MEMERANKANDRA MA Drama berasal dari bahasa Yunani dramoi

MEMERANKANDRA MA

Drama berasal dari bahasa. Yunani : dramoi yang berarti “berbuat”, “bertindak”, atau “beraksi”

Drama disebut juga sandiwara. Sandiwara (Jawa) yaitu sandi yang berarti “tersembunyi” dan warah yang berarti “ajaran”

Drama adalah • Cerita tentang kehidupan manusia yang diperankan di atas panggung atau dipentaskan.

Oleh karena merupakan tiruan kehidupan manusia, drama selalu menyajikan rangkaian peristiwa yang berhubungan sebab akibat sehingga terbentuk jalan cerita (alur).

Penyajian alur dalam drama, meliputi: • Pengenalan (deskripsi) Pada bagian ini, penonton mulai mendapat gambaran tentang tokoh antagonis, protagonis dan tritagonis. Penonton juga mendapat gambaran umum tentang permasalahan yang akan disajikan dalam cerita. • Permasalahan (konflik) Pada bagian ini dihadirkan permasalahan berupa pertikaian atau pertentangan terutama antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Kehadiran tokoh tritagonis bisa berpihak pada tokoh protagonis atau tokoh antagonis. Atau juga bisa sebagai penengah. Selain pertikaian antara tokoh, bisa juga dihadirkan konflik batin.

• Penggawatan (klimaks) Tahap ini ditandai dengan penyajian puncak pertentangan antartokoh. Semua permasalahan mencapai titik kulminasi. • Peleraian (solusi) Tahap peleraian menghadirkan munculnya titik terang sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Kekalahan tokoh antagonis mulai tampak, baik dalam konflik fifik (perkelahian) atau konflik batin (psikologis) • Penyelesaian (ending) Pementasan drama bisa dilanjutkan sampai penyelesaian atau berhenti pada tahap peleraian. Penyelesaian bermacam-macam: happy ending, sad ending dan hanging ending.

Akting: Memerankan suatu karakter berdasarkan skenario. Dialog: percakapan antar tokoh dalam drama

Unsur utama pementasan drama adalah melakukan acting dan dialog.

Monolog: Percakapan dengan diri sendiri Prolog: Pengantar untuk membuka drama; memperkenalkan garis besar cerita Epilog: Penutup cerita; memberi kesimpulan pada akhir cerita

Prolog dan Epilog Biasanya dilakukan oleh Narator: Orang yang tugasnya mendeskripsikan jalannya cerita dalam drama

Fungsi dialog: • Mengemukakan persoalan • Menjelaskan perihal tokoh dan karakternya • Menggerakkan alur • Membukakan fakta

Dilihat dari perannya tokoh dibedakan menjadi: • Tokoh protagonis (tokoh utama; tokoh baik) • Tokoh antagonis (musuh tokoh protagonist; tokoh jahat) • Tokoh tritagonis (pihak ketiga; tokoh pelerai)

Macam Tokoh dilihat dari pergerakan karakternya: 1. Tokoh Statis dari awal sampai akhir cerita karakter tidk berubah dari awal cerita tokoh baik sampai ending tetpa menjadi tokoh baik 2. Tokoh Dinamis Karakter mengalami perubahan

Macam-macam watak: • Watak psikologis/emosional pemarah, lembut dll • Watak fisik/fisiologis berkaitan dengan usia, jenis kelamin, postur tubuh dll • Watak social/sosiologis berkaitan dengan pangkat/jabatan, etnis, agama dll

Macam-macam konflik: • Konflik eksternal (permasalahan/konflik yang terjadi antar tokoh) • Konflik internal (permasalahan/konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri) • Konflik social (permasalahan/konflik yang dialami tokoh dengan keadaan disekelilingnya) • Konflik batin/moral (permasalahan/konflik yang dialami tokoh dengan keyakinan hidupnya)

Alur: 1. Alur maju: Penceritaan rangkaian peristiwa dari awal sampai terakhir 2. Alur mundur: Penceritaan rangkaian peristiwa dari akhir kemudian berbalik ke awal 3. Alur campuran: Perpaduan antara alur maju dan alur mundur

Latar 1. Tempat= penggambaran tempat kejadian 2. Waktu = penggambaran waktu kejadian 3. Suasana = penggambaran suasana cerita 4. Budaya = penggambaran budaya yang melatarbelakangi peristiwa

Keberhasilan pementasan drama ditentukan oleh pemian (aktor) dan pemeranannya (akting). Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. A. Tahap Persiapan, meliputi: • Menghapal teks • Mempelajari pengucapan dan lagu kalimat • Memahami watak pelaku yang diperankan • Memahami cerita secara keseluruhan • Mempersiapkan arena/panggung, tata rias, tata busana, dan tata lampu

B. Tahap Pelaksanaan, meliputi: • Selalu memperhatikan pengucapan dan lagu kalimat serta teknik pernapasan • Berperan sesuai dengan tuntutan karakter dan jalan cerita, dengan memperhatikan:

• Pernafasan Pernapasan yang baik akan membantu olah vokal • Pengucapan vokal dan konsonan dengan tepat atau jelas disertai tempo dan volume yang sesuai membantu kejelasan dialog • Ekspresi Meliputi mimik, (ekspresi wajah) serta gerak anggota tubuh sangat mendukung pemeranan • Laku dan Perwatakan Laku adalah sikap tubuh atau perbuatan seorang pemeran di atas pentas sedangkan perwatakan adalah sifat atau karakter dasar pemeranan.

Untuk dapat berakting dengan baik, seorang pemain drama setidaknya harus mengerti dan menguasai beberapa teknik dasar yaitu: • Teknik melakukan gerakan • Teknik penguasaan panggung • Teknik melakukan dialog dan bersuara

Gerakan merupakan unsur terpenting dalam permainan drama. Gerakan dibedakan menjadi: 1. Movement (gerakan perpindahan) 2. Gesture (gerakan anggota tubuh) 3. Business (gerakan kesibukan)

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan gerakan yaitu: • Gerakan harus didasarkan atas suatu motivasi dan tujuan • Tidak overacting • Gerakan-gerakan kecil yang bermakna perlu dilakukan (gesture) • Saat tidak berdialog, pemain bisa melakukan berbagai kesibukan (business) • Wajah adalah pusat ekspresi

Macam-macam movement: • Downstage : mendekat ke arah penonton • Upstage : menjauhi penonton ke sisi belakang • Offstage : meninggalkan arena panggung • Onstage : muncul ke atas/arena panggung • Curve : melangkah membentuk garis lengkung • Crossing : melintasi bentangan area panggung

Bermain peran di atas panggung pada dasarnya adalah memberi bentuk lahir pada watak dan emosi tokoh, baik dengan laku/gerak, maupun ucapan. Macam-macam watak: • Watak psikologis/emosional: pemarah, lembut dll • Watak fisik/fisiologis: berkaitan dengan usia, jenis kelamin, postur tubuh dll • Watak social/sosiologis: berkaitan dengan pangkat/jabatan, etnis, agama dll

Untuk menjadi actor yang baik harus: • Konsentrasi/pemusatan pikiran Melupakan dirinya dan menjadi orang lain; masuk dalam karakter yang diperankannya. • Ingatan emosi Saat berperan sedih pemain harus benar-benar sedih atau menangis untuk itu pemain bias mengingat-ingat segala emosi yang terpendam • Laku dramatis Perbuatan yang penuh ekspresif • Pembangunan watak Pemain harus mengidentifikasi acting/laku yang akan dimainkannya, bagaimana ia harus berjalan, tertawa. • Observasi/pengamatan Hasil observasi pemain akan sangat membantu ketika harus menampilkan adegan/peran yang dilakoni.

Dalam pementasan drama mempunyai 9 unsur yang harus digarap secara sungguh yaitu: naskah, actor/pemain, sutradara, tata rias, tata busana, tata panggung, tata suara, tata lampu, dan penonton.

Setelah membaca naskah pemain harus memahami naskah, dengan tujuan untuk: • Memahami isi pokok dialog yang harus disampaikan; bermanfaat dalam penjiwaan dan improvisasi. • Memahami alur/jalan cerita; agar pemain dapat berperan dengan baik • Mencari bahan sebagai dasar melakukan mimic, pantomime, dan pantomimic.

Hal pertama yang dilakukan pemain sebelum pementasan drama yaitu membaca dan memahami teks drama yang akan diperankan, karena tujuan membaca naskah yaitu: • Mengetahui kalimat-kalimat dialog yang harus diucapkan • Menghafalkan dialog yang harus dibawakan • Mengetahui isi pokok/inti dialog • Mengetahui lawan dialog • Mengetahui kapan atau pada bagian mana dia harus berdialog • Mengetahui alur/jalan cerita

Untuk dapat mengekspresikan dialog tokoh dalam pementasan drama dengan baik, pemain harus melakukan latihan. Latihan-latihan yang dapat dilakukan adalah sbb: • Latihan mengekspresikan perasaan melalui suara Latihan ini bisa dilakukan dengan membaca puisi • Latihan memerankan tokoh Latihan ini bisa dilakukan dengan menirukan gerakan khas macam-macam binatang. • Latihan menirukan Latihan ini bisa dilakukan dengan cara menirukan gaya bicara dan gerak-gerik orang lain

• Latihan berdialog Calon pemain harus latihan berdialog dengan lawan bicaranya. Tahap-tahapnya adalah sbb: -Dialog bebas tanpa naskah (seolah-olah sedang memerankan tokoh tertentu) -Berdialog dengan membaca naskah -Mempraktikkan dialog tanpa naskah dengan tanpa gerakan -Memperaktikkan dialog tanpa naskah disertai gerakan dan ekspresi wajah • Gerak kerja panggung Latihan gerakan-gerakan sesuai tuntutan naskah dan karakter tokoh yang langsung dilakukan di atas panggung.

Untuk dapat mengekspresikan watak tokoh yang diperankan, actor membutuhkan alat ekspresi. Selain dialog, alat ekspresi yang digunakan adalah: • Lafal Cara seseorang atau sekelompok orang di suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa • Intonasi/lagu kalimat Ketepatan penyajian tinggi rendahnya nada suara.

• Nada/tekanan Keras lemahnya pengucapan kata atau kalimat. Cara menggunakan nada/tekanan: • Tekanan keras diberikan pada bagian yang dipentingkan yaitu dengan diucapkan lebih keras, sekaligus lebih pelan • Tekanan lemah diberikan pada bagian yang tidak dipentingkan, yaitu dengan pengucapan biasa atau lebih lemah dan kecepatannya biasa.
- Slides: 34