EKSPOS HASIL KAJIAN PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA DESA
- Slides: 31
EKSPOS HASIL KAJIAN PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA SAMARINDA
Tim Peneliti Bidang Kajian PKP 2 A III LAN Samarinda Tri Widodo W. Utomo Siti Zakiyah Said Fadhil Andi Wahyudi Fani Heru Wismono Rustan A Maria AP Sari Tri Noor Azizah Lany Erinda R Betha Miranti A
LATAR BELAKANG Pemerintah Desa merupakan pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat di tingkat bawah sehingga memiliki peran dan posisi yang strategis dalam pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Kondisi saat ini pemerintah desa kurang berperan dalam pemberdayaan masyarakat, peran desa selama ini lebih menonjol dalam pelayanan administratif surat menyurat. Desa merupakan daerah otonom maka penyerahan urusan pemerintahan menjadi suatu yang mutlak dilakukan. Penyerahan urusan tersebut perlu disertai dengan pembiayaan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Lanjutan… Penyerahan urusan yang lebih besar kepada desa yang disertai dengan peningkatan kualitas pemerintah desa merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat desa.
Pengertian Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan Desa menurut UU No. 32/2004 Pasal 206 dan PP No. 72/2005 Pasal 7 Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa (hak autochtoon) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.
Tahapan Kajian Pembuatan tipologi desa-desa berdasarkan potensi dan kondisi masing desa untuk menerima urusan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara 2. Penetapan klasifikasi masing-masing desa di Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan tipologi yang telah dibuat 3. Penetapan urusan-urusan yang akan diserahkan kepada desa berdasarkan klasifikasi masing-masing desa tersebut. 1.
RUANG LINGKUP Kajian ini membatasi pada urusan pemerintahan Pemerintah Kab. Kukar yang dapat diserahkan kepada desa menurut Permendagri No. 30 Tahun 2006 serta Perda tentang Urusan Pemerintahan Kab. Kukar, dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing desa.
KERANGKA BERPIKIR Penyerahan urusan pemerintahan dari kabupaten/kota kepada desa didasarkan pada 3 (tiga) faktor, yaitu: Pertama berdasarkan urusan pemerintahan yang dimiliki oleh desa secara normatif (top down) mengacu pada UU No. 32 Tahun 2004, PP No. 72 Tahun 2005 dan Permendagri No. 30 Tahun 2006 sebagai peraturan pelaksanaannya.
Kedua, penyerahan urusan pemerintahan kepada desa juga mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing desa. Mengingat bahwa potensi dan karakteristik masing-masing desa tidak seragam sehingga perlu dilakukan pemetaan terhadap masing-masing desa. Ketiga adalah persepsi aparat pemerintah desa tentang urgensi penyerahan urusan-urusan pemerintahan kepada desa dan kemampuan aparat desa dalam melaksanakan urusan-urusan yang akan diserahkan kepada desa tersebut. Persepsi aparat desa ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para aparat desa.
Skema Alur Berpikir UU NO. 32/ 2004 PP NO. 72/ 2005 PERMENDAGRI NO. 30/ 2006 PERDA URUSAN KABUPATEN Persepsi Aparat Desa Urusan yang Diserahkan kepada Desa Tipologi Desa PERDA Urusan Desa Peraturan Bupati Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
METODE KAJIAN Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengumpulan data-data sekunder dan penyebaran kuesioner kepada aparat desa, dengan penentuan sampel secara random bertujuan (purposive random sampling). Penyebaran kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui persepsi aparat desa tentang kemampuan mereka dalam melaksanakan urusan-urusan yang akan diserahkan kepada desa.
Variabel Tipologi • Variabel jumlah penduduk diberikan bobot 60, sedangkan luas wilayah diberikan bobot 40. Tipologi desa diperoleh dari penjumlahan bobot nilai masing-masing desa, kemudian total skor dari pembobotan akan menentukan masing desa yang dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: tipe A, B, C atau D. • Lebar interval diperoleh dari penghitungan batas (nilai tertinggi) potensi desa yaitu nilai jumlah penduduk dan luas wilayah, dikurangi batas bawah (nilai terendah), kemudian dibagi 4.
Penentuan bobot nilai ini dilakukan dengan alasan: • Pola umum ini secara luas diadopsi dalam peraturan perundangan-undangan, yaitu seperti yang digunakan dalam PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah untuk melakukan klasifikasi daerah sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah SKPD. • Masyarakat/penduduk merupakan obyek sekaligus subyek dalam pelayanan publik dan menjadi target kebijakan (policy target) sehingga memiliki peran dan posisi yang penting. • Luas wilayah, APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa), sarana dan prasarana, dan sebagainya merupakan alat kebijakan (policy tools) yang akan menghasilkan policy outcomes, yang kesemuanya bermuara pada peningkatan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Jumlah Kelas Interval = 4 Lebar Interval (LI) Variabel Jumlah Penduduk Luas Wilayah = Batas Atas – Batas Bawah 4 Kelas Interval ≥ Batas Bawah + 3 LI + 1 (Batas Bawah + 2 LI + 1) - (Batas Bawah + 3 LI) (Batas Bawah + LI) + 1 - (Batas Bawah + 2 LI) ≤ (Batas Bawah + LI) Nilai 60 45 30 15 40 30 20 10
Dari penjumlahan nilai masing-masing variabel akan diperoleh total skor untuk masing-masing desa. Total skor tersebut menentukan tipe desa yangbersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut: TOTAL SKOR TIPOLOGI POTENSI ≥ 76 51 – 75 26 – 50 ≤ 25 A B C D Sangat Tinggi Sedang Rendah
Jumlah Desa Berdasarkan pola penghitungan diatas kemudian diperoleh hasil tipe-tipe desa di Kabupaten Kukar sebagai berikut: 13 desa tipe B 40 desa tipe C 132 desa tipe D JUMLAH 185 DESA SAMPEL DESA diambil sebanyak 15% (Suharsimi Arikunto, 2002) sehingga diperoleh sampel sejumlah: 2 desa tipe B 6 desa tipe C 20 desa tipe D JUMLAH SAMPEL 28 DESA
Distribusi Tipe Desa per Kecamatan WILAYAH/ KECAMATAN JUMLAH DESA TIPE B TIPE C TIPE D 1. Kec. Tabang - 4 15 2. Kec. Kb. Janggut 2 2 7 3. Kec. Kenohan - 2 6 4. Kec. Muara Wis - 1 6 5. Kec. Muara Muntai - - 13 6. Kec. Kota Bangun - 1 19 7. Kec. Muara Kaman - 3 16 JUMLAH (HULU) 2 13 82 WILAYAH HULU
Lanjutan… WILAYAH/ KECAMATAN JUMLAH DESA TIPE B TIPE C TIPE D 1. Kec. Loa Kulu 3 4 5 2. Kec. Loa Janan 4 2 2 3. Kec. Tenggarong - - 1 4. Kec. Tgr Seberang 2 7 9 5. Kec. Sebulu - 5 8 JUMLAH (TENGAH) 9 18 25 WILAYAH TENGAH
Lanjutan… WILAYAH/ KECAMATAN JUMLAH DESA TIPE B TIPE C TIPE D 1. Kec. Samboja - - 4 2. Kec. Muara Jawa - - - 3. Kec. Sanga-sanga - - - 4. Kec. Anggana 1 2 5 5. Kec. Muara Badak 1 5 7 6. Kec. Marang Kayu - 2 9 JUMLAH (HILIR) 2 9 25 13 40 132 WILAYAH HILIR TOTAL HULU + TENGAH + HILIR
SAMPEL DESA NO KECAMATAN TIPE B 1 Muara Muntai 2 3 4 5 Loa Kulu Loa Janan Anggana Muara Badak 6 Sebulu 7 Kota Bangun DESA TIPE C Rempanga Loa Duri Ulu Sungai Meriam Muara Badak Ilir Senoni JML TIPE D Jantur Muara Muntai Ilir Margahayu Tani Bakti Kutai Lama Suka Damai Manunggal Daya Kota Bangun Ilir Kota Bangun I 2 2 2
Lanjutan… 8 9 Kenohan Kembang Janggut 10 Muara Kaman 11 Tabang 12 Tenggarong Seberang Marang Kayu 13 14 Muara Wis JUMLAH 2 Semayang Kelekat Hambau Muara Kaman Ilir Sido Mukti Bila Talang Sidomulyo Muara Podohon Manunggal Jaya Perjiwa Suka Maju Santan Tengah Prangkat Baru Melintang 6 20 1 2 2 3 3 2 1 28
Jumlah Urusan Yang Diserahkan JUMLAH URUSAN BERDASARKAN STATUSNYA TIPOLOGI DESA DISERAHKAN DENGAN CATATAN TIDAK DISERAHKAN B 118 rincian 105 rincian 7 rincian tersebar di 6 bidang C 170 rincian 42 rincian 18 rincian tersebar di 8 bidang D 194 rincian 25 rincian 11 rincian tersebar di 5 bidang
Fungsi-Fungsi Tugas Pemerintah Desa Terhadap Urusan Yang Akan Diserahkan Pada Desa NO FUNGSI URUSAN YANG DISERAHKAN FREKUENSI / BEBAN KERJA TIPE B TIPE C TIPE D 1 Pembangunan/ Pengembangan 41 26 18 2 Rekomendasi 40 39 41 3 Pengaturan dan Penetapan 31 28 26 4 Sosialisasi/ Pemasyarakatan 23 14 13 5 Fasilitasi 18 19 22 6 Pemeliharaan 17 4 4 7 Pembinaan dan Pembantuan 16 16 17 8 Pengelolaan/ Pemanfaatan 15 31 38 9 Perlindungan dan Penanggulangan 14 3 6 10 Pendataan/ Registrasi 5 23 23 11 Pemantauan/ Pengawasan 3 9 10 223 212 219 Total
2 Kategori Penyerahan Urusan Penyerahan urusan kepada desa meliputi 2 (dua) kategori yaitu urusan yang diserahkan tanpa catatan dan urusan yang diserahkan dengan catatan. Urusan yang diserahkan dengan catatan perlu perlakuan khusus dari pemerintah kabupaten, yaitu berupa pengembangan kapasitas (capacity building) kepada desa, pendampingan, bimbingan dan pelatihan yang cukup kepada desa untuk meningkatkan kemampuan desa dalam menjalankan urusan-urusan yang diserahkan.
Pelaporan dan Evaluasi Pemantauan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan desa yaitu Laporan Pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan kepada Pemerintah Desa untuk kemudian dilakukan evaluasi. Apabila pelaksanaan urusan Pemerintahan Kabupaten yang telah diserahkan kepada Desa dalam kurun waktu 2 (dua) tahun tidak berjalan secara efektif, pemerintah Kabupaten dapat menarik sebagian atau seluruh urusan pemerintahan yang telah diserahkan tersebut. (Permendagri No. 30 Tahun 2007 Pasal 6)
Kendala Pelaksanaan Urusan 1. Sumber Daya Aparatur (kualitatif dan kuantitatif) 2. Kurangnya Berkoordinasi antara Pemerintah Kabupaten Dengan Pemerintah Desa. 3. Sarana dan prasarana Pemerintah Desa yang belum memadai 4. Kondisi Geografis 5. Penentuan Batas Desa Yang Belum Jelas.
ANALISIS MEDAN KEKUATAN Perbatasan Desa Geografis Sarpras Koordinasi SDM Komitmen Desa Potensi Komitmen Kab ADD 5 4 3 2 Strenght (S) 1 1 2 3 4 5 Weakness (W) S W >1 =1 <1 (Baik) (Sedang) (Kurang) Dimana S adalah strenght (kekuatan) dan W adalah weakness (kelemahan).
Lanjutan… Dari tabel skala tersebut diperoleh faktor kekuatan yaitu: Alokasi Dana Desa =5 Komitmen Kab =4 Potensi Desa =3 Komitmen Desa =5 Jumlah = 17 Sedangkan faktor kelemahan yaitu: SDM =5 Koordinasi =3 Sarana prasarana =5 Geografis =3 Perbatasan Desa =3 Jumlah = 19 Maka: S/W = 17/19 = 0, 9 (Kurang) Artinya prospek efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan desa yang diserahkan oleh pemerintah kabupaten adalah kurang atau rendah.
SARAN Perlu segera disusun Peraturan Daerah (Perda) tentang Pedoman Penyerahan Urusan Pemerintahan kepada Desa Melakukan penguatan dan pembinaan kepada aparatur pemerintah desa untuk mendukung efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan yang akan diserahkan kepada desa. Penguatan dari sisi sumber daya aparatur yaitu dengan menutupi kekurangan sumber daya aparatur baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, dengan melibatkan instansi/dinas teknis berkaitan dengan urusan yang diserahkan. Pendanaan terhadap urusan yang diserahkan kepada desa perlu diintegrasikan dengan program Alokasi Dana Desa (ADD) Perlu adanya tertib anggaran disiplin anggaran termasuk pedoman-pedoman pelaksanaan urusan desa untuk menunjang efektivitas penyelenggaraan urusan pemerintahan serta mencegah penyimpangan penggunaan anggaran.
SEKIAN & TERIMA KASIH Semoga Bermanfaat…
- Penyerahan urusan
- Berita acara musrembang desa
- Pengakuan pendapatan setelah penyerahan
- Skop bekalan dan perkhidmatan
- Sistem fail
- Maksud pppld
- Akibat tidak beriman dengan sifat qudrah
- Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada
- Pengolahan data hasil tes pap dan pan
- Program kerja pkk pokja 4
- Budi sulistyo kkp
- Siklus pengelolaan keuangan desa
- Segitiga lipatan ruang desa
- Kodefikasi aset desa
- Struktur fisik desa
- Format matrik rpjm desa
- Morfologi desa
- Sistem pengelolaan aset desa
- Peta kontur
- Contoh expose
- Kerangka peraturan desa
- Desa kencong jember
- Contoh 6 buku wajib pkk
- Pengertian pembangunan desa
- Data kegiatan pokja 4
- Desa pembeliangan
- Pola keuangan desa
- Tugas dan fungsi bendahara pkk
- Struktur fisik desa
- Kesenjangan pendidikan di desa dan kota
- Dinas pemberdayaan masyarakat dan desa provinsi bali
- Desa berasal dari kata deshi yang artinya