SEKURITAS DILUTIF Akuntansi Keuangan 2 Pertemuan 4 Slide

  • Slides: 47
Download presentation
SEKURITAS DILUTIF Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh :

SEKURITAS DILUTIF Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1

Tujuan Pembelajaran 1. Mendeskripsikan akuntansi untuk penerbitan, konversi, dan penarikan sekuritas yang dapat dikonversi

Tujuan Pembelajaran 1. Mendeskripsikan akuntansi untuk penerbitan, konversi, dan penarikan sekuritas yang dapat dikonversi (convertible securities). 2. Menjelaskan akuntansi untuk saham preferen yang dapat dikonversi (convertible preferred stock). 3. Membedakan akuntansi untuk waran dan waran yang diisukan dengan sekuritas lainnya. 4. Mendeskripsikan akuntansi untuk rencana kompensasi saham (share compensation plans). 02

Sekuritas Dilutif dan Kompensasi Utang dan ekuitas Utang yang dapat dikonversi Saham yang dapat

Sekuritas Dilutif dan Kompensasi Utang dan ekuitas Utang yang dapat dikonversi Saham yang dapat dikonversi Waran saham PSAK 50, PSAK 53, PSAK 55 Akuntansi untuk kompensasi saham TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 03

Utang Yang Dapat Dikonversi • Dapat dikonversikan menjadi saham pada periode yang telah ditetapkan

Utang Yang Dapat Dikonversi • Dapat dikonversikan menjadi saham pada periode yang telah ditetapkan setelah penerbitan • Perusahaan dapat melakukan pembiayaan dengan memberikan lebih sedikit proporsi kepemilikan jika utang dikonversi, di samping bunga yang dibayarkan lebih kecil untuk tipe utang serupa. TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 04

Utang yang Dapat Dikonversi PSAK 50: Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:

Utang yang Dapat Dikonversi PSAK 50: Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang: § menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan § memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan. TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 05

Utang Yang Dapat Dikonversi Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham

Utang Yang Dapat Dikonversi Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen: o liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain); dan o instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan). TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 06

Utang Yang Dapat Dikonversi Implementasi pendekatan with-and-without: 1. Menentukan jumlah nilai wajar utang yang

Utang Yang Dapat Dikonversi Implementasi pendekatan with-and-without: 1. Menentukan jumlah nilai wajar utang yang dapat dikonversi menjadi komponen liabilitas dan ekuitas. 2. Menentukan komponen liabilitas dengan menghitung net present value atas arus kas masa depan pada tingkat suku bunga pasar. 3. Mengeluarkan komponen liabilitas dari nilai wajar utang yang dapat dikonversi untuk mendapatkan komponen ekuitas. TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 07

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Ilustrasi: PT ABC menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Ilustrasi: PT ABC menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai nominal Rp 200. 000 pada awal tahun 2013. Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun dengan pembayaran bunga 7 persen setiap akhir Desember. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi 100 lembar saham dengan nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk obligasi sejenis adalah 9 persen. TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 08

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar = Rp 119. 253. 465 62. 802. 860 PV komponen liabilitas Rp 182. 056. 325 Komponen ekuitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar Nilai wajar obligasi pada tanggal penerbitan Rp 200. 000 Dikurangi: nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan 182. 056. 325 Nilai wajar komponen ekuitas pada tanggal penerbitan Rp 17. 943. 675 Pencatatan jurnal atas transaksi: Kas 200. 000 Utang obligasi 182. 056. 325 Agio saham – ekuitas konversi 17. 943. 675 TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 09

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai maturity Utang obligasi

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai maturity Utang obligasi Kas 200. 000 Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17. 943. 675 dapat ditransfer ke akun agio saham – biasa. Kondisi 2: Obligasi dikonversi saat maturity Agio saham – ekuitas konversi Utang obligasi Saham biasa Agio saham – biasa 17. 943. 675 200. 000 50. 000 167. 943. 675 Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17. 943. 675 ditransfer ke akun agio saham – biasa. TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 10

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum maturity Obligasi dikonversi menjadi

Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh) Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum maturity Obligasi dikonversi menjadi saham pada tanggal 31 Desember 2015 Daftar Amortisasi Obligasi Tanggal Kas dibayarkan 01/01/2013 31/12/2013 14, 000 31/12/2014 14, 000 31/12/2015 14, 000 Beban bunga 16, 385, 069 16, 599, 725 16, 833, 701 Agio saham – ekuitas konversi Utang obligasi Saham biasa Agio saham – biasa Amortisasi diskonto 2, 385, 069 2, 599, 725 2, 833, 701 Nilai tercatat 182, 056, 325 184, 441, 394 187, 041, 120 189, 874, 821 17. 943. 675 189. 874. 821 50. 000 157. 818. 496 TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 11

Konversi Terinduksi Tujuan: 1) mengurangi beban bunga; dan 2) menurunkan rasio debt to equity.

Konversi Terinduksi Tujuan: 1) mengurangi beban bunga; dan 2) menurunkan rasio debt to equity. Contoh: PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp 500 juta yang dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1. 500, - dan mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua tahun kemudian, PT DEF ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan insentif kepada pemegang obligasi tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi tersebut terjadi, maka PT DEF mencatat sebagai berikut: Beban konversi Agio saham – ekuitas konversi Utang obligasi Saham – biasa Agio saham biasa Kas 15 juta 70 juta 500 juta 300 juta 500 juta 85 juta TP 1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 12

Saham Preferen Yang Dapat Dikonversi • Saham preferen yang dapat dikonversi adalah ekuitas, kecuali

Saham Preferen Yang Dapat Dikonversi • Saham preferen yang dapat dikonversi adalah ekuitas, kecuali jika itu merupakan saham preferen yang dapat ditebus. • Pengkonversian atau pembelian kembali di dasarkan pada nilai buku, tidak diakui kerugian atau laba • Jumlah lebih yang dibayarkan di atas nilai buku sering didebit dari laba ditahan. TP 2: Akuntansi saham preferen yang dapat dikonversi 13

Waran Saham • Waran saham adalah pemberian hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada

Waran Saham • Waran saham adalah pemberian hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada harga dan periode tertentu. • Biasanya penggunaan waran dapat berdampak dilusi dengan mengurangi jumlah EPS. • Situasi penerbitan waran: 1) agar sekuritas lebih menarik; 2) memberikan preemptive right kepada pemegan saham; dan 3) kompensasi kepada karyawan. TP 3: Akuntansi untuk waran 14

Waran Saham (situasi 1) Waran saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya • Pada dasarnya

Waran Saham (situasi 1) Waran saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya • Pada dasarnya merupakan opsi jangka panjang • Digunakan metode with-and-without untuk alokasi komponen pada waran yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya • Jika investor tidak menggunakan waran sampai melewati masa periode, maka komponen ekuitas (akun agio saham – waran) didebit pada akun agio saham – waran kadaluarsa yang menjadi hak pemegang saham awal. TP 3: Akuntansi untuk waran 15

Waran Saham (situasi 2) Hak membeli saham tambahan saat penerbitan saham baru secara proporsional:

Waran Saham (situasi 2) Hak membeli saham tambahan saat penerbitan saham baru secara proporsional: • Untuk mencegah dilusi atas hak voting • Merupakan opsi jangka pendek • Perusahaan hanya membuat memorandum entry ketika menerbitkan waran kepada pemegang saham • Jika perusahaan menerima kas lebih besar dari nilai par saham, maka dikreditkan pada akun agio saham – biasa, dan sebaliknya. TP 3: Akuntansi untuk waran 16

Waran Saham (situasi 3) Hak membeli saham bagi eksekutif dan karyawan kunci: • Kompensasi

Waran Saham (situasi 3) Hak membeli saham bagi eksekutif dan karyawan kunci: • Kompensasi jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan loyalitas pada karyawan kunci. • Metode pelaporan opsi saham: • metode nilai intrinsik perbedaan harga saham dengan harga penggunaan waran saat waran diberikan; dan • metode nilai wajar nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) TP 3: Akuntansi untuk waran 17

Akuntansi untuk Kompensasi Saham • Menentukan beban kompensasi: dengan metode nilai wajar • Mengalokasi

Akuntansi untuk Kompensasi Saham • Menentukan beban kompensasi: dengan metode nilai wajar • Mengalokasi beban kompensasi: selama periode karyawan bekerja Contoh: PT ABC merencanakan pemberian kompensasi kepada 10 anggota direksi untuk membeli saham masing-masing sebanyak 1000 lembar dengan nilai par Rp 600. Opsi diberikan tanggal 1 Januari 2012 dan dapat digunakan selama 6 tahun ke depan. Harga opsi per lembar saham adalah Rp 2000, dan harga pasar saham adalah Rp 3000 per lembar. Nilai wajar beban kompensasi adalah Rp 16 juta. Perkiraan masa bakti (expected period of benefit) direksi adalah 2 tahun lagi. TP 4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 18

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Tidak ada pencatatan saat tanggal pemberian opsi (1 Januari 2012)

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Tidak ada pencatatan saat tanggal pemberian opsi (1 Januari 2012) Pencatatan beban kompensasi untuk 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013 Beban kompensasi 8. 000 Agio saham – opsi (16 juta / 2 thn) 8. 000 Pencatatan saat direksi menggunakan 40% hak opsi (4. 000 lembar) tanggal 25 Februari 2015 Kas (4. 000 x Rp 2. 000) Agio saham – opsi (40% x 16 jt) Saham biasa (4. 000 x Rp 600) Agio saham – biasa 8. 000 6. 400. 000 2. 400. 000 12. 000 TP 4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 19

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal kadaluarsa

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal kadaluarsa (1 Januari 2018) Agio saham – opsi (60% x 16 jt) Agio saham – opsi kadaluarsa 9. 600. 000 Berdasarkan IFRS, perusahaan tidak melakukan penyesuaian atas beban kompensasi saat tanggal kadaluarsa. • Perusahaan dapat melakukan penyesuaian jika terdapat kondisi kerja (service condition) pada rencana kompensasi. • Karena kondisi pasar direfleksikan dari penentuan nilai wajar opsi saat tanggal pemberian, maka tidak diperbolehkan adanya penyesuaian jika penyebabnya adalah perubahan harga saham perusahaan. TP 4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 20

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Terikat (Restricted Shares) Perusahaan memberikan saham kepada karyawan dengan syarat

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Terikat (Restricted Shares) Perusahaan memberikan saham kepada karyawan dengan syarat saham tersebut tidak dapat dijual, dipindahtangankan, atau dijaminkan sampai kondisi tertentu terpenuhi. Jika dilanggar, maka harus ditebus beserta dividen yang telah diterima. Kelebihan saham terikat dibandingkan opsi saham: • Tidak akan menjadi percuma berapapun harga saham di pasar. • Memberikan pengurangan ekuitas lebih sedikit kepada pemegang saham • Menyelaraskan tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan. TP 4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 21

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Rencana Pembelian Saham Karyawan (Employee Share. Purchase Plans) Perusahaan memberikan

Akuntansi untuk Kompensasi Saham Rencana Pembelian Saham Karyawan (Employee Share. Purchase Plans) Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk membeli saham dengan potongan harga selama periode waktu tertentu. Rencana ini merupakan program kompensasi dan harus dicatat sebagai beban selama masa kerja. Pengungkapan Rencana Kompensasi Memastikan pengguna laporan keuangan memahami: 1. Sifat dan tingkat penetapan pembayaran berbasis saham yang terjadi selama periode tersebut 2. Cara penentuan nilai wajar untuk barang/jasa yang diterima atau instrumen ekuitas yang diberikan 3. Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba/kerugian pada posisi keuangan perusahaan. TP 4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 22

LABA PER LEMBAR SAHAM Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 5 Slide OCW Universitas Indonesia

LABA PER LEMBAR SAHAM Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 5 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Tujuan Pembelajaran 1. Menghitung LPS pada struktur modal sederhana 2. Menghitung LPS pada struktur

Tujuan Pembelajaran 1. Menghitung LPS pada struktur modal sederhana 2. Menghitung LPS pada struktur modal kompleks Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 02

Perbandingan antara LPS Sederhana dan LPS yang Terdilusi Struktur modal perusahaan dikatakan: 1. Sederhana,

Perbandingan antara LPS Sederhana dan LPS yang Terdilusi Struktur modal perusahaan dikatakan: 1. Sederhana, jika hanya ada saham biasa atau tidak ada saham biasa yang berpotensial mengurangi LPS saham biasa 2. Kompleks, jika termasuk sekuritas yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap LPS saham biasa Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 03

LPS pada Struktur Modal Sederhana LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih

LPS pada Struktur Modal Sederhana LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 04

LPS pada Struktur Modal Sederhana Laba bersih residual = laba bersih – dividen saham

LPS pada Struktur Modal Sederhana Laba bersih residual = laba bersih – dividen saham preferen. Dividen saham preferen meliputi: a) Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi periode bersangkutan. b) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. c) Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini. Jika perusahaan mengumumkan dividen untuk saham preferen saat terjadi kerugian bersih, maka dividen saham preferen ditambahkan ke komponen kerugian bersih untuk menghitung kerugian per saham. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 04

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar • Perusahaan harus melakukan

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar • Perusahaan harus melakukan pembobotan jumlah saham beredar berdasarkan bagian periode saham tersebut beredar. q Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor pembobot waktu. q Faktor pembobot waktu jumlah hari beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 06

LPS pada Struktur Modal Sederhana Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: • Saham

LPS pada Struktur Modal Sederhana Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: • Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable). • Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen. • Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). • Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 07

LPS pada Struktur Modal Sederhana Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: • Saham

LPS pada Struktur Modal Sederhana Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: • Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut. • Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui, dan • Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 08

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan Pemecahan Saham) “Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan. ” (par. 20) Contoh : 1. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal sebagai penerbitan saham bonus, 2. Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya, 3. Pemecahan saham (stock split), dan 4. Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of stock split) Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 09

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan Pemecahan Saham) • Dividen saham dan pemecahan saham dianggap telah beredar sejak awal tahun, sehingga diperlukan penyesuaian atas transaksi saham sebelumnya. • Dividen saham atau pemecahan saham yang terjadi setelah akhir tahun tetapi sebelum perusahaan menerbitkan laporan keuangan, tetap dilakukan penyesuaian pada tahun tersebut (dan tahun sebelumnya jika ada informasi pembanding). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 10

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh) Tanggal Perubahan jumlah

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh) Tanggal Perubahan jumlah saham Saham beredar 01/01/2013 Posisi awal 60. 000 01/02/2013 Menerbitkan 36. 000 saham dengan kas 36. 000 96. 000 01/04/2013 Membeli kembali 24. 000 saham (24. 000) 72. 000 01/06/2013 Pemecahan saham 2 -1 (tambahan 72. 000) 72. 000 144. 000 01/09/2013 Menerbitkan 12. 000 saham dengan kas 12. 000 156. 000 31/12/2013 Menerbitkan 10. 000 saham dengan kas Posisi akhir 10. 000 166. 000 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 11

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh) Tanggal beredar Jumlah

LPS pada Struktur Modal Sederhana Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh) Tanggal beredar Jumlah saham beredar Penyesuaian Bagian tahun Jumlah tertimbang saham 01 Jan – 01 Feb 60. 000 2 1/12 10. 000 01 Feb – 01 April 96. 000 2 2/12 32. 000 01 April – 01 Juni 72. 000 2 2/12 24. 000 01 Juni – 01 Sept 144. 000 3/12 36. 000 01 Sept – 01 Des 156. 000 4/12 52. 000 Rata-rata tertimbang saham beredar Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 154. 000 12

LPS pada Struktur Modal Kompleks Penyesuaian Laba (setelah pajak) Penyesuaian saham biasa beredar §

LPS pada Struktur Modal Kompleks Penyesuaian Laba (setelah pajak) Penyesuaian saham biasa beredar § Dividen dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. § Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif , yang diakui pada periode bersangkutan (1 -T). § Perubahan pendapatan atau beban dari konversi efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif. § Ditambah jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa dikonversikan menjadi saham biasa. § Konversi tersebut diasumsikan terjadi pada awal periode, atau pada tanggal penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 13

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas yang dapat dikonversi Menggunakan metode “jika dikonversi” dengan

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas yang dapat dikonversi Menggunakan metode “jika dikonversi” dengan asumsi: 1. Dikonversi pada saat penerbitan sekuritas 2. Eliminasi bunga terkait setelah pajak. Dengan demikian, konversi sekuritas akan menyebabkan peningkatan bilangan penyebut (rata-rata tertimbang saham beredar) dan akan meningkatkan pembilang (laba bersih). Jika tarif konversi berubah selama periode sekuritas beredar, maka perusahaan menggunakan tarif konversi yang paling mengurangi proporsi ekuitas (paling dilutif). Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 14

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas yang dapat dikonversi (contoh) Tahun 2013, PT ABC

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas yang dapat dikonversi (contoh) Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata tertimbang jumlah saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki 2 obligasi (A dan B) yang dapat dikonversi beredar. Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan memiliki bunga 8 persen. Obligasi diterbitkan pada awal tahun dapat dikonversi menjadi 200. 000 lembar saham. Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai 40 juta dan memiliki bunga 7 persen. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat dikonversi menjadi 90. 000 lembar saham. Beban bunga tahun 2013 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas obligasi A sebesar Rp 5 juta dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak efektif adalah 25 persen. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 15

LPS pada Struktur Modal Kompleks Penyesuaian laba bersih Laba bersih (+) penyesuaian beban bunga

LPS pada Struktur Modal Kompleks Penyesuaian laba bersih Laba bersih (+) penyesuaian beban bunga setelah pajak Obligasi A (Rp 5 jt x [1 -. 25]) Obligasi B (Rp 3 jt x 4/12 x [1 -. 25]) Penyesuaian laba bersih Rp 50. 000 3. 750. 000 Rp 54. 500. 000 Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar Rata-rata tertimbang saham beredar (+) saham yang diasumsikan akan diterbitkan Obligasi A (awal tahun) Obligasi B (tanggal penerbitan, 1 Sept = 4/12 x 90. 000) Penyesuaian laba bersih Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 1. 000 200. 000 30. 000 1. 230. 000 16

LPS pada Struktur Modal Kompleks Laba Per Saham Laba bersih tahun berjalan LPS dasar

LPS pada Struktur Modal Kompleks Laba Per Saham Laba bersih tahun berjalan LPS dasar (50 juta / 1 juta) LPS terdilusi (54. 5 juta / 1. 23 juta) Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI Rp 50. 000 Rp 50 Rp 44. 31 17

LPS pada Struktur Modal Kompleks Pengurangan ekuitas akibat penggunaan opsi dan waran Menggunakan metode

LPS pada Struktur Modal Kompleks Pengurangan ekuitas akibat penggunaan opsi dan waran Menggunakan metode “saham treasuri” dengan asumsi: 1. Dikonversi pada saat penerbitan opsi/waran 2. Perusahaan menerbitkan saham tambahan agar dapat membeli kembali saham untuk opsi/waran. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 18

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive • Di dalam penghitungan LPS, perusahaan perlu

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive • Di dalam penghitungan LPS, perusahaan perlu memisahkan sekuritas yang secara individual benar-benar dilutive dengan yang antidilutive. • Efek berpotensi saham biasa dianggap DILUTIF jika menurunkan laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan. • Untuk menentukan efek dilutif digunakan laba bersih dari operasi normal dikurangi dividen saham preferen (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan • Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika meningkatkan LPS dari operasi normal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi normal yang berkelanjutan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 19

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive • Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive • Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive dan tidak boleh menggunakannya untuk menutupi sekuritas yang dilutive. • Utang yang dapat dikonversi menjadi antidilutive jika persentase tambahan income dari beban bunga setelah pajak lebih besar daripada persentase tambahan saham jika utang dikonversi. • Opsi atau waran menjadi antidilutive jika harga penggunaan opsi atau waran lebih besar daripada harga pasar. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive • Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi

LPS pada Struktur Modal Kompleks Sekuritas Antidilutive • Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan. • Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau tidak. • Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 21

Referensi Utama n Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley n Standar

Referensi Utama n Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley n Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI n International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England Wales Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI

Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad

Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani martani@ui. ac. id atau dwimartani@yahoo. com Departemen Akuntansi FEUI http: //staff. blog. ui. ac. id/martani/ Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI

Referensi Utama n Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley n Standar

Referensi Utama n Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley n Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI n International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England Wales

Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad

Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani martani@ui. ac. id atau dwimartani@yahoo. com Departemen Akuntansi FEUI http: //staff. blog. ui. ac. id/martani/ Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 47