TEORI KOGNITIVISME Pengertian Kognitivisme Poin Penting dalam pengertian

  • Slides: 16
Download presentation
TEORI KOGNITIVISME

TEORI KOGNITIVISME

Pengertian Kognitivisme Poin Penting dalam pengertian kognitivisme : Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan

Pengertian Kognitivisme Poin Penting dalam pengertian kognitivisme : Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya Proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. Lebih menekankan pada proses belajar

Pengertian Belajar Menurut Kognitivisme belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat

Pengertian Belajar Menurut Kognitivisme belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan mengguankan pengetahuan. Teori ini memfokuskan perubahan perilaku yang sangat berbeda dengan perubahan perilaku pada behaviorisme.

Ciri-Ciri Kognitivisme a) b) c) d) e) Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia

Ciri-Ciri Kognitivisme a) b) c) d) e) Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian Mementingkan peranan kognitif Mementingkan kondisi waktu sekarang Mementingkan pembentukan struktur kognitif

Tokoh-Tokoh Aliran Kognitivisme Jean Piaget Brunner Ausuebel

Tokoh-Tokoh Aliran Kognitivisme Jean Piaget Brunner Ausuebel

Teori Perkembangan Kognitif Piaget • Tujuan penelitian Piaget yaitu menemukan bagaimana anak-anak berpikir, dengan

Teori Perkembangan Kognitif Piaget • Tujuan penelitian Piaget yaitu menemukan bagaimana anak-anak berpikir, dengan cara menganalisis terhadap jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Filosofi Piaget ada pada keyakinan bahwa manusia memiliki sifat rasional dan mengerti dunia sekitarnya. Piaget memandang bahwa anak sebagai pembelajar aktif yang membentuk pengetahuannya sendiri. Anak dianggap sebagai ilmuwan kecil yang menguji hipotesisnya sendiri untuk menemukan bagaimana dunia bekerja. Piaget yakin bahwa anak-anak membentuk pengetahuannya dengan berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya dan mencoba merasakan pengalamannya.

Ada empat faktor yang menentukan perkembangan kognitif, yaitu: • Kematangan, perkembangan disebabkan factor-faktor pembawaan,

Ada empat faktor yang menentukan perkembangan kognitif, yaitu: • Kematangan, perkembangan disebabkan factor-faktor pembawaan, diartikan sebagai potensi kita untuk perkembangan kognitif. • Pengalaman aktif, seperti memanipulasi objek atau mental (berpikir), menyebabkan kita mengembangkan dan menyaring kembali pengertian kita. • Interaksi social, dengan sesame teman (termasuk guru) memungkinkan kita berbagi ide dan memperoleh pengetahuan baru. • Equilibrasi, suatu proses untuk mencari keseimbangan sehubungan dengan adanya konflik antara schemata yang sudah ada dengan fakta baru.

Tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget: • Tahap sensorimotor (umur 1, 5 -2 tahun), selama proses

Tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget: • Tahap sensorimotor (umur 1, 5 -2 tahun), selama proses ini anak menggali lingkungannya, melihat, mendengar, menyentuh, membau objek-objek yang ada disekelilingnya. • Tahap praoperasional (umur 2 -6 atau 7 tahun), pada tahap ini anak menjadi lebih baik dalam penggunaan bahasa. Anak tidak hanya berkomunikasi dengan orang lain, tetapi juga dengan dirinya sendiri. Berbicarat keras atau diam, ini berararti anak berpikir.

 • Tahap operasional konkrit (umur 6 atau 7 tahun-umur 11 atau 12 tahun),

• Tahap operasional konkrit (umur 6 atau 7 tahun-umur 11 atau 12 tahun), pada saat anak SD, mulai menggunakan bentuk logika orang dewasa, namun logika itu diaplikasikan hanya pada situasi konkrit. Dengan kata lain, anak dapat berpikir logis tentang sesuatu yang dialami, tetapi tidak dalam situasi hipotesis. Anak pada tahap operasional konkrit, melihat dunia dan menginterpretasikan situasi secara harafiah. • Tahap operasional formal (umur 14 tahun keatas), dapat mengaplikasiakan logika kesituasi abstrak dan hipotesis. Anak sudah dapat menjawab pertanyaan misalnya, apa yang terjadi seandainya Jepang menang pada perang dunia ke II?

Teori Perkembangan Kognitif Bruner adalah ahli psikologi yang mengembangkan teori perkembangan kognitif untuk membantu

Teori Perkembangan Kognitif Bruner adalah ahli psikologi yang mengembangkan teori perkembangan kognitif untuk membantu guru meningkatkan belajar dan berpikir siswa. Tahap-tahap berpikir menurut Bruner: a. Enaktif b. Ikonik c. Simbolik

 • Belajar menemukan (Discovery Learning) Bruner mengatakan bahwa peserta didik baik belajar dengan

• Belajar menemukan (Discovery Learning) Bruner mengatakan bahwa peserta didik baik belajar dengan penemuan bahwa bila yang bersangkutan mempunyai pengalaman (surprise) dari suatu peristiwa yang tiba-tiba. Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menemukan struktur materi, peserta didik belajar dengan memfokuskan pada ide-ide dan hubungannya satu sama lain, bukan pada sesuatu yang rinci.

 • Kurikulum Spiral Bruner juga menyarankan penggunaan kurikulum spiral, yaitu peserta didik secara

• Kurikulum Spiral Bruner juga menyarankan penggunaan kurikulum spiral, yaitu peserta didik secara periodik mengulangi kembali topik-topik yang telah dipelajari dan secara berkelanjutan memperluas topik tersebut.

 • Motivasi Seperti halnya Piaget, Bruner juga menekankan belajar aktif. Belajar sebaiknya dengan

• Motivasi Seperti halnya Piaget, Bruner juga menekankan belajar aktif. Belajar sebaiknya dengan berbuat. Meskipun motivasinya extrinsik, penggunaan hadiah (reward) dan penguatan (reinforcers) berguna ketika mulai mengajarkan suatu ide. Bruner selanjutnya menekankan, bahwa belajar bermakna tergantung pada motivasi intrinsik (dalam diri) peserta didik untuk mengerti dan memahami.

Prinsip penerapan Kognitifisme • • • kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut : Siswa

Prinsip penerapan Kognitifisme • • • kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut : Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda–benda kongkrit. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Untuk menarik minat dan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si pembelajar. Pemahaman dan retensi akan meningkatkan jika meteri pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal. Agar bermakna informasi baru harus disesuaikan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional,

Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain: • Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu • Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks, Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian

Implikasi Kognitifisme • Implikasi teori kognitivisme dalam kegiatan pembelajaran lebih memusatkan perhatian kepada cara

Implikasi Kognitifisme • Implikasi teori kognitivisme dalam kegiatan pembelajaran lebih memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Selain itu, peran siswa sangat diharapkan untuk berinisiatif dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. • Teori ini juga memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan per- kembangan. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal.