KEKERASAN PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA Oleh NGATIYEM

  • Slides: 30
Download presentation
KEKERASAN & PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA Oleh : NGATIYEM – FSP KEP SPSI

KEKERASAN & PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA Oleh : NGATIYEM – FSP KEP SPSI (CEMWU)

DASAR HUKUM 1. UU N 0. 39 tahun 1999 tentang HAM 2. Konvensi Penghapusan

DASAR HUKUM 1. UU N 0. 39 tahun 1999 tentang HAM 2. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) 3. UUK NO. 13/2003 Pasal 86 ayat 1) huruf B, Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas moral dan kesusilaan; spkep-spsi. org 2 Pimpinan Pusat Spkep Spsi spkepspsi

DASAR HUKUM 4. KEPMENAKERTRANS NO. : KEP. 224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusaha Yang Mempekerjakan/ Buruh

DASAR HUKUM 4. KEPMENAKERTRANS NO. : KEP. 224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusaha Yang Mempekerjakan/ Buruh Perempuan Antara Pukul 23. 00 Sampai Dengan 07. 00. 5. SE MENAKERTRANS NO. : SE. 03/MEN/V/2011 tentang Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja. 6. SE MENAKERTRANS NO. : SE. 60/MEN/SJHK/II/2006 tentang Panduan Kesempatan dan Perlakuan Yang Sama dalam Pekerjaan di Indonesia (EEO) spkep-spsi. org 3 Pimpinan Pusat Spkep Spsi spkepspsi

TEMPAT KERJA UU NO. 1/1970 Tiap ruangan atau lapangan, tertutup/terbuka, bergerak/tetap, dimana tenaga kerja

TEMPAT KERJA UU NO. 1/1970 Tiap ruangan atau lapangan, tertutup/terbuka, bergerak/tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasukin tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber 2 bahaya. Termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yg merupakan bagian 2/yang berhubungan dengan tempat tsb. Tidak hanya ruangan secara fisik sbg tempat aktivitas kerja 8 jam sehari, juga lokasi yg berkaitan pelaksanaan pekerjaan krn adanya tanggung jawab. 4

KEKERASAN • Tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau

KEKERASAN • Tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain. • Mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. • Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.

KEKERASAN BASIS BENTUK PELAKU CONTOH SUKU, RAS KEKERASAN FISIK PERORANGAN Dipukul, ditampar AGAMA KEKERASAN

KEKERASAN BASIS BENTUK PELAKU CONTOH SUKU, RAS KEKERASAN FISIK PERORANGAN Dipukul, ditampar AGAMA KEKERASAN PHYKIS KELOMPOK POLITIK KEKERASAN EKONOMI & SOSIAL LEMBAGA/ INSTITUSI GENDER KEKERASAN SEKSUAL Perkosaan, aborsi, eksploisasi seksual BUDAYA SOSIAL BUDAYA Sunat perempuan, perkawinan dini ORIENTASI SEKSUAL Dibentak, dimaki, di bully Penelantaran, pemiskinan

PELECEHAN • Segala jenis tindakan yang tidak diinginkan, berulang, dan tidak masuk akal, ditujukan

PELECEHAN • Segala jenis tindakan yang tidak diinginkan, berulang, dan tidak masuk akal, ditujukan pada seorang pekerja/buruh atau sebuah kelompok pekerja yang mengakibatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas yang diberikan atau menyebabkan pekerja merasa dirinya bekerja dalam iklim perusahaan yang tidak harmonis, yang juga dapat menyebabkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan. • Dilakukan dengan menyalahgunakan kekuasaan sehingga korban akan mengalami kesulitan dalam membela diri.

PELECEHAN SEKSUAL • Pelecehan seksual adalah perilaku dalam bentuk verbal ataupun fisik atau gerak

PELECEHAN SEKSUAL • Pelecehan seksual adalah perilaku dalam bentuk verbal ataupun fisik atau gerak tubuh yang berorientasi seksual, permintaan layanan seksual, atau perilaku lain yang berorientasi seksual yang membuat orang yang dituju merasa terhina, tersinggung dan/atau terintimidasi

PELECEHAN SEKSUAL (PS) • Pelecehan seksual meliputi berbagai situasi di mana perilaku yang telah

PELECEHAN SEKSUAL (PS) • Pelecehan seksual meliputi berbagai situasi di mana perilaku yang telah disebutkan sebelumnya disertakan ke dalam persyaratan kerja atau ketika perilaku yang sedemikian menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, tidak ramah atau tidak layak. Reaksi mereka yang menjadi korban harus terukur dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi.

KONSEP PS (SE. 03/MEN/V/2011) 1) 2) 3) Penyalahgunaan perilaku seksual; Permintaan layanan seksual Pernyataan

KONSEP PS (SE. 03/MEN/V/2011) 1) 2) 3) Penyalahgunaan perilaku seksual; Permintaan layanan seksual Pernyataan verbal atau aksi fisik atau bahasa tubuh yang menyiratkan perilaku seksual, atau; 4) Tindakan yang tidak diinginkan yang berkonotasi seksual: a. Orang yang menjadi sasaran telah menyatakan secara jelas bahwa perilaku tersebut tidak dikehendaki; b. Orang yang menjadi sasaran merasa terhina, tersinggung dan/ atau terintimidasi oleh perilaku tersebut; atau c. Pelaku sewajarnya harus dapat mengantisipasi bahwa orang lain akan me merasa tersinggung, terhina dan/atau terintimidasi oleh perilaku yang demikian.

PELECEHAN DI TEMPAT KERJA • Menciptakan lingkungan kerja penuh intimidasi, ancaman, bermusuhan, merendahkan, hinaan

PELECEHAN DI TEMPAT KERJA • Menciptakan lingkungan kerja penuh intimidasi, ancaman, bermusuhan, merendahkan, hinaan atau ofensif berdasarkan jenis kelamin, etnis seseorang atau karateristik pribadi yang lain • • Pelecehan “Quid pro quo” (pamrih) : misalnya pemerasan seksual Lingkungan kerja yang bermusuhan: • Perilaku secara verbal, non-verbal atau fisik • Misalnya gurauan yang bersifat merendahkan, mengintiminasi seseorang atas dasar fitur rasial, memberi perhatian seksual yang tidak diinginkan orang lain Di tempat kerja, pelecehan dapat dilakukan oleh pengusaha, supervisor, kolega, tamu, pelanggan atau pihak lain yang terkait 11 dengan pekerjaan •

PELECEHAN SEKSUAL • Pelecehan seksual adalah bentuk diskriminasi seksual serius, yang sebagian besar dialami

PELECEHAN SEKSUAL • Pelecehan seksual adalah bentuk diskriminasi seksual serius, yang sebagian besar dialami oleh perempuan tapi tidak saja dialami perempuan. • Pelecehan dapat terjadi pada tahap rekrutmen atau selama bekerja • Ada dua jenis pelecehan seksual : – Pemerasan seksual (quid pro quo): Tindakan untuk memperoleh keuntungan kerja tertentu (misalnya kenaikan pangkat, naik gaji) dengan syarat melakukan kegiatan seksual – Lingkungan kerja yang bermusuhan: Tindakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang penuh intimidasi, bermusuhan atau hinaan terhadap sang korban • ILO menegaskan bahwa pelecehan seksual adalah bentuk diskriminasi seksual di tempat kerja dan harus diatasi sesuai ketentuan Konvensi ILO no. 111. 12

BENTUK PELECEHAN SEKSUAL 1. PELECEHAN FISIK, Termasuk sentuhan yang tidak diinginkan mengarah ke perbuatan

BENTUK PELECEHAN SEKSUAL 1. PELECEHAN FISIK, Termasuk sentuhan yang tidak diinginkan mengarah ke perbuatan seksual seperti mencium, menepuk, mencubit, melirik atau menatap penuh nafsu; 2. PELECEHAN LISAN, Termasuk ucapan verbal yang tidak diinginkan tentang kehidupan pribadi atau bagian tubuh atau penampilan seseorang, lelucon dan komentar bernada seksual;

BENTUK PELECEHAN SEKSUAL 3. PELECEHAN ISYARAT, Termasuk bahasa tubuh dan atau gerakan tubuh bernada

BENTUK PELECEHAN SEKSUAL 3. PELECEHAN ISYARAT, Termasuk bahasa tubuh dan atau gerakan tubuh bernada seksual, kerlingan yang dilakukan berulang-ulang, isyarat dengan jari dan menjilat bibir; 4. PELECEHAN TERTULIS ATAU GAMBAR, Termasuk menampilkan bahan pornografi, gambar, screeansaver atau poster seksual, atau pelecehan lewat e-mail dan model komunikasi elektronik lainnya;

BENTUK PELECEHAN SEKSUAL 5. PELECEHAN PSIKOLOGIS/EMOSIONAL, Terdiri atas permintaan-permintaan dan ajakan yang terus menerus

BENTUK PELECEHAN SEKSUAL 5. PELECEHAN PSIKOLOGIS/EMOSIONAL, Terdiri atas permintaan-permintaan dan ajakan yang terus menerus tidak diinginkan, ajakan kencan yang tidak diharapkan, penghinaan atau celaan bersifat seksual.

UPAYA PENCEGAHAN & PENYELESAIAN Tidak mudahnya penyelesaian melalui jalur hukum/formal, maka tindakan ‘pencegahan’ akan

UPAYA PENCEGAHAN & PENYELESAIAN Tidak mudahnya penyelesaian melalui jalur hukum/formal, maka tindakan ‘pencegahan’ akan lebih baik bila dilakukan 16

UPAYA PENCEGAHAN 1. Sosialisasi PS kepada seluruh pekerja (Komunikasi, Edukasi). 2. Membangun komitmen melalui

UPAYA PENCEGAHAN 1. Sosialisasi PS kepada seluruh pekerja (Komunikasi, Edukasi). 2. Membangun komitmen melalui Kebijakan yg melarang PS. Kebijakan Perusahaan. PKB dan/atau PP 3. Program promosi & diklat - menjelaskan kebijakan & meningkatkan kesadaran tentang pencegahan PS. 17

UPAYA PENCEGAHAN 4. Tata cara pengajuan keluh kesah ttg PS. 5. Aturan disiplin dan

UPAYA PENCEGAHAN 4. Tata cara pengajuan keluh kesah ttg PS. 5. Aturan disiplin dan sanksi bagi pelaku. 6. Langkah 2 perlindungan dan pemulihan korban. 7. Pemantauan 18

MEKANISME PENYELESAIAN I. PROSEDUR PENGADUAN 1. 2. Keluhan informal - menekankan resolusi/pemecahan daripada bukti

MEKANISME PENYELESAIAN I. PROSEDUR PENGADUAN 1. 2. Keluhan informal - menekankan resolusi/pemecahan daripada bukti faktual atau pembuktianatas keluhan. Keluhan formal – fokus pada pembuktian (apakah keluhan dapat dibuktikan. Prosedur keluhan memuat : a. Tahapan pelaporan & pemrosesan keluhan serta batas waktu yang tepat untuk tiap langkahnya. b. Prosedur investigasi c. Prosedur banding kepihak yang lebih tinggi bagi yang tidak puas 19

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 1. Informal - menekankan pemecahan, kerahasiaan,

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 1. Informal - menekankan pemecahan, kerahasiaan, mediasi, menghindari sanksi & ganti rugi, dengan cara/tindakan : a. Korban diberi kesempatan menjelaskan kepada pelaku ttg tindakan yang tidak dinginkan. b. Korban dapat menyampaikan keluhan kepada orang yang dipercaya dan dilatih menangani kasu PS. c. Korban dapat meminta orang yg dipercaya/atasan untuk bicara informal dg pelaku. 20

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 2. Formal – tidak perlu menunggu

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 2. Formal – tidak perlu menunggu selesai keputusan informal – dg prinsip menjaga keadilan, dg langkah: a. Percakapan keluhan bersifat pribadi dan tetap dibuat tertulis. b. Penyampain keluhan kpd terduga secara rinci. c. Terduga diberi kesempatan menjawab/membela diri d. Tidak ada kesepakatan dibutuhkan saksi. e. Temuan keluh kesah disusun dan didukung bukti. f. Dibuat laporan tertulis proses penyidikan, bukti , temuan, usul penyelesaian. 21 g. Manajemen melaksanakan usulan penyelesaian/memutuskan tindakan lain.

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 3. Disiplin/sanksi Untuk memberi efek jera.

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 3. Disiplin/sanksi Untuk memberi efek jera. Tergantung faktor : a) Berat/ringan & frekuensi. b) Keinginan korban. c) Pelaku dianggap sudah mengetahui perilakunya tidak disukai. d) Rasa bersalah pelaku e) Pengulangan perbuatan 22

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 4. Tindakan Pemulihan. Meliputi : a)

MEKANISME PENYELESAIAN II. TATA CARA PENYELESAIAN KELUH KESAH. 4. Tindakan Pemulihan. Meliputi : a) Permintaan maaf dari pelaku. b) Mengembalikan cuti sakit/tahunan yg diambil karena PS. Memberikan cuti tambahan jika korban memerlukan konseling karena trauma. c) Menghapus penilaian negatif akibat PS. d) Mempekerjakan kembali jika dikenakan sanksi akibat PS. e) Menninjau kembali perlakuan dan hubungan kerja 23 yang merugikan korban, pengadu, saksi. f) Memberi ganti rugi.

DAMPAK PS KORBAN PERUSAHAAN ØMERASA TERHINA, MALU DAN ØPRODUKTIVITAS MENURUN TERINTIMIDASI ØMERASA MALU ØMANAJEMEN

DAMPAK PS KORBAN PERUSAHAAN ØMERASA TERHINA, MALU DAN ØPRODUKTIVITAS MENURUN TERINTIMIDASI ØMERASA MALU ØMANAJEMEN MEMBURUK ØMOTIVASI KERJA MENURUH ØMOBILITAS PEKERJA TINGGI ØSERING ABSEN ØCITRA PERUSAHAAN MENURUN ØGEJALA PSYKOLOGIS (DEPRESI, GUGUP , GELISAH) ØMENGGANGGU KEHIDUPAN KELUARGA 24

SARAN TERHADAP PERLAKUAN TAK MENYENANGKAN LAWAN JENIS: v JANGAN DIAM Tunjukkan rasa keberatan, agar

SARAN TERHADAP PERLAKUAN TAK MENYENANGKAN LAWAN JENIS: v JANGAN DIAM Tunjukkan rasa keberatan, agar mereka tahu jika keberatan dengan lelucon sensual yg ditujukan padamu. Tidak kasar tapi menegur keras bahwa leluconnya sudah melewati batas, walau dianggap tak punya selera humor. 25

SARAN v JANGAN MENOLERANSI INTERAKSI FISIK YANG TIDAK DIINGINKAN Mungkin cuma menepuk punggung atau

SARAN v JANGAN MENOLERANSI INTERAKSI FISIK YANG TIDAK DIINGINKAN Mungkin cuma menepuk punggung atau menyapukan tangan ke lenganmu. Tindakan seperti itu memang bisa dianggap interaksi fisik biasa, hanya jika kamu merasa nyaman dengan tindakan itu. Jika kamu merasa terganggu, mintalah kepada mereka untuk berhenti melakukannya. Kamu yang berhak menetapkan batasan dalam bergaul dengan rekan kerja. 26

SARAN v JANGAN TERLIBAT DALAM PERCAKAPAN VULGAR. Setiap orang memiliki selera humor berbeda-beda, guyonan

SARAN v JANGAN TERLIBAT DALAM PERCAKAPAN VULGAR. Setiap orang memiliki selera humor berbeda-beda, guyonan bernada cabul biasanya salah satu yang paling bisa meramaikan suasana. Tetapi sebisa mungkin jangan menanggapi percakapan seperti ini. Bukan berarti kamu layak diperlakukan tak pantas hanya karena ikut menikmati guyonan vulgar. ‘Reaksi positif' yang dianggap tanda kalau jika merasa nyaman dengan lelucon nakal dan tidak keberatan jika 27 mereka mengarahkan komentar cabul kepadamu

SARAN v AJUKAN KELUHAN SECARA RESMI. Jika pelecehan yang dialami sudah lebih dari 'sekadar'

SARAN v AJUKAN KELUHAN SECARA RESMI. Jika pelecehan yang dialami sudah lebih dari 'sekadar' lelucon tak pantas atau sentuhan yang tidak diinginkan, buat pengaduan resmi ke HRD atau atasan. Tempat kerja pastinya memiliki regulasi tertulis mengenai pelecehan seksual di lingkungan kerja. 28

PENUTUP Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melakukan kekerasan dan pelecehan terhadap lainnya. Relasi dan

PENUTUP Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melakukan kekerasan dan pelecehan terhadap lainnya. Relasi dan interaksi harus memberikan penghormatan dan toleransi. Tindakan kekerasan dan pelecehan adalah tindakan pelanggaran HAM 29

TERIMA KASIH 30

TERIMA KASIH 30