Laporan PKL 1 Desa Leces Kecamatan Leces Kabupaten
Laporan PKL 1: Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo Tahun 2012
anggota M Mukhdor Al Faruq 101111119 Intan Retno Dewanti 101111100 Atina Husnayain 101111042 Priska Hapsari W 101111003 Helda Budiyanti 101111031 Lisa Uktolseya 101111371 Ayu Tyas Purnamasari 101111044 Aryanti Ardiningrum 101111061 Rizky Maharja 101111033 Cholifatun Ni'mah 101111058 Nano Susanto 101111012
Stratifikasi Sosial Menurut Pitirim Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkies). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah. Pendapat Max weber yang menyatakan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Dasar pembentuk stratifikasi sosial yaitu ukuran kekayaan, ukuran kewenangan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.
Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial STRATIFIKASI SOSIAL KEKAYAAN KEKUASAAN KEHORMATAN Stratifikasi Sosial ILMU PENGETAHUAN
Stratifikasi Sosial Masyarakat Desa Leces Mata pencaharian masyarakat desa Leces adalah Petani sebanyak 1. 247 jiwa, buruh tani sebanyak 927 jiwa, buruh industri 198 jiwa, pedagang 136 jiwa, PNS 96 jiwa, dan TNI 23 jiwa. Tenaga medis yang ada di desa Leces diantaranya adalah 1 bidan desa, 3 perawat, dan 1 dukun bayi. Stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan di Desa Leces ditinjau dari beberapa dusun dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan atas, lapisan tengah, dan lapisan bawah. Stratifikasi Sosial
Lapisan Atas Merupakan Anggota Masyarakat Yang Mempunyai Kemampuan Untuk Mempengaruhi Masyarakat Di Desa Leces 1. Di Dusun Gulgulan : KH. Ghozali F. dan KH. Zainal Alim sebagai tokoh agama 2. Di Dusun Bukbulu : Bpk. Awadi (ketua RT), Bpk. Ahmad ( ketua LKMD / LKD) dan Bpk. Burdi (ketua BPD) merupakan perangkat desa. 3. Di Dusun Krajan : RT 2 (Bapak Kyai Mahfud), RT 10 (Bapak Kyai Misnadi), RT 11 (Bapak Kyai Sasmito) dan RT 13 (Bapak Kyai Marie) sebagai ketua RT dan sebagian Kyai. Stratifikasi Sosial
4. Di Dusun Gentengan : Pak Lukminto sebagai anggota Badan Perwakilan Desa dan Ketua Pertanian, Pak Budiharyo sebagai anggota BPD dan Pak Ali sebagai imam dalam pengajian 5. Di Dusun Kolla : tokoh agama seperti Kyai Ilyas, Kyai Supar, Bapak Haji Tur selaku Imam di Masjid. 6. Di Dusun Leces Permai tokoh masyarakat yang memiliki kekuasaan tinggi dan disegani yaitu ketua RW dan ta’mir masjid. Stratifikasi Sosial
Masyarakat lapisan menengah Desa Leces sebagian besar seperti ketua RT dan kader Posyandu. Dusun Gulgulan : Rahmad Hidayatullah (ketua RT 1), Hadrawi / Saudah (ketua RT 2), Umar (ketua RT 3), Suliyati (ketua RT 4), Nurul (ketua RT 5), Sutinggal/Yuswaningsih (ketua RT 6) , M. Syafi’i (ketua RT 7) dan kader posyandu Bu Yuswaningsih. Karena posyandu dan kegiatan kemasyarakatan cukup aktif sehingga membantu mempengaruhi pola pikir masyarakat. Stratifikasi Sosial
Lapisan Bawah Meruapakan Anggota Masyarakat Yang Tidak Memiliki Pengaruh Dalam Pengambilan Keputusan Secara Langsung Atau Penduduk Biasa. Mayoritas penduduk Desa Leces berprofesi sebagai petani dan yang lain sebagai pegawai, guru, pedagang, peternak. Salah satu contoh, di Dusun Gentengan yaitu petani, guru, pedagang, dan tukang becak Dusun Leces Permai yaitu pegawai PT. Kertas Leces, pensiunan, dan guru. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial Berdasarkan Ilmu Pengetahuan Di Desa Leces Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Uraian Tidak/ belum sekolah Tidak/ belum tamat SD/ MI SMP/ MTs SMA/ SMK AK/ D 1, D 2, D 3 S 1 S 2 Laki-laki - Perempuan - Jumlah 4167* - - 1594* 1030 275 471 20 1061 297 480 14 2091 572 951 34 94 2 75 - 169 2 Stratifikasi Sosial
Lembaga Sosial KELUARGA Sex Ratio: 98, 84 Dalam 100 orang penduduk perempuan di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 terdapat 99 penduduk laki-laki. Depedency Ratio: 63, 35% 100 orang penduduk usia produktif (15 -64 tahun) di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 menanggung 63 orang penduduk usia non produktif (0 -14 tahun dan >65 tahun).
AGAMA Laki-laki Mayoritas penduduk laki-laki di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 beragama Islam (2780). Perempuan Mayoritas penduduk perempuan di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 beragama Islam (2780). Presentase: Islam (98, 21%); Kristen (1%); Katolik (0, 6%); Hindu (0, 05%); dan Budha (0, 05%). Terdapat 161 (2, 82%) orang penduduk di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 yang beragama selain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Lembaga Sosial
PEKERJAAN Mayoritas penduduk di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 bekerja sebagai buruh tani, buruh industri, dan petani. Penduduk yang bekerja di sektor pemerintahan (PNS dan TNI) hanya 3, 96%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terdapat 2624 penduduk yang bekerja dari 3596 penduduk usia produktif. Jadi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah 72, 97%. Lembaga Sosial
PENDIDIKAN Mayoritas penduduk tidak/belum sekolah dan lulusan SD/MI tidak/belum sekolah tidak/belum tamat SD/MI SMP/MTs SMA/SMK AK/D 1, D 2, D 3 S 1 Lembaga Sosial
POLITIK Kelompok sosial di Desa Leces, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2012 yang paling banyak adalah PKK Dasawisma Karang Taruna PKK Dusun/RW PKK Rt PKK Dasawisma Lembaga Sosial
Tipologi Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan
Tipologi masyrakat desa Leces merupakan masyarakat desa. Hal ini dapat dilihat dari : 1. Mata pencaharian masyarakat desa Leces merupakan petani, yang masih mengandalkan kekayaan alam daerahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 2. Masyarakat desa Leces sifatnya homogen. Salah satunya bisa dilihat dari segi agama, sebanyak 5. 611 jiwa masyarakat desa Leces menganut agama Islam 3. Sistem kehidupan masyarakat desa Leces berkelmpok atau paguyuban Tipologi Masyarakat
Gemeinschaft atau paguyuban adalah pola masyarakat yang ditandai dengan hubungan anggota-anggotanya bersifat pribadi, sehingga menimbulkan ikatan yang sangat mendalam dan batiniah, misalnya pola kehidupan masyarakat pertanian umumnya bersifat komunal yang ditandai dengan ciri-ciri masyarakat yang homogen, hubungan sosialnya bersifat personal, saling mengenal, serta adanya kedekatan hubungan yang lebih intim.
Masyarakat desa leces kecamatan leces kabupaten probolinggo termasuk dalam Gemeinschaft karena hubungan antar warga di desa leces masih sangat kental, tebukti denga adanya kegiatan karang taruna, PKK dusun, PKK RT dan lain-lain. Selain itu juga masih banyak kegiatan keagamaan karena mayoritas masyarakatnya beragama islam. Karakteristik masyarakat desa leces kecamatan leces kabupaten probolinggo : 1. Sebagian besar bekerja sebagai buruh dan petani 2. Hubungan antar warga masyarakat masih sangat kental karena kegiatan bersama masih banyak
Kebudayaan Masyarakat Lebih modern, pengobatan terpusat pada puskesmas leces. Dukun hanya 3 dan sudah bermitra dengan bidan setempat. Dukun hanya untuk perawatan ibu dn bayi. Memilih persalinan ke bidan karena alasan keamanan persalinan. Pola asuh dan gizi sudah baik, didukung dengan pelayanan puskesmas yang optimal. Karena kasus bayi kurang gizi sudah jarang ditemui
masyarakat leces tidak terpengaruh dengan pergaulan bebas. Tebukti dengan tidak adanya laporan IMS dari masyarakat leces. Lokalisasi terdekat sering melakukan skrinning secara sadar sehingga penyebaran penyakit mudah dipantau Kebiasaan warga adalah menuruti perintah dari perangkat desa dan menganggap keputusan ketua adalah yang terbaik Kebudayaan Masyarakat
Ada organisasi informal bernama Rukun kepaten merupakan perkumpulan untuk mengaji dan shalawatan. Kegiatannya ada tahlilan dan ceramah (diikuti oleh ibu-ibu) dan tahlilan saja yang diikuti bapak-bapak. untuk masalah kesehatan lingkungan terutama mengenai SPAL masyarakat masih melakukannya dengan sederhana. Masyarakat masih membuang limbah di tempat- tempat kubangan, pekarangan samping atau belakang rumah. Kebiasaan untuk BAB di jamban sudah baik karena setiap rumah sudah memiliki jamban, baik yang model cemplung ataupun jongkok. Kebudayaan Masyarakat
analisis grand strategy
Analisis SWOT S: 1. Masyarakat sudah bisa memahami fungsi antara tenaga medis dan dukun yang bermitra dengan bidan. 2. Kehidupan masyarakatl eces berkelompok atau paguyuban 3. Kebiasaan BAB sudah baik karena di setiap rumah tangga ada jamban baik jamban cemplung maupun jongkok. 4. Masyarakat desa Leces sifatnya homogen yang menandakan hubungan kerjasama yang baik antarmasyarakat 5. Tingkat partisipasi Kerja tergolong tinggi 6. Kondisi lingkungan baik. 7. Pekerjaan mayoritas petani 8. sadar akan kesehatan W: 1. masyarakat masih terbiasa membuang limbah rumah tangga di tempat- tempat kubangan, pekarangan samping atau belakang rumah. 2. Fasilitas kesehatan kurang. 3. Tenaga medis dan non medis kurang. 4. dependency ratio tergolong tinggi O: 1. Tiap dusun terdapat pengajian rutin sebagai sarana berkumpul warga. 2. Terdapat banyak PKK yang dapat membantu perekonomian penduduk. 3. Lokasi dekat dengan kabupaten. 4. Terdapat organisasi informal seperti pengajian dan tahlilan rutin pada setiap desa. 5. menuruti perintah dari perangkat desa dan menganggap keputusan ketua adalah yang terbaik 6. Penghasilan hasi pertanian menjadi peluang peningkatan penghasilan per kapita. T: 1. Tingkat pendidikan tergolong rendah 2. Mudah terserang penyakit 3. tenaga non medis kurang
Strenght 3 2 1 ✔ Masyarakat sudah bisa memahami fungsi antara tenaga medis dan dukun yang bermitra dengan bidan. Kehidupan masyarakatl eces berkelompok atau paguyuban ✔ Kebiasaan BAB sudah baik karena di setiap rumah tangga ada jamban baik jamban cemplung maupun jongkok. ✔ Tingkat partisipasi Kerja tergolong tinggi ✔ Kondisi lingkungan baik. ✔ Masyarakat desa Leces sifatnya homogen. Sadar akan kesehatan ✔ ✔ Pekerjaan mayoritas petani ✔ 4 3 1 3 x 3=9 3 x 4=12 1 x 1=1 22
Weakness 3 2 1 ✔ masyarakat masih terbiasa membuang limbah rumah tangga di tempat- tempat kubangan, pekarangan samping atau belakang rumah. Fasilitas kesehatan kurang. ✔ Tenaga medis dan non medis kurang. ✔ dependecy ratio tergolong tinggi ✔ 3 3 x 3=9 1 1 2 x 1=6 1 x 1= 1 16
Opportunity 3 2 1 ✔ Tiap dusun terdapat pengajian rutin sebagai sarana berkumpul warga. Terdapat banyak PKK yang dapat membantu perekonomian penduduk. ✔ Lokasi dekat dengan kabupaten. ✔ Terdapat organisasi informal seperti pengajian dan tahlilan rutin pada setiap desa. ✔ menuruti perintah dari perangkat desa dan menganggap keputusan ketua adalah yang terbaik ✔ Penghasilan hasi pertanian menjadi peluang peningkatan penghasilan per kapita. ✔ 3 3 x 3=9 1 3 x 2=6 1 x 1= 1 16
Threat 3 2 1 ✔ Tingkat pendidikan tergolong rendah Mudah terserang penyakit ✔ tenaga non medis kurang ✔ 3 x 3 2 x 0 1 x 0 9 0 0 9
Internal Factor Analysis Summary (IFAS): S + W = 22 + (-16) = 6 (x) Eksternal Factor Anaysis Summary (EFAS): O + T = 16 + (-9) = 7 (y) Berada pada Kuadran I (SO) strategi “agresif” Di mana Desa Leces ini memiliki situasiyang menguntungka, masih memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk keberlangsungan hidup. Jadi, Desa Leces dengan kondisi seperti ini baiknya memperhatikan pertumbuhan desa pada umumnya, dengan cara mempertahankan posisi situasi yang ada dan memperluas kegiatan-kegiatan yang sifatnya membangun atau meningkatkan produktifitas desa, baik untuk masyarakat maupun desa itu sendiri.
Terima Kasih
- Slides: 30