Estetika modern Periode positivisme atau ilmiah Terjadi pada

  • Slides: 18
Download presentation
Estetika modern

Estetika modern

Periode positivisme atau ilmiah • Terjadi pada abad ke 19 --- pergeseran dari estetika

Periode positivisme atau ilmiah • Terjadi pada abad ke 19 --- pergeseran dari estetika filsafat ke yang lebih nyata, ilmiah • Karya seni terkait dengan sosiologi, antropologi, sejarah • Tokoh Gutav Theodor feshner, Friedrich Nietzsche, George Santayana

Fechner (1801 -1887) • Disebut estetika eksperimental karena melakukan penelitian dengan metode empiris, induktif,

Fechner (1801 -1887) • Disebut estetika eksperimental karena melakukan penelitian dengan metode empiris, induktif, kuantitatif. ----- hasilnya dinamakan estetika induktif. • Dia menemukan bentuk geometri, warna dan nada yang paling disukai orang • Novel menjadi tolak ukur periode tertentu karena mencerminkan jiwa zamannya.

Nietzsche (1844 -1900) • The birth of tragedy out of the spirit of music

Nietzsche (1844 -1900) • The birth of tragedy out of the spirit of music • Membagi dua kecenderungan dlm kebudayaan Yunani (Apollonian dan Dionysian) • Apollonian = keseimbangan, keselarasan, dan arsitektur Yunani • Dionysian = daya pendorong hidup mengatasi semua norma yang menggerakkan emosi sehingga manusia terlibat aktif dalam berkesenian. • Apollonian mengendalikan tendensi dionysian • Tarik menarik keduanya menghasilkan karya seni Yunani yang selaras antara kontemplatif dan ekspresi

Santayana (1863 -1952) • Seni sebagai intensitas pemahaman terhadap dunia kehidupan, melaluinya manusia mengubah

Santayana (1863 -1952) • Seni sebagai intensitas pemahaman terhadap dunia kehidupan, melaluinya manusia mengubah lingkungan menjadi lebih bermakna. • Keindahan adalah nilai yang dirasakan orang bukan persepsi terhadap objek, fakta, realitas.

Imanuel Kant • Estetika Kant berdasarkan pada ajaran bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan tentang

Imanuel Kant • Estetika Kant berdasarkan pada ajaran bahwa manusia itu mempunyai pengetahuan tentang ”nature di luar dirinya” dan ”dirinya di dalam nature” (Abdul Kadir, 1975). • Pada ”nature di luar dirinya”, manusia mencari kebenaran dan pada “dirinya di dalam nature”, manusia mencari kebaikan yang pertama. Kebaikan yang pertama ini merupakan “pure reason” dan kebaikan yang kedua merupakan “practical reason” (free will). • Keindahan dalam seni mempunyai hubungan erat dengan kemampuan manusia dalam menilai karya seni yang bersangkutan. Kemampuan ini disebutnya dengan istilah “cita rasa” (taste).

 • Immanuel Kant membedakan adanya dua macam keindahan, yaitu keindahan bebas (pulchritudevoga) dan

• Immanuel Kant membedakan adanya dua macam keindahan, yaitu keindahan bebas (pulchritudevoga) dan keindahan bersyarat yang semata-mata tergantung (pulchritudo adhaerens) (Abdul Kadir, 1974: 37). Keindahan bebas tidak mempunyai konsep preposisi tentang bagaimana seharusnya benda itu. Contoh bunga sebagai keindahan natural ada perbedaan dalam penilaian tentang selera terhadap bunga itu, bagi botani dan yang bukan botani.

 • Keindahan yang semata-mata tergantung (pulchritudo adhaerens) membutuhkan konsep serta penyempurnaan benda itu

• Keindahan yang semata-mata tergantung (pulchritudo adhaerens) membutuhkan konsep serta penyempurnaan benda itu sesuai dengan konsepnya (keindahan bersyarat), yang mempunyai tujuan tertentu. • Dari keindahan natural ia melangkah ke keindahan artistik dengan memberikan contoh hiasan-hiasan tepi atau kertas hiasan dinding dan fantasi-fantasi musik (Abdul Kadir, 197: 38).

4 pertimbangan Immanuel Kant tentang Keindahan a. Pertimbangan dari segi kualitas Keindahan ialah kesenangan

4 pertimbangan Immanuel Kant tentang Keindahan a. Pertimbangan dari segi kualitas Keindahan ialah kesenangan total yang terjadi tanpa konsep. b. Pertimbangan dari segi kuantitas Keindahan berwujud tanpa konsep, sebagai objek dari pemuasan hidup yang mendesak. Keindahan merupakan suatu kesenangan yang menyeluruh.

c. Pertimbangan dari segi hubungan Putusan selera bersandar pada prinsip-prinsip dasar yang bebas dari

c. Pertimbangan dari segi hubungan Putusan selera bersandar pada prinsip-prinsip dasar yang bebas dari daya tarik dan emosi serta bebas dari konsep kesempurnaan. Hal ini berarti bahwa keindahan ialah konsep tentang adanya tujuan pada objek, tetapi tujuan itu tidak terwujud dengan tegas. d. Pertimbangan dari segi modalitas Putusan selera menurut kesenangan yang timbul dari objek tertentu. Kesenangan merupakan keharusan subjektif, tetapi berwujud dalam bentuk objektif ketika dicerap oleh indera manusia. Keindahan ialah apa yang diakui sebagai objek pemuasan darurat yang tidak berkonsep (Wadjiz Anwar, 1980: 23).

 • Analisanya tentang keagungan terdapat adanya perbedaan antara keindahan dan keagungan. Keindahan termasuk

• Analisanya tentang keagungan terdapat adanya perbedaan antara keindahan dan keagungan. Keindahan termasuk putusan selera sedangkan keagungan mempunyai akar di dalam kecerdasan (geistesgefuehl). Keindahan selamanya bertalian dengan bentuk (forma), sedangkan keagungan ada kalanya bergantung kepada forma dan non forma yang menyangkut tidak adanya forma dan cacat. Kant membedakan antara dua bentuk keagungan, bentuk matematis yang statis dan bentuk dinamis(Wadjiz Anwar, 1980: 23).

Pengalaman Estetik • Bagi Immanuel Kant alam merupakan sumber utama bagi pengalaman estetik (Dick

Pengalaman Estetik • Bagi Immanuel Kant alam merupakan sumber utama bagi pengalaman estetik (Dick Hartoko: 1983, 12 -13). Immanuel Kant membedakan putusan estetik dari putusan kognitif semata-mata disatu pihak dan putusan moral dilain pihak. Pengalaman estetik itu tidak hanya ingin tahu (bersifat kognitif), tetapi mengikut sertakan daya-daya lain dalam diri kita, seperti misalnya kemauan, daya penilaian emosi, bahkan seluruh diri kita (Dick Hartoko: 1911, 8).

 • Dalam hal mempertahankan pengalaman estetik berbeda dengan pengalaman moral. Dalam keyakinan moral,

• Dalam hal mempertahankan pengalaman estetik berbeda dengan pengalaman moral. Dalam keyakinan moral, kalau kita yakin bahwa suatu perbuatan jahat, maka kita sanggup mempertaruhkan nyawa kita, lebih baik mati dari pada berbuat serong. Dalam pengalaman estetik walaupun menyangkut seluruh diri kita, namun untuk mempertahankan suatu penilaian estetik kita tidak sanggup mempertahankan nyawa kita. (Dick Hartoko: 1911, 8).

Wujud Estika Modern • Otonom = bebas nilai • Genius soliter = rasional (subjektifitas

Wujud Estika Modern • Otonom = bebas nilai • Genius soliter = rasional (subjektifitas objektif) • Struktur = sistematik

ESTETIKA MODERN • • Unity (Kesatuan, totalitas) Harmony (keharmonisan, keserasian) Symmetry (kesimetrian) Balance (keseimbangan)

ESTETIKA MODERN • • Unity (Kesatuan, totalitas) Harmony (keharmonisan, keserasian) Symmetry (kesimetrian) Balance (keseimbangan) • Mengapa harus itu ?

Dunia Imitatif • ASUMSI DASARNYA : - Bahasa merupakan imitasi bunyi-bunyi - Kesenian merupakan

Dunia Imitatif • ASUMSI DASARNYA : - Bahasa merupakan imitasi bunyi-bunyi - Kesenian merupakan imitasi dari benda lahiriah

Kesenian karakteristik • ASUMSI DASARNYA: - Seni merupakan luapan emosi perasaan (Rousseou) - Seni

Kesenian karakteristik • ASUMSI DASARNYA: - Seni merupakan luapan emosi perasaan (Rousseou) - Seni bersifat formatif • Kesenian ini muncul dari dalam, unik, individual, orisinal, mandiri • Seni Karakteristik ini menekankan pada kepaduan, keserasian walaupun tidak proporsional dan tidak teratur.

Benedito Crose (1866 -1952) • Estetika adalah masalah rohani, bukan jasmani • Keindahan bersifat

Benedito Crose (1866 -1952) • Estetika adalah masalah rohani, bukan jasmani • Keindahan bersifat sama dalam perwujudan yang berbeda • Erness Cassiere : manusia tidak difahami melalui eksistensi fisik, melainkan melalui karya dan ciptaannya a. Logika penalaran ilmiah b. Logika imajinasi