143 143 Syntax Penulisan if statement if condition

  • Slides: 66
Download presentation
143

143

143

143

Syntax Penulisan if statement: if( condition ) Condition : adalah ungkapan atau pernyataan (expression)

Syntax Penulisan if statement: if( condition ) Condition : adalah ungkapan atau pernyataan (expression) yang mengandung nilai TRUE (benar) atau FALSE (salah). Contoh : 5 > 2 bernilai TRUE 5 > 9 bernilai FALSE 5 == 5 bernilai TRUE Tanda : > dan == diatas disebut Relational Operator (Operator Hubungan) 143

Bahasa C, C++ , dan Java mengenal bermacam ungkapan atau ekspresi yang menyatakan suatu

Bahasa C, C++ , dan Java mengenal bermacam ungkapan atau ekspresi yang menyatakan suatu kondisi, antara lain dua bentuk seperti yang dicontohkan berikut ini. Bentuk pertama, pernyataan yang menggunakan operator : a). 9 > 5 contoh ungkapan yang bernilai TRUE b). 9 <= 5 contoh ungkapan yang bernilai FALSE Bentuk kedua, pernyataan yang tidak menggunakan operator : a). b). 0 5 contoh ungkapan yang bernilai FALSE contoh ungkapan yang bernilai TRUE Dari contoh diatas terlihat ada dua bentuk ungkapan yang menyatakan suatu kondisi 143

Bentuk-Pertama: yang menggunakan Relational Operator yang digunakan dalam Bahasa C/C++ dan Java == >

Bentuk-Pertama: yang menggunakan Relational Operator yang digunakan dalam Bahasa C/C++ dan Java == > < >= Equal To (Sama Dengan) Greater Than (Lebih Besar Dari) Less Than (Lebih Kecil Dari) Greater Than Or Equal To (Lebih Besar Dari Atau Sama Dengan) <= Less Than Or Equal To (Lebih Kecil Dari atau Sama Dengan) != Not Equal To ( Tidak Sama Dengan) 144

Sebutkan TRUE atau FALSE nilai condition berikut ini : 5 == 2 contoh :

Sebutkan TRUE atau FALSE nilai condition berikut ini : 5 == 2 contoh : if( 5 == 2 ) 5 > 2 5 < 2 5 >= 2 5 <= 2 5 >= 5 5 <= 5 5 != 2 5 != 5 5 < 7 5 <= 7 5 >= 7 144

5 == 2 F 5 > 2 T 5 < 2 F 5 >=

5 == 2 F 5 > 2 T 5 < 2 F 5 >= 2 T 5 <= 2 F 5 >= 5 T 5 <= 5 T 5 != 2 T 5 != 5 F 5 < 7 T 5 <= 7 T 5 >= 7 F 144

5 7 9 7 7 7 A B A B condition akan bernilai (A

5 7 9 7 7 7 A B A B condition akan bernilai (A == B) F (A == B) T (A > B) F (A > B) T (A > B) F (A < B) T (A < B) F (A >= B) T (A <= B) F (A <= B) T (A != B) F T = TRUE F = FALSE 144

Beberapa contoh penulisan : if(A<=B) Benar, tanpa ada satu spasipun if (A<=B) Benar, ada

Beberapa contoh penulisan : if(A<=B) Benar, tanpa ada satu spasipun if (A<=B) Benar, ada satu atau lebih spasi antara “if” dan “(“ if( A<=B ) Benar, ada satu atau lebih spasi antara “(“ dan “A” dan antara “B” dan “)” if( A <= B ) Benar, ada satu atau lebih spasi antara “A” dan “<“ if( A < = B ) Error, ada satu atau lebih spasi antara “<” dan “=“ 144

Bentuk-Kedua. 9. 10 Contoh ungkapan suatu nilai numerik yang menyatakan suatu kondisi. Bentuk ini

Bentuk-Kedua. 9. 10 Contoh ungkapan suatu nilai numerik yang menyatakan suatu kondisi. Bentuk ini tidak membandingkan dua buah nilai melainkan menyuguhkan nilai tersebut sebagai suatu kondisi yang bernilai TRUE atau FALSE dengan ketentuan sebagai berikut ; Nilai 0 (nol) Nilai bukan 0 (nol) Contoh : 0 5 2 -2 2+3 2 -3 N !N bila dinyatakan sebagai suatu kondisi, maka kondisi tersebut bernilai FALSE. bila dinyatakan sebagai suatu kondisi, maka kondisi tersebut bernilai TRUE. nol, jadi bernilai FALSE 5 bukan nol, jadi bernilai TRUE -1, bukan nol, jadi bernilai TRUE tergantung nilai N, bila N bernilai nol, maka !N (bukan N) bernilai bukan nol, jadi kondisi bernilai TRUE 145

Seperti dijelaskan sebelumnya, dalam program, ungkapan yang menyatakan suatu kondisi, digunakan antara lain oleh

Seperti dijelaskan sebelumnya, dalam program, ungkapan yang menyatakan suatu kondisi, digunakan antara lain oleh control statement if, atau for, atau while seperti dicontohkan berikut ini : if(N+5) atau while(!N) 145

Khusus pada bahasa Java, disediakan sebuah tipe data : boolean yang dapat berisi nilai

Khusus pada bahasa Java, disediakan sebuah tipe data : boolean yang dapat berisi nilai hanya TRUE atau FALSE seperti dicontohkan sebagai berikut : int N = 25; boolean Selesai = false; yang contoh penggunaannya : if(Selesai) disini “Selesai” adalah sustu kondisi yang bernilai FALSE atau while(!Selesai) disini “!Selesai” adalah suatu kondisi yang bernilai TRUE 145

146

146

9. 1 146

9. 1 146

146

146

Bentuk Umum - 1 biasa disebut : Bentuk IF-THEN if ( cond ) {

Bentuk Umum - 1 biasa disebut : Bentuk IF-THEN if ( cond ) { - statements-true } - Flowchart cond TRUE - statementstrue next instruction Cara-Kerja - next instruction Bila nilai cond - TRUE, maka kerjakan semua instruksi yang ada dalam statements-true Setelah selesai, lanjutkan ke next-instruction - FALSE, maka langsung ‘meloncat’ mengerjakan isnstruksi yang ada di next-instruction 146

147

147

Bentuk Umum - 2 biasa disebut : Bentuk IF-THEN-ELSE if ( cond ) {

Bentuk Umum - 2 biasa disebut : Bentuk IF-THEN-ELSE if ( cond ) { - statements-true } else { - statements-false } - next instruction Flowchart FALSE - cond statementsfalse - TRUE - statementstrue next instruction cond = condition 147

if ( cond ) { - statements-true } else - { - statements-false }

if ( cond ) { - statements-true } else - { - statements-false } - Flowchart FALSE - cond TRUE statementsfalse - statementstrue next instruction Cara-Kerja - next instruction Bila nilai cond - TRUE, maka kerjakan semua instruksi yang ada dalam statements-true Setelah selesai, lanjutkan ke next-instruction - FALSE, maka kerjakan semua instruksi yang ada dalam statements-false Setelah selesai, lanjutkan ke next-instruction 147

Beberapa buku literatur, menggambarkan Flowchartnya sbb: TRUE - cond FALSE - true - cond

Beberapa buku literatur, menggambarkan Flowchartnya sbb: TRUE - cond FALSE - true - cond TRUE false next instruction true - - FALSE - false next instruction 147

9. 2 149

9. 2 149

Beberapa contoh penulisan / penggunaan if(cond) bentuk IF-THEN-ELSE 1. int A=5, B=7; if(A<B) {

Beberapa contoh penulisan / penggunaan if(cond) bentuk IF-THEN-ELSE 1. int A=5, B=7; if(A<B) { printf(“Jakarta”); } else { printf(“Bandung”); } printf(“n. Selesai”); 2. Akan tercetak : Jakarta Selesai 3. int A=5, B=7; if(A<B) { printf(“Jakarta”); } else { printf(“Bandung”); } printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta Selesai 4. int A=5, B=7; if(A<B){ printf(“Jakarta”); } else { printf(“Bandung”); } printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta Selesai 150

5. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta

5. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta Selesai Catatan : 6. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta Selesai Bila instruksi yang ada dalam kelompok statemnts-true atau dalam kelompok statements-false hanya terdiri dari satu instruksi, maka instruksi tersebut boleh tidak diapit oleh kurung buka “{“ dan kurung tutup “}” atau bila tidak menggunakan (atau tidak diapit oleh) kurung buka “{“ dan kurung tutup “}”, berarti kelompok statements-true atau false, hanya terdiri dari satu instruksi. 150

7. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta

7. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta Selesai 8. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); Akan tercetak : Jakarta Selesai 9. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Akan tercetak : Jakarta Selesai 151

10. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Walaupun ditulis satu garis

10. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); Walaupun ditulis satu garis vertikal dengan printf(“Bandung”); , tapi bukan merupakan milik statements-else karena milik statemts-else hanya satu instruksi yaitu printf(“Bandung”); Akan tercetak : Jakarta Selesai 11. int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); printf(“Bogor”); else printf(“Bandung”); printf(“n. Selesai”); error Error, karena printf(“Jakarta”); tidak diapit oleh tanda kurung “{“ dan “}”, maka compiler menganggap statements-true hanya terdiri dari satu instruksi, maka instruksi printf(“Bogor”); dianggap sebagai next instruktion sehingga instruksi else tak punya hubungannya dengan instruksi if diatasnya. else yang berdiri sendiri, menyebabkan error 151

9. 2. 3 Beberapa Contoh Aspek Penulisan Condition

9. 2. 3 Beberapa Contoh Aspek Penulisan Condition

1. int A=5, B=7; if(A+4 > B+1) if(9>8) true printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A);

1. int A=5, B=7; if(A+4 > B+1) if(9>8) true printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); Akan tercetak : Besar 5 7 nilai A dan B tidak berubah 2. int A=5, B=7; if(A+=4 > B+1) if(9>8) true printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); Akan tercetak : Besar 5 7 nilai A dan B tidak berubah 152

2 a int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+1) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”,

2 a int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+1) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); Akan tercetak : Besar 1 7 5. 06 if(1) true Tertulis Harus dibaca : if(A=A+4 > B+1) : if(A = A+4 > B+1) Sehingga menjadi : if(A = 9 > 8) nilai True adalah 1 Sehingga menjadi : if(A = 1) A diisi dengan 1, kemudian ditest sebagai suatu condition Sehingga menjadi : if( 1 ) Menurut bahasa C, 0 (nol) berarti FALSE selain 0 (nol) berarti TRUE 152

2 b int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+3) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”,

2 b int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+3) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); if(0) false Akan tercetak : Kecil 0 7 Sama dengan no. 14, if(A=A+4 > B+3) sama dengan : if(A = 9 > 10) sama dengan : if(A = false) sama dengan : if(A = 0) sama dengan : if(0) yang bernilai False sedangkan nilai A adalah 0 (nol) 152

3. int A=5, B=7; if(A-2) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); int A=5,

3. int A=5, B=7; if(A-2) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); int A=5, B=7; if(A=3) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); 4. if(3) true Selain 0 artinya TRUE Akan tercetak : Besar 5 7 5. Akan tercetak : Besar 5 7 nilai A tidak berubah true Selain 0 artinya TRUE Akan tercetak : Besar 3 7 nilai A tidak berubah int A=5, B=7; if(A-8) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); if(3) nilai A diisi dengan 3 6. if(-3) true Selain 0 artinya TRUE int A=5, B=7; if(A=A-5) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); Akan tercetak : Kecil 0 7 A diisi dengan 0 if(0) false 152

5. 07 7. int A=5, B=7; if(A=A-8) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); 8. if(-3) true int

5. 07 7. int A=5, B=7; if(A=A-8) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); 8. if(-3) true int A, B=7; if(A=5) printf(“Besar”); Selain 0 artinya TRUE printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); nilai A diisi dengan -3 true else printf(“n%i”, A); Akan tercetak : Besar -3 7 if(5) Akan tercetak : Besar 5 7 A diisi dengan 5 153

9. 11. int A=1; if(1) if( A ) true printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); 10. Akan

9. 11. int A=1; if(1) if( A ) true printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); 10. Akan tercetak : Jakarta int A=5; if( A ) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); Akan tercetak : Jakarta Selain 0 berarti TRUE int A=-1; if(-1) if( A ) true printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); 12. if(5) true Selain 0 berarti TRUE int A=0; if(0) if( A ) false printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); true Akan tercetak : Jakarta 13. if( 5 ) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); if(5) 14. if( 0 ) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); Akan tercetak : Bandung 0 berarti False if(0) false 153

15. 9. 33 int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+1) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A);

15. 9. 33 int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+1) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); if(1) true Akan tercetak : Besar 1 7 Perhatikan instruksi : if(A=A+4 > B+1) 154

Perhatikan instruksi : Tertulis if(A=A+4 > B+1) 9. 34 : if(A=A+4 > B+1) Harus

Perhatikan instruksi : Tertulis if(A=A+4 > B+1) 9. 34 : if(A=A+4 > B+1) Harus dibaca: if(A = A+4 > B+1) B+1=8 A+4=9 Sehingga menjadi: if(A = 9 > 8 ) 9 > 8 bernilai True Sehingga menjadi: if(A = 1) nilai True adalah 1 A diisi dengan 1, kemudian ditest sebagai suatu condition Sehingga menjadi : if( 1 ) Menurut bahasa C, 0 (nol) berarti FALSE selain 0 (nol) berarti TRUE 154

16. int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+3) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B);

16. int A=5, B=7; if(A=A+4 > B+3) printf(“Besar”); else printf(“Kecil”); printf(“n%i”, A); printf(“n%i”, B); 9. 35 if(0) false Akan tercetak : Kecil 0 7 Sama dengan no. 14, if(A=A+4 > B+3) sama dengan : if(A = 9 > 10) sama dengan : if(A = false) sama dengan : if(A = 0) sama dengan : if(0) yang bernilai False sedangkan nilai A adalah 0 (nol) 154

9. 3 155

9. 3 155

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak perkataan “LULUS”, bila nilai tersebut >= 60 atau cetak perkataan “GAGAL” bila nilai tersebut < 60. Misal nilai yang diinput adalah : 65 65 scanf(“%i”, &Nilai); 65 printf LULUS Nilai printf(“LULUS”); 155

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak perkataan “LULUS”, bila nilai tersebut >= 60 atau cetak perkataan “GAGAL” bila nilai tersebut < 60. Misal nilai yang diinput adalah : 57 57 scanf 57 printf GAGAL Nilai scanf(“%i”, &Nilai); printf(“GAGAL”); 155

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak perkataan “LULUS”, bila nilai tersebut >= 60 atau cetak perkataan “GAGAL” bila nilai tersebut < 60. Catatan : Kita pernah membuat / melihat program sebagai berikut : int A=5, B=7; if(A<B) printf(“Jakarta”); else printf(“Bandung”); Akan tercetak : Jakarta 155

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer (nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak perkataan

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer (nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak perkataan “LULUS”, bila nilai tersebut >= 60 atau cetak perkataan “GAGAL” bila nilai tersebut < 60. Flowchart START Scanf false printf Nilai>=60 “GAGAL” END Nilai true printf “LULUS” 155

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak

Soal-1 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer ( nilai ujian mahasiswa) kemudian cetak perkataan “LULUS”, bila nilai tersebut >= 60 atau cetak perkataan “GAGAL” bila nilai tersebut < 60. Jawab-1. Cara-1: C #include <stdio. h> void main() { int Nilai; printf(“Inputkan sebuah nilai: “); scanf(“ %i”, &Nilai); Flowchart START Scanf Nilai>=60 if (Nilai >= 60) printf(“LULUS”); else printf(“GAGAL”); } printf “GAGAL” END printf “LULUS” 155

if (Nilai >=60) printf(“LULUS”); else printf(“GAGAL”); Perahatikan blok instruksi if pada program diatas Empat

if (Nilai >=60) printf(“LULUS”); else printf(“GAGAL”); Perahatikan blok instruksi if pada program diatas Empat baris instruksi diatas, dapat ditulis menjadi satu baris: if (Nilai >=60) printf(“LULUS”); else printf(“GAGAL”); Bahkan bisa ditulis menjadi : atau (Nilai>=60)? printf(“LULUS”) : printf(“GAGAL”); Nilai>=60? printf(“LULUS”) : printf(“GAGAL”); printf( (Nilai>=60)? (“LULUS”) : (“GAGAL”)); printf( (Nilai>=60)? “LULUS” : “GAGAL” ); printf( Nilai>=60? “LULUS” : “GAGAL” ); 155

C++ Flowchart #include <iostream. h> void main() { int Nilai; cout << “Inputkan sebuah

C++ Flowchart #include <iostream. h> void main() { int Nilai; cout << “Inputkan sebuah nilai : “; cin >> Nilai; if (Nilai >=60) else START cin Nilai cout << “LULUS”; Nilai>=60 cout << “GAGAL”; } cout “GAGAL” cout “LULUS” END 156

Java Flowchart public class Lulus. Gagal { START public static void main (String[] args

Java Flowchart public class Lulus. Gagal { START public static void main (String[] args ) { String S; cin int N; Nilai Syste. out. print(“Inputkan Sebuah Nilai: “); S = Input. Dari. Keyboard. input. String(); Nilai>=60 N = Integer. value. Of(S). int. Value(); if(N >= 60) System. out. println(“LULUS”); cout “GAGAL” cout “LULUS” else System. out. println(“GAGAL”); } END } Catatan : Untuk program Java yang mengandung instruksi input dari keyboard, perlu program routine yang ditulis secara terpisah (Lihat Bab 7) 156

Jawab-1. Cara-2: #include <stdio. h> #include<string. h> void main() { int Nilai; char X[10];

Jawab-1. Cara-2: #include <stdio. h> #include<string. h> void main() { int Nilai; char X[10]; printf(“n Inputkan sebuah nilai : “); scanf(“ %i ”, &Nilai); if (Nilai >=60) strcpy(X, “LULUS”); else strcpy(X, “GAGAL”); printf(“n % s “, X); } START Scanf Nilai>=60 X=“GAGAL” X=“LULUS” printf X END Disini untuk mengisi string X, digunakan instuksi strcpy(), suatu fungsi pustaka untuk string copy Instruksi ini memerlukan #include<string. h> Instruksi ini berlaku juga pada C++. 157

Jawab-1. Cara-3: #include <stdio. h> #include <string. h> main() { int Nilai; char X[10];

Jawab-1. Cara-3: #include <stdio. h> #include <string. h> main() { int Nilai; char X[10]; strcpy(X, “GAGAL”); printf(“n Inputkan sebuah nilai : “); scanf(“ %i ”, &Nilai); if (Nilai >=60) strcpy(X, “LULUS”); printf(“n % s “, X); } START X=“GAGAL” Scanf Nilai>=60 X=“LULUS” printf X END 157

Soal-2 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer, bilangan bulat positip lebih besar dari

Soal-2 Susun program untuk menginput sebuah nilai integer, bilangan bulat positip lebih besar dari nol, kemudian cetak perkataan “EVEN”, bilangan tersebut merupakan bilangan GENAP, sebaliknya cetak perkataan “ODD” bilangan tersebut merupakan bilangan GANJIL. Catatan : Bilangan bulat postip lebih besar dari nol dengan nilai : GENAP : 2, 4, 6, 8, dan seterusnya GANJIL : 1, 3, 5, 7, dan seterusnya 158

Jawab-2. Cara-1: START C Scanf #include <stdio. h> void main() { int N; printf(“Inputkan

Jawab-2. Cara-1: START C Scanf #include <stdio. h> void main() { int N; printf(“Inputkan sebuah nilai: “); scanf(“ %i”, &N); N N % 2 == 0 printf “ODD” printf “EVEN” if (N % 2 == 0) printf(“EVEN”); else printf(“ODD”); END } 158

N % 2 Baca : N MOD 2 Operator % dalam Bahaca C, maksudnya

N % 2 Baca : N MOD 2 Operator % dalam Bahaca C, maksudnya adalah Modulus, atau Sisa Pembagian Bilangan Integer. Contoh : 1 % 2 = 1 15 % 2 = 1 2 % 2 = 0 15 % 3 = 0 3 % 2 = 1 4 % 2 = 0 15 % 4 = 3 15 % 15 = 0 20 % 15 = 5 5 % 2 = 1 6 % 2 = 3 7 % 15 = 7 6 % 15 = 6 1 % 15 = 1 158

Jawab-2. Cara-2: C #include <stdio. h> void main() { int N, M, K; printf(“Inputkan

Jawab-2. Cara-2: C #include <stdio. h> void main() { int N, M, K; printf(“Inputkan sebuah nilai: “); scanf(“ %i”, &N); M = N / 2; K = M * 2; if (N == K) printf(“EVEN”); else printf(“ODD”); } N 7 K 6 /2 M *2 3 Kalan N Ganjil, maka N tidak sama dengan K N 6 /2 M K 6 *2 3 Kalan N Genap, maka N akan sama dengan K 158

Jawab-2. Cara-2: C #include <stdio. h> void main() { int N, M, K; printf(“Inputkan

Jawab-2. Cara-2: C #include <stdio. h> void main() { int N, M, K; printf(“Inputkan sebuah nilai: “); scanf(“ %i”, &N); M = N / 2; K = M * 2; if (N == K) printf(“EVEN”); else printf(“ODD”); } Atau : #include <stdio. h> void main() { int N; printf(“Inputkan sebuah nilai: “); scanf(“ %i”, &N); if (N == N / 2 * 2) printf(“EVEN”); else printf(“ODD”); } 158

Soal-3 Susun program dalam bahasa C untuk menginput 2 (dua) buah bilangan bulat, kemudian

Soal-3 Susun program dalam bahasa C untuk menginput 2 (dua) buah bilangan bulat, kemudian mencetak salah satu bilangan yang nilainya terbesar. MISAL NILAI YANG DIINPUT ADALAH 5 DAN 2 5 2 scanf 5 A 2 B printf 5 159

Cara-1 #include <stdio. h> main() { int A, B; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“

Cara-1 #include <stdio. h> main() { int A, B; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“ %i ”, &B); if (A > B) { printf(“n%i “, A); } else { printf(“n%i “, B); } } Dua instruksi ini dapat digabung menjadi satu : scanf(“ %i %i “, &A, &B ); START false pritnf Scanf A scanf B A>B true pritnf B A END FLOWCHART Cara-1 159

START false pritnf Scanf A scanf B A>B true pritnf B A END FLOWCHART

START false pritnf Scanf A scanf B A>B true pritnf B A END FLOWCHART Cara-1 159

Cara-1 #include <stdio. h> main() { int A, B; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“

Cara-1 #include <stdio. h> main() { int A, B; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“ %i ”, &B); if (A > B) printf(“n %i “, A); else printf(“n %i “, B); } Dua instruksi scanf diatas, dapat digabung menjadi satu : scanf(“ %i %i “, &A, &B ); 159

if (A > B) printf(“%i“, A); else printf(“%i“, B); if (A < B) printf(“%i“,

if (A > B) printf(“%i“, A); else printf(“%i“, B); if (A < B) printf(“%i“, …. ); else printf(“%i“, …. . ); if (B > A) printf(“%i“, …. . . ); else printf(“%i“, …. . . ); if (B < A) printf(“%i“, …. . . ); else printf(“%i“, …. . . ); 160

if (A > B) printf(“%i“, A); else printf(“%i“, B); if (A < B) printf(“%i“,

if (A > B) printf(“%i“, A); else printf(“%i“, B); if (A < B) printf(“%i“, B); else printf(“%i“, A); if (B > A) printf(“%i“, B); else printf(“%i“, A); if (B < A) printf(“%i“, A); else printf(“%i“, B); 160

#include <stdio. h> main() { int A, B; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“ %i

#include <stdio. h> main() { int A, B; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“ %i ”, &B); if (A > B) printf(“n %i “, A); else printf(“n %i “, B); } Perhatikan beberapa cara penulisan pengganti if () diatas : 1). if(A>B) printf(“%i”, A); else printf(“%i”, B); 2). A>B? printf(“%i”, A) : printf(“%i”, B); 3). (A>B)? printf(“%i”, A) : printf(“%i”, B); 4). printf(“%i”, A>B? (A) : (B) ); 5). printf(“%i”, A>B? A : B ); 161

Cara-2 #include <stdio. h> main() { int A, B, MAX; scanf(“ %i ”, &A);

Cara-2 #include <stdio. h> main() { int A, B, MAX; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“ %i ”, &B); if (A > B) MAX = A; else MAX = B; } printf(“i%“, MAX); false Scanf A scanf B A > B MAX = B Dua instruksi scanf diatas, dapat digabung menjadi satu : scanf(“ %i %i “, &A, &B ); true MAX = A printf MAX 161

9. 60 Dengan cara menyimpan bilangan yang terbesar kedalam sebuah variabel misal namanya MAX

9. 60 Dengan cara menyimpan bilangan yang terbesar kedalam sebuah variabel misal namanya MAX 5 2 scanf KEYBOARD 5 2 A B 5 prinf 5 MAX MEMORY SCREEN 161

9. 61 Jawab-3 Cara-3 Scanf A Cara-3 #include <stdio. h> main() { int A,

9. 61 Jawab-3 Cara-3 Scanf A Cara-3 #include <stdio. h> main() { int A, B, MAX; scanf(“ %i ”, &A); scanf(“ %i ”, &B); MAX = B; if (A > B) MAX = A; printf(“n %i “, MAX); scanf B MAX = B A > B true MAX = A } printf MAX 161

Cara-4 #include <stdio. h> main() { int A, B, MAX; scanf(“%i”, &A); MAX =

Cara-4 #include <stdio. h> main() { int A, B, MAX; scanf(“%i”, &A); MAX = A; scanf(“%i”, &B); if (B > MAX) MAX = B; printf(“n %i“, MAX); } START Scanf A MAX = A scanf B true B>MAX false MAX = B printf MAX END 162

Jawab-3 9. 63 Cara-5 Menggunakan hanya 2 variabel. A khusus untuk menampung input, dan

Jawab-3 9. 63 Cara-5 Menggunakan hanya 2 variabel. A khusus untuk menampung input, dan MAX khusus mencatat atau menyimpan nilai terbesar. 5 2 scanf KEYBOARD 2 A 5 prinf 5 MAX SCREEN 163

Cara-5 #include <stdio. h> main() { int A, MAX; } 9. 64 Scanf A

Cara-5 #include <stdio. h> main() { int A, MAX; } 9. 64 Scanf A MAX = A scanf(“ %i ”, &A); MAX = A; scanf(“ %i ”, &A); if (A > MAX) MAX = A; A>MAX A true false MAX = A printf(“n %i “, MAX); prinf MAX Algoritma (logika) Cara-5 ini yang nanti akan menjadi dasar algoritma pencarian bilangan terbesar ataupun terkecil dari sekian buah bilangan yang ada. 163

Urutan pelaksanaan : A MAX 1) int A, MAX; 2) scanf(“%i”, &A); 5 3)

Urutan pelaksanaan : A MAX 1) int A, MAX; 2) scanf(“%i”, &A); 5 3) MAX = A; 5 5 4) scanf(“%i”, &A); 2 5 5) if (A>max) MAX = A; 2 5 6) printf(“%i”, &MAX); misal nilai yang diinput adalah 5 dan 2 5 163

Urutan pelaksanaan : A MAX 1) int A, MAX; 2) scanf(“%i”, &A); 5 3)

Urutan pelaksanaan : A MAX 1) int A, MAX; 2) scanf(“%i”, &A); 5 3) MAX = A; 5 5 4) scanf(“%i”, &A); 9 5 5) if (A>max) MAX = A; 9 9 6) printf(“%i”, &MAX); misal nilai yang diinput adalah 5 dan 9 9 163