PERTANIAN INDONESIA DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Oleh

  • Slides: 20
Download presentation
PERTANIAN INDONESIA DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Oleh: Handewi Purwati Saliem Sri Hery Susilowati

PERTANIAN INDONESIA DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Oleh: Handewi Purwati Saliem Sri Hery Susilowati PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN Disampaikan pada: Seminar Nasional PERHEPI 2015 Makasar, 22 Januari 2015 1

Isi Paparan: Pendahuluan Daya Saing Indonesia dan ASEAN Posisi Indikator Makro Indonesia Di Asean

Isi Paparan: Pendahuluan Daya Saing Indonesia dan ASEAN Posisi Indikator Makro Indonesia Di Asean Posisi Sektor Pertanian Indonesia Dalam Pasar Asean Peluang dan Tantangan Penutup

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASED Free flow of good Free

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASED Free flow of good Free flow of services Free flow of investment Free flow of capital Free flow of skilled Labor Priority integration sector Kemampuan Bersaing !!

CETAK BIRU MEA 2015 EMPAT PILAR : 1. Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional:

CETAK BIRU MEA 2015 EMPAT PILAR : 1. Pasar Tunggal dan Basis Produksi Regional: arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil/terdidik secara bebas, arus modal yang lebih bebas, serta Priority Integration Sectors (PIS) 2. Kawasan Berdaya-saing Tinggi: kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, HKI, pembangunan infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, e-Commerce; 3. Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata: pengembangan UKM, prakarsa bagi integrasi ASEAN; 4. Integrasi dengan Perekonomian Dunia: pendekatan koheren terhadap hubungan ekonomi eksternal dan jaringan suplai global.

II Daya Saing ASEAN

II Daya Saing ASEAN

Posisi Peringkat Daya Saing Indonesia di ASEAN, Periode 2012 -2013 sd 2013 -2014 Negara

Posisi Peringkat Daya Saing Indonesia di ASEAN, Periode 2012 -2013 sd 2013 -2014 Negara 2012 -2013 -2014 Singapura 2 2 Malaysia 25 24 Brunei 28 26 Thailand 38 37 Indonesia 50 38 Filipina 65 59 Vietnam 75 70 Lao PDR n. a 81 Kamboja 85 88 Myanmar n. a 139 Sumber : WEF, 2012/2013 dan 2013/2014 ØDi tingkat ASEAN, daya saing Indonesia di peringkat ke 5 setelah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand Ø Pada tingkat global, daya saing Indonesia berada pada urutan ke 38 Ø Secara umum peringkat daya saing Indonesia 6 tahun terakhir meningkat

Klasifikasi Pilar Daya Saing

Klasifikasi Pilar Daya Saing

12 Pilar Daya Saing Global v Pilar ukuran pasar peringkat tertinggi v Peringkat kedua

12 Pilar Daya Saing Global v Pilar ukuran pasar peringkat tertinggi v Peringkat kedua Inovasi, ketiga Lingkungan Makroekonomi dan Sofistikasi Bisnis v Pilar Efisiensi Pasar Tenaga Kerja peringkat terendah, diikuti Kesiapan Teknologi dan Kesehatan dan Pendidikan Dasar PILAR Keseluruhan Kebutuhan Dasar -1. Kelembagaan -2. Infrastruktur -3. Lingkungan Makroekonomi 4. Kesehatan dan Pendidikan Dasar Pendorong Efisiensi 5. Pendidikan Tinggi dan Training 6. Efisiensi Pasar Barang 7. Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 8. Perkembangan Pasar modal 9. Kesiapan teknologi 10. Ukuran Pasar Faktor Inovasi& sofistikasi 11. Sofistikasi Bisnis 12. Inovasi Peringkat daya saing 20132014 2015 38 34 45 46 57 53 61 56 26 34 72 74 52 54 46 61 50 103 48 110 60 42 75 15 33 37 33 77 15 30 34 31

III POSISI INDONESIA DI ASEAN

III POSISI INDONESIA DI ASEAN

Posisi Indonesia di Asean 2013: Indikator makro v GDP Indonesia terbesar diantara Negara-negara ASEAN

Posisi Indonesia di Asean 2013: Indikator makro v GDP Indonesia terbesar diantara Negara-negara ASEAN v GDP per kapita relative rendah, satu level dengan Kamboja, Lao PDR dan Fillipina. Singapura dan Brunei Darussalam memiliki GDP per kapita terbesar v Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5, 8 %, lebih rendah dari Kamboja, Lao PDR, Myanmar. Singapura dan Thailand pertumbuhan ekonomi rendah, Brunei Darusallam tumbuh negatif. v FDI tertinggi, di bawah Singapura v Total perdagangan (ekspor dan impor) tahun 2013 relatif tinggi, namun dibawah Singapura, Thailand, dan Malaysia. Total perdangan Singapura pada urutan pertama, sedangkan Kamboja, Brunei Darussalam, Lao, Myanmar relatif kecil v IPM pada peringkat terendah, bersama dengan Filipina tingkat pengangguran tertinggi.

Posisi Sektor Pertanian Indonesia di Asean 2013 v PDB pertanian Indonesia berkontribusi hanya sekitar

Posisi Sektor Pertanian Indonesia di Asean 2013 v PDB pertanian Indonesia berkontribusi hanya sekitar 15% terhadap total PDB nasional. Pangsa terbesar Kamboja dan Lao (masing 2 36 % dan 30 %) v Pangsa TK pertanian cukup besar, tidak sebanding dengan pangsa PDB pertanian (Kamboja, Laos, Filipina dan Indonesia). Indonesia, pangsa PDB pertanian hanya sekitar 15 %, pangsa TK pertanian sekitar 35% v Pangsa TK pertanian terbesar Kamboja, Vietnam; secara umum Pangsa TK menurun v Produktivitas TK tertinggi Brunei Darussalam, kemudian Singapura, Malaysia, Indonesia masih berada dibawah Thailand dan Filipina v Produktivitas TK cenderung meningkat selama 3 tahun terakhir

EKSPOR INDONESIA KE ASEAN DAN NON ASEAN TAHUN 2009 -2012 Ekspor produk pertanian ke

EKSPOR INDONESIA KE ASEAN DAN NON ASEAN TAHUN 2009 -2012 Ekspor produk pertanian ke ASEAN 5 tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding ekspor ke negara tujuan non ASEAN Negara tujuan utama di kawasan ASEAN adalah Malaysia dan Singapura 12

Posisi Sektor Pertanian Indonesia di Asean 2013 v Neraca perdagangan Indonesia – Asean 2012

Posisi Sektor Pertanian Indonesia di Asean 2013 v Neraca perdagangan Indonesia – Asean 2012 - Subsektor tanaman pangan dan hortikultura defisit => harus waspada terhadap serbuan impor - Subsektor perkebunan dan peternakan surplus => Dominasi di pasar ASEAN harus dipertahankan=> tingkatkan daya saing v Standarisasi - SNI bidang pertanian hingga tahun 2012 berjumlah 599: (a) SNI Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura (b) SNI Subsektor Perkebunan (c) SNI Subsektor Peternakan, (d) SNI Standar Non Komoditi. - Dalam kerangka MEA 2015 dibentuk ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality (ACCSQ) - ‘Task Force on ASEAN Standard for Horticultural Produce and Other Food Crops’ => untuk produk hortikultura dan tanaman pangan lain - Pokja harmonisasi Sanitary and Phytosanitary (SPS)

KETERSEDIAAN TEKNOLOGI =>Mempersempit Kesenjangan Antara Pasokan Dan Permintaan Pangan Jumlah Pangan 4. High technology

KETERSEDIAAN TEKNOLOGI =>Mempersempit Kesenjangan Antara Pasokan Dan Permintaan Pangan Jumlah Pangan 4. High technology Suplai pangan apabila permintaan dapat ditekan, produksi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan optimalisasi LSO dan aplikasi teknologi tinggi (biotechnology, iradiasi, biiodiversity, dan precision farming) 3. Kurangi permintaan pangan 4 Permintaan pangan Suplai pangan apabila tingkat produksi bisa ditingkatkan 3 2 2. Tingkatkan produktivitas Suplai pangan apabila kegagalan panen bisa dihindari 1 Suplai pangan pada kondisi BAU 1. Hindari kehilangan kapasitas produksi saat ini Saat Ini

IV PELUANG DAN TANTANGAN

IV PELUANG DAN TANTANGAN

Konversi: Lahan, Input produksi, ANCAMAN Infrastruktur, modal kerja dan • Degradasi SD Lahan dan

Konversi: Lahan, Input produksi, ANCAMAN Infrastruktur, modal kerja dan • Degradasi SD Lahan dan Iklim Usaha Investasi , Teknologi, Iklim • Variabilitas dan Ketidakpastian usaha Iklim • Konversi dan Alih Fungsi Lahan • Keterbatasan dan Fragmentasi Lahan Potensial TANTANGAN DAYA SAING Reformasi Kebijakan dan regulasi Fluktuasi Harga produk

Kerjasama kemitraan pemasaran bersama keluar ASEAN Peluang Investasi PELUANG MEA 2015 Peluang pasar sesama

Kerjasama kemitraan pemasaran bersama keluar ASEAN Peluang Investasi PELUANG MEA 2015 Peluang pasar sesama neg Asean dan non Asean meningkatk an produksi dan kualitas dukungan permodalan dan asuransi membangun infrastruktur pasar domestik Peluang Pasar Domestik kebijakan perdagangan yang mendukung pasar domestik Harmonisasi standar produk

V PENUTUP

V PENUTUP

APA YANG HARUS DILAKUKAN: v Indonesia pasar potensial di wilayah ASEAN (bahkan di dunia)---

APA YANG HARUS DILAKUKAN: v Indonesia pasar potensial di wilayah ASEAN (bahkan di dunia)--- penuhi permintaan pasar domestik --- preferensi konsumen (jenis, jumlah, mutu) v Fokus pada komoditas pertanian yang memiliki daya saing v Benahi Rantai pasok komoditas potensial untuk pemenuhan permintaan konsumen domestik – regional, global v Pengembangan industri dalam negeri - --- UKM --- kemudahan akses permodalan, ijin investasi, dll v Akselerasi diseminasi teknologi tepat guna v Advokasi “CINTAI PRODUKSI DALAM NEGERI”

TERIMAKASIH.

TERIMAKASIH.