Mengenal peran fasilitator dan teknik fasilitasi pembelajaran Mengapa
Mengenal peran fasilitator dan teknik fasilitasi pembelajaran
Mengapa menjadi fasilitator Mengenal apa yang dimaksud dengan fasilitator Fasilitator adalah orang yang mampu melakukan fasilitasi, membuat orang lain mudah untuk melakukan sesuatu dengan menyediakan dukungan atau membantu/mengarahkan untuk memperoleh dukungan yang dibutuhkan dlm mengerjakan sesuatu Apakah anda mempunyai minat untuk menjadi fasilitator ? Kemampuan apa yang diperlukan untuk menjadi seorang fasilitator
Apa tujuan fasilitasi Membantu orang lain untuk meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Kemampuan ? Membantu orang agar mampu meningkatkan kinerja individu Membantu organisasi agar berkinerja tinggi ? Membantu kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran (baik individual maupun organisasi) sehingga karyawan bekerja lebih efektif ?
Mengapa fasilitator dibutuhkan ? Mempercepat proses pembelajaran Meningkatkan efektifitas kinerja ? Membantu menyediakan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran dan pemahaman terhadap sesuatu ? Membantu membangun komitmen dalam kerja tim ? Membantu dalam proses pemecahan masalah ? Membantu dalam melakukan monitoring dan evaluasi ? Memberikan dukungan dalam peningkatan mutu pelayanan dan kinerja ? Menjadi tempat untuk berkonsultasi ?
Please remember Training is the facilitation of learning ?
Five principles of the learning organisation (Daniel Tobin, 1993) Everyone is a learner People learn from each other Learning enables change Learning is continuous Learning is an investment, not an expense Learn to change Change to learn
Categories of training yang dapat dilakukan melalui fasilitasi (Tom W. Goad, 1997) Executive development Management development Supervisory development Professional development Technical skills Literacy skills Marketing and sales Safety and health Orientation Organizational development
Kemampuan yang perlu dimiliki oleh fasilitator Keterampilan komunikasi dan perilaku asertif (interpersonal skills) Pemahaman terhadap topik yang memerlukan fasilitasi, misalnya managerial skills Kemampuan untuk membangkitkan motivasi belajar Penampilan fisik yang prima Kemampuan presentasi Kemampuan melakukan bimbingan dan memberikan konsultasi Ketanggapan terhadap problem yang dihadapi oleh klien yang membutuhkan fasilitasi Analitical & problem solving skills Kemampuan melakukan akses terhadap informasi yang dapat diberikan kepada klien yang membutuhkan dalam upaya memperoleh dukungan sarana dan prasarana (resources), terutama sarana dan prasarana pembelajaran (information and computer literacy)
The eight principles of training and facilitating Facilitate learning not teaching Focus on performance (tujuan fasilitasi adalah untuk peningkatan kinerja berdasarkan kajian kebutuhan dan membantu proses belajar) Focus on learning (kaitan konsep yang dipelajari dengan pengalaman klien atau pengalaman fasilitator ttg topik yang dibahas) Be prepared (persiapan diri yang matang untuk memerankan diri sebagai fasilitator: lesson plan, presentation, facilitating and technical skills) Deliver effectively (gunakan metoda fasilitasi yang tepat) Get learners involved: peran serta klien adalah mutlak dalam fasilitasi pembelajaran yang dapat dilakukan misalnya melalui: dinamika kelompok, learning contract, ajukan pertanyaan, small group exercise, demonstrasi. Get feedback (berikan umpan balik) Improve continuously (tingkatkan skill sebagai fasilitator: presentation skills, managerial skills, technical skills, professional skills, etc)
Memfasilitasi proses pembelajaran Fasilitator harus paham bagaimana siklus pembelajaran/pelatihan Fasilitator harus paham siklus terjadinya proses fungsional dan disfungsional pembelajaran seseorang Fasilitator harus paham siklus belajar dari pengalaman
Dalam melakukan fasilitasi pembelajaran, fasilitator perlu memahami : Proses Pelatihan Identify training needs Evaluation of training Design training programs Conduct training programs
The success system model of training and development Identify or develop criteria to evaluate training outcomes: - reactions - learning - behavior changes - organizational results Identify Needs for training: - organization - task - person - team Design training program Conduct training Evaluation
Functional learning cycle: siklus terjadi fungsi belajar seseorang (Vinve & Martin, 1993) Anxiety (Cemas) Insight-resolution (tingkat pemahaman yang mendalam) Uncertainty (merasa tdk pasti) Functional Learning Cycle Struggle Bergumul dan berinteraksi Risk experiment (berani mengambil resiko utk aktif)
Disfunctional learning cycle: siklus terjadinya disfungsi belajar (Vince & Martin, 1993) Anxiety (Cemas) Disengagement (meninggalkan) Will-full ignorance (sengaja tidak peduli) Denial/ Avoidance (menolak) Dis-functional Learning Cycle Fight/flight (melawan, atau menerawang) Deffensiveness (pertahanan diri)
Kolb’s experiential learning cycle Experiencing being open to and engaging in experience Active Experimentation preparing for action, trying things out Reflection Observing and make use of experience Conceptualising analysing, creating meaning from experience
Need assessment Tujuan: identifikasi kebutuhan pelatihan : gap analysis Metoda untuk need assessment: – – – Task and skill analysis Focus group Critical incidents Performance review Anticipating need for training (identify opportunity for improvement)
Faktor-faktor organisasi yang berkait dengan kebutuhan pelatihan Kebutuhan untuk peningkatan kinerja Problem keselamatan kerja Promosi Membuka pasar baru atau bisnis baru Karyawan baru Pemecahan masalah Penerapan teknologi, sistem, prosedur yang baru Perubahan regulasi/peraturan Perubahan organisasi
Types of learning Cognitive learning Kinesthetic or psychomotor skills learning Affective learning
Learning principles (1) Adults learn by doing: orang dewasa belajar dari pelangalaman Use realistic examples: gunakan contoh yang realistik yang ada di tempat kerja Adults relate their learning to what they already know: kaitkan dengan apa yang dipahami sebelumnya Conduct in an informal environment: bina suasana yang tidak formal Variety: gunakan variasi sehingga tidak membosankan Remove fear factor: hilangkan rasa ketakutan, ciptakan kenyamanan Serve as facilitator of learning process: jadilah fasilitator yang asertif Inform learners of the learning objectives: jelaskan tujuan fasilitasi Practice makes perfect: berlatihlah menjadi fasilitator
Learning principles (2) Guide and prompt, do not tell: Lakukan pembimbimngan dan berikan arah bukan memberi tahu: upayakan agar klien memahami masalahnya dan mampu mencari jalan keluar sendiri, anda hanya membantu mengarahkan dan membimbing untuk menemukan sendiri Give feedback: berikan umpan balik Understanding transfer of training: pahami bagaimana proses fasilitasi dalam pelatihan Relate all activities to the learning objectives: kegiatan dalam proses fasilitasi harus sejalan dengan tujuan fasilitasi Make a good first impression: berikan kesan pertama yang memukai Show enthusiasm: tunjukkan antusiasme anda sebagai fasilitator Use repetition: pengulangan-pengulangan kadang diperlukan
Strategi pelatihan Participatory learning: belajar dengan keterlibatan penuh peserta Practical learning: belajar tentang hal-hal yang bersifat praktikal sesuai yang dibutuhkan Action learning: belajar melalui proses: konsep diwujudkan dalam action (kegiatan) kemudian dievaluasi (refleksi thd apa yang dipelajari dari apa yang dilakukan: lesson learnt), hasil evaluasi (refleksi) digunakan untuk melakukan perbaikan, dan seterusnya Use of appropriate technology Lifelong learning Pusing amat jadi fasilitator, niyee
Mempersiapkan fasilitasi melalui suatu pelatihan Metoda penyampaian: dalam kelas, belajar mandiri, lokakarya/memfasilitasi proses belajar dalam organisasi Memilih tehnik fasilitasi: presentasi/paparan, diskusi, dialog, konsultasi, demonstrasi, simulasi, games/permainan, dsb Memilih media pembelajaran: papan tulis, flipchart, OHP, video, LCD, simulator, konsultasi jarak jauh, dsb Memilih metoda evaluasi: verbal, written, performance test/ujian Memilih fasilitator yang tepat dan narasumber yang diperlukan Memilih peserta Menyiapkan alat bantu latihan/fasilitasi Penugasan / exercise: – latihan yang sering adalah icebreaker, climate setting, team building, leadership, problem solving, – Bentuk exercise: instrumen, case studies, roleplays, games, simulasi, group discussion, seminar, praktek kerja, demonstrasi, outdoor program, assessment centers Training materials dan informasi pendukung yg dibutuhkan Tempat dan logistik
Pengorganisasian pelatihan dalam suatu proses fasilitasi Mulai dengan tujuan pembelajaran: – Susun tujuan sesuai dengan pentahapan logis Pengelompokan tujuan dalam beberapa modul Pengorganisasian session, gambarkan dalam storyboard Tentukan pembagian waktu untuk tiap modul/session Kaji ulang dan lakukan penyesuaian Lakukan micro-training/facilitation session diantara para fasilitator Get ready and…. . Laksanakan pelatihan sesuai dengan rencana
Melatih/memfasilitasi dalam suatu session Kemampuan komunikasi: verbal, tertulis, nonverbal (bahasa tubuh, ekspresi), electronic, kemampuan mendengar dengan aktif, kemampuan memotivasi Kemampuan presentasi yang efektif
Presentasi yang efektif Persiapan: – Pelajari siapa dan bagaimana latar belakang linatih – Pahami tujuan pembelajaran – Siapkan diri dan kalau perlu lakukan microtraining session – Perhatikan pengaturan ruang, persiapkan media dengan baik – Perhatikan penampilan fisik (be attractive but not excessive ) Presentasi: – Kalau perlu lakukan penyesuaian-penyesuaian: tata ruangan, bahasa, budaya, pakaian – Awali dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai – Kejelasan dalam berbicara dan intonasi yang tepat, jangan monoton – Kecepatan yang tepat – Selingi dengan exercise maupun humor Sesudah presentasi: – Mintalah umpan balik untuk perbaikan di masa mendatang
Respons thd situasi pembelajaran Non-learning respons (reaksi yg menunjukkan tidak adanya proses belajar): – presumpsion (menganggap tdk bermanfaat): I have done this before, I have no need to learn – non-consideration (mengabaikan): I am too busy or too fearful to respond to a learning situation (“emangnya gua pikirin”) – rejection: menolak Non-reflective respons (tidak menunjukkan adanya proses refleksi): – pre-conscious: tidak menyadari kalau belajar sesuatu – skills: mencontoh suatu perilaku tertentu (imitation), role modeling: mencontoh perilaku orang yang diidolakan (behavior approach) – memorisation: sebatas belajar dengan menghafalkan Reflective learning: – contemplation: belajar dari perenungan, tetapi tidak selalu ditunjukkan dalam aksi – experimentation learning: melakukan eksperiment dg hipotesis-eksperimentasi – reflective skills: problem solving
Sebagai fasilitator yang andal harus mempunyai Five Professional Accountability ) (Porter O’Gardy, 1992, dalam Chitty, 1997 Practice Management Mampu mengelola diri, Waktu, dan proses fasilitasi Competency Mampu mempraktekkan proses fasilitasi yang efektif Quality Improvement Selalu meningkatan kualitas proses fasilitasi Research Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan expertise yang digeluti Selalu meningkatkan kompetensi Strong or weak ? ? ?
Terima kasih
- Slides: 28