PERTENTANGAN ALIRAN TRADISIONAL DAN ALIRAN RASIONAL ILMU KALAM
- Slides: 9
PERTENTANGAN ALIRAN TRADISIONAL DAN ALIRAN RASIONAL ILMU KALAM Lathifatun Munawaroh 2 -KPI-A 1423102022
Prinsip-prinsip metode berpikir aliran tradisional antara lain sebagai berikut 1. Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti zhanni 2. Tidak memberikan kebebasan kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat 3. Memberikan daya yang kecil pada akal. Prinsip-prinsip metode berpikir aliran rasional antara lain sebagai berikut 1. Hanya terikat pada dogma yang dengan jelas dan tegas disebut dalam Al-Quran dan hadist Nabi, yaitu ayat yang qath’I 2. Memberikan kebebasan kepada manusia dalam berbuat dan berkehendak 3. Memberikan daya yang besar pada akal
Beberapa pertentangan antara aliran tradisional dan rasional antara lain sebagai berikut : Wahyu dan Akal Mu’tazilah (rasional) : § § Akal dapat menjangkau : mengetahui Tuhan kewajiban mengetahui Tuhan baik dan buruk kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk Asy’ariah (tradisional): Akal hanya dapat menjangkau : mengetahui Tuhan. Selebihnya untuk mengetahui hal-hal tersebut diperlukan wahyu.
Tuhan Wahyu KMT MBB MT KMBB MT MBB KMB B Akal Manusia aliran rasional aliran tradisional
Pelaku Dosa Besar Sifat - Sifat Tuhan Khawarij (rasional) : pelaku dosa besar adalah kafir Mu’tazilah (rasional) : Tuhan tidak mempunyai sifat Murji’ah (tradisional) : pelaku dosa besar tidak kafir Asy’ariah (tradisional) : Tuhan mempunyai sifat Mu’tazilah (rasional) : pelaku dosa besar berada di posisi tengah antara kafir dan mukmin Asy’ariyah (tradisional) : pelaku dosa besar masih dianggap sebagai orang yang beriman
Keimanan Khawarij (rasional) iman : tidak cukup hanya mengetahui, tapi juga melaksanakan perintah-perintah Tuhan Murjia’ah (tradisional) : keimanan terletak di dalam qalbu Mu’tazilah (rasional) iman : meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dibuktikan dengan perbuatan Asy’ariah (tradisional) iman : meyakini dalam hati
Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia Jabariyah (tradisional) manusia tidak berkuasa atas perbuatannya, yang menentukannya adalah Tuhan Qadariyah (rasional) segala perbuatan manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri, tidak ada intervensi dari Tuhan Mu’tazilah (rasional) Tuhan mempunyai kewajiban berbuat baik bagi manusia Asy’ariyah (tradisional) perbuatan manusia akan terwujud jika sesuai dengan kehendak Tuhan
Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan Mu’tazilah (rasional), Tuhan itu adil dan tidak mungkin berbuat zalim dengan memaksakan kehendak pada hamba-Nya Asy’ariyah (tradisional) Tuhan itu adil dan memiliki kekuasaan mutlak.