ASSOCIATION RULE ALGORITMA APRIORI Analisis asosiasi atau association

  • Slides: 29
Download presentation
ASSOCIATION RULE (ALGORITMA APRIORI)

ASSOCIATION RULE (ALGORITMA APRIORI)

 • Analisis asosiasi atau association rule mining adalah teknik data mining untuk menemukan

• Analisis asosiasi atau association rule mining adalah teknik data mining untuk menemukan aturan assosiatif antara suatu kombinasi item. • Contoh aturan assosiatif dari analisa pembelian di suatu pasar swalayan dapat diketahuinya berapa besar kemungkinan seorang pelanggan membeli roti bersamaan dengan susu. • Dengan pengetahuan tersebut pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon untuk kombinasi barang tertentu.

 • Analisis asosiasi menjadi terkenal karena aplikasinya untuk menganalisa isi keranjang belanja di

• Analisis asosiasi menjadi terkenal karena aplikasinya untuk menganalisa isi keranjang belanja di pasar swalayan. • Analisis asosiasi juga sering disebut dengan istilah market basket analysis. • Suatu aturan assosiatif dapat diketahui dengan dua parameter, support dan confidence. • Analisis asosiasi didefinisikan suatu proses untuk menemukan semua aturan assosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk support (minimum support) dan syarat minimum untuk confidence (minimum confidence).

 • Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk : • {roti, mentega} {susu} (support

• Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk : • {roti, mentega} {susu} (support = 40%, confidence = 50%) • Yang artinya : "50% dari transaksi di database yang memuat item roti dan mentega juga memuat item susu. • Sedangkan 40% dari seluruh transaksi yang ada di database memuat ketiga item itu. " • Dapat juga diartikan : "Seorang konsumen yang membeli roti dan mentega punya kemungkinan 50% untuk juga membeli susu. Aturan ini cukup signifikan karena mewakili 40% dari catatan transaksi selama ini. "

Metodologi dasar analisis asosiasi • Metodologi dasar analisis asosiasi terbagi menjadi dua tahap :

Metodologi dasar analisis asosiasi • Metodologi dasar analisis asosiasi terbagi menjadi dua tahap : a. Analisa pola frekuensi tinggi

b. Pembentukan aturan assosiatif Setelah semua pola frekuensi tinggi ditemukan, barulah dicari aturan assosiatif

b. Pembentukan aturan assosiatif Setelah semua pola frekuensi tinggi ditemukan, barulah dicari aturan assosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk confidence dengan menghitung confidence aturan assosiatif A B Nilai confidence dari aturan A B diperoleh dari rumus berikut:

KASUS

KASUS

ISTILAH DASAR DALAM APRIORI • Pengetahuan apakah yang hendak dihasilkan dalam aturan apriori? •

ISTILAH DASAR DALAM APRIORI • Pengetahuan apakah yang hendak dihasilkan dalam aturan apriori? • Pengetahuan untuk mengetahui item-item belanja yang sering dibeli secara bersamaan dalam suatu waktu. • ===================== • Item = barang yang dibeli • Himpunan Item ( I ) adalah himpunan dari semua jenis item yang akan di bahas. • Contoh : {Asparagus, Beans, …, Tomatoes}

 • D adalah Himpunan seluruh transaksi yang tengah dibicarakan Contoh: {Transaksi 1, transaksi

• D adalah Himpunan seluruh transaksi yang tengah dibicarakan Contoh: {Transaksi 1, transaksi 2, …, transaksi 14} • Proper Subset adalah Himpunan Bagian murni Contoh: Ada suatu himpunan A={a, b, c, } Himpunan Bagian dari A adalah q. Himpunan Kosong = {} q. Himpunan 1 Unsur = {a}, {b}, {c} q. Himpunan 2 Unsur = {a, b}, {a, c}, {b, c} q. Himpunan 3 Unsur = {a, b, c, } Proper subset nya adalah Himpunan 1 Unsur dan Himpunan 2 Unsur

 • Item set adalah Himpunan item atau item-item di I Contoh: • Ada

• Item set adalah Himpunan item atau item-item di I Contoh: • Ada suatu himpunan A={a, b, c, } • Item set nya adalah • {a}; {b}: {c}; {a, b}; {a, c}; {b, c} • K- item set adalah Item set yang terdiri dari K buah item yang ada pada I. Intinya K itu adalah jumlah unsur yang terdapat pada suatu Himpunan Contoh: • 3 -item set adalah yang bersifat 3 unsur. Himpunan {Asparagus, Beans, Squash} • Himpunan {Asparagus, Beans} adalah 2 item set, karena beranggotakan 2 buah item.

 • Item set Frekuensi (frekuent itemset) adalah Jumlah transaksi di I yang mengandung

• Item set Frekuensi (frekuent itemset) adalah Jumlah transaksi di I yang mengandung jumlah item set tertentu. Intinya jumlah transaksi yang membeli suatu item set. Contoh: Kita gunakan tabel transaksi penjualan sayur di atas - frekuensi Item set yang sekaligus membeli {Beans dan Brocolli} adalah 3 yaitu (T 5, T 11, T 14) - frekuensi item set yang membeli sekaligus membeli {Beans, Squash dan Tomatoes} adalah 2 yaitu (T 3, T 6). - frekuensi item set {Asparagus} adalah 6 karena ada 6 transaksi yaitu T 2, T 5, T 6, T 9, T 12, T 13.

 • Suatu frequent itemset( disebut itemset sering) adalah suatu itemset yang memiliki frekuensi

• Suatu frequent itemset( disebut itemset sering) adalah suatu itemset yang memiliki frekuensi itemset minimal sebesar bilangan yang ditetapkan. • Contoh : ditetapkan = 4, maka : 1. Itemset {asparagus, Beans, Squash} termasuk frequent itemset yang telah melebihi atau minimal sebesar = 4. 2. Itemset {Beans dan Brocolli} adalah 3 yaitu (T 5, T 11, T 14) tidak termasuk frequent itemset karena memiliki frequent itemset sebesar 3, artinya dibawah nilai yang ditetapkan. v. Himpunan dari seluruh k-itemset sering dilambangkan Fk.

Aturan apriori yang dihasilkan q Contoh aturan apriori yang dihasilkan kelak : “ Jika

Aturan apriori yang dihasilkan q Contoh aturan apriori yang dihasilkan kelak : “ Jika A, maka B “ atau “A B” A disebut anteseden(pendahulu), B disebut konsekuen (pengikut) “ Jika membeli asparagus, maka membeli beans” Aturan ini dapat diartikan bahwa : ØItem asparagus cenderung dibeli bersama-sama dengan item beans.

Langkah – langkah pada algoritma Apriori 1. Menetapkan nilai frekuensi itemset sebesar , nilai

Langkah – langkah pada algoritma Apriori 1. Menetapkan nilai frekuensi itemset sebesar , nilai minimal support, nilai minimal confidence. 2. Menetapkan semua frequent itemset yaitu itemset yang memiliki frequent itemset minimal sebesar bilangan yang telah ditetapkan sbelumnya. 3. Dari semua frequent itemset, hasilkan aturan asosiasi yang memenuhi nilai minimum support dan confidence (yang telah di tetapkan sebelumnya)

PENERAPAN APRIORI LANGKAH 1 : • Kita tentukan nilai = 3, • Nilai minimal

PENERAPAN APRIORI LANGKAH 1 : • Kita tentukan nilai = 3, • Nilai minimal support = 30% • Nilai minimal confidence = 70%

1. Pisahkan masing-masing item yang dibeli 2. Kemudian hitung jumlah banyaknya pembelian untuk setiap

1. Pisahkan masing-masing item yang dibeli 2. Kemudian hitung jumlah banyaknya pembelian untuk setiap item

Langkah Ke-2 • Misalkan kita tentukan Ф = 3, maka kita dapat enentukan frekuen

Langkah Ke-2 • Misalkan kita tentukan Ф = 3, maka kita dapat enentukan frekuen itemset. Dari tabel di atas diketahui total Ф untuk transaksi k = 1, semuanya lebih besar dari Ф. Maka: F 1 = {{A}, {B}, {C}, {D}, {E}, {F}, {G}} • Untuk k = 2 (2 unsur), diperlukan tabel untuk tiap-tiap pasang item. Himpunan yang mungkin terbentuk adalah: {A, B}, {A, C}, {A, D}, {A, E}, {A, F}, {A, G}, {B, C}, {B, D}, {B, E}, {B, F}, {B, G}, {C, D}, {C, E}, {C, F}, {C, G}, {D, E}, {D, F}, {D, G}, {E, F}, {E, G}, {F, G}.

 • P artinya item-item yang dijual bersamaan, sedangkan S berarti tidak ada item

• P artinya item-item yang dijual bersamaan, sedangkan S berarti tidak ada item yang dijual bersamaan • Tabel-tabel untuk calon 2 item set:

 • Jumlah frekuensi item set harus lebih besar atau sama dengan jumlah Frekuensi

• Jumlah frekuensi item set harus lebih besar atau sama dengan jumlah Frekuensi item set (Σ >= Ф). Dari tabel diatas, maka didapat: • F 2 = {{A, B}, {A, F}, {B, D}, {B, F}, {B, G}, {D, G}

 • Kombinasi dari itemset dalam F 2, dapat kita gabungkan menjadi calon 3

• Kombinasi dari itemset dalam F 2, dapat kita gabungkan menjadi calon 3 -itemset. Itemset-itemset yang dapat digabungkan adalah itemset-itemset yang memiliki kesamaan dalam k-1 item pertama. Misalnya {A, B} dan {A, F} memiliki itemset k-1 pertama yg sama, yaitu A, maka dapat digabungkan menjadi 3 - itemset baru yaitu {A, B, F}. F 2 = {{A, B}, {A, F}, {B, D}, {B, F}, {B, G}, {D, G} • Untuk k = 3 (3 unsur), himpunan yang mungkin terbentuk adalah: {A, B, F}, {B, D, G}, {B, F, G} • Dari tabel-tabel di atas, didapat F 3 = { }, karena tidak ada Σ >= Ф sehingga F 4, F 5, F 6 dan F 7 juga merupakan himpunan kosong.

 • Rule yang dipakai adalah if x then y, dimana x adalah antecendent

• Rule yang dipakai adalah if x then y, dimana x adalah antecendent dan y adalah consequent. Berdasarkan rule tersebut, maka dibutuhkan 2 buah item yang mana salah satunya sebagai antecedent dan sisanya sebagai consequent. Dari langkah diatas didapat 1 buah Fk yaitu F 2. F 1 tidak disertakan karena hanya terdiri dari 1 item saja. • Untuk antecedent boleh lebih dari 1 unsur, sedangkan untuk consequent terdiri dari 1 unsur.

LANGKAH KE -3 • Langkah terperinci dari langkah 3 ini adalah : 1. Dari

LANGKAH KE -3 • Langkah terperinci dari langkah 3 ini adalah : 1. Dari semua frequent itemset s yang ada F 2, F 3, dan seterusnya, didaftarkan semua himpunan bagian murni yang tak kosong dari s, misalkan ss. 2. Bentuk aturan asosiasi yang berpola : “ Jika ss, maka (s-ss)” atau “s ss”. Untuk mempermudah pilihah aturan yang hany berkonsekuen sebuah item saja sehingga (s-ss) hanya beranggotakan sebuah item saja. .

 • Pada F 2 didapat himpunan F 2 = {{A, B}, {A, F},

• Pada F 2 didapat himpunan F 2 = {{A, B}, {A, F}, {B, D}, {B, F}, {B, G}, {D, G} Maka dapat disusun: • Untuk {A, B}: - Jika (ss) = A, Jika s-ss = B, Maka If buy A then buy B - Jika (ss) = B, Jika s-ss = A, Maka If buy B then buy A • Untuk {A, F}: - Jika (ss) = A, Jika s-ss = F, Maka If buy A then buy F - Jika (ss) = F, Jika s-ss = A, Maka If buy F then buy A • Untuk {B, D}: - Jika (ss) = B, Jika s-ss = D, Maka If buy B then buy D - Jika (ss) = D, Jika s-ss = B, Maka If buy D then buy B • Untuk {B, F}: - Jika (ss) = B, Jika s-ss = F, Maka If buy B then buy F - Jika (ss) = F, Jika s-ss = B, Maka If buy F then buy B • Untuk {B, G}: - Jika (ss) = B, Jika s-ss = G, Maka If buy B then buy G - Jika (ss) = G, Jika s-ss = B, Maka If buy G then buy B • Untuk {D, G}: - - Jika (ss) = D, Jika s-ss = G, Maka If buy D then buy G - - Jika (ss) = G, Jika s-ss = D, Maka If buy G then buy D

Hitung support dan confidence

Hitung support dan confidence

 • Setelah di dapat support dan confidence untuk masing- masing kandidat, lakukan perkalian

• Setelah di dapat support dan confidence untuk masing- masing kandidat, lakukan perkalian antara support dan confidence, dimana confidence-nya diambil 70% ke atas, sehingga di dapat tabel sbb:

 • Setelah didapat hasil perkalian antara support dan confidence, pilihlah yang hasil perkaliannya

• Setelah didapat hasil perkalian antara support dan confidence, pilihlah yang hasil perkaliannya paling besar. Hasil paling besar dari perkalian tersebut merupakan rule yang dipakai pada saat menjual. Karena hasil perkalian dari ke-4 penjualan diatas bernilai sama, maka semuanya bisa dijadikan rule. - Jika membeli A maka akan membeli B dengan support 33, 33% dan confidence 75% - Jika membeli A maka akan membeli F dengan support 33, 33% dan confidence 75% - Jika membeli F maka akan membeli A dengan support 33, 33% dan confidence 75% - Jika membeli F maka akan membeli B dengan support 33, 33% dan confidence 75%

Terima kasih

Terima kasih