ANTRAKS Fitria Dewi Puspita Anggraini Fakultas Kesehatan Universitas

  • Slides: 24
Download presentation
ANTRAKS Fitria Dewi Puspita Anggraini Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro 2020

ANTRAKS Fitria Dewi Puspita Anggraini Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro 2020

Our Topics 01 Etiologi 02 Epidemiologi 03 Gejala dan Tanda Klinis

Our Topics 01 Etiologi 02 Epidemiologi 03 Gejala dan Tanda Klinis

Our Topics 04 Penularan 05 Pengobatan 06 Pencegahan

Our Topics 04 Penularan 05 Pengobatan 06 Pencegahan

Section Break

Section Break

Etiologi

Etiologi

Etiologi Penyakit Zoonosa yang disebabkan oleh Bacillus anthracis kuman berbentuk batang ujungnya persegi dengan

Etiologi Penyakit Zoonosa yang disebabkan oleh Bacillus anthracis kuman berbentuk batang ujungnya persegi dengan sudut-sudut tersusun berderet nampak seperti ruas bambu atau susunan bata, membentuk spora yang bersifat gram positif Basil bentuk vegetatif bukan merupakan organisme yang kuat, tidak tahan hidup untuk berkompetisi dengan organisme saprofit Tidak tahan terhadap oksigen, apabila sudah dikeluarkan dari badan ternak dan jatuh di tempat terbuka, kuman menjadi tidak aktif lagi, kemudian melindungi diri dalam bentuk spora

Etiologi Apabila hewan mati karena Antraks dan suhu badannya antara 28 -30°C, basil antraks

Etiologi Apabila hewan mati karena Antraks dan suhu badannya antara 28 -30°C, basil antraks tidak akan didapatkan dalam waktu 3 -4 hari Bila suhu rendah maka basil antraks akan membentuk spora secara perlahan- lahan kalau suhu antara 5 10 °C pembusukan tidak terjadi, basil antraks masih ada selama 3 -4 minggu Basil Antraks dapat keluar dari bangkai hewan dan suhu luar >20°C, kelembaban tinggi basil cepat berubah menjadi spora dan akan hidup

Section Break

Section Break

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi Hingga Oktober 2016 seluruh kejadian Anthrax di 34 provinsi di Indonesia, kasus Anthrax

Epidemiologi Hingga Oktober 2016 seluruh kejadian Anthrax di 34 provinsi di Indonesia, kasus Anthrax telah terjadi di 22 provinsi dan hanya 7 provinsi yang tidak pernah dilaporkan terjadi kasus yaitu Aceh, Riau, Bangka Belitung, Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat Umumnya menyerang hewan memamah biak (sapi dan kambing), dan juga manusia Masa inkubasi dari penyakit antraks adalah 7 hari, pada umumnya berkisar antara 2 – 5 hari Serangan penyakit antraks pada manusia bersifat sporadis 80% penderitanya ada riwayat kontak dengan wol, bulu kambing atau produk impor ternak Penyakit ini berhubungan dengan pekerjaan

Section Break

Section Break

Gejala dan Tanda Klinis Masa inkubasi 2 -5 hari. Penularan melalui makanan yang tercemar

Gejala dan Tanda Klinis Masa inkubasi 2 -5 hari. Penularan melalui makanan yang tercemar kuman atau spora yang tidak dimasak dengan sempurna atau pekerja peternakan makan dengan tengan yang tercemar bakteri antraks. Penyakit ini dapat berkembang menjadi tingkat yang berat dan berakhir dengan kematian dalam waktu kurang dari 2 hari. Angka kematian tipe ini berkisar 25 -75%. Antraks Kulit Antraks Saluran Pencernaan Masa inkubasi 1 -5 hari, ditandai adanya papula pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, dalam waktu 2 -3 hari membesar menjadi vesikel berisi cairan kemerahan, kemudian haemoragik dan menjadi jaringan nekrotik berbentuk ulsera yang ditutupi kerak berwarna hitam, kering yang disebut Eschar (patognomonik). Selain itu ditandai juga dengan demam, sakit kepala dan dapat terjadi pembengkakan lunak kelenjar limfe regional. Apabila tidak mendapat pengobatan, angka kematian berkisar 5 -20%. Terjadi karena komplikasi bentuk antraks yang lain, dimulai dengan adanya lesi primer yang berkembang menjadi meningitis hemoragik dan kematian dapat terjadi antara 1 -6 hari. Gambaran klinisnya mirip dengan meningitis purulenta akut yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang-kejang umum, penurunan kesadaran dan kaku kuduk Antraks Meningitis Antraks Paru Masa inkubasi 1 -5 hari (biasanya 3 -4 hari). Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2 -4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispneu, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2 -3 hari setelah gejala klinis timbul.

Section Break

Section Break

Penularan Sumber penyakit antraks adalah hewan ternak herbivora. Manusia terinfeksi antraks melalui kontak dengan

Penularan Sumber penyakit antraks adalah hewan ternak herbivora. Manusia terinfeksi antraks melalui kontak dengan tanah, hewan, produk hewan yang tercemar spora antraks. Penularan juga bisa terjadi bilamenghirup spora dari produk hewan yang sakit seperti kulit dan bulu.

Section Break

Section Break

Pengobatan Antraks Kulit Procain Penicilline 2 x 1, 2 juta IU, secara IM, selama

Pengobatan Antraks Kulit Procain Penicilline 2 x 1, 2 juta IU, secara IM, selama 5 -7 hari Apabila hipersensitif terhadap penicilline dapat diganti dengan tetracycline, chloramphenicol atau erytromicine Benzyl Penicilline 250. 000 IU, secara IM, setiap 6 jam, sebelumnya harus dilakukan skin test terlebih dahulu

Pengobatan Antraks Saluran Pencernaan dan Paru Penicilline G 18 -24 juta IU perhari IVFD,

Pengobatan Antraks Saluran Pencernaan dan Paru Penicilline G 18 -24 juta IU perhari IVFD, ditambahkan dengan Streptomycine 1 -2 g untuk tipe pulmonal dan tetracycline 1 g perhari untuk tipe gastrointestinal Terapi suportif dan simptomatis perlu diberikan, biasanya plasma expander dan regimen vasopresor Antraks Intestinal menggunakan Chloramphenicol 6 gram perhari selama 5 hari, kemudian meneruskan 4 gram perhari selama 18 hari, diteruskan dengan eritromisin 4 gram perhari untuk menghindari supresi pada sumsum tulang

Isolasi Hewan penderita Anthrax harus diisolasi agar tidak dapat saling kontak dengan hewan sehat.

Isolasi Hewan penderita Anthrax harus diisolasi agar tidak dapat saling kontak dengan hewan sehat. Di dekat tempat isolasi digali lubang sedalam 2 meter untuk menampung sisa pakan, tinja/kotoran lain yang berasal dari kandang/ tempat isolasi hewan sakit Hewan penderita maupun tersangka Anthrax tidak boleh meninggalkan halaman kandang atau tempat hewan diisolasi dan hewan-hewan lain tidak boleh dibawa masuk ke tempat tersebut

Vaksinasi Pada daerah tertular atau daerah wabah dilakukan terhadap semua jenis hewan yang terancam

Vaksinasi Pada daerah tertular atau daerah wabah dilakukan terhadap semua jenis hewan yang terancam antara lain sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi Pada daerah terancam I yaitu daerah kecamatan yang berada dekat atau berbatasan langsung dengan daerah tertular atau daerah wabah (kecamatan) Pada derah terancam II yaitu daerah kecamatan lain yang berbatasan langsung dengan daerah terancam I dilakukan vaksinasi 80 % populasi hewan besar (kuda, sapi dan kerbau) Hewan yang divaksinasi Anthrax adalah hewan yang benar sehat, umur di atas 3 bulan (khusus babi di atas 3 minggu)

Section Break

Section Break

Bagi daerah bebas Anthrax, tindakan pencegahan didasarkan kepada peraturan yang ketat dalam pengawasan pemasukan

Bagi daerah bebas Anthrax, tindakan pencegahan didasarkan kepada peraturan yang ketat dalam pengawasan pemasukan hewan ke daerah tersebut Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih perlakuan, yaitu penyuntikan antibiotik atau kemoterapeutik, penyuntikan serum kombinasi dengan antibiotic atau kemoterapeutik. Dua minggu kemudian disusul dengan vaksinasi Bagi daerah endemik/enzootik, untuk pencegahan penyakit dilakukan vaksinasi sesuai anjuran diikuti monitoring ketat.

Thank you

Thank you