Seminar Proposal Skripsi ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

  • Slides: 17
Download presentation
Seminar Proposal Skripsi ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

Seminar Proposal Skripsi ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan Matematika Oleh Nama Mahasiswa NIM : Erine Yulianti Suhadi : 1684202122

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU RI NO. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU RI NO. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mengembangkan aspek kepribadian, diantaranya potensi diri, pengetahuan, nilai, sikap, pengendalian diri, serta keterampilan Permendikbud nomor 58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 tujuan matematika adalah agar siswa memahami konsep matematika, maka siswa harus menguasai kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. National Council of Teacher of Mathematic (NCTM) terdapat lima kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika, yaitu: kemampuan pemecahan masalah; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; kemampuan penalaran; kemempuan representasi.

Pentingnya kemampuan koneksi Rendahnya kemampuan koneksi Banyaknya faktor rendahnya koneksi matematis 1. Dapat membantu

Pentingnya kemampuan koneksi Rendahnya kemampuan koneksi Banyaknya faktor rendahnya koneksi matematis 1. Dapat membantu siswa memahami topik-topik yang ada dalam matematika 2. Siswa dapat membuat model matematika sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang siswa temui 3. dapat memberikan pengetahuan pada siswa tentang kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa cenderung fokus di penjelasan materi saja, dan ketika masuk pada pertemuan atau materi selanjutnya siswa lupa tentang materi yang sudah mereka pelajari padahal materi tersebut saling berhubungan. Sejalan dengan pernyataan diatas Warih, Parta, & Rahardjo (2016) dan Farida, Alauzi & Zanthy (2019) masing-masing mengungkapkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah koneksi matematis, Siswa tidak dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari sebelumnya dengan konsep yang baru saja mereka dapatkan. siswa kurang memahami konsep yang akan digunakan, sehingga siswa kesulitan dalam memecahkan masalah soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa disebabkan oleh pembelajaran matematika di kelas yang masih cenderung menggunakan penyajikan pengetahuan matematika tanpa mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Tangerang dengan memberikan tes kemampuan koneksi

Dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Tangerang dengan memberikan tes kemampuan koneksi matematis, kepada 33 siswa, 77 % tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) disekolah tersebut. Observasi awal Pada gambar diatas dapat menunjukan bahwa siswa dapat memahami soal yang diberikan namun kemampuan mengaitkan matematika dalam kehidupan sehari dan mencari hubungan antar topik matematika masih rendah dan banyak kekurangan dalam menyelesaikan pertanyaan. Siswa dalam menyelesaikan permasalahan soal tersebut menggunakan langkah-langkah koneksi yang tidak jelas dan tidak lengkap.

Fokus penelitian Rumusan masalah Tujuan • Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka fokus

Fokus penelitian Rumusan masalah Tujuan • Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka fokus penelitian ini adalah menagalisis kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada materi kubus dan balok berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (PAM). • (1) • (2) • (3) Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada kategori PAM tinggi ? Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada kategori PAM sedang ? Bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada kategori PAM rendah ? • (1) • (2) • (3) Menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada kategori PAM tinggi. Menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada kategori PAM sedang. Menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada kategori PAM rendah.

BAB II LANDASAN TEORI Menurut Listyotami kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan mengaitkan antar topik

BAB II LANDASAN TEORI Menurut Listyotami kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan mengaitkan antar topik dalam matematika, mengaitkan dengan ilmu lain dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dwirahayu dan firdausi (2016) mengemukakan bahwa koneksi matematis mencakup koneksi secara internal dan koneksi secara eksternal. Pengertian kemampuan koneksi matematis menurut para ahli NCTM menggungkapkan bahwa “koneksi berasal dari kata dalam bahasa inggris connection, yang berarti hubungan atau kaitan. Koneksi matematis dalam menghubungkan atau mengaitkan matematika dengan pelajaran lain atau topik lain”. Selain itu coxford menyatakan kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan dalam menghubungkan pengetahuan konseptual dan prosedural, menggunakan matematika pada topik lain, menggunakan matematika pada aktivitas kehidupan, mengetahui koneksi antar topik dalam matematika. Berdasarkan pendapat para ahli disamping dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa adalah kemampuan siswa dalam mengaitkan matematika dengan konsep lain pada matematika itu sendiri atau pada materi disiplin ilmu lain, dan kemampuan siswa dalam mengembangkan pengetahuannya untuk dapat menyelesaikan masalah pada kehidupan sehari-hari.

Indikator Kemampuan Koneksi Matematis Sumarmo Kusuma NCTM • Menemukan hubungan dari bebagai representasi konsep

Indikator Kemampuan Koneksi Matematis Sumarmo Kusuma NCTM • Menemukan hubungan dari bebagai representasi konsep dan prosedur matematis. • Memahami hubungan antara topik dalam matematika • Mampu menggunakan matematika dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. • Memahami represntasi konsep yang setara. • Menemukan hubungan antara prosedur satu dengan yang lainnya yang setara. • Menggunakan koneksi antara matematika dengan matematika itu sendiri dan dengan sains lainnya. • memahami representasi ekuivalen dari konsep yang sama • mengenali prosedur matematika suatu representasi ke prosedur representasi yang ekuivalen • menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan diluar matematika • serta menggunakan matematika dalam bidang kehidupan sehari-hari • mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara gagasan dalam matematika • memahami bagaimana gagasan-gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain • mengenali dan menerapkan matematik dalam konteks-konteks diluar matematika Berdasarkan para ahli disamping maka indikator yang diambil sebagai berikut : 1. Menemukan hubungan dari berbagai representasi tentang konsep dan prosedur matematika. 2. Memahami hubungan antar topik dalam matematika. 3. Menerapkan keterkaitan antar topik dalam matematika maupun diluar matematika 4. Mampu menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah pada kehidupan sehari-hari

pengetahuan awal matematis dapat diartikan sebagai titik tolak ukur untuk melihat seberapa besar perubahan

pengetahuan awal matematis dapat diartikan sebagai titik tolak ukur untuk melihat seberapa besar perubahan perilaku yang telah terjadi setelah siswa mengikuti proses pembelajaran (Pamungkas & Setiani ) Jonassen & Gsbrowski menyatakan pengetahuan awal matematis merupakan pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan yang dibawa siswa ke dalam proses belajar, sedangkan pengetahuan itu sendiri merupakan suatu bentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahmanpemahaman baru. Pengetahuan Awal Matematis Liliasari dan Rahmatan (2012) menyatakan pengetahuan awal matematis adalah kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka dan yang akan ia bawa kepada suatu pengalaman belajar yang baru Berdasarkan pengertian pengetahuan awal matematis siswa menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pengetahuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum ia mengikuti pelajaran yang akan diberikan.

Penelitian yang Relevan Masruroh (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kemampuan Koneksi Matematis dan

Penelitian yang Relevan Masruroh (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kemampuan Koneksi Matematis dan Habits of Mind” Gustine (2015) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Kubus Dan Balok”. Hasilnya menunjukan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa kelas X pada indikator kemampuan koneksi matematis dengan pelajaran lain memiliki rata sebesar 59, 03%, kemampuan koneksi dengan kehdupan sehari memiliki rata-rata 46, 53%, dan kemampuan koneksi antar topik matematika memiliki rata-rata 40, 51%. Dengan demikian, kemampuan koneksi dengan pelajaran lain memiliki rata-rata lebih tinggi daripada kemampuan koneksi antar topik dan kemampuan koneksi dengan kehidupan sehari. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa tingkat kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII F SMP N 1 Jepara dikelompokkan menjadi lima ketegori. Pengelompokkan data berdasarkan hasil perolehan skor siswa pada tes kemampuan koneksi matematis. Dari 37 siswa diperoleh bahwa 18 siswa termasuk dalam kategori “kurang sekali”, 10 siswa dalam kategori “kurang”, 6 siswa dalam kategori “cukup”, 2 siswa dalam kategori “baik”, dan 1 siswa dalam kategori baik. Nurjanah (2018) dalam penilitiannya yang berjudul “Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7 E”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan kemampuan koneksi matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Learning Cycle 7 E terdapat 28 siswa yang belum mencapai kriteria tinggi dan 7 siswa yang mencapai kriteria tinggi (>75, 86).

BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Metode penelitian Tahap Perencanaan 1. Membuat kisi-kisi

BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Metode penelitian Tahap Perencanaan 1. Membuat kisi-kisi instrumen tes kemampuan koneksi 2. pedoman wawancara, 3. Membuat pedoman observasi untuk siswa. 4. uji validitas pada instrumen tes, instrumen wawancara dan pedoman observasi oleh ahli. Kualitatif deskriptif, dimana peneliti melakukan penelitian pada objek alamiah, peneliti terjun secara langsung dan hasilnya dijabarkan digambarkan dengan kata-kata Tahap Pelaksanaan 1. Mengambil data Pengetahuan Awal Matematis (PAM) 2. Menetapkan subjek penelitian yang berada pada kategori tinggi, sedang, rendah pada Pengetahual Awal Matematis 3. Melakukan tes kemampuan koneksi matematis 4. Melakukan observasi terhadap siswa yang akan diwawancarai 5. Melakukan wawancara terhadap siswa sesuai dengan kategori PAM Tahap Analisis Data 1. Menganalisis dan mengkategorikan PAM. 2. Menganalisis hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa berdasarkan kategori PAM. 3. Analisis hasil obserasi 4. Menganalisis hasil wawancara siswa. 5. Penyajian data 6. Penarikan kesimpulan

Tempat Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 18 Tangerang yang beralamat Perumnas Poris

Tempat Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 18 Tangerang yang beralamat Perumnas Poris Indah Blok G RT. 009/RW. 001, Cipondoh Indah , Kec. Cipondoh. Sumber dan Jenis Data Penelitian Data primer Data kualitatif pada penelitian ini merupakan data yang berupa hasil wawancara dan observasi Data primer yang akan digunakan pada saat penelitian adalah tes dan catatan wawancara siswa. Jenis Data Penelitian Sumber Data sekunder yaitu data pendukung yang berkaitan dengan penelitian ini seperti nilai-nilai siswa disekolah. Data kuantitatif dalam penelitian ini, yaitu hasil dari perhitungan kategori pengetahuan awal siswa dan perhitungan hasil tes kemampuan koneksi matematis yang diberikan kepada siswa kelas VIII.

Teknik Pengumpulan Data Tes suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksakan pengukuran,

Teknik Pengumpulan Data Tes suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksakan pengukuran, yang di dalamnya terdapat serangkaian pertanyaan dan pernyataan yang dijawab oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Observasi Menurut Nasution dalam Sugiyono (2015), mengatakan bahwa observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan yang dapat bekerja sesuai dengan fakta yang ada dan data dapat dikumpulkan. Wawancara pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontrusikan makna dalam suatu topik tertentu. Studi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk lisan dan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelirian kualitatif Instrumen Penelitian Tes Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes kemampuan koneksi matematis yang dibuat sesuai dengan 4 indikator yang peneliti pilih, tes yang digunakan berbentuk uraian yang terdiri dari 8 soal, 2 soal memuat 1 indikator. Observasi pada penelitan ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan fakta untuk mengetahui prilaku siswa dikelas saat proses pembelajaran matematika. Wawancara Secara garis besar wawancara dilakukan sebagai data yang mendukung untuk mengetahui sejauh mana kemampuan koneksi matematis siswa pada pelajaran bangun ruang sisi datar. Wawancara dilakukan kepada siswa sebanyak 6 orang yang berasal dari level PAM yang beda-beda Studi Dokumen Dalam penelitian ini, studi dokumen digunakan sebagai data pengetahuan awal siswa, data yang digunakan sebagai data pengetahuan awal diantaranya adalah data siswa yang sudah ada di sekolah yakni, hasil ujian, nilai rapot dan NEM.

Teknik Analisis Data Reduksi data Penyajian Data Penarikan kesimpulan Reduksi data berarti merangkum, memilih

Teknik Analisis Data Reduksi data Penyajian Data Penarikan kesimpulan Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam penelitian ini setelah pengumpulan data, peneliti melakukan pengkategorian pengetahuan awal matematis siswa, pencatatan hasil tes kemampuan koneksi dan wawancara serta pecacatan data observasi. berupa pemaparan data dapat mempermudah pembaca untuk memahami apa yang dimaksud dan menarik kesimpulan. Bentuk penyajian data yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya penyajian data hasil tes kemampuan koneksi, hasil obserasi hasil wawancara dengan siswa yang kemudian akan dianalisis oleh peneliti. dalam penarikan kesimpulan ini dapat memperjelas gambaran suatu objek dari penelitian sebelumnya yang masih samar atau bertujuan untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang sudah ditentukan di awal.

Keabsahan Data Dalam penelitian ini uji keabsahan data yang digunakan adalah uji kesahihan internal

Keabsahan Data Dalam penelitian ini uji keabsahan data yang digunakan adalah uji kesahihan internal (credibility). Uji Kesahihan internal (credibility) dilakukan untuk pengujian kredibilitas atau kepercayaan terhadap hasil data penelitian kualitatif yang salah satunya dapat dilakukan dengan triangulasi Pada penelitian ini, uji kreadibilitaas akan dilakukan dengan menggunakan triangulasi teknik. Dimana, data diperoleh dari sumber yang sama dan pengecekan data dilakukan dengan teknik yang berbeda. sumber yang diteliti adalah siswa, data yang diperoleh dari hasil studi dokumen akan di cek kemampuan koneksi dengan tes kemudian hasil tes di cek dengan hasil wawancara, lalu dicek kembali dengan observasi.

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH

Kriteria Pengelompokan Pengetahuan Awal Matermatis (PAM) Kriteria mengelompokkan Kategori PAM ≥ Mean + s

Kriteria Pengelompokan Pengetahuan Awal Matermatis (PAM) Kriteria mengelompokkan Kategori PAM ≥ Mean + s Tinggi Mean – s ≤ PAM < Mean + s Sedang PAM < Mean – s Rendah Pedoman penskoran Skor Kriteria Jawaban dan Alasannya 0 Tidak menjawab sama sekali 1 Tidak menunjukan pemahaman konsep sama sekali 2 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, tetapi tidak diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan salah dan jawaban kurang tepat. 3 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar dan jawaban benar. 4 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar dan jawaban benar.