IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH PERTEMUAN 6 Dr RATNAWATI

  • Slides: 20
Download presentation
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH PERTEMUAN 6 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M. M. , M. Pd

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH PERTEMUAN 6 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M. M. , M. Pd PGSD - FKIP

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Membuat deskripsi implementasi manajemen peserta didik secara aktual di

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Membuat deskripsi implementasi manajemen peserta didik secara aktual di tingkat sekolah.

A. KONSEP MANAJEMEN PESERTA DIDIK • Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan

A. KONSEP MANAJEMEN PESERTA DIDIK • Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut: • Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik. • Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik. • Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. • Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan

Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.

Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut: Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan

Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut: Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.

Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik

Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: • Manajemen peserta didik dipandang sebagai

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: • Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didik. B tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah. • Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: • Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: • Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai. • Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: • Kegiatan manajemen peserta didik haruslah

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: • Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan manajemen peserta didik. • Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

B. MANAJEMEN PESERTA DIDIK 1. Penerimaan Peserta Didik Baru Penerimaan peserta didik baru sebenarnya

B. MANAJEMEN PESERTA DIDIK 1. Penerimaan Peserta Didik Baru Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting, karena apabila tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau di atur serta proses belajar mengajar tidak akan berlangsung.

 • Dalam penerimaan peserta didik baru, diperlukan adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria penerimaan peserta

• Dalam penerimaan peserta didik baru, diperlukan adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria penerimaan peserta didik baru. Kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seseorang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Macam-macam kriteria penerimaan peserta didik • 1. Kriteria acuan patokan (standar criterien referenced) yaitu satu penerimaan peserta didik yang didasrkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlabh dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Sebagai konsekuensi dari penerimaan yang didasarkan atas kriteria acuan patokan demikian, jika semua calon peserta didik yang mengikuti seleksi memenuhi patokan minimal yang ditentukan, maka mereka harus diterima semua. Sebaliknya, jika calon peserta yang mendaftar kurang dari patokan minimal yang telah ditentukan, haruslah ditolak atau tidak diterima

 • 2. Kriteria acuan norma (norma criterien referenced) yaitu status penerimaan calon peserta

• 2. Kriteria acuan norma (norma criterien referenced) yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseleruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi, . Dalam hal ini, sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik. Keseluruhan prestasi peserta didik dijumlah, kemudian dicari reratanya. Calon peserta didik yang nilainya berada di atas rata-rata, digolongkan sebagai calon yang dapat diterima sebagai calon peserta didik. Sementara yang berada di bawah rata-rata termasuk paserta didik yang tidak diterima.

. 3. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu menentukan beberapa

. 3. Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu menentukan beberapa jumlah daya tampungnya, atau beberapa calon peserta didik baru yang akan diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian merangking prestasi siswa mulai dari yang berprestasi paling tinggi sampai dengan prestasi paling rendah. Penentuan peserta didik yang diterima dilakukan dengan cara mengurut dari atas ke bawah, sampai daya tampung tersebut dipenuhi. Jika ada diantara siswa yang rangkingnya, sedangkan mereka sama-sama berada dirangking kritis penerimaan, sekolah dapat mengambil kebijaksaaan antara lain, melalui tes ulang ats siswa-siswa yang rakingnya sama tersebut. Atau, dapat pula memilih diantara mereka dengan mengamati prestasi lainnya. Bisa juga, menangguhkan penerimaan mereka dengan menempatkannya dalam cadangan, dengan catatan jika sewaktu-waktu ada calon peserta didik yang rangkingnya berada diatasnya mengundurkan diri, yang bersangkutan dipanggil untuk mengisi formulir tersebut.

2. Kegiatan Kemajuan Belajar abad 21, seperti yang dikemukakan Delors (Unesco, 1996), didasarkan pada

2. Kegiatan Kemajuan Belajar abad 21, seperti yang dikemukakan Delors (Unesco, 1996), didasarkan pada konsep belajar sepanjang hayat (life long learning) dan belajar begaimana belajar (learning how to learn). Konsep ini bertumpu pada empat pilar pembelajaran yaitu : (1) learning to know (belajar mengetahui) dengan memadukan pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang tersedia; (2) learning to do (belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan berbagai kondisi sosial yang informal

; (3) learning to be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan

; (3) learning to be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan dirinya, dan terus mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu bertindak mandiri, dan membuat pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi; (4) learning to live together (belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan pengertian dan kemampuan untuk dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat global yang semakin pluralistik atau /majemuk secara damai dan harmonis, yang didasari dengan nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia, dan perkembangan berkelanjutan.

3/ Bimbingan dan Pembinaan Disiplin Upaya pembinaan disiplin hendaknya merupakan bagian-bagian integrasi dari keseluruhan

3/ Bimbingan dan Pembinaan Disiplin Upaya pembinaan disiplin hendaknya merupakan bagian-bagian integrasi dari keseluruhan program sekolah. Para pembina yang ada di sekolah, guru wali kelas dan kepala sekolah tidak cukup hanya mencurahkan perhatiannya pada tugas-tugas rutin yang berkaitan dengan pengajarannya, tetapi mereka juga turut bertanggung jawab dalam pembinaan peserta didik. .

Dalam pembinaan disiplin peserta didik, kita mengenal beberapa teknik yang digunakan yaitu : Teknik

Dalam pembinaan disiplin peserta didik, kita mengenal beberapa teknik yang digunakan yaitu : Teknik Pengendalian dari luar • Yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan, teknik ini juga sering diartikan sebagai pengawas yang dilakukan secara ketat biasanya disertai dengan hukuman bagi peserta didik yang melanggar tata tertib. Teknik pengendalian dari dalam • Teknik ini berkaitan dengan pendekatan positif terhadap disiplin, yaitu peserta didik menunjukan perilaku yang tertib dan disiplin, patuh pada peraturan dan tata tertib yang ditetapkan di sekolah atas kesadaran sendiri.

Teknik pengendalian kooperatif • Dalam teknik ini guru bersama peserta didik menegakan disiplin, kedua

Teknik pengendalian kooperatif • Dalam teknik ini guru bersama peserta didik menegakan disiplin, kedua belah pihak harus menunjukan adanya kesadaran akan tujuan bersama dalam Proses Belajar Mengajar yang mereka laksanakan. Tujuan yang dicapai oleh kedua belah pihak merupakan pengendalian bagi keberhasilan Proses Belajar Mengajar, karena Proses Belajar Mengajar tercegah dari suasana yang tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Melalui suasana yang kooperatif kedua belah pihak berusaha untuk mencapai tujuan, dengan masing-masing menunjukkan sikap berdisiplin.

SELESAI

SELESAI