Universitas Gunadarma PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Ekonomi Pertanian Indonesia

  • Slides: 94
Download presentation
Universitas Gunadarma PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Ekonomi Pertanian Indonesia Moh. Ega Elman Miska, SP, MSi

Universitas Gunadarma PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Ekonomi Pertanian Indonesia Moh. Ega Elman Miska, SP, MSi Universitas Gunadarma 2016

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Pertanian Indonesia

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagain besar daerahnya berada di daerah tropik yang langsung dipengaruhi oleh garis khatuistiwa • Ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia yaitu Bentuknya sebagai kepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung • Letaknya yang diantara dua lautan besar yaitu lautan Indonesia dan Pasifik serta dua benua (daratan) yaitu Australian dan Asia, juga ikut mempengaruhi iklim Indonesia terutama dalam perubahan arah angin dari tekanan tinggi ke tekanan rendah Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 2

Universitas Gunadarma Bab Ekonomi Pertanian Indonesia v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Secara oceanografi,

Universitas Gunadarma Bab Ekonomi Pertanian Indonesia v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Secara oceanografi, perairan laut di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kedua lautan dan benua tersebut • Perairan di darat ditentukan oleh sungai, danau dan rawa • Jenis usaha pemeliharaan ikan di kolam, waduk, sawah dan tambak sangat bergantung pada persediaan air dan juga bentuk pantai yang landai • Luas permukaannya berluktuasi sepanjang tahun, bergantung pada banyaknya curah hujan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 3

Universitas Gunadarma Bab Ekonomi Pertanian Indonesia v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Pada kenyataannya

Universitas Gunadarma Bab Ekonomi Pertanian Indonesia v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Pada kenyataannya tanaman pertanian iklim sub tropik dan tanaman iklim sedang seperti teh, kopi, kina, sayur-sayuran dan buah-buahan menjadi tanaman perdagangan penting di Indonesia • Perkembangan hewan ternak di Indonesia juga dipengaruhi oleh curah hujan dan kesuburan tanah serta dua faktor tambahan yakni kelembaban dan suhu udara • Daerah Sumatera, Kalimantan, dan Irian jaya termasuk daerah basah yang ditandai oleh adanya rawa-rawa, hutan lebat serta mempunyai sedikit persediaan hijauan makanan ternak yang tidak diusahaka oleh manusia Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 4

Universitas Gunadarma Bab Ekonomi Pertanian Indonesia v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Hutan menambah

Universitas Gunadarma Bab Ekonomi Pertanian Indonesia v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Hutan menambah kelembaban dan memperendah suhu iklim • Kelembaban tinggi dan suhu rendah, memberi peluang besar untuk berkembangnya peyakit hewan menular , sehingga populasi ternak di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya sangat jarang • Daerah dengan curah hujan sedang dan rendah ditandai oleh adanya hutan yang tidak lebat dan padang sabana • Indonesia bagian timur (makin ke Timur makin kering) adalah daerah sabana yang mempunyai cukup persediaan hijauan makanan ternak sehingga cocok untuk kehidupan ternak teutama sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 5

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Pulau jawa

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Pulau jawa yang tidak dilewati oleh garis Khatulistiwa mempunyai dua musim yang sangat berbeda tiap tahunnya yaitu Hujan pada bulan November sampai April dan musim Kemarau pada bulan Mei sampai Oktober • Kenyataan adanya dua musim ini memberi ciri khas pada sifat pertanian di Jawa • Daerah-daerah di Jawa yang sangat kekurangan air dan kurang subur menggunakan sistem pertanian yang dikenal dengan nama “tumpang sari” • Tumpang sari dengan bermacam tanaman, ditanam pada tanah yang sama dengan waktu yang bersamaan tetapi karena perbedaan umur tanam, masa panennya berbeda Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 6

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Istilah paceklik

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Ciri-ciri Umum Pertanian Indonesia • Istilah paceklik di luar Jawa tidak begitu dikenal, hal ini disebabkan karena, Pertama, di luar Jawa lebih banyak hasil-hasil tanaman perdagangan yang diusahakan sperti kopi, lada, karet. Kedua, karena hujan turun hampir sepanjang tahun. • Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam pertanian adalah jenis tanah. Umumnya jenis tanah di Indonesia terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Tanah pegunungan berapi yang umumnya sangat subur dengan susunan tanah yang baik 2. Tanah datar aluvialyang subur tapi dengan susunan yang agak berat 3. Tanah Tersier yang kurang subur Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 7

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pada dasarnya ada 12 ciri pertanian, antara

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pada dasarnya ada 12 ciri pertanian, antara lain: 1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa Dimanapun pertanian itu diusahakan, tanaman memerlukan input-input fisik lahan yang relatif luas, air, dan unsur hara dalam bentuk N, P, dan K. Perlu diingat bahwa upaya penambahan input yang satu akan memberikan konsekuensi terhadap perubahan input yang lain 2. Pertanian harus terpencar Pertanian selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas dan terbuka terhadap sorotan matahari sehingga terdapat implikasi bahwa harus ada jaringan pengangkutan yang menyebar luas berbagai saran produksi ke berbagai bagian serta membawa hasilnya ke pasar Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 8

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Aspek Sumber Daya Alam Kondisi SDA akan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Aspek Sumber Daya Alam Kondisi SDA akan mengakibatkan sifat pertanian secara spesifik, yang seringkali diseut dengan istilan pertanian itu spesifik menurut lokasi (specific location). Perbedaan iklim dan tanah mengakibatkan timbulnya tanaman-tanaman yang berbeda, yang telah menyesuaiakan diri pada perbedaan keadaan lingkungan setempat Pertama, diperlukan adanya suatu penyesuaian yang serasi antara tanaman dan metode bertani pada kondisi setempat yang belainan Kedua, dengan memerhatikan usaha tani lain didaerah yang sama atau dengan memerhatikan usaha tani di daerah yang sama di bagian lain dunia ini Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 9

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselarasakan dengan keadaan cuaca dan serangan hama penyakit Produksi pertanian sangat bergantung pada cuaca dan faktor lainnya, seperti bencana serangan hama, serta penyakit berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Banyak operasi pertanian yang tidak dapat secara pasti dan ketat direncanakan sebelumnya Rencana kerja harus luwes untuk memungkinkan tiap petani mengambil keputusan di tempatnya sendiri berdasarkan kondisi setempat pada saat itu Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 10

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya keanekaragaman dalam pertanian Proses biologis dasar dalam pertanian memiliki urutan waktu dan persyaratan waktu tersendiri Dalam siklus pertumbuhan, tenaga manusia hanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja, pada saat lain manusia tidak mampu berbuat apa-apa selain menunggu Di bidang pertanian juga terdapat jarak waktu yang lebar anatara pengeluaran yang harus dilakukan oleh pengusaha dengan penerimaan hasil penjualan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 11

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai Faktor

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai Faktor Fisik dan Non Fisik Faktor fisik adalah faktor produksi (input) berbentuk barang yang meliputilahan, pupuk, benih, pengairan dan lain-lain Faktor non fisik adalah pengelolaan atau pengaturan pemakaian faktor fisik Hubungan timbal balik antara faktor ersebut sedemikian kuatnya sehingga pengaruh satu peket faktor dapat sangat berlainan ketika faktor-faktor tersebut diterapkan sendiri-sendiri Contoh, pertambahan pupuk tanpa pengaturan air dan varietas tanaman yang sesuai mungkin sekali tidak akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 12

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 7. Kebanyakan usahawan dan buruh tani harus memiliki

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 7. Kebanyakan usahawan dan buruh tani harus memiliki ketrampilan yang lebih luas daripada pekerja pabrik Dalam pertanian, pada umumnya spesialisasi kerja tidak dapat diterapkan sedemikian jauhnya Keperluan akan ketrampilan sangat beragam terutama dirasakan ketika berbagai tanaman dan ternak dikombinasikan dalam sebuah usaha tani Usahawan tani dan buruh tani memerlukan ketrampilan yang lebih lengkap daripada pekerja pabrik industri Semua tahapan pekerjaan di bidang pertanian harus dikuasai oleh pekerja pertanian atau petani Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 13

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 8. Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 8. Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara tradisional Semua usaha tani maju (modern dan ilmiah) memerlukan tingkat pengetahuan, pendidikan dan ketrampilan yang lebih tinggi daripada yang diperlukan pertanian tradisional Keadaan sosial ekonomi petani-petani kecil yang memiliki ekonomi lemah itu memerlukan berbagai perangsang agar mereka bersedia dan mampu melaksanakan modernisasi dalam usaha meningkatkan produksinya Perubahan dalam usaha tani selalu mengandung resiko kegagalan dan ini tidak mampu ditanggung oleh mereka sehingga kebanyakan bersifat konservatif dalam mengadopsi segala perubahan Mereka memerlukan perangsang dalam bentuk jaminan kepastian hasil, kredit, subsidi, harga dasar dan lain-lainnya Sampai saat ini pemerintah sudah banyak memberlakukan bantuan modal untuk petani dalam rangka modernisasi pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 14

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi Aspirasi para petani dapat tersalurkan ke atas melalui hirarki birokrasi secara efesien, sebaliknya informasi dari dan untuk sesama petani serta informasi dari lembaga penelitian, pengaturan dan penyuluhan dapat puladiterima secara efesien Peran penyuluh dapat menjembatani kedua belah pihak harus diformalkan kembali agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik karena tidak dapat dipungkiri bahwa peran lembaga penyuluhan sangat membantu mengintroduksikan teknologi-teknologi baru kepada petani Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 15

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 10. Musim panen dan luar musim panen menyebabkan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 10. Musim panen dan luar musim panen menyebabkan perlunya teknologi penyimpanan Dibidang pertanian ada perbedaan yang jelas anatara “musim panen” dan “ di luar musim panen” Diwaktu panen, produksi yang berlebih sering menyebabkan harga komoditas tersebut jatuh, sebaliknya di luar musim panen, produksi sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga harga komoditas bersangkutan akan naik Keadaan yang demikian menyebabkan sangat dierlukan teknologi penyimpanan agar hasil di waktu panen dapat disimpan untuk beberapa waktu sampai musim panen berikutnya Permasalahan untuk petani kecil bukan hanya teknologinya yang mahal, tetapi juga kondisi ekonomi mereka yang lemah seringkali mengharuskan mereka menjual hasil panen lebih cepat Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 16

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 11. Unit produksi dan unit konsumsi tidak dapat

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 11. Unit produksi dan unit konsumsi tidak dapat dipisahkan Dalam usaha tani rakyat di banyak negara berkembang unit produksi dan unit konsumsi tidak dapat dipisahkan Hal ini seringkali mmebawa kesulitan dalam analisa usaha tani Usaha tani rakyat, banyak sistem bertani yang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi keperluan hidup petani beserta keluarganya atau yang seringkali disebut “pertanian subsisten” Petani subsisten hanya akan menanami lahannya dengan tanaman yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah tangganya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 17

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 12. Pertanian yang progresif selalu berubah Meskipun terjadinya

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 12. Pertanian yang progresif selalu berubah Meskipun terjadinya banyak sekali perubahan dari diterapkannya suatu metode pertanian yang baru, perubahan usaha tani dan peningkatan produktivitasnya berlipat ganda tetapi tidak satupun diantara hal-hal tersebut yang mengubah ciri dasar proses pertanian, yaitu penggunaan energi matahari melalui pertumbuhan tanaman dan penggunaan energi yang berasal dari hasil tanaman melalui pertumbuhan ternak Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 18

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Indonesia masih

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional • Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian • Pada abad ke 15 -16 bangsa Portugis, Belanda, Inggris, dan Bangsa Eropa lainnya datang ke Indonesia serta Negara-negara Asia untuk memperoleh rempah-rempah dari dunia Timur banyak yang diminta oleh pasaran Eropa Barat Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 19

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Kemudian bangsa

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Kemudian bangsa belanda dengan jalan kekerasan menghadapi perlawanan-perlawanan dari raja-raja Indonesia di indonesia pada saat itu berhasil menguasai Kepulauan Nusantara • Indonesia saat itu dikenal dengan nama Netherlands India, menjadi pusat produksi bahan-bahan mentah pertanian yang penting • Sebagian besar modal asing yang ditanam di Indonesia adalah bidan Pertanian • Pada tahun 1930 jumlah investasi asing ini mencapai US$ 1, 6 Milyar, 54% investasi diantaranya pada bidang pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 20

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Pentingnya sektor

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Pentingnya sektor pertanian, dapat dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari pertanian • Pada tahun 1974, 22% dari nilai ekspor keseluruhan berasal dari hasil-hasil pertanian yaitu: karet, kayu, kopi, minyak, kelapa sawit, kopra, tembakau, teh, lada, rotan dan serat tali keras, sebelumnya nilai ekspor hasil-hasil ini masih merupakan 53% dari nilai ekspor total (pertanian, industri dan pertambangan) • Namun kondisi sektor pertanian semakin menurun, sedangkan industri dan pertambangan semakin besar, hal tersebut wajar karena masuknya investasi modal asing ke Indonesia relatif lebih banyak pada sektor industri dan pertambangan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 21

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Sumbangan nilai

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Sumbangan nilai ekspor dari komoditi minyak sangat tinggi, sehingga mempengaruhi komposisi nilai ekspor keseluruhan • Padahal minyak bukan merupakan sumber yang dapat diperbaharui (renewable), dengan demikian eksploitasi secara terus menerus, dalam waktu tertentu akan habis • Hal tersebut berlawanan dengan sumber kehutanan yang mempunyai keunggulan utama untuk dapat selalu diperbaharui Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 22

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Hal inilah

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Hal inilah keunggulan yang lebih penting dari sumber kehutanan sebagai salah satu sub sektor pertanian dibandingkan sumber-sumber alam lain seperti tambang logam, minyak bumi dan lain-lain yang akan punah jika sumbernya menjadi kering • Sumber-sumber kehutanan tidak akan kunjung kering, ia akan selalu ada sepanjang masa jika di rawat dan di jaga sebaik-baiknya • Pengelolaan sumber kehutanan modern mendasarkan sifat “renewable” dan “potensi serba guna” bagi kesejahterahan masyarakat sepanjang masa Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 23

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Tanah-tanah hutan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian dalam Perekonomian Indonesia • Tanah-tanah hutan masih mempunyai potensi ekonomi lain yang berharga yaitu dalamkemampuannya melindungi kekayaan satwa dan nilai keindahan yang merupakan potensi wisata baru dan masih banyak hasil serba guna lainnya • Pada tahun 1971 -1974 dari keseluruhan pendapatan sektor pertanian, komposisi sumbangannya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) yang mana kedudukan masing-masing sub sektor menurut ranking teratas ke bawah adalah Sub sektor Pertanian Rakyat, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 24

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pembagian bidang-bidang pertanian • Bidang pertanian terbagi

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pembagian bidang-bidang pertanian • Bidang pertanian terbagi menjadi 2 yaitu pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit. • Pertanian dalam arti luas , mencakup: Pertanian rakyat atau disebut pertanian dalam arti sempit; Perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar); Kehutanan; Peternakan; Perikanan (perikanan darat dan perikanan laut) • Di dalam prakteknya pembagiaan secara konvensionil ternyata kurang konsisten dan tidak jarang menimbulkan kesulitan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 25

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pembagian bidang-bidang pertanian • Misalnya Perkebunan Rakyat

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pembagian bidang-bidang pertanian • Misalnya Perkebunan Rakyat secara ekonomis juga dapat disamakan dengan Pertanian Rakyat, karena perbedaanya terletak pada macam komoditi atau hasilnya saja yaitu tanaman bahan makanan (bagi pertanian rakyat) dan tanaman-tanaman perdagangan terutama bahan-bahan ekspor (bagi perkebunan rakyat) • Dalam kenyataannya, padi, jagung dan ketela adalah merupakan tanaman perdagangan yang penting, tidak saja untuk pasaran dalam negeri tetapi juga untuk pasaran luar negeri Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 26

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pembagian bidang-bidang pertanian • Sebaliknya petani-petani yang

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pembagian bidang-bidang pertanian • Sebaliknya petani-petani yang menanam tanaman perkebunan rakyat (seperti karet, kopi, dan lada) untuk kebutuhan konsumsi keluarganya sendiri, dengan demikian pembagian antara pertanian rakyat dan perkebunan menjadi kehilangan arti • Oleh sebab itu, pebagian bidang pertanian menjadi dua, yaitu Usaha Tani Pertanian Rakyat dan Perusahaan Pertanian • Ditinjau dari segi ekonomi, Pertanian Rakyat sebagai Pertanian Keluarga (pertanian subsisten atau setengah subsisten), sedangkan Perusahaan Pertanian adalah merupakan perusahaan pertanian yang diusahakan sepenuhnya secara komersil (PERTEMUAN TGL 2 NOVEMBER 2016) Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 27

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Pertanian dalam arti sempit

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Pertanian dalam arti sempit diartikan sebagai Pertanian Rakyat yaitu Usaha Pertanian keluarga dimana produksinya bahan makanan utama seperti beras, palawija, dan tanaman hortikultura • Pertanian Rakyat diusahakan di tanah, tanah sawah, ladang dan pekarangan • Tujuan penggunaan hasil-hasil tanaman ini tidak merupakan kriteria, namun pada umumnya sebagian besar hasil-hasil pertanian rakyat adalah untuk keperluan konsumsi keluarga • Pertanian rakyat hampir tidak ada usahatani yang memproduksi kan hanya satu macam hasil saja Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 28

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Dalam satu tahun, petani

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Dalam satu tahun, petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan makanan atau tanaman perdagangan • Keputusan petani untuk menanam bahan makanan terutama didasarkan atas kebutuhan makan untuk seluruh keluarga, sedangkan keputusannya untuk menanam tanaman perdagangan didasarkan atas iklim, ada tidaknya modal tujuan penggunaan hasil penjualan tanaman dan harapan harga • Tanaman-tanaman perdagan rakyat ini yang dikenal dengan nama hasil-hasil perkebuan rakyat meliputi tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, cngkeh, panili, buahan, sayuran dan bunga Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 29

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Tanaman hasil perkebunan rakyat

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Tanaman hasil perkebunan rakyat lebih banyak dan lebih penting peranannya di Luar Jawa • Usaha tani di Luar Jawa pendapatannya lebih besar yang berasal dari Perkebunan Rakyat dan pada saat musim yang bersamaan menanam tanaman bahan makanan, tujuannya untuk menjaga agar mereka dapat mempunyai persediaan makanan bila hasil-hasil tanaman perdagangan gagal atau harganya rendah Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 30

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Pentingnya tanaman bahan makanan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Pentingnya tanaman bahan makanan bagi petani di Luar Jawa antara lain disebabkan oleh Harga bahan makanan relatif makin mahal mulai awal tahun 60 -an; dan Memburuknya harga hasil-hasil ekspor perkebunan rakyat terutama karet • Di samping hasil-hasil tanaman maka usahatani pertanian rakyat meliputi usaha-usaha mata pencaharian tambahan yaitu, peternakan, perikanan dan usaha pencaharian hasil-hasil hutan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 31

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Apabila pendapatan seorang petani

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Apabila pendapatan seorang petani sebagian besar dari perikanan (darat atau laut) maka disebut Nelayan, tetapi kedudukan dan posisi ekonomi nelayan selalu dianggap sama dengan petani biasa, yaitu sifatnya yang kecilan dan tujuan utamanya adalah untuk memnuhi kebtuhan hidup sehari-hari dari nelayan dan keluarganya • Secara ekonomi berbeda dengan usaha perikanan komersil dimana dipergunakan modal besar, buruh upahan dan kapal-kapal penangkap ikan bermesin Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 32

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Keadaan yang sama dapat

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Keadaan yang sama dapat pula dijumpai pada peternakan dan kehutanan • Peternakan dan kehutanan ada yang diusahakan secara besar-besaran dengan tujuan utama mencari keuntungan usaha tersebut • Jika usaha peternakan dan kehutanan dilakukan secara besar-besaran maka pada umunya bersifat spesialistis dan tidak diusahakan bersama-sama dengan bidang usahatani lainnya sbagaimana pada pertanian rakyat • Alasan untuk mengadakan spesialisasi ini adalah alasan ekonomi efisiensi Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 33

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Kesimpulan dari pertanian rakyat

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Pertanian Rakyat • Kesimpulan dari pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit untuk sebagian meliputi pengertian perkebunan (perkebunan rakyat), perikanan rakyat dan pencarian hasil hutan • Usaha-usaha tani pertanian rakyat pada umunya diusahakan dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan kehidupan (subsistensi) petani dan keluarganya • Secara ekonomis hasilnya sebagian besar untuk memenuhi konsumsi keluarga dan faktor-faktor produksi atau modal yang dipergunakan sebagian besar berasal dari dalam usahatani sendiri Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 34

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perusahaan Pertanian • Untuk mengadakan analisa ekonomi,

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perusahaan Pertanian • Untuk mengadakan analisa ekonomi, pertanian Indonesia telah di bagi menjadi dua ayitu usaha pertanian rakyat dan perusahaan pertanian • Perusahaan pertanain sebagai lawan dari pertanian rakyat adalah perusahaan pertanian memproduksi hasil tertentu dengan siste pertanian seragam di bawah mangement terpusat dengan mempergunakan metode ilmiah dan teknik pengolahan yang efisien • Di Indonesia perusahaan pertanian yang penting dan sudah mempunyai sejarah yang lama adalah perkebunan, yang mengusahakan tanah-tanah yang luas berdasarkan hak-hak perusahaan tertentu Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 35

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perusahaan Pertanian • Keseluruhan tanah dan bangunan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perusahaan Pertanian • Keseluruhan tanah dan bangunan pabrik serta perumahan pegawai, buruh dan pimpinan perkebunan pada satu tempat tertentu disebut estate • Disamping perkebunan, perussahaan pertanian dapat berbentuk perusahaan eksploitasi hutan, perusahaan peternakan atau perikanan (darat dan laut) kesemuanya memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan sbesar -besarnya • Perusahaan pertanian dalam arti luas ini dapat berstatus perusahaan swasta nasional, joint venture atau perusahaan asing tergantung pada pemilik sumber permodalannya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 36

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • Perkebunan ini didapatkan di daerah-daerah

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • Perkebunan ini didapatkan di daerah-daerah bermusim panas di dekat khatulistiwa dan karena menggunakan sistem management sperti pada perusahaan industri dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dari teknolohi terbaru, maka sering disebut pula industri perkebunan atau industri pertanian • Perkebunan milik negara adalah terutama merupakan perkebunan-perkebunan bekas modal Belanda yang telah di beli oleh pemerintah Indonesia Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 37

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • Sejarah perkebunan asing di Indonesia

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • Sejarah perkebunan asing di Indonesia di mulai pada tahun 1870 dengan perundagan hukum agraria oleh pemerintah kolonial Belanda yang memungkinkan pemilik modal besar di Negeri Belanda dan negeri-negeri Eropa Barat lainnya menanam modal di Indonesia • Hak-hak usaha yang diperoleh para investor terkenal dengan nama hak-hak erfpacht yang meliputi jangka waktu maksimum 75 tahun dengan luas maksimum 360 hektar • Hak-hak lain yang diberikan adalah hak opstal (untuk mendirikan bangunan pabrik untuk usaha) dan hak eigendom (untuk rumah tempat tinggal) Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 38

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • UU Pokok Agraria 1961 dari

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • UU Pokok Agraria 1961 dari Pemerintah Indonesia mengubah hak erfpacht menjadi hak guna usaha dan hak guna bangunan (maksimum 10 tahun) • Walaupun perkebunan asing mulai berkembang di Inonesia sesudah tahun 1870, tanaman-tanaman perkebunan sebenarnya sudah ditanam oleh rakyat di dalam sistem tanam paksa yang dimulai di Jawa sesudah selesainya perang diponegoro pada tahun 1830, misalnya kopi, teh, gula, tembakau dan nila • Hasil tanaman perdagangan ini dikumpulkan oleh pemerintah belanda sebagai pajak in natura dan dijual di pasar Eropa Barat Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 39

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • Pasca Perang Dunia II berakhir,

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perkebunan • Pasca Perang Dunia II berakhir, perkebunan-perkebunan besar mengalami kemunduran terutama dengan terus menurunya harga-harga komoditi karet di pasar dunia • Perkebunan rakyat lebih kokoh daripada perkebunan besar karena sifatnya yang lebih fleksibel dalam memberikan tanggapan terhadap perubahan-perubahan harga karet dipasar dunia, • Walaupun secara mutu dan hasil rata-rata tanaman perkebunan rakyat jauh lebih rendah dari pada hasil perkebunan besar , namun biaya produksinya jauh lebih rendah Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 40

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Ilmu ekonomi kehutanan pada prinsipnya:

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Ilmu ekonomi kehutanan pada prinsipnya: ü Merupakan ilmu yang menerangkan bagimana hubungan antara tanah-tanah hutan dengan manusia, dan ü Alokasi sumber-sumber industrinya ü Bagaimana cara untuk mengelolanya sehingga dapat memberikan kepuasan yang diinginkan oleh manuisa • Ekonomi kehutanan dalam hal ini merupakan kunci yang menjawab mengenai mangement sumber-sumber tersebut terutama yang melibatkan masalah kehutanan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 41

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Dengan demikian apakah pemakaian ilmu

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Dengan demikian apakah pemakaian ilmu ekonoi sepenuhnya diperlukan terhadap masalah-masalah kehutanan? • Dengan kenyataan tersebut, apakah diperlukan suatu studi yang khusus? • Mengapa tidak mempelajari ilmu ekonomi umum saja untuk diterapkan di bidang kehutanan? Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 42

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Dr Henry Vux dari California

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Dr Henry Vux dari California University memberikan jawaban pertanyaan mengapa ilmu ekonomi kehutanan diperlukan dalam hal ini: ü Pada umunya produksi kehutanan (kayu) membutuhkan jangka waktu panjang ü Pada kenyataannya modal (dalam hal ini tumbuhannya) juga merupakan hasil akhir ü Dan masalah yang paling sulit bahwa nilai hutan tidak dapat langsung diukur dengan harga pasar yang ada Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 43

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Di Indonesia hutan yang luasnya

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kehutanan • Di Indonesia hutan yang luasnya lebih dari 120 juta hektar dikategorikan berdasarkan Rencana Peruntukan ke dalam: 1. Hutan Lindung yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap tanah, tata air, iklim sekitar lingkungannya 2. Hutan Suaka Alam yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap binatang, untuk keperluan pengetahuan dan kebudayaan 3. Hutan Produksi yaitu hutan yang memberi manfaat produksi kayu dan hasil hutan yang lain, berdasarkan prinsip-prinsip pengeloalaan hutan yang berlaku, yang mengenal prinsip kekekalan hasil 4. Hutan Wisata, yaitu hutan yang menyediakan keindahan alamnya untuk kepentingan pariwisata Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 44

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Peternakan • Dilihat dari pola pemeliharaanya peternakan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Peternakan • Dilihat dari pola pemeliharaanya peternakan di Indoensia dapat dibagi menjadi 3 kelompok: 1. Peternakan Rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional • Ketrampilan sederhana dan menggunakan bibit lokal dalamjumlah dan mutu yang relatif terbatas • Ternak pemakan rumput digembalakan di padang umum, pinggir jalan dan sawah, dipinggir sungai atau di tegalan sendiri • Pemeliharaan tersebut dilakukan setiap hari dan dikerjakan oleh anggota keluarga peternak • Tujuan utama ialah sebagai hewan kerja dalam membajak sawah, hewan penarik gerobak atau pengangkut beban, sedangkan kotorannya sebagai pupuk • Setelah berumur 1 -5 tahun dijual dan jarang sekali ternak besar yang dipotong untuk konsumsi keluarga, kecuali untuk keperluan pesta-pesta tertentu • Ternak bukan pemakan rumput terutama unggas dipelihara dengan makanan utama dari hasil panen dan sisa-sisa makanan, tujuan utamanya selain untuk dijual, juga untuk konsumsi keluarga Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 45

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2. Peternakan Rakyat dengan cara pemeliharaan semi komersil

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2. Peternakan Rakyat dengan cara pemeliharaan semi komersil • Ketrampilan yang dimiliki dapat dikatakan lumayan • Penggunaan bibit unggul, obat-obatan dan makanan penguat cenderung meningkat, walupun lamban • Jumlah ternak yang dimiliki 2 -5 ekor ternak besar dan 5 - 100 ekor ternak kecil terutama ayam • Bahan makanan berupa hasil panen seperti bekatul, jagung, jerami dan rumput-rumputan yang dikumpulkan oleh tenaga dari keluarga sendiri • Tujuan utama memelihara ternak untuk menambah pendapatan keluarga dan konsumsi sendiri Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 46

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Peternakan Komersil • Usaha ini dijalankan oleh

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Peternakan Komersil • Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, sara produksi dengan teknologi yang modern • Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama dibeli dari luar dalam jumlah yang besar • Tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan sebanyaknya • Biaya produksi ditekan serendah mungkin agar dapat menguasai pasar • Contohnya ialah Bimas Ayam dengan tujuan pokoknya: Swasembada produksi telur dan daging ayam; Peningkatan produksi telur dan daging ayam; dan erbaikan Gizi Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 47

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perikanan • Perikanan ialah segala usaha penangkapan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Perikanan • Perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengolahan samapi pemasaran hasilnya • Sumber perikanan adalah binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup diperairan baik darat maupun laut • Usaha periknan di Indonesia masih merupakan perikanan rakyat dengan menggunakan perahu layar dibanding menggunakan perahu bermotor • Disamping masih sederhana dan kecilnya perahu penangkap ikan, perahu-perahu tersebut kebanyakan dibuat dari serat alam seperti kapas dan wuring (gebong) walaupun ada yang menggantikannya dengan benang nylon Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 48

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian Ekstraktif dan Pertanian Generatif • Secara

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian Ekstraktif dan Pertanian Generatif • Secara teknis ekonomis proses pengambilan hasil dari tanah atau alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertanian yang sifatnya ekstraktif dan generatif 1) Pertanian Ekstraktif • Adalah mengambil hasil dari alam dan tanah tanpa usaha untuk mengembalikan hasil tersebut untuk keperluan pengamblan kemudian hari • Pertanian ini meliputi perikanan sungai, perikanan laut, dan pengambilan hasil hutan baik yang sifatnya subsisten ataupun yang komersil Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 49

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2) Pertanian Generatif • Adalah pertanian yang memerlukan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2) Pertanian Generatif • Adalah pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan pemeliharaan, pemupukan dan lain-lain baik untuk tanaman maupun untuk hewan • Pertanian perkebunan rakyat merupakan pertanian generatif • Petani atau pengusaha perkebunan ini harus mengadakan perhitungan berapa banyak bibit yang diperlukan beserta macam-macam yang tepat dengan didasarkan pada faktor teknis kapasitas tanah, perhitungan efisiensi atau perhitungan ekonomi • Disamping usaha tani tanaman (perkebunan rakyat), ada usahatani peternakan dan perikanan yang bersifst generatif • Petani peternak memerlukan bibit ternak yang setelah dipelihara selama waktu tertentu akan memberikan hasil yang lebih tinggi nilainya daripada bibit atau modal ternaknya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 50

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian Ekstraktif dan Pertanian Generatif o Dari

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian Ekstraktif dan Pertanian Generatif o Dari segi ekonomi ada perbedaan penting anatar pertanian ekstraktif dengan pertanian generatif: ü Pertanian generatif, ada hubungan yang jelas anatara faktor produksi sebagai modal atau input dan hasil produksi sebagai output. Salah satu faktor produksi yang harus ada dalam pertanian generatif adalah bibit atau benih yang dalam proses produksi memakan waktu pendek (3 -4 bulan) dan panjang/tahunan ü Pertanian Ekstraktif, yang diperlukan adalah peralatan untuk mengambil sesuatu hasil yang sudah ada di dalam tanah atau air Modal tenaga kerja memegang peranan penting yang harus disertai ketrampilan tertentu terutama bila hasil atau barang yang bersangkutan masih harus dicari Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 51

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian Ekstraktif dan Pertanian Generatif • Secara

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Pertanian Ekstraktif dan Pertanian Generatif • Secara umum tidak ada petani menggantungkan nasib atau hidupnya pada satu macaam pertanian saja, petani dapat mengusahakan pertanian ekstraktif dan genertaif dalam waktu yang bersamaan • Tidak jarang petani mengurangi resiko pertaniaannya dengan menanam berbagai macam tanaman sekaligus di sawah, dipekarangan disamping memelihara ternak, bekerja sebagai buruh tani, tukang dan kadang-kadang menjadi pedagang • Dengan demikian, analisa pertanian rakyat jauh lebih kompleks daripada analisa usaha perkebunan besar Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 52

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Persoalan-persoalan Ekonomi Pertanian 1. Jarak waktu yang

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Persoalan-persoalan Ekonomi Pertanian 1. Jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam pertanian • Banyak persoalan yang dihadapioleh petani baik yang berhubungan langsung dengan produksi dan pemsaran hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari • Selain merupakan usaha, bagi si petani pertanian merupakan bagian dari hidupnya bahkan suatu cara hidup (way of life) • Dari segi ekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 53

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Perbedaan antara persoalan ekonomi pertanian dengan ekonomi

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Perbedaan antara persoalan ekonomi pertanian dengan ekonomi diluar bidang pertanian adalah jarak waktu (gap) anatar pengeluaran yang harus dilakukan para pengusaha pertanian dengan penerimaan hasil penjualan • Jarak waktu ini sering disebut “gestation periode”, yang dalam bidang pertanian jauh lebih besar daripada dalam bidang industri • Contoh petani padi misalnya, ia harus menunggu 5 -6 bulan sebelum panennya dapat dijual, tetapi juga perkebunan besar seperti tembakau atau kelapa sawit, jarak waktu antara pengeluaran dan penerimaan ini sangat besar • Dengan demikian, keadaan ini mempunyai berbagai implikasi penting dari segi ekonomi pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 54

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2. Pembiayaan Pertanian • Kenyataan adanya kemelaratan yang

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2. Pembiayaan Pertanian • Kenyataan adanya kemelaratan yang luas dikalangan petani, keterlibatan mereka pada hutang, maka biasanya orang meyimpulkan bahwa persoalan yang paling sulit dalam ekonomi pertanian adalah persoalan pembiayaan • Petani bisanya tidak dapat meningkatkan produksinya karena kurang biaya, sehingga petani memerlukan kredit yang murah dari Bank Rakyat dan sebagainya • Contoh, kredit dalam Bimas Padi, petani memperoleh kredit untuk membeli pupuk dan pestisida dan sekedar biaya hidup untuk pengolahan tanah • Tetapi pada saat petani menerim uang kontan, maka petani seringkali menggunakannya untuk keperluan lain yang dianggap mendesak Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 55

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Hal-hal demikian jelas tidak dapat diawasi oleh

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Hal-hal demikian jelas tidak dapat diawasi oleh Bank, dan jika kredit memang benar tidak dialokasikan untuk keperluan produksi, maka berakibat produksinya tidak baik sehingga penegembalian kredit tidak dapat dikembalikan tepat pada waktunya • Persoalan yang lebih sulit bila ternyata petani sudah melunasi hutangnya, tetapi uangnya “dipakai dulu” oleh pejabat desa baik keperluan dinas maupun pribadi, tentu hal ini petani yang baik menjadi korban • Salah satu usaha yang terakhir dilakukan adalah dengan sistem Bank Unit Desa, sistem ini dikenal dengan nama “Bimas yang disempurnakan” Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 56

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dengan berkembangnya majunya pertanian, kebutuhan pembiayaan ini

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dengan berkembangnya majunya pertanian, kebutuhan pembiayaan ini akan eluas tidak hanya di bidang produksi, tetapi juga dibidang pemasaran hasil produksi maupun sarana produksi • Dalam Sistem Unit Desa sudah mulai difikirkan keredit -kredit penyimpanan, kredit pemasaran, dan pengolahan serta disediakannya kredit-kredit jaminan produksi untuk mengurangi resiko yang mengancam usaha pertanian baik bersal dari bencana alam maupun faktor lain seperti perubahan harga dan pendpatan petani Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 57

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Sistem ijon ini akan mengacam kedudukan petani

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Sistem ijon ini akan mengacam kedudukan petani yang lemah dipasar, sehingga mereka dapat dipermainkan oleh para tengkulak yang jumlahnya cukup banyak • Persoalan pembiayaan ini juga dialami oleh usha pertanian yang besar seperti perkebunan dan eksploitasi hasil hutan • Jika diandingkan dengan usahatani kecil yang memerlukan administrasi yang lebih banyak, maka perkreditan usaha-usaha pertanian besar relatif lebih mudah dan dapat diperlakukan sama seperti perusahaan di bidang industri Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 58

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Tekanan Penduduk dan Pertanian • Penduduk bertambah

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Tekanan Penduduk dan Pertanian • Penduduk bertambah lebih cepat daripada pertambahan produksi bahan makanan • Penduduk bertamabah menurut deret ukur, sedangkan produksi bahan makanan hanya bertambah menurut deret hitung • Persoalan penduduk di Indonsia sbenarnya lebih kompleks, tidak hanya penduduk yang sangat padat dan tingkat pertambahan tiap tahun yang tinggi, tetapi juga pembagiaanya antar daerah tidak seimbang Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 59

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Tingkat pertambahan penduduk tinggi, karena angka kelahiran

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Tingkat pertambahan penduduk tinggi, karena angka kelahiran tinggi, sedangkan angka kematian menurun • Menurunnya angka kematian disebabkan oleh kemajuan kesehatan dan sanitasi • Selain itu pemencaran penduduk tidak seimbang, hal ini menimbulkan pemikiran transmigrasi, pemindahan penduduk dari Jawa ke luar Jawa • Jumlah ini tidak terhitung jumlah perpindahan penduduk dari luar Jawa ke Jawa yang sangat besar jumlahnya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 60

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dengan pengalaman-pengalam program penyebaran penduduk yang kurang

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dengan pengalaman-pengalam program penyebaran penduduk yang kurang berhasil, para ahli menyadari akan kelemahan kebijakan pemecahan enyebaran penduduk • Memang benar bahwa lebih dari 62% penduduk dijawa adalah petani (1971) sehingga kelebihan penduduk paling terasa di pedesaan, namun demikian kenyataan ini tidak berarti bahwa pemecahannya haruslah dengan pemindahan penduduk ke luar Jawa • Transmigrasi memang harus terus menerus dilanjutkan tetapi tidak perlu pada pencapaian target tertentu Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 61

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Pengkaitan program ini dengan usaha pembangunan daerah

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Pengkaitan program ini dengan usaha pembangunan daerah di luar Jawa mungkin merupakan cara pendekatan yang lebih tepat • Daerah Luar Jawa harus di bangun dalam segala bidang sehingga merupakan daerah yang menarik, tidak saja bagi penduduk Jawa yang ingin mencari penghidupan yang lebih baik tetapi juga menghambat perpindahan penduduk luar Jawa ke Jawa terutama pemudanya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 62

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan penduduk dapat dilihat: ü Persediaan tanah pertanian yang makin kecil ü Produks bahan makanan per jiwa yang terus menurun ü Bertambahnya pengangguran ü Memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya hutang-hutang pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 63

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Pertanian yang subsisten diartikan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Pertanian yang subsisten diartikan sebagai suatu sistem bertani dimana tujuan utama dari si petani adalah untuk memenuhi keperluan hidupnya beserta keluarganya • Tidak ada petani subsisten yang begitu homogen, yang begitu sama sifat-sifatnya satu dari yang lain • Dalam kenyataan petani subsisten ini sangat berbeda dalam hal luas dan kesuburan tanah yang dimilikinya dan kondisi-kondisi sosial ekonomi lingkungan kehidupannya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 64

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Apa yang sama diantara

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Apa yang sama diantara petani subsisten adalah memandang pertanian sebagai sarana pokok untuk memnuhi kebutuhan keluarga yaitu melalui hasil produksi pertanian • Dari definisi tersebut, tidak sama berarti bahwa petani subsisten tidak berfikir dalam pengertian biaya dan penerimaan • Petani subsisten berfikir dalam pengertian tersebut, tetapi tidak dalam bentuk pengeluaran biaya tunai, tetapi dalam kerja, kesempatan beristirahat dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan upacara adat dan lain-lain Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 65

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Yang dianggap sebagai hasil

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Yang dianggap sebagai hasil penerimaan adalah apa yang dinikmatinya secara pribadi dan bersama-sama masyarakat, sedangkan biaya adalah apa yang tidak dapat dinikmatinya • Para ahli ekonomi meyakini bahwa petani subsisten mempunyai ciri-ciri khas yang harus diperhatikan dalam kebijaksanaan pertanian • Tanpa latar belakang pengetahuan teoritis mengenai si petani subsisten, maka suatu tindakan kebijaksanaan untuk membantu meningkatkan produktivitas tidak tepat sasaran Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 66

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Dalam konsep dasar dan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Dalam konsep dasar dan ruang lingkup pertanian subsisten yang perlu diingat bahwa harus dibedakan antara produksi subsisten dan tingkat hidup subsisten • Pada unit swasembada, semua hasil produksi dikonsumsikan dan sama sekali tidak ada yang dijual serta tidak ada barang produksi atau konsumsi yang dibeli dari luar unit tersebut • Produksi subsisten murni ditandai oleh tidak adanya aspek-aspek komersil dan penggunaan uang; sangat eratnya hubungan usahatani dan rumahtangga petani atau antara produksi dan konsumsi Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 67

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Definisi tingkat hidup subsisten,

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Definisi tingkat hidup subsisten, lebih sukar diberikan karena menyangkut keadaan yang jauh lebih relatif lagi sifatnya • “Lebih mudah berbicara tentang kemelaratan daripada memberikan definisinya”, kata seorang ahli • Perkataan cukup atau cukupan dalam kenyataan sukar sekali diukur baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 68

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Dalam ekonomi pertanian tingkat

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 4. Pertanian Subsisten • Dalam ekonomi pertanian tingkat hidup subisten tidak lagi sukar dibayangkan, karena teori ekonomi adalah alat analisa utama dan teori ekonomi dikembangkan didasarkan pada pertanian yang lebih maju daripada kebanyakan pertanian di negara kita • Karena sifat subsisten petani dan pertaniannya, dimana usahatani dan rumahtangga sama sekali tidak terpisah atau dimana tindakan dan kegiatan produksi menjadi satu dengan tindakan dan kegiatan konsumsi • Padahal teori ekonomi pada dasarnya terpisah antara produksi dan konsumsi, tetapi sesekali tidak dapat dipakai begitu saja Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 69

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian • Setiap

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian • Setiap masyarakat hidup dalambentuk dan dikuasai oleh lembaga-lembaga tertentu • Yang dimaksud lembaga disini adalah organisasi atau kaidah, baik formil maupun informilyang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin maupun usahanya untuk mencapai tujuan tertentu • Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa yang bersifat asli berasal dari adat kebiasan yang turun menurun tetapi ada pula yang baru diciptakan baik dari dalam maupun luar masyarakat desa Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 70

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian • Lembaga-lembaga

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian • Lembaga-lembaga adat yang penting dalampertanian misalnya pemilik tanah, jual beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan dan lain-lain • Lembaga tersebut memiliki peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh anggota-anggota masyarakat desa, dimana setiap penyimpangan akan disoroti dengan tajam oleh masyarakat • Lembaga yang ada dalam sektor pertanian dan pedesaan sudah mengalami berbagai zaman, sehingga anyak lembaga-lembaga baru sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pedesaan • Lembaga yang masih hingga sekarang, ada yang lembaga baru tetapi juga mungkin sudah mengalami perubahan mengikuti kebutuhan masyarakat Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 71

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian • Sebagai

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma v Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian • Sebagai contoh, Bimas adalah merupakan lembaga yang dibentuk mencapai tujuan meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani secara masal • Lembaga Bimas ditemukan pada tahun 1963 oleh sekelompok dosen dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor dan terus mengalami penyempurnaan sesuai dengan keperluan • Aspek kelembagaan yang mempunyai peranan sangat penting dalam pertanian dan pembangunan pertanian yaitu Administrasi pemerintah, Pendidikan dan Penyuluhan, Kegiatan Gtong Royong, dan lain-lain faktor sosial budaya yeng mempunyai pengaruh dalam pembangunan pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 72

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Administrasi pemerintah dan pembangunan pertanian • Administrasi

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Administrasi pemerintah dan pembangunan pertanian • Administrasi yang baik menjamin lancarnya hubungan antara pemerintah beserta program nasionalnya, dengan aparat pelaksana pada berbagai tingkat, dengan petani produsen, pedagang dan lain yang mempunyai hubungan dengan kegiatan ekonomi • Petugas-petugas pelaksana kebijakan Kementrian Pertanian adalah antara lain Kepala Dinas Pertanian di tingkat Provinsi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan Kecamatan • Kepala Dinas bekerjasama dan dibantu oleh kepala-kepala Dinas Masyarakat Desa, Pengairan, dan Perdaganagn • Para petugas ini dengan melalui hirarki vertikal masing-masing mendapatkan intruksi dan pedoman-pedoman kerja tertentu dalammelaksanakan sesuatu program Nasional Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 73

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Administrasi pemerintah dan pembangunan pertanian • Berdasarkan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Administrasi pemerintah dan pembangunan pertanian • Berdasarkan penelitian di India, Guy Hunter menyimpulkan bahwa persoalan administrasi pembangunan pertanian pada pokonya menyangkut: 1. Kordinasi di dalam tindakan-tindakan administrasi pemerintah dalam rangka melayani keperluan petani yang bermacam-macamseperti informsiinformasi pertanian, bantuan teknik, investasi dan persoalan kredit, pemasaran dan lain-lain 2. Pola Hubungan yang senantiasa berubah antara jasa-jasa yang dapat diberikan oleh pemerintah dengan jasa-jasa para pedagang atau koperasi 3. Masalah mendorong partisipasi petani dan penduduk desa dalam keseluruhan usaha pembangunan pertanian 4. Masalah kelembagaan yaitu keperluan akan lembaga dan organisasi tertentu pada tahap pembangunan yang senantiasa berubah Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 74

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Penyuluhan Pertanian dan Pendidikan Pembangunan • Kordinasi

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Penyuluhan Pertanian dan Pendidikan Pembangunan • Kordinasi dari semua tugas merupakan fungsi daripada penyuluhan pertanian • Penyuluhan pertanian dapat juga disebut bentuk pendidikan non formil, yang merupakan bentuk pendidikan yang cara, bahan dan sasarannya di sesuaikan dengan keadaan, kepentingan, waktu maupun tempat petani • Tujuan utamanya adalah untuk menambah kesanggupan petani dalam usaha taninya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 75

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Penyuluhan Pertanian dan Pendidikan Pembangunan • Melalui

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Penyuluhan Pertanian dan Pendidikan Pembangunan • Melalui penyuluhan diharapkan adanya perubahan perilaku petani sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanam, menggemukan ternak agar lebih besar penghasilannya dan lebih layak hidupnya • Anggapan orang bahwa tugas dan kepentingan petani hanyalah semata-mata masalah teknis, hal tersebut merupakan anggapan yang keliru • Yang benar adalah bahwa para petani berkepentingan untuk meningkatkan penghasilan pertanian dan keluarganya serta berkepentingan agar biaya produksi pertaniannya dapat ditekan serendah-rendahnya dan penerimaan dari penjualan hasil dapat dinaikkan setinggi-tingginya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 76

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma Ø Penyuluhan Pertanian • Pada dasarnya penyuluhan pertanian

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma Ø Penyuluhan Pertanian • Pada dasarnya penyuluhan pertanian tidak ada unsur pemaksan, semua berdasar prinsip sukarela • Putusan terakhir ada petani dan tidak pada para penyuluh, karena harga hasil-hasil pertanian dan sarana produksi berhubungan erat dengan kebijakan pertanian • Penyuluh mempunyai tugas penting untuk menafsirkan setiap kebijakan pemerintah yang menyangkut kepentingan petani baik langsung maupun tidak langsung • Penyuluh pertanian yang baik adalah sahabat petani yang siap membantu mereka dalam mengatasi kesulitan-kesulitan, mempelajari tangapan-tanggapan dan meneruskan keluhan-keluhan yang mungkin dikemukakan oleh petani mengenai kebijakan tertentu Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 77

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dalam proses penyuluhan, penyuluh merupakan jembatan antara

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dalam proses penyuluhan, penyuluh merupakan jembatan antara lembaga-lembaga penemu hal-hal baru (Balai-balai penelitian, petani maju dan lain-lain) dengan petani • Lembaga penelitian adalah produsen utama hal-hal baru, sedang petani merupakan konsumennya • Agar permintaan akan hal-hal baru oleh petani terus meningkat, seharusnya Lembaga Penelitian memproduksi hal-hal baru yang sesuai dan menguntungkan petani Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 78

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Penyuluhan dianggap berhasil, jika : 1) Pengetahuan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Penyuluhan dianggap berhasil, jika : 1) Pengetahuan petani mengenai sesuatu yang berguna bertambah 2) Ada permintaan (adopsi) petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh 3) Petani bersedia bekerjasama dengan penyuluh 4) Petani bersedia memberi suatu balas jasa kepada penyuluh 5) Penyuluh dapat merubah sikap petani yang merugikan 6) Pengetahuan praktis yang ada penyuluh bertambah 7) Penyuluh dapat memberitahukan sesuatu yang berguna di luar tujuan proyek tertentu 8) Ada perkembangan keinginan pada kedua pihak untuk mempertahankan hubungan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 79

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Di Indonesia umumnya penyuluhan pertanian belum dikatakan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Di Indonesia umumnya penyuluhan pertanian belum dikatakan berhasil, hal ini disebabkan karena: 1. Jumlah penyuluh masih terlalu sedikit yaitu hanya sampai tingkat kecamatan 2. Alat-alat penyuluhan dan pengangkutan yang sangat kurang 3. Pendidikan para penyuluh yang kurang memadai 4. Gaji penyuluh yang rendah Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 80

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma Ø Pendidikan dan pembangunan • Masalah yang berhubungan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma Ø Pendidikan dan pembangunan • Masalah yang berhubungan erat dengan penyuluhan adalah pendidikan untuk membangun pertanian • Pendidikan ini tidak hanya menyangkut pendidikan teknis tambahan dan ketrampilan kepada petani-petani muda tetapi menyangkut seluruh gologan masyarakat diluar petani baik di desa maupun di kota. • Namun nampak aneh jika dikatakan bahwa untuk mempercepat proses pembangunan pertanian perlu diadakan program pendidikan khusu buat masyarakat kota Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 81

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Menurut A. T Mosher perlu menekankan pendidikan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Menurut A. T Mosher perlu menekankan pendidikan semacam ini • Kota adalah tempat dimana letak kekuasan politik yang dipegang oleh para pemimpin partai politik, pemimpin pemerintahan atau wakil-wakil rakyat di DPR • Penduduk kota terdiri atas golongan masyarakat yang seringkali mempunyai kepentingan-kepentingan yang berlawanan satu sama lain • Jika kepentingan petani menghendaki harga tinggi untuk hasil pertanian, maka golongan buruh menghendaki harga yang rendah • Perlawanan-perlawnan yang demikian selalu tidak dapat dihindarkan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 82

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Hal yang begitu penting adalah para penyuluh

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Hal yang begitu penting adalah para penyuluh kebijakan ekonomi dan pertanian harus menyadari kepentingan jangka pendek dan jangka panjang dalam pembangunan pertanian • Pembangunan pertanian memerlukan bantuan dan pengertian semua pihak, pers dan alat-alat komunikasi dapat memperbanyak berita yang menyangkut pembangunan pertanian, dan sekolah-sekolah dapat menambah pelajaran-pelajaran khusus mengenai pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 83

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Menurut para ahli, definisi proses pembangunan sebagai

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Menurut para ahli, definisi proses pembangunan sebagai suatu evolusi dari berbagai cara hidup dan cara kerjasama • Definisi tersebut sangat tepat untuk memunculkan semangat saling mengerti dan bantu membantu dari berbagai golongan masyarakat baik didesa maupun dikota yang saling bergantung • Pertanian yang maju dan produktif akan menjadikan pasar yang baik bagi hasil-hasil industri dari kota • Sebaliknya industri yang efisien akan menguntungkan petani, karena mampu memproduksikan barang-barang murah yang diperlukan oleh petani Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 84

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kegiatan gotong royong dan pembangunan pertanian •

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma q Kegiatan gotong royong dan pembangunan pertanian • Menurut Notoatmojo, gotong royong yang asli di Indonesia sudah mulai ditemukan pada tahun 2000 SM sampai kira-kira tahun 1800 pada waktu bangsa Eropa datang ke Indonesia • Gotong royong perlu dibedakan dari tolong menolong atau bantu membantu karena yang kedua akhirnya menunjukkan pada pencapaian tujuan perorangan • Gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama, misalnya memperbaiki jalan, jembatan, saluran irigasi dan sebagainya Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 85

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Ada beberapa syarat dan alasan dimana kegiatan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Ada beberapa syarat dan alasan dimana kegiatan gotong royong dapat dilaksanakan: 1. Macam pekerjaan atau proyek yang bersangkutan harus menyangkut seluruh atau sebagian warga masyarakat 2. Proyek yang bersangkutan adalah merupakan proyek desa setempat dan tidak dibiayai oleh pemerintah pusat atau provinsi 3. Proyek yang bersangkutan biasanya urgent untuk dapat diselesaikan dengan cepat, misalnya karena menyangkut hajat hidup seluruh atau sebagian warga desa Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 86

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Mulai tahun 1976/1977 direncanakan dua jenis bantuan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Mulai tahun 1976/1977 direncanakan dua jenis bantuan baru melalui Inpres Pasar dan Inpres Hijau • Inpres Pasar adalah bantuan kepada daerah untuk membangun pasar dalam rangka memberi kesempatan kepada golongan ekonomi lemah untuk berusaha • Inpres Penghijauan adalah bantuan untuk penghijauan tanah kritis dalam rangka menjaga kelestarian hutan dan pencegah erosi • Dalam realisasi proyek tersebut, gotong royong masayarakat menjadi faktor terpenting, terutama di daerah-daerah yang fasilitasnya terbatas Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 87

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Bantuan semacam ini agak berbeda dan merupakan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Bantuan semacam ini agak berbeda dan merupakan komplemen daripada bantuan kepada desa • Jika bantuan pada desa terutama untuk menggiatkan gotong royong, maka bantuan Kabupaten/kotamadya secara jelas ditentukan sebagai berikut: 1. Merupakan proyek padat karya 2. Biayanya tidak terlalu besar 3. Mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan setempat 4. Mempertinggi produksi 5. Memperluas lapangan kerja 6. Bukan gotong royong Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 88

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dari pengalaman-pengalaman pembangunan di Indonesia selama ini

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Dari pengalaman-pengalaman pembangunan di Indonesia selama ini dpat disimpulkan bahwa pemerintah memegang peranan penting untuk menggiatkan semangat gotong royong • Menurut Mosher, kegiatan gotong royong dapat ditingkatkan oleh pemerintah dengan empat cara: 1. Membantu dalam bidang organisasi 2. Menyediakan bahan dan alat-alat khusus 3. Bantuan teknis dan amangemen 4. Bantuan keuangan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 89

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 1. Membantu dalam bidang organisasi • Warga desa

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 1. Membantu dalam bidang organisasi • Warga desa dan para pemimpin desa mungkin hanya belumtahu bagaimana dan kepada siapa hubungan dengan pihak luar harus diadakan serta bagaimana menggabungkan potensi yang sudah dipunyai desa dengan sumber-sumber ekoomi diluar desa • Tetapi sekali diperkenalkan pada pihak luar desa, maka huungan kontinyu terus terpelihara dan para pemimpin desa selalu tidak ragu menyampaikan persolan-persoalan yang dihadapinya pada pihak yang berkompeten • Kesedarhanaan cara berfikir warga desa adalah sebab utamanya kurang beraninya mengambil inisiiatif untuk berhubungan dengan pihak luar • Mereka mempunyai kemampuan organisasi tapi untuk mempraktekan kemampuan itu diperlukan dorongan-dorongan terutama dari pihak luar Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 90

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2. Menyediakan bahan dan alat-alat khusus • Adakalanya

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 2. Menyediakan bahan dan alat-alat khusus • Adakalanya karena petugas Dinas Pertanian belum pernah berkunjung ke desa tertentu, maka banyak bahan dan alat pertanian baru belum dikenal oleh para petani • Hubungan antara lingkungan desa dan luar desa mutlak diperlukan untuk pembangunan pertanian • Dalam mendorong hal tersebut, peranan pameran-pameran dan lomba pertanian dalam pasar malam atau perayaan lain yang banyak dikunjungi oleh para petani • Media masa penting sekali untuk menyampaikan berita kepada petani tentang tersedianya alat dan bahan baru yang sangat bermanfaat bagi desa dalam menggiatkan gotong royong dan semangat pembangunan pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 91

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Bantuan teknis dan amangemen • Dalam kegiatan

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma 3. Bantuan teknis dan amangemen • Dalam kegiatan civic mission, praktek yang demikian menjadi prinsip dan titik tolak kegiaatn • Perbaikan dan pembuatan jalan atau jembatan banyak diselesaikan dengan cara kerj seperti ini • Rakyat setempat bergotong royong memberikan tenaga tanpa upah 4. Bantuan keuangan • Cukup jelas bahwa bantuan keuangan dari luar memiliki peran untuk menggiatkan kegiatan proyek gotong royong • Bantuan ini dapat berasal dari pemerintah atau dari pihak swasta dari dalam maupun luar negeri • Bantuan keuangan dimaksudkan untuk mendorong swadaya dalam pembangunan pertanian Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 92

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Keempat cara untuk mendorong kegiatan gotong royong

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • Keempat cara untuk mendorong kegiatan gotong royong itu tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain dan kombinasi dari berbagai cara mungkin diperlukan untuk suatu proyek tertentu • Kegiatan gotong royong adalah sifat asli penduduk desa yang sangat positif dan mudah didorong bila kunci-kuncinya telah dapat diketemukan Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 93

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • 1. • TUGAS Dalam rangka untuk memperoleh

Bab Ekonomi Pertanian Indonesia Universitas Gunadarma • 1. • TUGAS Dalam rangka untuk memperoleh deskripsi keragaman peran sektor pertanian dalam perekonomian daerah (regional) tingkat Propinsi, maka Mahasiswa diminta untuk: Menggali data dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2006 – 2016) tentang: ü Penyerapan kerja menurut sektor (Pertanian, industri, tambang dan lainya) ü Kuantitas dan nilai ekspor menurut sektor (Pertanian, industri, tambang dan lainya) ü Pendapatan Domestik Bruto menurut sektor (Pertanian, industri, tambang dan lainya) • Mendeskripsikan trend (perubahan) dari peran sektor pertanian dalam perekonomian daerah. 1. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan peran tersebut (soal nomor 2). Sertakan referensi (sumber pustaka) yang dapat dipercaya (credible). Pengantar Ekonomi Pertanian Moh Ega Elman Miska, SP, MSi 94