada penerimaan bunga) (D) Kas Rp 450. 000 (K) Pendapatan Bunga Rp 450. 000 (= 9% x Rp 10. 000 x 1000 lb x 6/12)

 Tgl 3 Okt 05 perush menjual obligasi PT. X dengan kurs 102% Perhitungan

Tgl 3 Okt 05 perush menjual obligasi PT. X dengan kurs 102% Perhitungan : HJ = 102% x Rp 10. 000 x 1000 lb = Rp 10. 200. 000 H. Po = = Rp 9. 600. 000 Laba Penjualan = Rp 600. 000 Jurnal : (D) Kas Rp 10. 200. 000 (K) SB-Obligasi PT. X Rp 9. 600. 000 (K) Laba Penjualan Rp 600. 000

 Jika transaksi terjadi antara tgl pembayaran bunga, maka ada bunga berjalan. Bunga berjalan

Jika transaksi terjadi antara tgl pembayaran bunga, maka ada bunga berjalan. Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran bunga sebelum transaksi. Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang dibayar. Pencatatan bunga berjalan : 1. Pendekatan Neraca Piut. Bunga 2. Pendekatan L/R Pendptn. Bunga

 Contoh : Obligasi PT. X pada contoh sebelumnya dibeli pada tgl 1 Juli

Contoh : Obligasi PT. X pada contoh sebelumnya dibeli pada tgl 1 Juli 05 Perhitungan : H. Beli = 1000 lbr x Rp 9. 600 = Rp 9. 600. 000 Bunga berjalan = 9% x Rp 10 juta x 3/12= Rp Jumlah Dibayar 225. 000 = Rp 9. 825. 000 Jurnal pada saat pembelian (1 Juli 05) : - Pendekatan Neraca : (D) SB-Obligasi PT. X Rp 9. 600. 000 (D) Piutang Bunga Rp (K) Kas 225. 000 Rp 9. 825. 000

- Pendekatan L/R : (D) SB-Obligasi PT. X Rp 9. 600. 000 (D) Pendapatan

- Pendekatan L/R : (D) SB-Obligasi PT. X Rp 9. 600. 000 (D) Pendapatan Bunga Rp (K) Kas 225. 000 Rp 9. 825. 000 Jurnal pada saat penerimaan bunga ( 1 Okt 05 ) : - Pendekatan Neraca : (D) Kas Rp 450. 000 (K) Piutang Bunga (K) Pendapatan Bunga - Rp 225. 000 Pendekatan L/R : (D) Kas (K) Pendapatan Bunga Rp 450. 000

Penjualan Obligasi Tidak Bertepatan Dengan Tanggal Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang diterima. Contoh

Penjualan Obligasi Tidak Bertepatan Dengan Tanggal Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang diterima. Contoh : Obligasi PT. X dijual pada tanggal 2 Nop 05 dengan harga Rp 9. 500, - per lembar Bunga berjalan: 1 Okt – 2 Nop 9% x Rp 10 juta x 1/12 Rp 75. 000

Perhitungan : H. Jual = Rp 9. 500 x 1000 lb = Rp 9.

Perhitungan : H. Jual = Rp 9. 500 x 1000 lb = Rp 9. 500. 000 Bunga Berjalan = Rp 75. 000 Jumlah Diterima = Rp 9. 575. 000 Bandingkan H. Jual dengan H. Po : - H. Jual = Rp 9. 500. 000 - H. Po = Rp 9. 600. 000 Rugi Penjualan = Rp 100. 000 Jurnal : (D) Kas Rp 9. 575. 000 (D) Rugi Penjualan Rp 100. 000 (K) SB-Obligasi PT. X (K) Pendapatan Bunga Rp 9. 600. 000 Rp 75. 000

METODE PENCATATAN SURAT-SURAT BERHARGA COST METHOD (HARGA PEROLEHAN) LOWER COST OR MARKET (LCom) Mencari

METODE PENCATATAN SURAT-SURAT BERHARGA COST METHOD (HARGA PEROLEHAN) LOWER COST OR MARKET (LCom) Mencari harga terendah antara Harga Perolehan dengan Harga Pasar = Cost or Market Whichever is Lower (COMWIL)

 Contoh : Seandainya saham dan obligasi tsb tidak dijual sampai dengan 31 Desember

Contoh : Seandainya saham dan obligasi tsb tidak dijual sampai dengan 31 Desember 05, maka menurut metode harga perolehan nilai surat-surat berharga tersebut yang ditampilkan di Neraca sbb : Kas Surat-surat Berharga -Saham PT. A Rp 1. 250. 000 -Obligasi PT. X Rp 9. 600. 000 Rp 10. 850. 000

Terima Kasih

Terima Kasih