Memahami Teks Puisi Karangan Bunga Tiga anak kecil

Memahami Teks Puisi

Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Bagi kakak kami yang ditembak mati Siang tadi (Taufik Ismail)


PUISI susunan kata atau kalimat yang indah dan penuh makna

Ciri-ciri Puisi • Terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa • Unsur-unsur bahasa disusun dengan memperhatikan irama dan bunyi • Berisikan ungkapan, pikiran, dan perasaan berdasarkan pengalaman penyair dan bersifat imajinatif • Bahasa yang digunakan bersifat konotatif (kiasan) • Dibentuk oleh struktur fisik dan struktur batin

Unsur Puisi Batin • Tema Nada/suasana • Rima Rasa • Irama Amanat Fisik • Pengimajian Majas • Tipografi Citraan • Diksi

1. 2. 3. 4. 5. 6. Unsur batin puisi : Tema : Sense atau tema adalah pokok persoalan (subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan) menurut I. A. Richard. Rima : Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Irama : Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama yang dugunakan dalam puisi ini adalah dengan nada suara yang pelan kemudian meninggi pada bagian-bagian tertentu agar memiliki perbedaan makna Nada dan Suasana (tone), Nada penyair sikap yaitu terhadap : pembacanya. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Rasa/Feeling : Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Amanat : Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.

Unsur fisik puisi 1. 2. 3. 4. 5. Pengimajian: Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Tipografi : Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. Diksi : Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Majas : Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan, kiasan, pelambangan dan sebagainya. Citraan : Gambaran bayang dari baris atau bait yang dibacakan dalam puisi dikaitkan dengan alat indra

Bagaimana Menulis Puisi? 1. Puisi berbeda dengan prosa 2. Diciptakan dalam suasana yang intens, spontan dan padat. 3. Pengungkapan ekspresi jiwa 4. Berdasarkan masalah, pengalaman yang menyentuh kesadaran penulis (inspirasi diri sendiri) 5. Gunakan gaya bahasa (kiasan)

Contoh analisis puisi

Gadis Peminta-minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap Gembira dari kemayaan riang. Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni Untuk bisa membagi dukaku. Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku Hidupnya tak lagi punya tanda. Toto Sudarto Bachtiar, Suara

• Tema puisi di atas adalah kemanusiaan. Penyair bermaksud meyakinkan manusia bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama. Bukti: gadis peminta-minta disebutnya sebagai gadis kecil berkaleng kecil. Martabatnya lebih tinggi dari menara katedral. Jika gadis kecil itu mati. Kota Jakarta akan kehilangan jiwa sebab dunianya tidak mempunyai tanda lagi.

• Amanat tersirat yang disampaikan penyair berkaitan dengan tema “ Hargailah dan pikirkanlah manusia-manusia yang dikategorikan sebagai sampah masyarakat. Mereka juga manusia yang memiliki martabat seperti manusia lainnya. Sebagai orang yang mampu hendaknya mau memikirkan nasib mereka.

• Perasaan Dilihat dari bahasa yang digunakan yang cenderung bersifat kontemplatif (perenungan atau penyadaran atas hakikat keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan. • Nada Penyair hendak mengingatkan kita tentang keadaan di sekitar kita dan mau berbagi dengan mereka • Suasana Setelah membaca puisi tersebut, adanya perasaan sedih bahwa kesengsaraan mereka bukanlah hal yang mereka inginkan. Sebagai orang yang mampu setidaknya kita mau berbagi dengan mereka

• Tipografi Puisi “Gadis Peminta-minta” memiliki bentuk yang biasa, setiap bait terdiri atas 4 baris dan ini merupakan bentuk standar • Diksi Pilihan kata yang digunakan oleh penyair bukan bahasa yang biasa digunakan sehari-hari, tetapi penuh dengan makna, sehingga pembaca harus mencerna setiap kata lebih lama

• Majas atau gaya bahasa atau kiasan. a. Majas Perumpamaan (simile) bak, bagaikan, seperti b. Majas Metafora (perbandingan) Gadis peminta-minta = gadis kecil berkaleng kecil c. Majas Personifikasi Dan kotaku, oh kotaku, Hidupnya tak lagi punya tanda

• Citraan, efek yang ditimbulkan a. Audio : pendengaran b. Visual : penglihatan gadis kecil berkaleng kecil, bulan merah jambu, pulang ke bawah jembatan, kehidupan angan-angan yang gemerlapan c. Audio – visual : pendengaran – penglihatan d. Taktil : perasaan • Rima/Ritma

MAJAS Majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. (KBBI: 2002)

Ø Personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup. Contoh : - Baru tiga km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk. - Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk. - Ombak berkejar-kejaran di tepi pantai. Ø Majas Depersonifikasi Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda non-manusia. Contoh dari majas depersonifikasi ini misalnya: Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun. Orang itu berdiam diri dan mematung. ØMetafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung. Contoh : - Raja siang telah pergi ke peraduannya. - Dewi malam telah keluar dari balik awan. -Perpustakaan adalah gudang ilmu.

Ø Litotes adalah majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. Contoh: - Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudra luas. - Kuharap sekali-kali engkau singgah di gubukku yang reot ini. - Aku hanya anak ingusan yang tidak ada apa-apanya Ø Hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian. Majas yang memperlihatkan sesuatu dengan berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya. Contoh: - Suaranya menggelegar membelah angkasa. - Pukulan petinju itu melayang secepat kilat. - Tiga tahun telah berlalu sejak meninggalnya kekasihku, namun tak sedetik pun wajahnya hilang dari ingatanku.

Ø Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan pasangan kata yang berlawanan arti. Contoh: Miskin kaya, tua muda sama saja di mata Tuhan. Gadis yang secantik si Ida dipersunting oleh si Dedi yang jelek itu. Ø Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh: Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini. Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini. Ø Metonimia Metonomia adalah majas yang menggunakan nama barang atau merek dagang dari sebuah benda sebagai pengganti barang itu sendiri. Contoh: Kemarin ia memakai Xenia. Di kantongnya selalu terselip gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam) Setiap pagi Ayah selalu mnghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)

ØSimile Majas simile atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, ibarat, sebagai, bak, laksana, seumpama, seperti, dan laksana. Contoh: Semangatnya keras bagaikan baja. Mukanya pucat bagai mayat. Ø Majas ironi adalah majas yang didalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini adalah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi setelah itu menjatuhkan orang tersebut. Contoh : Kamu rajin sekali, selalu telat datang Hebat sekali murid itu, sampai harus tinggal kelas.

- Slides: 23