PENDAPATAN NASIONAL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO 1 Pendapatan

  • Slides: 47
Download presentation
◦ PENDAPATAN NASIONAL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO 1

◦ PENDAPATAN NASIONAL DAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO 1

 Pendapatan Nasional didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu

Pendapatan Nasional didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu, biasanya 1 tahun. Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator yg dapat digunakan untuk mengukur laju pembangunan dan perkembangan tingkat kesejahteraan suatu negara dari waktu ke waktu. Dengan mengetahui pendapatan nasional maka dapat diketahui struktur perekonomian negara. 2

 Besar kecilnya pendapatan nasional menunjukkan : Gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya

Besar kecilnya pendapatan nasional menunjukkan : Gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian yang digunakan untuk meproduksi barang dan jasa. Secara umum makin besar pendapatan nasional semakin efisien alokasi sumber daya ekonominya. Gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran. Tingkat kemakmuran ditunjukkan dengan pendapatan perkapita dan produktivitas ditunjukkan output pertenaga kerja. Gambaran awal tentang masalah-masalah struktural yang dihadapi oleh perekonomian 3

 Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) : yaitu nilai barang dan jasa akhir

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) : yaitu nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor produksi yang ada dalam perekonomian. Barang dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang digunakan pemakai terakhir (untuk dikonsumsi). Harga pasar menunjukkan bahwa nilai pendapatan nasional tersebut dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan. Faktor produksi yang berada dalam perekonomian berarti perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal faktor produksi yang digunakan. 4

 Sebelum konsep PDB ditemukan, kondisi atau kinerja suatu perekonomian sulit dipastikan. PDB mengukur

Sebelum konsep PDB ditemukan, kondisi atau kinerja suatu perekonomian sulit dipastikan. PDB mengukur 2 hal secara bersamaan: total pendapatan semua orang untuk membeli barang dan jasa dalam perekonomian, serta total pengeluaran untuk menghasilkan barang dan jasa selama 1 tahun tertentu. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. 5

2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Ada 3 pendekatan pendapatan nasional: ◦ ◦ ◦ Pendekatan

2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Ada 3 pendekatan pendapatan nasional: ◦ ◦ ◦ Pendekatan produksi (production approach) Pendekatan pendapatan (income approach) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach) a. Pendekatan Produksi pendapatan nasional dihitung berdasarkan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari masing sektor ekonomi pada periode tertentu. 6

2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Di Indonesia, ada sembilan sektor ekonomi yang dihitung, yaitu:

2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional Di Indonesia, ada sembilan sektor ekonomi yang dihitung, yaitu: 1. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan (manufactur) 4. Listrik, air dan gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, hotel dan restoran 7. Pengangkutan dan telekomunikasi 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 9. Jasa lain-lain. 7

9 Sektor ekonomi tsb dikelompokkan menjadi 3 kelompok. 1) Sektor primer: pertanian, peternakan, kehutanan,

9 Sektor ekonomi tsb dikelompokkan menjadi 3 kelompok. 1) Sektor primer: pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan Pertambangan dan penggalian 2) Sektor sekunder: Industri pengolahan (manufactur) Listrik, air dan gas Bangunan 3) Sektor tersier: Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan telekomunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa lain-lain. 8

Masalah Penghitungan Ganda ◦ Dalam perhitungan GDP yang dihitung adalah seluruh nilai dari barang

Masalah Penghitungan Ganda ◦ Dalam perhitungan GDP yang dihitung adalah seluruh nilai dari barang dan jasa akhir (final product). Sedangkan barang antara (intermediate goods) tidak diikutsertakan. GDP akan memasukkan roti, tetapi tidak memasukkan gandum. GDP akan memasukkan mobil, tetapi tidak memasukkan baja. Dalam pendekatan arus penghasilan, masalah penghitungan ganda diselesaikan dengan metode nilai tambah. ◦ Nilai tambah (value added) merupakan nilai selisih antara nilai penjualan perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah serta jasa dari perusahaan lain. 9

Penghitungan GNP dengan Metode Nilai Tambah Tahap Produksi (1) Pendapatan Penjualan (2) Biaya bahan/

Penghitungan GNP dengan Metode Nilai Tambah Tahap Produksi (1) Pendapatan Penjualan (2) Biaya bahan/ barang antara Gandum Tepung gandum Adonan Roti 24 33 60 90 -0 -24 -33 -60 207 -117 (3) Nilai tambah (gaji, laba, dsb) (3) = (1) – (2) 24 9 27 30 90 (jumlah nilai tambah) GNP merupakan jumlah nilai tambah dari berbagai tahap produksi 10

b. Pendekatan Pendapatan pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor produksi pada

b. Pendekatan Pendapatan pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor produksi pada tahun tertentu. Faktor Produksi Tenaga kerja Modal Tanah Keahlian Pendapatan upah/gaji Bunga Sewa Laba PNB = Upah + Bunga + Sewa + Laba GNP = W (wages) + I (interest) + r (rent) + � (profit) 11

Komponen GNP dari Sisi Penghasilan/Biaya 1. 2. 3. Gaji, upah, bunga, sewa, dan laba

Komponen GNP dari Sisi Penghasilan/Biaya 1. 2. 3. Gaji, upah, bunga, sewa, dan laba (dengan metode nilai tambah, penghitungan ganda atas barang antara yang dibeli perusahaan-perusahaan lain bisa dihindari). Pajak tak langsung perusahaan yang merupakan biaya produksi. Contoh pajak tak langsung : PPN (Pajak Pertambahan Nilai) Penyusutan terhadap barang modal yang terpakai pada tahun tertentu. 12

Contoh Perhitungan GNP suatu Negara dari sisi Penghasilan/Biaya ($ milyar) 1. 2. 3. 4.

Contoh Perhitungan GNP suatu Negara dari sisi Penghasilan/Biaya ($ milyar) 1. 2. 3. 4. Gaji dan kompensasi tenaga kerja Bunga Penghasilan sewa rumah tangga Pajak tidak langsung perusahaan, (penyesuaian dan selisih statistik) 5. Penyusutan 6. Laba perusahaan informal 7. Laba perusahaan sebelum pajak Dividen Laba yang ditahan Pajak penghasilan perusahaan GNP 3. 244 467 7 526 520 403 298 134 32 132 5. 465 13

c. Pendekatan Pengeluaran pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi

c. Pendekatan Pengeluaran pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi pada periode terentu (1 tahun). Pelaku Ekonomi Konsumen Produsen Pemerintah Sektor Luar Negeri Pengeluaran Konsumsi (C) Investasi (I) Pengeluaran Pemerintah (G) Ekspor – Impor (X) PDB = C+I+G+ X 14

Komponen GNP dari Sisi Produk RUMUS : GNP = C + I + G

Komponen GNP dari Sisi Produk RUMUS : GNP = C + I + G + X Konsumsi (C) Pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Termasuk barang yang tahan lama seperti kendaraan, dan barang tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. Jasa mencakup barang yang tidak berwujud Investasi (I) Pembelanjaan barang yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Seperti barang modal, persediaan, dan struktur (bangunan) 15

 Belanja Pemerintah (G) Pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup upah

Belanja Pemerintah (G) Pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah. Belanja pemerintah mencakup upah pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk kepentingan umum. Pembelanjaan transfer (transfer payment) seperti jaminan sosial, tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah, karena tidak dibelanjakan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi. Ekspor Neto (X) Pembelanjaan barang-barang dalam negeri oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelanjaan barang-barang asing oleh warga negara (impor). EKSPOR NETO = EKSPOR - IMPOR 16

Contoh Perhitungan PDB Metode Pengeluaran ($milyar) 1. Konsumsi rumah tangga Barang tahan lama Barang

Contoh Perhitungan PDB Metode Pengeluaran ($milyar) 1. Konsumsi rumah tangga Barang tahan lama Barang tidak tahan lama Jasa 2. Investasi swasta bruto Perumahan Perusahaan Perubahan persediaan 3. Pembelian pemerintah untuk barang dan jasa 4. Ekspor neto Ekspor Impor PDB 3. 675 480 1. 194 1. 983 741 222 524 -5 1. 098 -31 673 704 5. 465 17

3. Perbedaan GDP dengan GNP GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah jumlah output

3. Perbedaan GDP dengan GNP GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. Contoh : Mobil-mobil yang dihasilkan oleh FORD (perusahaan milik Amerika) dari pabrik yang berada di Indonesia masuk ke dalam GNP Amerika Serikat, tapi tidak masuk ke dalam GDP Amerika Serikat. Sebaliknya masuk dalam GDP Indonesia, tapi tidak masuk dalam GNP Indonesia. Sampai saat ini GNP dan GDP merupakan ukuran produksi nasional yang paling sering digunakan. 18

Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP) Indonesia Warga Negara Asing Malaysia

Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP) Indonesia Warga Negara Asing Malaysia GNP Warga Negara Indonesia Warga Negara Malaysia GDP 19

5. Pertumbuhan Pendapatan Nasional Dalam mengukur pertumbuhan pendapatan nasional digunakan Pendapatan Nasional Riil dihitung

5. Pertumbuhan Pendapatan Nasional Dalam mengukur pertumbuhan pendapatan nasional digunakan Pendapatan Nasional Riil dihitung dengan mendeflasikan Pendapatan Nasional Nominal Cara mendeflasikan yaitu dengan menilai berdasarkan nilai tahun dasar (base year). Pendapatan Nasional Nominal = Pendapatan Nasional menurut harga yang berlaku. Pendapatan Nasional Riil = Pendapatan Nasional menurut harga konstan. 20

 Hal Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan PDB : 1. PDB dihitung dengan menggunakan

Hal Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan PDB : 1. PDB dihitung dengan menggunakan dua harga pasar yaitu : Harga Aktual atau Harga Berlaku dalam setiap tahun. Yaitu berdasarkan harga yang berlaku pada tahun dimana produksi nasional tersebut dihasilkan. Pendapatan Nasional menurut harga berlaku. Atau PDB harga berlaku Harga Aktual tahun sebelumnya atau harga tahun dasar atau harga konstan yaitu nilai pendapatan nasional dihitung menurut harga-harga yang tidak berubah dari satu tahun ketahun yang lain disebut pendapatan nasional riil atau PDB harga konstan 21

2. Hindari perhitungan ganda (lihat contoh metode produksi) 3. Tidak dimasukkannya transaksi-transaksi finansial non

2. Hindari perhitungan ganda (lihat contoh metode produksi) 3. Tidak dimasukkannya transaksi-transaksi finansial non produktif Pembayaran transfer, misalnya tunjangan sosial, beasiswa karena hal ini hanya merupakan pengalihan dana dari pemerintah ke rumah tangga tanpa ada sumbangan terhadap produksi yang berlangsung. 22

 Transaksi bisnis seperti pembelian dan penjualan efek, saham dan obligasi hanya merupakan pemindahan

Transaksi bisnis seperti pembelian dan penjualan efek, saham dan obligasi hanya merupakan pemindahan kepemilikan dan transaksi yang dicatat adalah transaksi pada tahun pembuatan efek tersebut. Pembayaran antar perseorangan, pemberian seseorang kepada 4. Transaksi pembelian dan penjualan barang bekas juga tidak dihitung karena barang tersebut sudah dicatat pada tahun pembuatannya. 23

 Jika GNP suatu negara lebih kecil dari GDP berarti negara tersebut lebih banyak

Jika GNP suatu negara lebih kecil dari GDP berarti negara tersebut lebih banyak menggunakan sumber –sumber produksi luar negeri daripada sumber-sumber dalam negeri yang digunakan diluar negeri Jika GNP suatu negara sama dengan GDP maka negara tersebut menggunakan sumber –sumber produksi luar negeri yang jumlahnya sama dengan sumber-sumber dalam negeri yang digunakan diluar negeri Jika GNP suatu negara lebih besar dari GDP berarti negara tersebut lebih sedikit menggunakan sumber –sumber produksi luar negeri daripada sumber dalam negeri yang digunakan diluar negeri 24

Harga dan Kuantitas Tahun Harga Hotdog Kuantitas Hotdog Harga Hamburger Kuantitas Hamburger 2001 2002

Harga dan Kuantitas Tahun Harga Hotdog Kuantitas Hotdog Harga Hamburger Kuantitas Hamburger 2001 2002 2003 $1 2 3 100 150 200 $2 3 4 50 100 150 Tahun 2001 2002 2003 Perhitungan GDP Nominal ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($2 per hotdog x 150 hotdog) + ($3 per humburger x 100 humburger) = $ 600 ($3 per hotdog x 200 hotdog) + ($4 per humburger x 150 humburger) = $ 1. 200 Tahun 2001 2002 2003 Perhitungan GDP Riil (tahun dasar 2001) ($1 per hotdog x 100 hotdog) + ($2 per humburger x 50 humburger) = $ 200 ($1 per hotdog x 150 hotdog) + ($2 per humburger x 100 humburger) = $ 350 ($1 per hotdog x 200 hotdog) + ($2 per humburger x 150 humburger) = $ 500 Tahun Perhitungan Deflator GDP 2001 2002 2003 ( $200/$200 ) x 100 = 100 ( $600/$350 ) x 100 = 171 ( $1. 200/$500 ) x 100 = 240 25

Deflator GDP adalah rasio antara GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan tingkat

Deflator GDP adalah rasio antara GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP mencerminkan tingkat harga saat ini relatif terhadap tingkat harga di tahun dasar. 26

Kesimpulan: GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan jasa maupun kuantitas barang dan jasa

Kesimpulan: GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan jasa maupun kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. GDP Riil hanya merefleksikan kuantitas yang diproduksi. Deplator GDP, merefleksikan harga barang dan jasa, bukan kuantitas yang diproduksi. Pertumbuhan ekonomi: Gt ◦ Gt = pertumbuhan ekonomi tahun ke t ◦ PDBrt = pendapatan nasional riil tahun ke-t ◦ PDBrt-1 = pendapatan nasional riil tahun ke-t-1 27

GDP Nominal Indonesia Tahun No Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 1 Pertanian, Peternakan,

GDP Nominal Indonesia Tahun No Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 1 Pertanian, Peternakan, dan Perikanan 216. 831, 3 263. 327, 8 298. 876, 8 325. 653, 8 354. 347, 2 2 Pertambangan dan Penggalian 167. 692, 1 182. 007, 9 161. 023, 9 167. 535, 5 197. 162, 4 3 Industri Pengolahan 385. 598, 0 506. 319, 7 553. 746, 6 590. 051, 5 652. 729, 3 4 Listrik, gas, dan air bersih 8. 393, 7 10. 854, 7 15. 391, 9 19. 540, 8 22. 855, 3 5 Bangunan 76. 573, 3 89. 298, 9 101. 573, 6 112. 573, 4 134. 388, 2 6 Perdagangan, hotel, dan restoran 224. 451, 9 267. 656, 2 314. 646, 7 337. 820, 3 372. 340, 4 7 Pengangkutan dan komunikasi 65. 012, 2 77. 187, 6 97. 970, 2 118. 267, 4 140. 604, 2 8 Keuangan , persewaan, dan jasa perusahaan 115. 463, 1 135. 369, 8 154. 442, 2 174. 323, 6 194. 542, 1 9 Jasa-jasa lain 129. 753, 8 152. 257, 9 165. 602, 9 198. 069, 3 234. 244, 5 1. 389. 769, 4 1. 684. 280, 5 1. 863. 274, 8 2. 043. 835, 6 2. 303. 213, 6 Total dikutip dari: "Prinsip-prinsip Ekonomi Makro", Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph. D. , hal: 63. 28

GDP Riil Indonesia Tahun No Sektor 2000 1 2 3 4 5 6 7

GDP Riil Indonesia Tahun No Sektor 2000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2001 2002 2003 2004 Pertanian, Peternakan, dan Perikanan 216. 831, 3 225. 685, 6 232. 973, 4 243. 076, 0 252. 954, 0 Pertambangan dan Penggalian 167. 692, 1 168. 244, 3 169. 932, 0 168. 426, 8 160. 655, 3 Industri Pengolahan 385. 598, 0 398. 323, 8 419. 388, 0 441. 754, 7 469. 118, 2 Listrik, gas, dan air bersih 8. 393, 7 9. 058, 3 9. 868, 2 10. 448, 0 11. 066, 1 Bangunan 76. 573, 3 80. 080, 4 84. 469, 8 90. 103, 4 97. 466, 6 224. 451, 9 234. 273, 1 243. 409, 3 256. 299, 6 271. 176, 7 65. 012, 2 70. 276, 1 76. 173, 1 84. 979, 1 95. 772, 1 Keuangan , persewaan, dan jasa perusahaan 115. 463, 1 123. 085, 5 130. 928, 1 139. 117, 3 150. 935, 9 Jasa-jasa lain 129. 753, 8 133. 957, 4 138. 962, 3 144. 354, 2 151. 435, 2 1. 389. 769, 4 1. 442. 984, 5 1. 506. 104, 2 1. 578. 559, 1 1. 660. 580, 1 Perdagangan, hotel, dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Total dikutip dari: "Prinsip-prinsip Ekonomi Makro", Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph. D. , hal: 64. 29

PERTUMBUHAN EKONOMI Adalah perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara,

PERTUMBUHAN EKONOMI Adalah perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Namun dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh karena itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai. 30

Faktor Pertumbuhan Ekonomi Todaro (2000) : Akumulasi modal Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja Kemajuan

Faktor Pertumbuhan Ekonomi Todaro (2000) : Akumulasi modal Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja Kemajuan teknologi 31

Akumulasi modal Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan

Akumulasi modal Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari Demikian pula investasi dalam sumberdaya manusia dapat meningkatkan kualitasnya dan dengan demikian akan menghasilkan efek yang sama terhadap produksi. Pendidikan formal dan informal akan dapat ditingkatkan lebih efektif lagi supaya dapat menghasilkan tenaga terdidik yang dapat mempebesar produktivitas. 32

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi Jumlah tenaga

Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertambahan penduduk yang lebih besar akan menambah luasnya pasar domestik 33

Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih

Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih penting Kemajuan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah yang tinggi Kemajuan teknologi berarti ditemukannya cara berproduksi atau perbaikan produksi 34

Indeks Harga Konsumen IHK (CPI): adalah suatu ukuran perubahan rata-rata keseluruhan biaya hidup (pembelian

Indeks Harga Konsumen IHK (CPI): adalah suatu ukuran perubahan rata-rata keseluruhan biaya hidup (pembelian barang dan jasa) oleh konsumen dari waktu ke waktu. Yang menghitung IHK adalah Biro Pusat Statistik (BPS) Perhitungan IHK 1. Tetapkan isi keranjang --barang apa saja yang paling penting bagi konsumen, tentukan bobotnya. 2. Tetapkan harga 3. Hitung harga/biaya isi keranjang 4. Pilih tahun dasar dan hitung indeksnya 35

contoh: Langkah-1 menetapkan jenis barang rata-rata yang dibeli konsumen (contoh: 40 kg beras dan

contoh: Langkah-1 menetapkan jenis barang rata-rata yang dibeli konsumen (contoh: 40 kg beras dan 10 kg gula) Langkah-2 ketahui harga masing-masing Langkah-3 hitung biaya keranjang belanjaan Langkah-4 pilih tahun dasar (2001), hitung IHK setiap tahun Tahun Harga beras/kg 2001 2002 2003 Tahun 3. 500 4. 000 5. 000 Harga gula/kg 4. 500 5. 000 5. 500 Total biaya beras dan gula 2001 2002 2003 (3. 500 x 40)+(4. 500 x 10)=185. 000 (4. 000 x 40)+(5. 000 x 10)=210. 000 (5. 000 x 40)+(5. 500 Tahun IHK x 10)=255. 000 2001 (185. 000/185. 000) X 100 = 100 2002 (210. 000/185. 000) X 100 = 113 2003 (255. 000/185. 000) X 100 = 138 36

DISTRIBUSI PENDAPATAN Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara

DISTRIBUSI PENDAPATAN Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Terdapat berbagai kriteria atau tolok ukur untuk menilai kemerataan (parah atau lunaknya ketimpangan) distribusi dimaksud. 3 diantaranya yang paling lazim digunakan adalah Kurva Lorenz , Indeks atau Rasio Gini dan kriteria Bank Dunia Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk. 37

 Indikator kemakmuran ◦ Bukan besarnya PDB atau PDB per kapita ◦ Merata keadilan

Indikator kemakmuran ◦ Bukan besarnya PDB atau PDB per kapita ◦ Merata keadilan Merata jika setiap individu mendapatkan bagian yang sama Namun tanpa adanya pertumbuhan ekonomi maka yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dapat memperbaiki distribusi pendapatan jika dapat memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja maka akses masyarakat untuk memperoleh penghasilan akan semakin besar. 38

KURVA LORENZ 39

KURVA LORENZ 39

 Indeks atau rasio gini adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga

Indeks atau rasio gini adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusi. Di lain pihak, koefisien yang kian besar (semakin mendekati satu) mengisyaratkan distribusi yang kian timpang atau senjang. Angka rasio gini dapat ditaksir secara visual langsung dari kurva Lorenz. Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40 % penduduk berpendapatan rendah (penduduk miskin); 40 % penduduk berpendapatan menengah; serta 20 % penduduk berpendapatan tinggi (penduduk kaya). Ketimpangan atau ketidak merataan distribusi dinyatakan parah apabila 40 % penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari 12 % pendapatan nasional. Ketidak pemerataan dianggap sedang atau moderat apabila menikmati antara 12 hingga 17 % pendapatan nasional. 40

2. KOEFISIEN GINI 41

2. KOEFISIEN GINI 41

PENANGGULANGAN KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Todaro (1995) Usaha-usaha memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat di negara-negara sedang

PENANGGULANGAN KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Todaro (1995) Usaha-usaha memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat di negara-negara sedang berkembang antara lain : Mengubah distribusi pendapatan melalui redistribusi progresif pemilikan harta seperti memrioritaskan kredit komersial maupun bersubsidi bagi pengsaha kecil, memberi kesempatan kepada para pekerja untuk turut memiliki saham pada perusahaan serta pemberdayaan lembaga ekonomi rakyat seperti koperasi dlsb. Mengubah distribusi pendapatan golongan atas melalui pajak pendapatan dan kekayaan yang progresif. Dalam hal ini beban pajak dibuat sedemikian rupa sehingga beban yang lebih berat akan dikenakan pada golongan yang berpenghasilan tinggi. Memberikan pelatihan teknis kepada lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan. Dengan pelatihan ini diharapkan mereka akan segera terserap ke dunia kerja, bahkan mungkin mereka akan dapat menciptakan pekerjaan sendiri dan memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. 42

UPAYA PEMERATAAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan,

UPAYA PEMERATAAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. Pemerataan pembagian pendapatan. Pemerataan kesempatan kerja. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan. 43

KEMISKINAN Suatu situasi atau kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu

KEMISKINAN Suatu situasi atau kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. (Bappenas 2002) Penyebab kemiskinan ◦ Ciri dan kondisi masyarakat yang amat beragam dan ditambah tingkat kemajuan ekonomi negara ybs masih lemah, maka kebijakan nasional umumnya diarahkan untuk memecahkan permasalahan jangka pendek, sehingga kebijakan pemerintah belum berhasil memecahkan persoalan ekonomi di tingkat bawah. (Mukhopadhay, 1985) ◦ Kondisi masyarakat yang tidak atau belum turut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai, sehingga tidak mendapatkan manfaat dari proses pembangunan. 44

UKURAN KEMISKINAN Kemiskinan Absolut, konsep yang digunakan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup

UKURAN KEMISKINAN Kemiskinan Absolut, konsep yang digunakan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. (Todaro dan Smith, 2003) Kemiskinan Relatif, terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya dari lingkungan orang yang bersangkutan. Konsep kemiskinan relatif bersifat dinamis sehingga kemiskinan akan selalu ada. 45

Hitunglah PDB negara ABC dengan data-data sbb : Tangkapan ikan Rp 350 M, hasil

Hitunglah PDB negara ABC dengan data-data sbb : Tangkapan ikan Rp 350 M, hasil industri pengolahan ikan Rp 600 M, hasil perdagangan hasil laut Rp 1. 000 M, Pendapatan upah Rp 700 M, pendapatan hasil sewa Rp 270 M, pendapatan bunga Rp 100 M, pendapatan hasil keuntungan Rp 680 M Tingkat konsumsi RT Rp 1. 210 M, konsumsi pemerintah Rp 1. 450 M, tingkat investasi Rp 500 M, eksport Rp 1. 350 M, import Rp 1. 500 M 46

JAWAB SEKTOR Perikanan Industri pengolahan ikan Perdagangan NILAI OUTPUT NILAI INPUT 350 M 600

JAWAB SEKTOR Perikanan Industri pengolahan ikan Perdagangan NILAI OUTPUT NILAI INPUT 350 M 600 M 1. 000 M 0 350 M 600 M NILAI TAMBA H 350 M 250 M 400 M PDB = w + r + i + π = Rp 1. 750 M PDB = C + G + I + (X-M) = Rp 3. 010 47