Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS

  • Slides: 23
Download presentation
Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy

Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM Kompetensi PMIK dalam Sistem Casemix Pertemuan 3 2. 1 Tugas dan Tanggung Jawab PMIK dalam Casemix 2. 2 Bagaimana Alur INA-CBG’s di RS? 2. 3 Peran dokter dan koder 2. 4 Manfaat Penggunaan INA-CBG 2. 5 Keterkaitan Coding dan INA-CBG’s 2. 6 Metode Pembiayaan

2. 1 Tugas dan tanggung jawab perekam medis di pelayanan casemix ØMencatat dan menyimpan

2. 1 Tugas dan tanggung jawab perekam medis di pelayanan casemix ØMencatat dan menyimpan dengan benar data identitas pribadi pasien dan identitas pasien di rumah sakit. ØMenentukan dan menulis dengan tepat Kode Diagnosis Utama sesuai resume dengan memenuhi aturan coding (ICD 10 tahun 2010 ), kemudian kode diagnosis sekunder. ØMenentukan dan menulis dengan tepat Kode Prosedur Utama yang berhubungan dengan Diagnosis Utama dilanjutkan dengan mengkode prosedur-prosedur lain. ØMelakukan pengolahan data, guna : q Pengajuan Klaim pembiayaan dengan INA CBG 5. 2 q Statistik rumah sakit

2. 2 APA ITU INA CBG’s? Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS

2. 2 APA ITU INA CBG’s? Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

2. 2 Alur INA-CBG’s di RS Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS

2. 2 Alur INA-CBG’s di RS Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

2. 3 Peran Dokter dan Koder DOKTER KODER menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan

2. 3 Peran Dokter dan Koder DOKTER KODER menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan sekunder (bila ada) sesuai dengan ICD 10 menulis seluruh prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ICD – 9 CM membuat resume medis pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit. melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

§ Dalam Pengkodean pondasi utamanya adalah rekam medis. § Tanpa dokumentasi rekam medis pengkodean

§ Dalam Pengkodean pondasi utamanya adalah rekam medis. § Tanpa dokumentasi rekam medis pengkodean tidak bisa dilakukan. § Peran dokter dalam hal ini adalah mengisi kelengkapan data baik resume medis atau pendokumentasian lainnya dalam rekam medis. § Di samping itu faktor kejelasan dan keterbacaan dari diagnosa dokter pada dokumen rekam medis sangat menentukan keakuratan dan ketepatan proses pengkodean. § Sama halnya seorang koder haruslah juga untuk berkomunikasi dengan dokter dimana nantinya menemukan diagnosa dari dokter yang kurang jelas dan kurang terbaca. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Peran kompetensi perekam medis dalam pelayanan kesehatan pasien Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN )

Peran kompetensi perekam medis dalam pelayanan kesehatan pasien Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) PELAYANAN KESEHATAN PASIEN RAWAT JALAN SISTEM PEREKAMAN DATA IDENTITAS PASIEN ( TPPRJ , TPPGD ) SISTEM PEREKAMAN DATA RINGKASAN PERAWATAN SISTEM MONITOR LEMBAR SEP / RINGKASAN PERAWATAN SISTEM PENGKODEAN PADA LEMBAR SEP / KENDALI SISTEM ENTRI DATA DAN GROUPING INA-CBG PELAYANAN KESEHATAN PASIEN RAWAT INAP SISTEM PEREKAMAN DATA IDENTITAS PASIEN ( TPPRI) SISTEM PEREKAMAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM ) SISTEM PEREKAMAN DATA RESUME PASIEN PULANG SISTEM ASSEMBLING DRM SISTEM REVIEW RESUME PASIEN PULANG & DRM

SISTEM PEREKAMAN DATA IDENTITAS PASIEN TPPRJ , TPPGD) SISTEM PEREKAMAN DATA RINGKASAN PERAWATAN SISTEM

SISTEM PEREKAMAN DATA IDENTITAS PASIEN TPPRJ , TPPGD) SISTEM PEREKAMAN DATA RINGKASAN PERAWATAN SISTEM MONITOR LEMBAR SEP / RINGKASAN PERAWATAN SISTEM PENGKODEAN PADA LEMBAR SEP / KENDALI SISTEM ENTRI DATA DAN GROUPING INA-CBG Identitas pribadi, kepesertaan, rumah sakit & informasi rujukan • Lembar SEP • Lembar ringkasan perawatan d rawat jalan • ( • Identitas Poliklinik , DPJP & Tenaga medis • Dx Utama, dx sekunder, dx tindakan • Ekspedisi pengiriman & pengembalian SEP • Penagihan SEP yang belum kembali • Koding Dx Utama, dx sekunder, berdasarkan Vol 3 dan Vol 1 ICD 10 tahun 2010 • Koding Dx tindakan, berdasarkan Vol 3 dan Vol 1 ICD 9 CM tahun 2010 • Entri kode Dx Utama, dx sekunder, dx tindakan • Klik grouping INA CBG 5. 2

SISTEM PEREKAMAN DATA IDENTITAS PASIEN ( TPPRI) SISTEM PEREKAMAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM

SISTEM PEREKAMAN DATA IDENTITAS PASIEN ( TPPRI) SISTEM PEREKAMAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM ) Identitas pribadi, kepesertaan, rumah sakit & informasi rujukan • Lembar SEP • • Catatan integrasi pasien selama yankes • Semua hasil pemeriksaan penunjang diagnosa • Pengisian dx Utama, dx sekunder, dx tindakan SISTEM PEREKAMAN • Koding dx penyakit & tindakan secara sistem DATA RESUME PASIEN • Hasil pemeriksaan penunjang diagnosa yang mendukung PULANG SISTEM ASSEMBLING DRM SISTEM REVIEW DOKUMEN REKAM MEDIS & RESUME PASIEN PULANG • Review kelengkapan lembar & isi dokumen • Menyusun lembar/ berkas secara kronologi yankes • Meminta dokter/ tenaga medis guna melengkapi berkas dokumen • Mereview dx penyakit & tindakan d setiap berkas DRM. • Konfirmasi pada DPJP & PJRM jika di temukan ketidak lengkapan • Pembuatan ulang resume pulang pasien

2. 4 Manfaat Penggunaan Ina CBG Bagi Pasien Adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas

2. 4 Manfaat Penggunaan Ina CBG Bagi Pasien Adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan berdasarkan derajat keparahan Dengan adanya batasan pada lama rawat (length of stay) pasien mendapatkan perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit, karena berapapun lama rawat yang dilakukan biayanya sudah ditentukan. Mengurangi pemeriksaan dan penggunaan alat medis yang berlebihan oleh tenaga medis sehingga mengurangi resiko yang dihadapi pasien. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Manfaat Penggunaan Ina CBG Bagi RS Rumah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja

Manfaat Penggunaan Ina CBG Bagi RS Rumah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya. Dapat meningkatkan mutu & efisiensi pelayanan Rumah Sakit. Dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan, meningkatkan komunikasi antar spesialisasi atau multidisiplin ilmu agar perawatan dapat secara komprehensif serta dapat memonitor QA dengan cara yang lebih objektif. Perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat. Dapat untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing klinisi. Keadilan (equity) yang lebih baik dalam pengalokasian budget anggaran. Mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical Pathway. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Manfaat Penggunaan Ina CBG Bagi Provider Dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan.

Manfaat Penggunaan Ina CBG Bagi Provider Dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan. Dengan anggaran pembiayaan yang efisien, equity terhadap masyarakat luas akan terjangkau. Secara kualitas pelayanan yang diberikan akan lebih baik sehingga meningkatkan kepuasan pasien dan provider/Pemerintah. Penghitungan tarif pelayanan lebih objektif dan berdasarkan kepada biaya yang sebenarnya. Dalam pelaksanaan Case Mix INA-CBGs, peran koding sangat menentukan, dimana logic software yang digunakan untuk menetukan tarif adalah dengan pedoman ICD 10 untuk menentukan diagnosis dan ICD 9 CM untuk tindakan atau prosedur. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

 • Besar kecilnya tarif yang muncul dalam software INA-CBGs ditentukan oleh Diagnosis dan

• Besar kecilnya tarif yang muncul dalam software INA-CBGs ditentukan oleh Diagnosis dan Prosedur. • Kesalahan penulisan diagnosis akan mempengaruhi tarif. Tarif bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil. • Diagnosis dalam kaidah CBGs, harus ditentukan diagnosa utama dan diagnosa penyerta. • Diagnosa penyerta terdiri dari Komplikasi dan Komorbiditas. • Diagnosis penyerta juga dapat mempengaruhi besar kecilnya tarif, karena akan mempengaruhi level severity (tingkat keparahan) yang diderita oleh pasien. • Logikanya pasien yang dirawat terjadi komplikasi, maka akan mempengaruhi lama perawatan di rumah sakit. • Jika lama perawatan bertambah lama dibanding tidak terjadi komplikasi, maka akan menambah jumlah pembiayaan dalam perawatan. • Jika terdapat lebih dari satu diagnosis maka dipilih satu diagnosis yang paling banyak menggunakan resources (SDM, bahan pakai habis, peralatan medik, tes pemeriksaan dan lainnya.

2. 5 Keterkaitan Coding dan INA -CBG’s Ketepatan pengkelasan CBGs (CBGs grouping) sangat tergantung

2. 5 Keterkaitan Coding dan INA -CBG’s Ketepatan pengkelasan CBGs (CBGs grouping) sangat tergantung kepada ketepatan diagnosis utama. Diagnosis utama akan menentukan MDC (Major Diagnostic Category) atau sistem organ yg terlibat. Tingkat keparahan penyakit (severity level) ditentukan oleh diagnosis sekunder, prosedur dan umur pasien. Ketepatan jumlah biaya rawatan pasien ditentukan oleh ketepatan pengkelasan CBGs dan pemilihan diagnosis Mengikuti standar resmi WHO dalam pengkodean diagnosis (WHO Morbidity Refference Group)

 Mengikuti standar resmi aturan coding ICD 10 dan ICD 9 CM Untuk kasus

Mengikuti standar resmi aturan coding ICD 10 dan ICD 9 CM Untuk kasus pasien bayi baru lahir (usia 0 s/d 30 hari) data berat badan lahir dalam gram harus dimasukkan. Gunakan kode P (perinatal) untuk diagnosa utama jika umur pasien kurang dari 30 hari. Gunakan kode O 820, O 821, O 828 dan O 829 sebagai diagnosa utama jika terdapat prosedur tindakan bedah Caesar (caesarian section) Prosedur utama mesti berkaitan dengan Diagnosa utama (upcoding, unnecessary procedure)

2. 6 Metode Pembayaran Prospective Payment Retrospective Payment • Case Based Payment • Capitation

2. 6 Metode Pembayaran Prospective Payment Retrospective Payment • Case Based Payment • Capitation Payment • Global Budget • Fee For Service • Payment per itemized Bill • Payment Per Diem

RETROSPEKTIF FEE FOR SERVICE (FFS) KELEBIHAN Provider Pasien KEKURANGAN Risiko keuangan sangat kecil Tidak

RETROSPEKTIF FEE FOR SERVICE (FFS) KELEBIHAN Provider Pasien KEKURANGAN Risiko keuangan sangat kecil Tidak ada insentif untuk yang memberikan pelayanan preventif Income RS tidak terbatas Supplier induced demand Waktu tunggu pelayanan lebih singkat Jumlah pasien di klinik banyak pelayanan lama Mudah mendapat pelayanan dengan teknologi mutakhir Pembayar Mudah mencapai Biaya administrasi tinggi untuk proses kesepakatan dengan provider klaim Membebani terhadap risiko keuangan

PROSPEKTIF CASEMIX (INA -CBG) KELEBIHAN Provider Pembayaran lebih adil sesuai dengan kompleksitas pelayanan KEKURANGAN

PROSPEKTIF CASEMIX (INA -CBG) KELEBIHAN Provider Pembayaran lebih adil sesuai dengan kompleksitas pelayanan KEKURANGAN Kurang kualitas koding akan menyebabkan kurangnya besaran penggantian yang seharusnya dibayar Proses klaim lebih cepat Pasien Pembayar Kualitas pelayanan cukup baik Pengurangan kuantitas pelayanan Dapat memilih provider dengan pelayanan terbaik Referral out Terdapat pembagian risiko keuangan dengan provider Memerlukan pemahaman implementasi konsep prospektif Biaya administrasi lebih rendah Diperlukan monitoring pasca klaim Mendorong peningkatan sistem informasi

Pembayaran Casemix Sistem Case-Mix adalah klasifikasi episode perawatan pasien yang dibuat untuk mengelompokkan kelas-kelas

Pembayaran Casemix Sistem Case-Mix adalah klasifikasi episode perawatan pasien yang dibuat untuk mengelompokkan kelas-kelas yang relatif homogen dengan memperhatikan sumber daya yang digunakan dan berisi pasien dengan karakteristik klinis yang serupa(George Palmer, Beth Reid). Case-Mix merupakan suatu format klasifikasi yang berisikan kombinasi beberapa jenis penyakit dan tindakan pelayanan di suatu rumah sakit dengan pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Pembayaran Kapitasi Pembayaran kapitasi merupakan suatu cara pengedalian biaya dengan menempatkan fasilitas kesehatan pada

Pembayaran Kapitasi Pembayaran kapitasi merupakan suatu cara pengedalian biaya dengan menempatkan fasilitas kesehatan pada posisi menanggung risiko, seluruhnya atau sebagian, dengan cara menerima pembayaran atas dasar jumlah jiwa yang ditanggung. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Pembayaran Global Budget Merupakan cara pendanaan rumah sakit oleh pemerintah atau suatu badan asuransi

Pembayaran Global Budget Merupakan cara pendanaan rumah sakit oleh pemerintah atau suatu badan asuransi kesehatan nasional dimana rumah sakit mendapat dana untuk mmembiayai seluruh kegiatannya untuk masa satu tahun. Alokasi dan ke rumah sakit tersebut diperhitungkan dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan tahun sebelumnya, kegiatan lain yang diperkirakan dilaksanakan dan kinerja rumah sakit tersebut. Manajemen rumah sakit mempunyai keleluasaan mengatur dana anggaran global tersebut untuk gaji dokter, belanja operasional, pemeliharaan rumah sakit dan lain-lain. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Pembayaran Per-Kasus Sistem pembayaran per kasus (case rates) banyak digunakan untuk membayar rumah sakit

Pembayaran Per-Kasus Sistem pembayaran per kasus (case rates) banyak digunakan untuk membayar rumah sakit dalam kasus tertentu. Pembayaran per kasus ini mirip dengan DRG, yaitu dengan mengelompokan berbagai jenis pelayanan menjadi satukesatuan. Pengelompokan ini harus ditetapkan dulu di muka dan disetujui kedua belah pihak, yaitu pihak rumah sakit dan pihak pembayar. Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM

Pembayaran Per-Diem Pembayaran per diem merupakan pembayaran yang dinegosiasi dan disepakati di muka yang

Pembayaran Per-Diem Pembayaran per diem merupakan pembayaran yang dinegosiasi dan disepakati di muka yang didasari pada pembayaran per hari perawatan, tanpa mempertimbangkan biaya yang dihabiskan oleh rumah sakit. Satuan biaya per hari sudah mencakup kasus apapun dan biaya keseluruhan, misalnya biaya ruangan, jasa konsultasi/visite dokter, obat-obatan, tindakan medis dan pemeriksaan penunjang lainnya. Sebuah rumah sakit yang efisien dapat mengendalikan biaya perawatan dengan memberikan obat yang paling cost-effective, pemeriksaan laboratorium hanya untuk jenis pemeriksaan yang benar-benar diperlukan, memiliki dokter yang dibayar gaji bulanan dan bonus, serta berbagai penghematan lainya, akan mendapatkan keuntungan Prodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Maulana Tomy Abiyasa, Amd. PK, SKM