DASARDASAR HUKUM PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL HKI Oleh

  • Slides: 22
Download presentation
DASAR-DASAR HUKUM PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) Oleh: Mohammad Isrok, SH. , CN. ,

DASAR-DASAR HUKUM PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) Oleh: Mohammad Isrok, SH. , CN. , MH. (Konsultan HKI RI No. 622 – 2012)

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA INDIVIDU DENGAN BENDA HAK KEBENDA - AN

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA INDIVIDU DENGAN BENDA HAK KEBENDA - AN

 • HAK = – sesuatu yg harus kita didapatkan dari orang lain; –

• HAK = – sesuatu yg harus kita didapatkan dari orang lain; – Sesuatu yang boleh kita lakukan pada orang lain; – Sesuatu yang orang lain tidak boleh lakukan pada kita. • KEWAJIBAN = – sesuatu yang harus kita berikan kepada orang lain; – Sesuatu yang harus kita lakukan kepada orang lain; – Sesuatu yang tidak boleh kita lakukan kepada orang lain.

INTELEKTUAL • INTELEKTUAL= – Kemampuan manusia individu untuk mencari dan menyerap ilmu pengetahuan, seni

INTELEKTUAL • INTELEKTUAL= – Kemampuan manusia individu untuk mencari dan menyerap ilmu pengetahuan, seni dan Teknologi – Kemampuan manusia individu untuk mengungkapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, Teknologi dan Seni; – Kemampuan manusia individu untuk memecahkan masalah menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam kehidupannya.

INTELEKTUAL MENCARI dan MENYERAP KEMAMPUAN MANUSIA MENGUNGKAP dan MENGEMBANGKAN MENGGUNAKAN dan MEMECAHKAN MASALAH ILMU

INTELEKTUAL MENCARI dan MENYERAP KEMAMPUAN MANUSIA MENGUNGKAP dan MENGEMBANGKAN MENGGUNAKAN dan MEMECAHKAN MASALAH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Kekayaan Intelektual – Ide manusia individu dalam memecah masalah teknis di bidang teknologi; –

Kekayaan Intelektual – Ide manusia individu dalam memecah masalah teknis di bidang teknologi; – Hasil penuangan ide manusia individu di bidang teknologi, Ilmu Pengetahuan dan Seni;

Karakteristik kepemilikan dan Penguasaan kebendaan • Kebendaan Berwujud – Secara fisik dapat dikuasai dan

Karakteristik kepemilikan dan Penguasaan kebendaan • Kebendaan Berwujud – Secara fisik dapat dikuasai dan dapat dipertahankan terhadap ganguan pihak lain; – Bukti kepemilikan membantu dalam mempertahankan hak terhadap pihak lain; • Kebendaan Tidak Berwujud – Secara fisik tidak dapat menguasai dan tidak dapat mempertahankan terhadap gangguan pihak lain; – Bukti kepemilikan membantu dalam mempertahankan hak terhadap pihak lain;

Sifat penguasaan fisik kebendaan • Kebendaan berwujud – Bersifat bersaing (Rivalrous), kalau kebendaan tersebut

Sifat penguasaan fisik kebendaan • Kebendaan berwujud – Bersifat bersaing (Rivalrous), kalau kebendaan tersebut akan digunakan pihak lain maka pihak yang menguasai sebelumnya harus keluar dari penguasaannya tersebut atau berbagi penguasaan. • Kebendaan tidak berwujud – Bersifat tidak bersaing (Non Rivalrous), kalau kebendaan tersebut akan digunakan pihak lain maka pihak yang menguasai sebelumnya tidak perlu keluar dari penguasaannya tersebut. Artinya pihak yang juga akan mengunakannya tidak perlu mengusir pihak yang pertama tadi untuk dapat menggunakannya.

Konsekwensi • BENDA BERWUJUD – Excludable : Pemilik kebendaan berwujud secara fisik dapat mengeluarkan

Konsekwensi • BENDA BERWUJUD – Excludable : Pemilik kebendaan berwujud secara fisik dapat mengeluarkan pihak lain yang akan menggunakan kebendaan yang bersangkutan. • BENDA TIDAK BERWUJUD – Non Excludable: Pemilik kebendaan tidak berwujud secara fisik tidak dapat mengeluarkan pihak lain yang akan menggunakan kebendaan yang bersangkutan.

Tujuan dan sifat Hukum Tujuan : 1. Memberikan kepastian hukum; 2. Memberikan kemanfaatan; 3.

Tujuan dan sifat Hukum Tujuan : 1. Memberikan kepastian hukum; 2. Memberikan kemanfaatan; 3. Memberikan rasa keadilan; Sifat : 1. Memberikan perlindungan terhadap hak; 2. Mendorong pelaksanaan kewajiban;

Pencipta berhak atas ciptaannya • Dalam hal si A melukis X maka si A

Pencipta berhak atas ciptaannya • Dalam hal si A melukis X maka si A berhak atas lukisan X tersebut. • Pencipta (si A) oleh hukum diberi hak (eksklusif) untuk mengumumkan dan memperbanyak lukisan X tersebut. • Meskipun secara fisik pihak lain dapat saja mengumumkan dan memperbanyak lukisan X namun hukum melarangnya kecuali ada izin atau persetujuan dari si A. • Pelanggaran terhadap aturan hukum tersebut akan mendapatkan sanksi hukum baik PIDANA maupun PERDATA.

NEGARA HUKUM PENCIPTA Masyarakat HAK EKSKLUSIF MENGUMUMKAN DAN MEMPERBANYAK - PENERIMA IJIN - PENGGUNA

NEGARA HUKUM PENCIPTA Masyarakat HAK EKSKLUSIF MENGUMUMKAN DAN MEMPERBANYAK - PENERIMA IJIN - PENGGUNA

http: //id. wikipedia. org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta Penulis Habiburrahman El Shirazy Ilustrator Abdul Basith El Qudsy Seniman

http: //id. wikipedia. org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta Penulis Habiburrahman El Shirazy Ilustrator Abdul Basith El Qudsy Seniman sampul Choirul Muslim (Choi) Genre Religi Roman Penerbit Republika Pesantren Basmala Indonesia Tanggal terbit 2003 Halaman 418 ISBN 979 -3604 -02 -6

Sutradara Hanung Bramantyo Produser Dhamoo Punjabi Manoj Punjabi Penulis Habiburrahman El Shirazy Skenario Retna

Sutradara Hanung Bramantyo Produser Dhamoo Punjabi Manoj Punjabi Penulis Habiburrahman El Shirazy Skenario Retna Ginatri S. Noor Salman Aristo Pemeran Fedi Nuril Rianti Cartwright Carissa Putri Zaskia Adya Mecca Melanie Putria Musik Melly Goeslaw Anto Hoed Rossa Distributor MD Pictures Tanggal rilis 28 Februari 2008 Durasi 120 menit Negara Indonesia Bahasa Indonesi http: //id. wikipedia. org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta_(film)

NEGARA HUKUM INVENTOR Masyarakat HAK EKSKLUSIF MENGEKSPLOITASI - PENERIMA IJIN - PENGGUNA

NEGARA HUKUM INVENTOR Masyarakat HAK EKSKLUSIF MENGEKSPLOITASI - PENERIMA IJIN - PENGGUNA

Siklus kreasi kekayaan intelektual Copyright Creation Profit Original work Respect Protect Commercial Practice Copyright

Siklus kreasi kekayaan intelektual Copyright Creation Profit Original work Respect Protect Commercial Practice Copyright

PENEMU BERHAK ATAS PENEMUANNYA • Dalam hal si A menemukan suatu invensi X (pemecahan

PENEMU BERHAK ATAS PENEMUANNYA • Dalam hal si A menemukan suatu invensi X (pemecahan masalah teknis di bidang teknologi), maka si A berhak atas penemuannya tersebut. • Namun demikian, invensi X bisa jadi ditemukan juga oleh B (orang lain) dalam waktu yang bersamaan atau relatif bersamaan.

Penemu terdahulu lebih berhak atas penemuan • Penemu terdahulu invensi X, misalnya si A

Penemu terdahulu lebih berhak atas penemuan • Penemu terdahulu invensi X, misalnya si A lebih dahulu menemukan dari si B, maka si A lebih berhak atas invensi X. • Paten sesungguhnya memberikan hak baik kepada Penemu maupun Negara : – Si A sebagai PENEMU, yaitu hak Ekslusif untuk mengeksploitasi invensi; – Negara (mewakili masyarakat), yaitu hak untuk mengumumkan spesifikasi invensi X, agar masyarakat mengetahui temuan (invensi X) yang bersangkutan

FIRST TO FILE SYSTEM • Pendaftar pertama yag berhak atas penemuan (invensi). • Pendaftar

FIRST TO FILE SYSTEM • Pendaftar pertama yag berhak atas penemuan (invensi). • Pendaftar yang terkemudianggap invensinya tidak baru karena telah ada pendaftar yang lebih dahulu.

Siklus kreasi kekayaan intelektual PATENT Creation New Invention Profit Commercial Practice Respect Protect PATENT

Siklus kreasi kekayaan intelektual PATENT Creation New Invention Profit Commercial Practice Respect Protect PATENT

PELANGGARAN HAK, PEMBATALAN HAK, DAN PENOLAKAN PERMOHONAN HAK PEMEGANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL PENGADILAN NEGERI

PELANGGARAN HAK, PEMBATALAN HAK, DAN PENOLAKAN PERMOHONAN HAK PEMEGANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL PENGADILAN NEGERI UNTUK PERKARA PIDANA PELANGGAR HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KANTOR HKI (DIREKTORAT JENDRAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL) PENGADILAN NIAGA UNTUK PERKARA PERDATA

SEKIAN TERIMAKASIH Mohammad Isrok, SH. , CN. , MH. (Konsultan HKI RI No. 622

SEKIAN TERIMAKASIH Mohammad Isrok, SH. , CN. , MH. (Konsultan HKI RI No. 622 – 2012) Hp: 081233991006