DIKSI DAN KALIMAT Diksi 1 1 Pengertian Diksi

  • Slides: 25
Download presentation
DIKSI DAN KALIMAT

DIKSI DAN KALIMAT

Diksi 1. 1. Pengertian Diksi adalah: hasil dari upaya memilih kata tertentu (yang tepat

Diksi 1. 1. Pengertian Diksi adalah: hasil dari upaya memilih kata tertentu (yang tepat dan cocok). Diksi adalah: ketepan pilihan kata untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Kemahiran memilih kata dapat diperoleh dari penguasaan terhadap kosakata yang cukup luas. Penguasaan terhadap kosakata, salah satunya dapat dibangun dengan rajin membuka kamus.

1. 2. SYARAT-SYARAT (DIKSI) YANG BAIK PILIHAN KATA Pilihan kata yang baik harus dapat

1. 2. SYARAT-SYARAT (DIKSI) YANG BAIK PILIHAN KATA Pilihan kata yang baik harus dapat membedakan: a. Makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Contoh: (1) Pengemis itu sedang makan di RM Sederhana. (2) Upacara adat itu makan dana yang besar. b. Kata umum dan kata khusus secara cermat. Contoh kata umum : partai, mobil -> acuannya lebih luas. Contoh kata khusus: Kata Golkar, Demokrat, PKS Kata sedan, dan kijang -> acuannya lebih sempit

c. kata konkret dan abstrak dengan cermat Kata konkret: kata yang acuannya mudah diserap

c. kata konkret dan abstrak dengan cermat Kata konkret: kata yang acuannya mudah diserap oleh pancaindra. Misalnya: kata mangga, rumah, dan candi. Kata abstrak: kata yang acuannya tidak mudah diserap oleh pancaindra Misalnya: kata keadilan, pendidikkan, dan pengobatan.

d. Kata-kata yang bersinonim. Contohnya: Kata agung, besar, dan raya merupakan kata-kata yang bersinonim,

d. Kata-kata yang bersinonim. Contohnya: Kata agung, besar, dan raya merupakan kata-kata yang bersinonim, namun pemakaian ketiganya tidak selalu dapat dipertukarkan. Misalnya: rumah besar, mesjid raya, hakim agung. Kata mati, mangkat, wafat, mampus, gugur, tewas, berpulang, kembali keharibaan Tuhan, dan meninggal, bermakna mati atau tidak bernyawa lagi. Kata gugur, misalnya, hanya dipakai untuk orang yang mati di medan perang.

e. pembentukkan kata Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar

e. pembentukkan kata Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada. Contohnya: dari kata terbentuk kata, antara lain: tata acara, tata bahana, tata boga, tata buku, tata busana, dan tata cara.

Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata baru melalui unsur serapan. (1). Kata-kata asing yang

Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata baru melalui unsur serapan. (1). Kata-kata asing yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, seperti bank dan vitamin. (2). Kata-kata asing yang disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesian, seperti standar, teks, subjek, dan sosial. (3). Kata-kata/ istilah-istilah asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti kata isu dan issue. Kata isu (b. Indonesia): berita yang tidak jelas asal-usulnya, Kata issue (b. Inggris) : publikasi, perkara.

f. padanan kata yang serasi; Contoh : (1) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, tetapi

f. padanan kata yang serasi; Contoh : (1) Walaupun malam tadi bertugas siskamling, tetapi dia masuk kantor juga seperti biasa. (Salah), karena tidak serasi. (2) Malam tadi dia bertugas siskamling, tetapi dia masuk kantor juga seperti biasa. (Benar). (3)Walaupun malam tadi bertugas siskamling, dia masuk kantor juga seperti biasa. (Benar).

g. Idiom dan ungkapan idiomatis. Idiom: ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat

g. Idiom dan ungkapan idiomatis. Idiom: ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Contohnya: gulung tikar , muka badak. Idiomatis : pasangan kata yang selalu muncul bersama sebagai frase. Contohnya: berawal dari, berdasarkan pada, bergantung pada, bertemu dengan, berkenaan dengan, diperuntukkan bagi, disebabkan oleh, sehubungan dengan, terbuat dari, terdiri atas/ dari, tergantung pada, dan sejalan dengan.

1. 3 Kesesuaian Penggunaan Kata Syarat-syaratnya: 1. menggunakan ragam baku dengan cermat 2. menggunakan

1. 3 Kesesuaian Penggunaan Kata Syarat-syaratnya: 1. menggunakan ragam baku dengan cermat 2. menggunakan kata eufimisme 3. menggunakan kata berpasangan dan perlawanan dengan baik 4. menggunakan kata-kata ilmiah 5. hindari penggunaan ragam lisan

Latihan Buatlah kalimat dengan menggunakan kata/ungkapan berikut: 1. penyelidikan 2. penelitian 3. tiap-tiap 4.

Latihan Buatlah kalimat dengan menggunakan kata/ungkapan berikut: 1. penyelidikan 2. penelitian 3. tiap-tiap 4. masing-masing 5. disebabkan oleh 6. berbicara tentang 7. membicarakan 8. berkenaan dengan

berawal dari, berdasarkan pada, bergantung pada, bertemu dengan, berkenaan dengan, Diperuntukkan bagi, disebabkan oleh,

berawal dari, berdasarkan pada, bergantung pada, bertemu dengan, berkenaan dengan, Diperuntukkan bagi, disebabkan oleh, Sehubungan dengan, terbuat dari, terdiri atas/ dari, tergantung pada, sejalan dengan.

KALIMAT 1. Pengertian Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan

KALIMAT 1. Pengertian Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Kalimat merupakan satuan bahasa yang sekurang-kurangnya terdiri dari sabjek (S) dan predikat (P). Kalimat merupakan bagian ujaran yang dapat disampaikan dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

Penanda kalimat: dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela

Penanda kalimat: dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (. ) untuk kalimat deklaratif, tanda tanya (? ) untuk kalimat deklaratif, dan tanda seru (!) untuk kalimat imperatif.

subjek (S), predikat (P), 2 unsur-unsur kalimat objek (O), pelengkap (Pel. ), keterangan (K).

subjek (S), predikat (P), 2 unsur-unsur kalimat objek (O), pelengkap (Pel. ), keterangan (K).

Subjek (S): -Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), suatu hal, atau suatu

Subjek (S): -Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), suatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. -S diisi oleh jenis kata/ frase benda (nominal), klausa, atau frase verbal. -S dapat dikenali atau diuji dengan kata tanya siapa (yang) atau apa (yang) kepada P, -Wajib ada dalam sebuah kalimat.

Contoh: 1. Dosen saya sedang marah. (kata benda) 2. Mahasiswa Antropologi sedang meneliti rumah

Contoh: 1. Dosen saya sedang marah. (kata benda) 2. Mahasiswa Antropologi sedang meneliti rumah adat Mentawai. (frase benda)

Predikat (P): - P memberitahu tindakan atau perbuatan S, - P dapat menyatakan sifat,

Predikat (P): - P memberitahu tindakan atau perbuatan S, - P dapat menyatakan sifat, situasi, status, ciri, jati diri S, atau jumlah sesuatu yang dimiliki S. - P dapat berupa kata atau frase kata kerja (verba) dan bukan kata kerja (sifat, benda, dan jumlah), - Wajib ada dalam sebuah kalimat.

Contoh: 1. Kucing itu mengeong. (kata/ verba) 2. Dosen sedang makan siang. (frase/ verba)

Contoh: 1. Kucing itu mengeong. (kata/ verba) 2. Dosen sedang makan siang. (frase/ verba)

Objek (O): - Bagian kalimat yang melengkapi P, - O selalu diisi oleh kata

Objek (O): - Bagian kalimat yang melengkapi P, - O selalu diisi oleh kata benda (nomina), frase benda, atau klausa, - O terletak sesudah P yang berupa kata kerja transitif (kata kerja yang menuntut hadirnya O), - Tidak wajib ada dalam sebuah kalimat, kecuali bila P-nya berupa verba transitif. - O dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Contoh: 1. Rini membeli buku. (perlu O) 2. Komputerku rusak (tidak perlu O)

Pelengkap (Komplemen) (Pel. ): - Bagian kalimat yang melengkapi P, - Pel. , umumnya,

Pelengkap (Komplemen) (Pel. ): - Bagian kalimat yang melengkapi P, - Pel. , umumnya, terletak sesudah P dan P-nya cenderung berawalan ber-. - Pel. dapat diisi oleh kata/ frase benda, frase verba, dan adjektival (sifat). Contoh: a. Ketua MPR membacakan teks Pancasila. (Pancasila sebagai objek) b. Banyak mahasiswa asing belajar bahasa Indonesia di UPN (bahasa Indonesia sebagai pelengkap) c. Perampok itu bersenjatakan bambu runcing (bambu runcing sebagai pelengkap)

Keterangan (K): - Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya.

Keterangan (K): - Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. - Keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. , - Keterangan dapat terletak di awal, di tengah, atau di akhir kalimat, - Keterangan diisi oleh frase benda, sifat, preposisi, atau klausa - Macam-macam keterangan dalam kalimat berdasarkan maknanya, yakni: ket. tempat, ket. waktu, ket. alat, ket. tujuan, ket. cara. Contoh: 1. Mahasiswa itu mengambilkan dosennya air minum dari kulkas. 2. Anak itu memukul anjing dengan kayu.

3. Bagian-Bagian Kalimat 4. Tataran Kalimat kata, frasa, klausa tataran kata ---- Maling! tataran

3. Bagian-Bagian Kalimat 4. Tataran Kalimat kata, frasa, klausa tataran kata ---- Maling! tataran frasa ---- (Susi) Pergi kuliah (kalimat jawaban)

5. Klasifikasi Kalimat: 1) berdasarkan jumlah klausa 2) berdasarkan struktur internalnya 3) berdasarkan respon

5. Klasifikasi Kalimat: 1) berdasarkan jumlah klausa 2) berdasarkan struktur internalnya 3) berdasarkan respon mitra tutur 4) berdasarkan ada tidaknya unsur negasi 5) berdasarkan hubungan aktor-aksi kalimat tunggal kalimat luas kalimat sempurna kalimat tak sempurna kalimat deklaratif kalimat imperatif kalimat interogatif kalimat afirmatif kalimat negatif Kalimat aktif kalimat pasif

Terima kasih

Terima kasih