Mengapa Manajer perlu memahami PO Agar organisasi dapat

  • Slides: 18
Download presentation
Mengapa Manajer perlu memahami PO ? • Agar organisasi dapat tumbuh dan berkembang dengan

Mengapa Manajer perlu memahami PO ? • Agar organisasi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka manajer harus mengerti perbedaan karakteristik dari setiap karyawannya. • Manajer harus mengerti dasar-dasar perilaku individu, sikap dan kepuasan kerja, kepribadian dan nilai, persepsi dan pembuatan keputusan individual, sehingga manajer mampu memotivasi dan dapat menstabilkan emosi dan suasana hati karyawannya. • Emosi dan suasana hati yang baik, akan mampu meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan dalam organisasi tersebut.

Mengapa Manajer perlu memahami PO ? . . . • Agar manajer memahami bagaimana

Mengapa Manajer perlu memahami PO ? . . . • Agar manajer memahami bagaimana individu-individu tersebut dapat disatukan dalam kelompok yang mampu menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. • Agar manajer mampu memahami perbedaan karakteristik individu karyawannya, sehingga manajer dapat menempatkan individu karyawan dalam sebuah kelompok kerja yang sesuai dengan karakteristiknya, utk membawa organisasi mencapai visi dan misinya.

Usia Mengapa usia dan kinerja menjadi masalah yang penting ? • Terdapat kepercayaan bhw

Usia Mengapa usia dan kinerja menjadi masalah yang penting ? • Terdapat kepercayaan bhw kinerja pekerjaan menurun seiring bertambahnya usia. • Terdapat kualitas positif bhw pekerja lebih tua punya pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap kualitas. • Terdapat sisi negatif bhw pekerja usia tua sulit menerima teknologi baru dan kurang fleksibel. • Pekerja yg lebih tua enggan mengundurkan diri karena masa kerja pengabdian mereka yg panjang cenderung memberi mereka tingkat gaji yang lebih tinggi, tunjangan liburan lebih panjang, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik. 3

Gender • Tidak terdapat perbedaan yang konsisten antara pria-wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah,

Gender • Tidak terdapat perbedaan yang konsisten antara pria-wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah, menganalisa, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. • Satu hal yang memang berbeda adalah dalam hal ketidakhadiran. • Tingkat perputaran karyawan wanita adalah sama dengan pria. Penelitian terhadap ketidakhadiran secara konsisten menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. 4

Masa Jabatan • Masa jabatan adalah variabel yang kuat dalam menjelaskan perputaran karyawan. •

Masa Jabatan • Masa jabatan adalah variabel yang kuat dalam menjelaskan perputaran karyawan. • Semakin lama seseorang berada dalam suatu pekerjaan, lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. • Antara masa jabatan dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang positif. 5

Sikap Kerja Utama • Kepuasan kerja, – Merujuk ke perasaan positif ttg pekerjaan seseorang

Sikap Kerja Utama • Kepuasan kerja, – Merujuk ke perasaan positif ttg pekerjaan seseorang yg merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. – Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan. – Seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan.

Sikap Kerja Utama…. • Keterlibatan kerja – Merupakan tingkat di mana seseorang mengaitkan dirinya

Sikap Kerja Utama…. • Keterlibatan kerja – Merupakan tingkat di mana seseorang mengaitkan dirinya ke pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi nilai-nilainya. – Karyawan dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat mengaitkan dirinya ke jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu.

Sikap Kerja Utama…. • Komitmen organisasional – Adalah tingkat di mana karyawan mengaitkan dirinya

Sikap Kerja Utama…. • Komitmen organisasional – Adalah tingkat di mana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasarannya, dan berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. – Tingkat komitmen organisasi seorang individu merupakan indikator yang lebih baik mengenai pengunduran diri karyawan daripada indikator kepuasan kerja yang lebih sering digunakan.

Respon terhadap ketidak-puasan kerja Ada 4 respons terhadap kepuasan kerja dilihat dari 2 dimensi

Respon terhadap ketidak-puasan kerja Ada 4 respons terhadap kepuasan kerja dilihat dari 2 dimensi Konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, yaitu : • Keluar (exit) ; meninggalkan perusahaan dan mencari posisi lain di perusahaan lain. • Aspirasi (voice) ; Aktif dan konstruktif memperbaiki kondisi dan menghubungi atasannya. • Kesetiaan (loyalty) ; secara pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi. • Pengabaian (neglect) ; Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih memburuk, tmsk mangkir, terlambat, dan meningkatkan angka kesalahan.

Sifat-sifat kepribadian • Karakteristik yg sering ditunjukkan dlm berbagai situasi disebut sifat-sifat kepribadian. Pada

Sifat-sifat kepribadian • Karakteristik yg sering ditunjukkan dlm berbagai situasi disebut sifat-sifat kepribadian. Pada umumnya berupa ; malu, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. • Sifat-sifat kepribadian telah menjadi hal yang mendapatkan perhatian yang cukup besar mengapa ? Karena sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier. 10

Kesesuaian Individu – Organisasi • Organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah -ubah serta

Kesesuaian Individu – Organisasi • Organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah -ubah serta membutuhkan karyawan yang siap mengubah tugas dan bergerak secara mudah dalam tim • Kepribadian para karyawan harus sesuai dengan keseluruhan kultur organisasi daripada hanya dengan karakteristik dari pekerjaan tertentu. • Kesesuaian antara nilai karyawan dgn kultur organisasi menjadi dasar kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi, dan tingkat perputaran karyawan yang lebih rendah. 11

Bias dalam mengambil keputusan Ø Bias Kepercayaan diri yg berlebih – Kecenderungan terlalu optimistis

Bias dalam mengambil keputusan Ø Bias Kepercayaan diri yg berlebih – Kecenderungan terlalu optimistis atas kemampuan diri Ø Bias jangkar – Kecenderungan banyak dipengaruhi oleh informasi awal, sehingga mengabaikan informasi selanjutnya. Ø Bias konfirmasi – Kecenderungan menerima informasi yg menguatkan pandangan yg terbentuk sebelumnya Ø Bias ketersediaan – Kecenderungan mendasarkan penilaian pada informasi yg sdh ada 5– 12

Etika dalam pengambilan keputusan Ø Kriteria keputusan Etis – Utilitarianisme (Utilitarianism) • Keputusan dibuat

Etika dalam pengambilan keputusan Ø Kriteria keputusan Etis – Utilitarianisme (Utilitarianism) • Keputusan dibuat utk memberikan kebaikan terbesar utk jumlah terbanyak efisiensi, produktivitas, dan laba yg tinggi. – Hak (Rights) • Menghormati dan melindungi hak asasi manusia (individu) hak pribadi, hak berbicara dgn bebas, dsb. – Keadilan (Justice) • Menentukan dan menjalankan peraturan-peraturan dgn baik dan adil sehingga terdapat distribusi laba dan biaya secara adil. 5– 13

Model karakteristik pekerjaan Model yang menunjukkan bahwa pekerjaan apapun bisa dideskripsikan dalam lima dimensi

Model karakteristik pekerjaan Model yang menunjukkan bahwa pekerjaan apapun bisa dideskripsikan dalam lima dimensi pekerjaan inti ; • Keanekaragaman keterampilan: – Tingkat sampai mana pekerjaan membutuhkan beragam aktivitas yang berbeda • Identitas Tugas: – Tingkat sampai mana suatu pekerjaan membutuhkan penyelesaian seluruh pekerjaan yang bisa diidentifikasikan • Arti Tugas: – Tingkat sampai mana suatu pekerjaan mempunyai pengaruh yang substantial terhadap kehidupan atau pekerjaan orang lain.

Keterlibatan karyawan • Keterlibatan karyawan (Employee Involvement) merupakan sebuah proses parsitipatif yang menggunakan masukan

Keterlibatan karyawan • Keterlibatan karyawan (Employee Involvement) merupakan sebuah proses parsitipatif yang menggunakan masukan karyawan-karyawan dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen karyawan untuk keberhasilan organisasi. • Jika karyawan dilibatkan dalam keputusan yang mempengaruhi serta meningkatkan otonomi dan kendali mereka atas kehidupan kerja, karyawan akan menjadi lebih termotivasi, berkomitmen terhadap organisasi, produktif dan puas dengan pekerjaan mereka

Program keterlibatan karyawan • Manajemen partisipatif (participative management) – Merupakan proses di mana para

Program keterlibatan karyawan • Manajemen partisipatif (participative management) – Merupakan proses di mana para bawahan berbagi suatu tingkat kekuatan pembuatan keputusan yang signifikan dengan atasanlangsung mereka. • Partisipasi representatif (representative management) – Para pekerja berpartisipasi dalam pembuatan keputusan organisasional melalui sebuah kelompok kecil yang terdiri atas karyawan-karyawan representatif (perwakilan). • Lingkaran kualitas (quality circle) – Kelompok kerja yang terdiri atas karyawan-karyawan yang bertemu secara teratur untuk mendiskusikan berbagai masalah kualitas kerja, menyelidiki penyebabnya, merekomendasikan solusi, dan mengambil tindakan perbaikan.

Sumber Emosi & Suasana Hati • Kepribadian – Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk

Sumber Emosi & Suasana Hati • Kepribadian – Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu. • Hari dalam Seminggu dan Waktu dalam Sehari – Sebagian besar orang berada di tempat kerja atau sekolah pada hari Senin-Jum’at. Akhir minggu untuk bersantai dan bersenang-senang. Orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk di awal minggu dan suasana hati terbaik di akhir minggu. • Cuaca – Banyak orang percaya bahwa suasana hati mereka berhubungan dengan cuaca. Tetapi bukti menunjukkan bahwa cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati Korelasi ilusif

Sumber Emosi & Suasana Hati …. • Stres – Stres di tempat kerja dan

Sumber Emosi & Suasana Hati …. • Stres – Stres di tempat kerja dan pengaruh stres yang bertumpuk, secara negatif mempengaruhi suasana hati karyawan dapat memperburuk suasana hati sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif. • Aktivitas Sosial – Aktivitas sosial yang bersifat fisik dan informal, seperti makan bersama orang lain, lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana yang positif dibandingkan kejadian formal. • Tidur – Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Tidur yang lebih sedikit atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena dpt memperburuk pengambilan keputusan dan sulit untuk mengontrol emosi.