ARC AAD 26 1 Pusat Kegiatan Pusat kegiatan

  • Slides: 27
Download presentation
ARC, AAD 26 1

ARC, AAD 26 1

Pusat Kegiatan � � � � Pusat kegiatan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan

Pusat Kegiatan � � � � Pusat kegiatan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu kegiatan tertentu yang memerlukan ruangan khusus Contoh pusat kegiatan : Rumah : Garasi Dapur Ruang makan Ruang tamu Ruang keluarga Teras Kamar tidur Gudang WC Kamar mandi Parkir Restoran : - Tempat parkir - Pintu masuk - Ruang makan - Ruang istirahat - Ruang makan khusus - Dapur - Penerimaan - Tempat sampah Pabrik manufaktur : - Penerimaan - Gudang - R. Permesinan - R. Assembly - Inspeksi - Kantin - Locker - P 3 K - Kantor - Pengiriman - R. Maintenance 26 2

Receiving Kegiatan di ruang Receiving : � Menurunkan barang dari alat angkut � Membongkar

Receiving Kegiatan di ruang Receiving : � Menurunkan barang dari alat angkut � Membongkar peti kemas pengiriman � Memilah barang � Memeriksa faktur penerimaan � Mencatat kerusakan barang � Mengirim barang ke gudang. Sehingga didalam ruang receiving harus dipertimbangkan ruangan untuk : � Proses bongkar muatan truk � Daerah penumpukan barang dan pemilahan � Ruang untuk kendaraan material handling � Kantor untuk proses administrasi. 26 3

Berikut adalah beberapa ukuran truk dan lebar dock yang dibutuhkan : Panjang Truk (m)

Berikut adalah beberapa ukuran truk dan lebar dock yang dibutuhkan : Panjang Truk (m) � 12 � 13, 5 � 15 Sumber : Apple, 1990 Lebar Dok untuk posisi 90° (m) 3 3, 6 4, 2 3 3, 6 26 4

Gambar Skema Ruangan Bongkar Muat Truk Sumber : Apple, 1990 26 5

Gambar Skema Ruangan Bongkar Muat Truk Sumber : Apple, 1990 26 5

Parkir � Parkir diperuntukan bagi karyawan, tamu dan kendaraan yang membawa bahan baku atau

Parkir � Parkir diperuntukan bagi karyawan, tamu dan kendaraan yang membawa bahan baku atau produk jadi. Model parkir mobil ada yang lurus dengan sudut 90 dan ada dengan posisi miring membentuk sudut 0 – 80. Posisi mobil yang diparkir lurus 90 akan membutuhkan ruangan parkir yang lebih kecil pada jumlah mobil yang sama dibandingkan dengan posisi parkir miring. Tetapi posisi 90 membutuhkan lebar jalan yang lebih besar untuk memudahkan keluar masuk mobil ke lokasi parkir. Pada gambar berikut diberikan ukuran dan skema posisi parkir 90 dan 60. 26 6

26 7

26 7

Toilet Standar jumlah toilet untuk industri manufaktur : � Jumlah karyawan Jumlah Toilet �

Toilet Standar jumlah toilet untuk industri manufaktur : � Jumlah karyawan Jumlah Toilet � 1 -15 1 � 16 – 35 2 � 36 – 55 3 � 56 – 80 4 � 81 – 110 5 � 111 – lebih tambahan 1 untuk setiap 40 pegawai Sumber : Thompkins, 2003 26 8

Kantor � Tipe tata letak kantor ada tiga : 1. Open Office, merupakan satu

Kantor � Tipe tata letak kantor ada tiga : 1. Open Office, merupakan satu ruangan yang luas menampung banyak orang. Keuntungan dan kekurangan dari penerapan open office adalah : ◦ ◦ ◦ ◦ Memudahkan komunikasi dan penglihatan Kemudahan dalam menggunakan fasilitas bersama Luas lantai yang dibutuhkan lebih sedikit Biaya energi AC dan penerangan lebih sedikit Fungsi pengawasan terhadap bawahan lebih baik Perubahan tata letak dapat dilakukan lebih mudah Kurangnya leleluasaan pribadi Kebisingan menjadi masalh utama 26 9

2. Conventional Office, merupakan kebalikan dari open office setiap ruangan memiliki perabotan sendiri, empat

2. Conventional Office, merupakan kebalikan dari open office setiap ruangan memiliki perabotan sendiri, empat dinding dan sebuah pintu. Dalam sebuah ruangan bisa saja terdapat lebih dari 1 orang dan orang-orang ini menjalankan pekerjaan yang sama. Keuntungan dan kekurangan dari penerapan Conventional office adalah : ◦ ◦ ◦ Ada batas yang jelas antar status Menghindari adanya kebisingan Keleluasaan pribadi yang besar Interaksi sosial kurang Kebutuhan luas lantai lebih besar 26 10

3. Modern Office, memungkinkan area pribadi jika diinginkan tetapi tetap memperhatikan kemudahan akses antar

3. Modern Office, memungkinkan area pribadi jika diinginkan tetapi tetap memperhatikan kemudahan akses antar pegawai. Ciri-cirinya : ◦ Sekat antar ruangan tidak sampai atas ◦ Pemasangan meja dan peralatan menggunakan ruangan seminim mungkin, biasanya menempel pada sekat ◦ Instalasi komputer, listrik, dan telephon rapi 26 11

Activity Relationship Chart (ARC) Merupakan peta yang menggambarkan tingkat atau derajat keterkaitan antar suatu

Activity Relationship Chart (ARC) Merupakan peta yang menggambarkan tingkat atau derajat keterkaitan antar suatu pusat aktifitas dengan pusat aktifitas lainnya. Keterkaitan kegiatan yang terjadi dapat berupa : � Keterkaitan antara dua kegiatan produksi � Keterkaitan suatu aktivitas produksi dengan kegiatan tambahan atau pelayanan � Keterkaitan antara dua aktivitas pelayanan. 26 12

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan : Tuntutan khusus dari departemen tertentu � Sifat/karakteristik bangunan :

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterkaitan : Tuntutan khusus dari departemen tertentu � Sifat/karakteristik bangunan : tipe, ukuran, jumlah lantai, lokasi tiang, lokasi pintu, arah perluasan. � Tapak bangunan : lokasi, topografi, ukuran, cuaca, orientasi bangunan, dll � Fasilitas luar : Alat angkut, parkir, keperluan umum, fasilitas lainnya. � Perluasan : Aliran produksi dimasa datang, gang (lokasi dan lebar), ruang tambahan, lokasi kegiatan yang mungkin berkembang. � ARC berupa matriks koefisien yang terdiri atas dua bagian. Bagian atas menyatakan derajat kedekatan, bagian bawah menyatakan alasan. 26 13

Derajat kedekatan antara setiap kegiatan Nilai Hubungan kedekatan Alasan yang digunakan untuk setiap derajat

Derajat kedekatan antara setiap kegiatan Nilai Hubungan kedekatan Alasan yang digunakan untuk setiap derajat kedekatan : Warna 1 : Urutan aliran kerja A Mutlak perlu Merah 2 : Mempergunakan peralatan yang sama E Sangat Penting Orange 3 : Menggunakan catatan yang sama I Penting Hijau 4 : Menggunakan ruang yang sama O Biasa, tidak masalah dimanapun Biru U Tidak Perlu adanya kedekatan Putih 5 : Bising, Kotor, debu, getaran, dsb X Tidak diharapkan berdekatan Coklat 6 : Memudahkan pemindahan barang Alasan pemisahan ruangan : • Kotor • Bising • Asap, debu • Bau - Getaran - Resiko keselamatan atau kesehatan - Menarik perhatian, mengganggu kegiatan - dll 26 14

BAB IV � Peta Proses Operasi Peta Hubungan Aktivitas

BAB IV � Peta Proses Operasi Peta Hubungan Aktivitas

Diagram Alokasi Wilayah (Area Alocation Diagram atau AAD) � Dasar yang digunakan dalam penyusunan

Diagram Alokasi Wilayah (Area Alocation Diagram atau AAD) � Dasar yang digunakan dalam penyusunan diagram alokasi wilayah (AAD), Dasar AAD adalah. Diagram keterkaitan kegiatan (ARD). AAD memuat aliran informasi, aliran pekerja serta keterkaitan fisik; kebutuhan ruang setiap pusat kegiatan disesuaikan dengan dimensi aslinya yang diperkecil menggunakan skala. � Diagram alokasi wilayah menggambarkan kebutuhan ruang secara kasar. AAD ini disusun sesuai dengan keterkaitan yang tepat satu sama lain sesuai dengan kebutuhan dan batasan yang ada. 26 16

Contoh Diagram Keterkaitan Ruang 26 17

Contoh Diagram Keterkaitan Ruang 26 17

Diagram Keterkaitan Kegiatan dengan String Diagram keterkaitan kegiatan dikembangkan berdasarkan pola yang diperoleh dari

Diagram Keterkaitan Kegiatan dengan String Diagram keterkaitan kegiatan dikembangkan berdasarkan pola yang diperoleh dari diagram keterkaitan kegiatan, dengan memperhitungkan dimensi yang diperoleh dari hasil perhitungan analisa kebutuhan ruang, yang telah dilakukan sebelumnya. Derajat kedekatan antar ruangan ditentukan dengan jumlah garis yang menghubungkannya. Mutlak perlu Penting Biasa Sangat penting Tidak diharapkan 26 18

Contoh AAD String Diagram 1 2 10, 5 m 2 3 5 1, 69

Contoh AAD String Diagram 1 2 10, 5 m 2 3 5 1, 69 m 2 3 m 2 4 28, 3 m 2 9 6 8 10, 5 m 2 7 13, 125 m 2 2, 625 m 2 5, 2 m 2 10 2, 25 m 2 26 19

Hubungan Ketergantungan antar Aktivitas 1. Pola hubungan antar aktivitas (Sequencing) Successor Predecessor A B

Hubungan Ketergantungan antar Aktivitas 1. Pola hubungan antar aktivitas (Sequencing) Successor Predecessor A B C D D A Linier Activity C C A B Merge & Burst Activity E B Burst Activity D ES EF Activity Name A d LS C B LF D Merge Activity ES : Early Start LS : Latest Start d : Duration Tugas proses pembuatan minuman kopi panas, EF : Early Finish LF : Latest Finish 26 20

2. Bentuk Hubungan Antar Aktivitas Predecessor 1 S F S 2 S dalam ketergantungan

2. Bentuk Hubungan Antar Aktivitas Predecessor 1 S F S 2 S dalam ketergantungan "Finish-to-Finish" , successor tidak boleh selesai sampai aktivitas predecessor selesai. F S S F F S 3 dalam "Finish-to-Start" relationship, successor tidak bisa mulai sampai predecessor selesai dilaksanakan Successor Dalam hubungan "Start-to-Start" relationship, successor tidak boleh mulai sampai predecessor mulai F F Lag 4 S F S S F F Gunakan Lag time untuk overlap atau delay. Gunakan Lead time untuk menjadualkan kegiatan lebih awal Lead 26 21

Construction Method 3. Contoh Real Hubungan ketergantungan antar Aktivitas Set 2 nd Level Column

Construction Method 3. Contoh Real Hubungan ketergantungan antar Aktivitas Set 2 nd Level Column & Roof Set 1 st Level Column & Beam Land Clearing (Cut & Fill) Set Pilecap Original Land Contour Set Sloof Piling Installation 26 22

4. Pemodelan LINEAR & CPM (Critical Path Method MS Project menggabungkan Pemodelan Linear &

4. Pemodelan LINEAR & CPM (Critical Path Method MS Project menggabungkan Pemodelan Linear & CPM dalam satu model 26 23

5. Perhitungan Durasi Proyek (Forward & Backward Pass Calculation) 15 19 D 4 27

5. Perhitungan Durasi Proyek (Forward & Backward Pass Calculation) 15 19 D 4 27 0 0 5 5 A 5 START 0 ES 0 EF 15 15 B 10 5 5 25 15 15 F 5 25 15 21 E 6 LF 25 Total Slack : LF - EF Critical Task : ES = LS dan EF = LF 31 30 25 C 10 Task LS 31 FINISH 26 31 25 31 31 G 6 25 31 31 Total Slack : The amount of time that a task can be delayed without delaying successors task 26 24

6. Perhitungan durasi proyek yang menggunakan SS, FF dan Lead/Lag 3 0 9 4

6. Perhitungan durasi proyek yang menggunakan SS, FF dan Lead/Lag 3 0 9 4 B 5 A 3 1 4 0 4 SS+1 4 1 C 4 5 9 4 B 5 A 3 4 4 9 5 9 FS+1 10 5 1 3 0 5 1 C 4 0 B 5 5 2 10 5 A 3 9 4 3 0 Calculation of project duration using Forward & Backward Pass C 4 5 9 26 25

5. Tips bila Total Durasi Proyek lebih panjang dari yang direncanakan 1 Identifying the

5. Tips bila Total Durasi Proyek lebih panjang dari yang direncanakan 1 Identifying the Critical Path. 2 Crashing the Schedule : a • Review with an intent to reduce task duration that are unnecessary long b • Examine the predecessor and successor relationships and try to identify the relationship that can change from Finish to Start to one of the overlapping relationship (SS, FF, Lead-Lag schedule) c • Increase Resource Assignment for task that are not fix-duration tasks. d • Schedule Overtime to reduce the number of regular work hours that a task may take 26 26

Thanks 26 27

Thanks 26 27