MODEL DISUSUN OLEH IPHOV KUMALA SRIWANA Definisi Model

  • Slides: 20
Download presentation
MODEL DISUSUN OLEH : IPHOV KUMALA SRIWANA

MODEL DISUSUN OLEH : IPHOV KUMALA SRIWANA

Definisi Model Adalah cara sederhana untuk memandang suatu masalah. l Model sebagai suatu representasi

Definisi Model Adalah cara sederhana untuk memandang suatu masalah. l Model sebagai suatu representasi (penggambaran) atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu system nyata. l Sistem nyata yaitu system yang sedang berlangsung dalam kehidupan, system yang menjadi titik perhatian dipermasalahkan. l 2

Definisi Model Pemodelan adalah proses membangun dan membentuk sebuah model dari suatu system nyata

Definisi Model Pemodelan adalah proses membangun dan membentuk sebuah model dari suatu system nyata dalam bahasa formal tertentu. l Model yang baik cukup hanya mengandung bagian-bagian yang perlu saja l 3

SKEMA PROSES PEMODELAN 4

SKEMA PROSES PEMODELAN 4

Kegunaan Model : l l l Membantu berpikir, menerangkan fakta Untuk komunikasi/instruksi Untuk prediksi/penaksiran

Kegunaan Model : l l l Membantu berpikir, menerangkan fakta Untuk komunikasi/instruksi Untuk prediksi/penaksiran Untuk pengendalian Pengganti teori/bila teori sudah ada, sebagai koreksi terhadap teori tersebut. 5

Keuntungan yang diberikan oleh model : l l Dengan model, dapat dilakukan analisis dan

Keuntungan yang diberikan oleh model : l l Dengan model, dapat dilakukan analisis dan percobaan dalam situasi yang kompleks dengan mengubah nilai atau bentuk relasi antar variable yang tidak mungkin dilakukan pada system nyata. Model memberikan penghematan dalam mendeskripsikan suatu keadaan nyata Penggunaan model dapat menghemat waktu, biaya, tenaga, dan sumber daya berharga lainnya dalam analisis permasalahan Model dapat memfokuskan perhatian lebih banyak pada karakteristik yang penting dari masalah 6

Kriteria model yang baik l l l l Mengandung semua variable yang relevan Sederhana

Kriteria model yang baik l l l l Mengandung semua variable yang relevan Sederhana Memiliki kegunaan Mewakili persoalan Tingkat generalisasi yang tinggi Mekanisme transparansi Potensial untuk dikembangkan Peka terhadap perubahan asumsi 7

Model semakin bermanfaat, bila : Memudahkan pengertian tentang system yang diwakilinya l Memperbanyak alternatif

Model semakin bermanfaat, bila : Memudahkan pengertian tentang system yang diwakilinya l Memperbanyak alternatif untuk pengambilan keputusan l 8

Model l Kriteria dalam memodelkan suatu sistem Model harus mewakili (merepresentasikan) sistem nyatanya l

Model l Kriteria dalam memodelkan suatu sistem Model harus mewakili (merepresentasikan) sistem nyatanya l Model merupakan penyederhanaan dari kompleksnya sistem, sehingga diperbolehkan adanya penyimpangan pada batas-batas tertentu l 9

Hal – hal perlu diperhatikan dalam pembentukan model l Harus diperhatikan faktor - faktor

Hal – hal perlu diperhatikan dalam pembentukan model l Harus diperhatikan faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku dari sistemnya l Variabel – variabel yang menentukan performansi dari sistem yang diamati l Bagaimana variabel – variabel tersebut dapat dikendalikan diatur 10

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN 1. Elaborasi l Pengembangan model dimulai dengan yang sederhana dan secara bertahap

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN 1. Elaborasi l Pengembangan model dimulai dengan yang sederhana dan secara bertahap dielaborasi hingga diperoleh model yang lebih representatif. l Penyederhanaan dilakukan dengan menggunakan system asumsi yang ketat yang tercermin pada jumlah, sifat dan relasi variabelnya. Tetapi asumsi yang dibuat tetap harus memenuhi persyaratanya yakni konsistensi, Ekuivalensi dan Relevansi. 11

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN 2. Sinektik l Sinektik adalah metoda yang dibuat untuk mengembangkan pengenalan masalah-masalah

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN 2. Sinektik l Sinektik adalah metoda yang dibuat untuk mengembangkan pengenalan masalah-masalah secara analogi. l Sinektik menuntut kemampuan kreatif yang tinggi dari seorang analis dalam membuat analogi yang tepat. l Sinektik didasarkan pada asumsi bahwa kesadaran mengenai hubungan yang identik atau mirip di antara masalah system nyata dalam skala besar akan meningkatkan kapasitas pemecahan masalah dari seorang analis. Dalam mengembangkan model dengan sinektik ini dapat dihasilkan empat tipe analogi, yaitu: 12

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Personifikasi l Dalam hal ini, analis berusaha membayangkan dirinya mengalami

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Personifikasi l Dalam hal ini, analis berusaha membayangkan dirinya mengalami masalah system nyata seperti yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam perusahaan. Analogi Langsung l Analis mencari hubungan yang serupa di antara dua atau lebih situasi problematic l Contoh : l Dalam merancang pondasi tiang listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa dapat dianalogikan dengan akar pohon kelapa di pantai. 13

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Personifikasi l Dalam hal ini, analis berusaha membayangkan dirinya mengalami

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Personifikasi l Dalam hal ini, analis berusaha membayangkan dirinya mengalami masalah system nyata seperti yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam perusahaan. Analogi Langsung l Analis mencari hubungan yang serupa di antara dua atau lebih situasi problematic l Contoh : l Dalam merancang pondasi tiang listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa dapat dianalogikan dengan akar pohon kelapa di pantai. 14

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Simbolik l Analis berusaha menemukan hubungan yang serupa antara situasi

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Simbolik l Analis berusaha menemukan hubungan yang serupa antara situasi problematic system nyata dengan proses simbolik. l Contoh : l Laju mengalirnya air pada suatu tingkat volume tertentu dlam bak dan laju pertumbuhan penduduk dari sejumlah penduduk suatu kota. 15

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Personifikasi (Dalam hal ini, Analogi Fantasi) l Dalam membuat analogi

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Analogi Personifikasi (Dalam hal ini, Analogi Fantasi) l Dalam membuat analogi fantasi, analis sama sekali bebas mencari kesamaan antara situasi problematik yang dihadapi dan beberapa masalah perusahaan lain yang bersifat khayali. l l Untuk menaksir tepat tidaknya hasil suatu analogi, dapat ditempuh dengan menilai sampai tingkat seberapa jauh situasi masalah system nyata serupa dengan hal-hal lain yang dianalogikan. 16

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Iteratif l Pengembangan model bukanlah proses yang bersifat mekanistik dan linier.

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK Iteratif l Pengembangan model bukanlah proses yang bersifat mekanistik dan linier. l Oleh karena itu, dalam tahap pengembangannya mungkin saja dilakukan pengulangan atau peninjauan kembali (iteratif). 17

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK l Ada tiga komponen utama prinsip iterative ini, yaitu : l

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK l Ada tiga komponen utama prinsip iterative ini, yaitu : l Pengembangan model awal atau dugaan l Langkah-langkah atau aturan yang harus ditempuh supaya dapat diperoleh model yang memadai l Ukuran kompleksitas model sebagai titik akhir di mana kita menghentikan proses iteratif. 18

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK l Penggunaan prinsip-prinsip dasar di atas dalam membuat suatu model perlu

PRINSIP-PRINSIP PEMODELAN SINEKTIK l Penggunaan prinsip-prinsip dasar di atas dalam membuat suatu model perlu dilengkapi dengan metodologi (suatu urutan proses dan prosedur yang disusun secara sistemik dan sebagai suatu kesatuan yang akan menghasilkan sesuatu (solusi, keputusan, model, dsb). Contoh metodologi : l Dalam OR (Programa liier, program dinamik, model persediaan, model proses markov, dsb), Peramalan, Ekonometrik, dsb. 19

Tahap- Tahap Umum Proses Pemodelan Definisi Masalah Model konseptual Formulasi model 20

Tahap- Tahap Umum Proses Pemodelan Definisi Masalah Model konseptual Formulasi model 20