KALIMAT EFEKTIF Oleh Ratih Kurniasih PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

  • Slides: 23
Download presentation
KALIMAT EFEKTIF Oleh: Ratih Kurniasih

KALIMAT EFEKTIF Oleh: Ratih Kurniasih

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara/penulis.

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya. Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para sastrawan atau wartawan.

CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Memiliki unsur penting

CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur S dan P. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku. Menggunakan diksi yang tepat. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai. Melakukan penekanan ide pokok. Mengacu pada kehematan penggunaan kata. Menggunakan variasi struktur kalimat.

1. Kesepadanan Struktur Kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa untuk mendukung gagasan atau ide yang

1. Kesepadanan Struktur Kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa untuk mendukung gagasan atau ide yang dikandung. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: a). Setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan predikat Contoh: Kemajuan teknologi memerlukan dukungan pemerintah. Kalimat diatas memiliki S, P, O, yaitu fungsi S diisi oleh kata kemajuan teknologi, fungsi P diisi oleh kata memerlukan, dan fungsi O diisi oleh frasa dukungan pemerintah.

b). Ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat Contoh: Pemerintah mulai memblokir situs porno

b). Ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat Contoh: Pemerintah mulai memblokir situs porno ketika masyarakat mulai melek internet. Ide pokok dari kalimat diatas adalah pemerintah mulai memblokir situs porno. Apabila ide pokok yang dimaksud adalah masyarakat mulai melek internet maka kalimat di atas menjadi berikut ini: Masyarakat mulai melek internet ketika pemerintah mulai memblokir situs porno.

c). Penggabungan kalimat dengan kata hubung dan atau kata yang Kata dan untuk menghasilkan

c). Penggabungan kalimat dengan kata hubung dan atau kata yang Kata dan untuk menghasilkan kalimat yang setara, sedangkan kata yang untuk menghasilkan kalimat dengan klausa bertingkat. Contoh: Pengambilan data berlangsung selama sebulan. Pengambilan data dimulai pada 2 Januari 2010. ü ü Pengambilan data yang berlangsung selama sebulan dimulai pada 2 Januari 2010. atau Pengambilan data berlangsung selama sebulan dimulai pada 2 Januari 2010.

2. Kepararelan adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial,

2. Kepararelan adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial, dapat juga dikatakan sebagai kesejajaran pengungkapan ide -ide dalam suatu kalimat. Contoh: Penggunaan metode deskriptif dan pemakaian alat bantu rekam merupakan karakteristik penelitian etnografi. Tahap menyusun makalah meliputi merencanakan, mengambil data, menganalisis, menyimpulkan, dan menyusun laporan. v Kalimat menyatakan proses.

3. Ketegasan dan Keutamaan Ketegasan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Untuk

3. Ketegasan dan Keutamaan Ketegasan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu lisan, seorang penulis harus memperhatikan posisi bagian yang diutamakan. Hal itu dapat ditempuh dengan : a). Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat Contoh: Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi dan wawancara. atau Teknik observasi dan wawancara digunakan dalam pengumpulan data penelitian.

b). Mengulang gagasan yang penting (repetisi) Contoh: Makalah ini terdiri atas beberapa bab, yaitu

b). Mengulang gagasan yang penting (repetisi) Contoh: Makalah ini terdiri atas beberapa bab, yaitu bab pendahuluan, bab kajian teori, dan bab kesimpulan. c). Mempertentangkan gagasan Contoh: Laporan tugas akhir ini tidak diperbaiki secara parsial, tetapi total dan menyeluruh. d). Menekankan gagasan yang penting dengan partikel – lah Contoh: Mahasiswalah yang harus aktif di kelas.

e). Membuat urutan kata yang bertahap Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta

e). Membuat urutan kata yang bertahap Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah dihabiskan untuk biaya kuliah anaknya. ü Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah dihabiskan untuk biaya kuliah anaknya.

4. Kehematan adalah penggunaan kata-kata, frase, atau bentuk lain secara hemat, tetapi tidak mengurangi

4. Kehematan adalah penggunaan kata-kata, frase, atau bentuk lain secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah informasi. Kehematan dapat ditempuh dengan cara : a). Menghilangkan pengulangan subjek kalimat Contoh : Data diambil selanjutnya data dianalisis. (ada pengulangan S) ü Data diambil selanjutnya dianalisis. (tanpa pengulangan S)

b). Menghindarkan pemakaian hipernim yang merupakan hiponimnya Contoh: Penyebaran angket akan dimulai tanggal 30

b). Menghindarkan pemakaian hipernim yang merupakan hiponimnya Contoh: Penyebaran angket akan dimulai tanggal 30 bulan September tahun 2010. ü Penyebaran angket akan dimulai pada 30 September 2010. c). Menghindari pemakaian kata penghubung yang berlebihan Contoh: Walaupun membutuhkan waktu yang panjang, tetapi penelitian ini selesai juga. ü Walaupun membutuhkan waktu yang panjang, penelitian ini selesai juga.

d). Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak Contoh: Seluruh surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan

d). Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak Contoh: Seluruh surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak bersalah. ü Seluruh surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak bersalah. ü Surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak bersalah. e). Menghilangkan kata saling pada kata kerja resiprokal Contoh: Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling pukulmemukul. ü Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling memukul. ü Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu pukul-memukul.

f). Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat. Contoh: Pengumpulan data menggunakan sampel dilakukan agar supaya

f). Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat. Contoh: Pengumpulan data menggunakan sampel dilakukan agar supaya mempercepat penelitian. ü Pengumpulan data menggunakan sampe dilakukan agar mempercepat penelitian. atau ü Pengumpulan data menggunakan sampel dilakukan supaya mempercepat penelitian.

g). Susunan kalimat dengan ketunggalan arti (tidak ambigu) Berdasarkan bentuknya, kalimat ambigu dapat dibedakan

g). Susunan kalimat dengan ketunggalan arti (tidak ambigu) Berdasarkan bentuknya, kalimat ambigu dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1). Ambiguitas fonetik Adalah keambiguan yang terjadi karena adanya persamaan bunyi yang diucapkan dan biasanya banyak terjadi dalam dialog atau percakapan sehari-hari. Contoh: Yuni datang kemari untuk memberi tahu itu. Dua makna yang timbul : tahu = makanan tahu = informasi

2). Ambiguitas gramatikal Adalah keambiguan yang terjadi melalui proses pembentukan suatu ketatabahasaan baik pembentukan

2). Ambiguitas gramatikal Adalah keambiguan yang terjadi melalui proses pembentukan suatu ketatabahasaan baik pembentukan kata, frasa, maupun kalimat. Kata-kata atau frasa yang memiliki keambiguitasan jenis ini akan hilang jika dimasukkan dalam konteks kalimat. Contoh: Kata “tidur” setelah mendapat awalan pe- berubah menjadi “penidur”. Penidur memiliki dua makna, yaitu orang yang suka tidur dan dapat juga berarti obat yang menyebabkan orang tertidur. Kata “orang tua” bisa bermakna ambigu.

3). Ambiguitas leksikal Adalah keambiguitasan yang terjadi karena faktor dari kata itu sendiri. Contoh:

3). Ambiguitas leksikal Adalah keambiguitasan yang terjadi karena faktor dari kata itu sendiri. Contoh: Lari Rani lari memutari lapangan karena terlambat. Rani ingin lari dari kenyataan yang pahit ini.

h). Susunan kalimat harus logis Kalimat efektif harus gramatikal atau sesuai dengan kaidah tata

h). Susunan kalimat harus logis Kalimat efektif harus gramatikal atau sesuai dengan kaidah tata bahasa. Di samping harus gramatikal, kalimat juga harus logis, dalam arti, harus mengandung penalaran atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: Pembangunan gedung kantor pusat yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar enam miliar itu akan dibangun tahun 2010. Pertanyaan yang segera muncul adalah mungkinkah pembangunan itu dibangun? Jawabannya tentu saja tidak karena pembangunan itu lazimnya dilaksanakan, dilakukan, atau dimulai, bukan dibangun.

Contoh kalimat majemuk bertingkat yang memperlihatkan ketidaklogisan penalaran adalah sebagai berikut. Hadiah itu dititipkannya

Contoh kalimat majemuk bertingkat yang memperlihatkan ketidaklogisan penalaran adalah sebagai berikut. Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena tidak bertemu dengan kepala sekolah. Pada kalimat tersebut, anak kalimatnya tidak memiliki subjek: karena tidak bertemu dengan kepala sekolah. Jika subjek induk kalimat sama dengan subjek anak kalimat, maka subjek anak kalimat tidak perlu disebutkan, demi kehematan. Jadi, Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena (hadiah itu) tidak bertemu dengan kepala sekolah. ü Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena dia tidak bertemu dengan kepala sekolah.

5. Variasi Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan menjemukan, diperlukan adanya variasi. Kevariasian

5. Variasi Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan menjemukan, diperlukan adanya variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut. a). Variasi penggunaan kata Contoh: Bab pembahasan membahas hasil analisis data. (monoton) Bab pembahasan memaparkan hasil analisis data. (variatif)

b). Variasi dalam pembukaan kalimat Contoh: Dari sebuah laboratorium sederhana muncullah konsep perancangan robot.

b). Variasi dalam pembukaan kalimat Contoh: Dari sebuah laboratorium sederhana muncullah konsep perancangan robot. Ketika sinyal mati, komunikasi terputus.

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH