GAGASAN TENTANG MASALAH DALAM PENELITIAN OLEH HERI EFFENDI

  • Slides: 12
Download presentation
GAGASAN TENTANG MASALAH DALAM PENELITIAN OLEH: HERI EFFENDI, S. Pd. I. , M. Pd

GAGASAN TENTANG MASALAH DALAM PENELITIAN OLEH: HERI EFFENDI, S. Pd. I. , M. Pd Website: herieffendi. weebly. com

PENGANTAR Masalah dalam penelitian • segala sesuatu yang belum ditemukan jawaban atau pemecahannya; suatu

PENGANTAR Masalah dalam penelitian • segala sesuatu yang belum ditemukan jawaban atau pemecahannya; suatu “teka teki" yang menuntut pemecahan (penelitian) ilmiah, karena jawabannya hanya mungkin diperoleh melalui penelitian atau cara kerja ilmiah.

Catatan penting yg perlu di garisbawahi � Yang penting ditekankan di sini ialah bahwa

Catatan penting yg perlu di garisbawahi � Yang penting ditekankan di sini ialah bahwa masalah adalah hal yang sentral dalam setiap jenis penelitian. Tanpa ada masalah tak perlu ada penelitian (“No problems no science”). Tanpa penelitian tak ada perkembangan ilmu dan tanpa ilmu tak ada peradaban ilmiah dan seterusnya tak akan terjadi perubahan dalam kebudayaan umat manusia. Sedemikian pentingnya masalah dalam penelitian sehingga secara metodologis diyakini bahwa apapun spektrum realitas gejala (objek) yang akan diteliti, apakah itu di alam binatang, komposisi kromoson tubuh manusia, pengkerutan daun dalam biologi, keluarga, persekongkolan krimimil, skandal moral, fenomena agama, kebobrokan atau prestasi suatu

1. CARA SEDERHANA MEMAHAMI MASALAH DALAM PENELITAIAN �Definisi yang paling lazim tentang masalah ialah

1. CARA SEDERHANA MEMAHAMI MASALAH DALAM PENELITAIAN �Definisi yang paling lazim tentang masalah ialah terdapatnya “kesenjangan” (gap) antara yang ideal, yang seharusnya (das sollen) dan yang terjadi dalam kenyataan (das sein). Tetapi ada cara mengatakannya dengan cara yang lebih mudah. Masalah ialah segala sesuatu yang belum ditemukan jawaban atau pemecahannya; suatu “teka teki" yang menuntut pemecahan (penelitian) ilmiah, karena jawabannya hanya mungkin diperoleh melalui penelitian atau cara kerja ilmiah.

Lanjutan. . �Jadi, sekali lagi, jika anda hendak melakukan penelitian dalam pelbagai keperluan apakah

Lanjutan. . �Jadi, sekali lagi, jika anda hendak melakukan penelitian dalam pelbagai keperluan apakah untuk skripsi, tesis, disertasi atau risalah ilmiah mulailah dengan memikirkan masalah yang akan diteliti. Mengapa? Karena masalah adalah hal yang paling sentral dalam setiap penelitian. Tanpa ada masalah tidak ada penelitian dan tanpa penelitian tidak ada pula ilmu pengetahuan; tanpa ilmu pengetahuan tidak akan ada peradaban atau budaya ilmiah.

Ada beberapa patokan tentang masalah 1) Masalah yang menuntut jawaban ilmiah terhadap sejumlah pertanyaan

Ada beberapa patokan tentang masalah 1) Masalah yang menuntut jawaban ilmiah terhadap sejumlah pertanyaan yang belum ada jawabannya atau perlu ditinjau kembali jawaban yang ada selama ini 2) Ada rasionalnya (atau argumen) tentang apa perlunya mengetahui jawaban pertanyaan tersebut jawaban 3) Pertanyaan itu menuntut penjelasan rasional dan cara kerja sistematis-metodologis.

Acuan Umum tentang masalah yang layak diteliti 1. Orisinal (keaslian) sebuah topik penelitian. Artinya,

Acuan Umum tentang masalah yang layak diteliti 1. Orisinal (keaslian) sebuah topik penelitian. Artinya, suatu masalah penelitian haruslah ‘asli’, dalam pengertian belum digarap oleh orang lain 4, dapat digarap (manageable topics) dalam artian bahwa dalam batas kemampuan akademik bersangkutan maupun ahli yg akan membimbing , disamping itu juga perlu pertimbangan waktu, biaya dan bahan-bahan yg diperlukan Kedudukan Masalah dalam penelitian 3. Sebuah topik masalah sebaiknya menarik (interested topics), dalam arti menjadi pilihan yang sesuai dengan minat si peneliti ybs. atau sebaiknya juga menggugah dari sudut kajian akademik 2. Signifikansi atau relevansi atau manfaat penelitian seperti telah disinggung di atas. Dengan kata lain, suatu penelitian haruslah bisa memberikan sumbangan ilmiah, baik temuan data faktualnya maupun teoritik

Strategi menentukan topik masalah dalam penelitian � Karena itu, gagasan masalah haruslah mencakup medan,

Strategi menentukan topik masalah dalam penelitian � Karena itu, gagasan masalah haruslah mencakup medan, struktur yang terkait 1) 2) 3) 4) dengan konvensi dispilinnya masing-masing. Sebagai ilustrasi, dalam bidang studi sejarah, konvensi itu mengacu pada karakteristik disiplinnya seperti berikut ini: unsur humanocentric. Artinya sejarah tidak bisa mengabaikan aspek manusia, atau aspek biografis dalam arti, bahwa apapun gejala sejarah yang diteliti, mestilah berkaitan dengan pertanyaan tentang manusianya, dan bukan tentang khayalan atau prilaku ajaib ang aneh-aneh di luar pengalaman empirik. Unsur manusia dalam riset sejarah bisa peramsalhan manusia secara perorangan (biografi), biografi kelompok (prosopografi) atau komunitas masyarakat tertentu (ummat Islam, penduduk desa, tukang becak, supir angkot, jemaah haji, mahasiswa pasca dst. ). unsur time setting. Artinya gejala yang dipelajari selalu berada dalam skala waktu tertentu. Sebab itu, aspek periodesai waktu dalam melihat proses perubahan adalah esensial dalam studi sejarah; unsur spacial atau lingkup tempat (dimensi geografis), karena setiap gejala (peristiwa) sejarah tidak berlangsung dalam rongga kosong, melainkan selalu membumi, terstruktur dalam ruang dan waktu tertentu. unsur struktural-fungsional. Artinya, gejala sejarah yang akan diteliti mestilah memiliki hubungan-hubungan fungsional dalam suatu sistem dan struktur tertentu.

Artinya �kalau ingin mengajukan penelitian dalam bidang disiplinnya, temukanlah terlebih dulu karakteristik disiplinnya dan

Artinya �kalau ingin mengajukan penelitian dalam bidang disiplinnya, temukanlah terlebih dulu karakteristik disiplinnya dan ini selanjutnya akan menuntunnya secara lebih jelas terhadap apa yang dianggap penting dan tidak penting dalam kerangka disiplin tertentu. Dalam disiplin sejarah masing-masing dari keempat matra di atas bisa menjadi inspirasi dalam menjajaki persoalan penelitian sejarah.

DIMANAKAH MASALAH DAPAT DITEMUKAN 1) studi kepustakaan yang relevan dengan 2) 3) 4) 5)

DIMANAKAH MASALAH DAPAT DITEMUKAN 1) studi kepustakaan yang relevan dengan 2) 3) 4) 5) 6) interests calon peneliti’ membaca resensi buku-buku baru; lewat informasi dari senior atau dosen, profesor; lewat pengalaman diskusi, seminar, kuliah dan bermacam media untuk menimba ilmu lainnya; lewat hasil penelitian terbaru atau yang lama; lewat oberservasi sehari-hari, atau lewat studi lapangan mungkin sekali juga gabungan dari langkah di atas.

MERUMUSKAN MASALAH � Ada dua cara dalam merumuskan permasalahan. Pertama lewat pernyataan biasa yang

MERUMUSKAN MASALAH � Ada dua cara dalam merumuskan permasalahan. Pertama lewat pernyataan biasa yang megandung problematik tertentu. Kedua dengan mengajukan pertanyaan. Yang terakhir ini lebih umum. Ada dua jenis pertanyaan yang biasa digunakan dalam penelitian dan yang sering diadopsi dalam dunia jurnalsitik dengan tujuan berbeda tentunya: (i) pertanyaan deskriptif ; (ii) pertanyaan kritis-analitik. Pertanyaan deskriptif biasanya menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan “proses” : apa (what), siapa (who), di mana (where), kapan (when) dan bagaimana (how). Pertanyaan analitik biasanya menanyakan hubungan sebab-akibat (kausalitas), korelasi variabel tentu dengan kalimat tanya mengapa (why). Boleh juga dimulai dengan pertanyaan “apakah”, misalnya, apakah ada hubungan. . . dengan. . . sehingga menimbulkan. . . dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya kita akan mendiskusikannya lebih jauh dengan memberikan contoh dengan kasus berbeda-beda, sesuai dengan permasalahan penelitian mahasiswa

Tugas individu Rancangan Proposal penelitian 1. Tulis topik/ Judul rancangan penelitian anda 2. Kemukakan

Tugas individu Rancangan Proposal penelitian 1. Tulis topik/ Judul rancangan penelitian anda 2. Kemukakan latar belakang masalah (satu alinea) 3. Kemukakan rumusan masalah 1, 2 atau 3 tergantung dari permasalahan yg saudara angkat 4. Tinjauan pustakan (boleh dari buku, jurnal, majalah, prosiding ilmiah, dan hasuil penelitian lainnya yg terkait, (tiliskan nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota, penerbit)