EVALUASI LIKUIDITAS PERUSAHAAN DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN TINGKAT LIKUIDITAS
- Slides: 19
EVALUASI LIKUIDITAS PERUSAHAAN DALAM MENGATASI PENYIMPANGAN TINGKAT LIKUIDITAS OPTIMAL SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER DI INDONESIA http: //www. gunadarma. ac. id/ Ratih Dewanti 11020011
Latar Belakang Krisis moneter 1997 Kenaikan permintaan dolar (kenaikan kurs dolar) kebijakan intervensi (Kebijakan nilai tukar mengambang terkendali) : Kenaikan utang luar negeri (1992 -1997): 85% kenaikan merupakan utang LN swasta Karakteristik utang LN swasta: Unhedged Currency mismatch Utang jangka pendek untuk membiayai proyek jangka panjang Tahun 1997: utang jatuh tempo (kurang 1 tahun) US$ 20, 8 milyar. Padahal cadangan devisa yang dimiliki BI hanya sekitar US$ 27 milyar.
Mekanisme Transmisi Likuiditas Perusahaan terbukti
Perumusan Masalah Kenaikan kurs valuta asing Daya saing produk dalam negeri meningkat, ini mengakibatkan daya saing eksport meningkat dan daya saing import menurun. Nilai rasio NWCTO berubah jika seiring dengan berubahnya NWC atau penjualan Bagaimana pola perubahan NWCTO pada keadaan krisis moneter, baik sebelum selama maupun setelah krisis. Dengan meilhat pola perubahan NWCTO Pengklasifikasian perusahaan ke dalam kelompok berdasarkan kondisi finansial masing perusahaan. Kebijakan yang tepat bagi perusahaan yang mengalami krisis finansial perusahaan, maka perlu diteliti besar kecilnya krisis financial yang dihadapi oleh perusahaan Distribusi panjangnya kurun waktu periode krisis untuk masing perusahaan.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pola perubahan NWCTO per kategori, dalam menghadapi kondisi finansial perusahaan masing Untuk mengetahui panjangnya distribusi pada kurun waktu periode krisis untuk masing kategori dan masing perusahaan. Untuk mengetahui kebijakan yang tepat untuk setiap kelompok perusahaan pada kurun waktu periode krisis.
Hipotesis Kenaikan kurs valuta asing yang sangat cepat mengakibatkan produk dalam negeri daya saingnya meningkat dengan cepat, Ini mengakibatkan daya saing eksport meningkat dan daya saing import menurun. Krisis moneter yang berupa kenaikan kurs valuta asing terjadi sebagai akibat dari overstatement Rupiah, menyebabkan keterpurukan perekonomian perusahaan melalui kendala finansial yang diproksikan dengan Net Working Capital Turnover. Terdapat perbedaan rata besarnya Net Working Capital Turnover sebelum, selama, dan setelah krisis moneter untuk masing kelompok perusahaan.
Analisis Likuiditas
Soedijono (2006) Gelombang konjungtur SUOR (Siklus Under Overvaluation Rupiah ”undervaluation of Rupiah” rupiah dinilai terlalu rendah, ”overvaluation of Rupiah” dollar Amerika (US$) dinilai terlalu tinggi,
Gelombang Konjungtur (economic cycle) merupakan gelombang naik turunnya kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu (Business Cycle). Naik turunnya kegiatan ekonomi membentuk satu gelombang. Dimana gelombang kegiatan ekonomi tersebut terdiri dari : Menaik (recovery); Sampai pada puncak paling atas (prosperity); Menurun (recession), dan Sampai puncak paling bawah (depression)
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian pendekatan empiris yang berorientasi pada masalah Sampel Penelitian 79 Perusahaan tahun 1992 – 2006 ; Data kuartal Variabel Penelitian CA, CL, CR, NWC, NS, NWCTO Model Penelitian Model gelombang konjungtur (Control Chart)
MODEL PENELITIAN CONTROL CHART (PETA KENDALI)
Hasil Penelitian Pertengahan tahun 1998 mulai terjadi penurunan rasio NWCTO yang ditandai dengan adanya garis yang memotong LCL. The upper turning point tahun 1999 q 1 Panjang distribusi krisis kel 1 pada kurun waktu tertentu 1 tahun Descriptive Statistics: NWCTO Kelompok 1 Total Variable Count Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NWCTO 26 -1. 812 4. 477 20. 047 -20. 800 3. 500
perusahaan yang memiliki kapasitas finansial perusahaan dalam keadaan stabil. Perusahaan perlu mempertahankan agar NWC tetap dalam keadaan stabil Descriptive Statistics: NWCTO Kelompok 2 Total Variable Count Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NWCTO 25 1. 378 2. 090 4. 368 0. 080 10. 700
Kesulitan finansial melalui hutang jangka panjang, menambah modal pesertaan atau menjual aktiva tetap. Descriptive Statistics: NWCTO Kelompok 3 Total Variable Count Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NWCTO 28 6. 44 12. 26 150. 21 -0. 05 47. 60
Descriptive Statistics: NWCTO-1, NWCTO-2, NWCTO_3 Sebelum krisis (1992 q 11997 q 2) - P 1 Total Variable Count Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NWCTO-1 22 -0. 82 5. 42 29. 34 -18. 02 9. 82 NWCTO-2 22 1. 99 5. 29 27. 93 -1. 00 25. 37 NWCTO_3 22 4. 098 3. 725 13. 877 0. 424 12. 479
Descriptive Statistics: NWCTO-1, NWCTO-2, NWCTO_3 Selama krisis (1997 q 3 -2001 q 4) - P 2 Total Variable Count Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NWCTO-1 18 -4. 61 11. 91 141. 84 -49. 54 0. 91 NWCTO-2 18 0. 382 1. 365 1. 863 -3. 552 2. 630 NWCTO_3 18 9. 83 25. 14 632. 09 -2. 29 106. 29
Descriptive Statistics: NWCTO-1, NWCTO-2, NWCTO_3 Setelah krisis (2002 q 1 -2006 q 4) - P 3 Total Variable Count Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NWCTO-1 20 -0. 38 11. 17 124. 84 -38. 70 26. 05 NWCTO-2 20 1. 596 0. 834 0. 695 0. 077 3. 282 NWCTO_3 20 5. 97 18. 21 331. 74 -1. 39 82. 17
KESIMPULAN DAN SARAN Perusahaan ini berpeluang untuk mempertahankan NWC pada titik yang optimal, sehingga bila titik optimal sudah dapat dicapai maka sisanya dapat digunakan, sehingga akan terlihat perilaku dari perusahaan atau manajer perusahaan tersebut. Kelompok ini dapat menggunakan labanya untuk dibagikan sebagai deviden. kapasitas financial perusahaan dalam keadaan stabil Dengan tingginya rasio NWCTO mengartikan bahwa kelompok ini adalah kelompok yang memiliki kesulitan modal kerja. Untuk perusahaan yang modal kerjanya menurun atau kecil, mengakibatkan kapasitas produksi juga menurun yang mengakibatkan penjualan juga menurun. Dengan menurunnya output perusahaan maka secara agregatif dapat menurunkan GDP, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengangguran. penyesuaian modal kerja hutang jangka panjang atau dengan kepersertaan modal
TERIMA KASIH
- Penyimpangan penyimpangan atau error atau inkonsistensi
- Simbol er model yang menunjukkan relasi adalah
- Bendera sunda
- Mengatasi pergolakan dalam negeri
- Cara mengatasi stress dalam islam
- Contoh penyimpangan olahraga
- Kewiraswastaan dan perusahaan kecil
- Kewiraswastaan dan perusahaan kecil
- Monitoring dan evaluasi smk3 di perusahaan
- Evaluasi strategi
- Evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi perusahaan
- Teori manajemen likuiditas
- Pengertian manajemen likuiditas
- Contoh pengalihan aset dalam lembaga keuangan
- Risiko likuiditas adalah
- Liquidity ratio adalah
- Cara mengatasi kelemahan metode etnografi
- Kebijakan mengatasi inflasi
- Cara mengatasi deadlock
- Strategi mengatasi ancaman di bidang sosial budaya