Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Sel Drs Julizar Apt

  • Slides: 33
Download presentation
Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Sel Drs. Julizar, Apt. MKes

Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap Sel Drs. Julizar, Apt. MKes

Kerusakan/Kematian Sel l Stress hebat : sel tidak dapat beradaptasi dengan keadaan eq: Terpapar

Kerusakan/Kematian Sel l Stress hebat : sel tidak dapat beradaptasi dengan keadaan eq: Terpapar agen perusak l Akibatnya : a. Kerusakan yang bersifat reversibel: Perubahan morfologi dan fungsi yang reversibel jika penyebab ditiadakan b. Kerusakan yang irreversibel : kerusakan berlanjut Kematian sel

Penyebab kerusakan pada sel 1. Agen fisik: Menurunnya kadar oksigen (Hipoksia) 2. Bahan kimia:

Penyebab kerusakan pada sel 1. Agen fisik: Menurunnya kadar oksigen (Hipoksia) 2. Bahan kimia: Logam berat dan obat 3. Agen infeksi: Virus & Bakteri 4. Reaksi immunologi: Benda asing 4. Defek (kerusakan) genetik: Mutasi gen 5. Gangguan Nutrisi: Ketidak-cukupan bahan baku pengganti sel yang rusak.

Agen Fisika 1. 2. 3. 4. 5. Radiasi Suhu yang ekstrim Perubahan tekanan udara

Agen Fisika 1. 2. 3. 4. 5. Radiasi Suhu yang ekstrim Perubahan tekanan udara yang tiba Aliran Listrik Trauma mekanik

I Radiasi Jenis Radiasi A. Radiasi pengion Memiliki frekwensi tinggi dan pendek l Menyebabkan

I Radiasi Jenis Radiasi A. Radiasi pengion Memiliki frekwensi tinggi dan pendek l Menyebabkan ionisasi atom l 2 tipe Radiasi Pengion: l Gel. Elektromagnetik : X rays dan rays l Partikel : , , , proton, neutrons, mesons, deutron l B. Radiasi non pengion Memiliki frekwensi rendah panjang l IR l UV l

Tingkat kerusakan sel Tergantung pada Dosis l > 10 gray : Nekrosis l 1

Tingkat kerusakan sel Tergantung pada Dosis l > 10 gray : Nekrosis l 1 -2 - gray : Profilerasi sel dihentikan l < 0, 5 gray : Tidak ada efek histopatologi

Efek biologi dari Radiasi Pengion l Dosis l l Single dose dapat menyebabkan kerusakan

Efek biologi dari Radiasi Pengion l Dosis l l Single dose dapat menyebabkan kerusakan yang hebat daripada dosis terbagi Sel yang aktif membelah lebih sensitif dibandingkan sel yang tidak aktif Sensitif : Sel hematopoitik, sel benih, epitel gastrointestinal, epitel squamous, sel endotelial, lymphocytes l Resisten : Tulang, kartilago, otot, saraf perifer l l Sel pada fase mitosis dari siklus suatu sel lebih sensitif

Basics of Radiobiological Damage Chemical Damage 10 -10 Seconds O 2→H 20 Free radicals

Basics of Radiobiological Damage Chemical Damage 10 -10 Seconds O 2→H 20 Free radicals formed (OH-, H 2 O 2 , HO 2) Biological Molecular Damage Seconds to hours Symptoms Hours to years Cell death or dysfunction Free Radicals Attack macromolecules The higher the dose, the more severe the early effects and the greater the possibility of delayed effects Neoplastic disease Immune related Genetic defects Systemic disease Reproductive

RADIASI DNA, KROMOSOM RUSAK KEMATIAN SEL GAGAL PERBAIKAN TAK SEMPURNA GANAS Mutasi Aberasi kromosom

RADIASI DNA, KROMOSOM RUSAK KEMATIAN SEL GAGAL PERBAIKAN TAK SEMPURNA GANAS Mutasi Aberasi kromosom Instabilitas genetik SEMPURNA SEL NORMAL

Radiation Injury: External Irradiation · s · · Partial Local · Body · ·

Radiation Injury: External Irradiation · s · · Partial Local · Body · · Whole Body

Radiation Injury - Contamination External Internal

Radiation Injury - Contamination External Internal

Efek Radiasi Pengion 1. Deterministik 1. Efek yang timbul jika telah melewati batas aman

Efek Radiasi Pengion 1. Deterministik 1. Efek yang timbul jika telah melewati batas aman 2. Stokastik Tidak ada batas dosis Efek akan makin berat sebanding dengan dosis

Klasifikasi Efek Lanjut Radiasi l Somatik : Efek yang mengenai orang yang terpapar radiasi

Klasifikasi Efek Lanjut Radiasi l Somatik : Efek yang mengenai orang yang terpapar radiasi ( efek timbul setelah 2 -5 tahun kemudian dapat berupa leukemia, kanker kolon, Paru, gaster) l Genetik : Efek yang timbul pada keturunan akibat terjadinya mutasi

Sinar non pengion Ultraviolet

Sinar non pengion Ultraviolet

Elektromagnetik l Paparan 50 -60 Hz lapangan magnet meningkatkan insiden leukemi l Hasil penelitian

Elektromagnetik l Paparan 50 -60 Hz lapangan magnet meningkatkan insiden leukemi l Hasil penelitian epidemiologi tidak terbukti

Radiation Casualty Management l Radio-protectants l Protect against injury l Key agents which could

Radiation Casualty Management l Radio-protectants l Protect against injury l Key agents which could protect tissues are: l Vitamin A l Vitamin E l Selenium l Glutamine l Aminothiols l 5 -Androstene steroids (5 -Androstenediol)

Trauma akibat suhu yang ekstrim l Luka bakar l Klinis penderita luka bakar tergantung

Trauma akibat suhu yang ekstrim l Luka bakar l Klinis penderita luka bakar tergantung pada beberapa faktor l Dalamnya luka l Persentase tubuh mengalami luka l Apa disertai dengan trauma lainnya l Apakah pasien mendapatkan terapi yang masksimal

l l l Luka bakar yang mengenai tubuh lebih dari 50% potensial untuk fatal

l l l Luka bakar yang mengenai tubuh lebih dari 50% potensial untuk fatal Terjadi perpindahan cairan tubuh ke jaringan interstitial Dapat menimbulkan hipovolemik shock Terjadi peningkatan tekanan osmotik intestitial lokal akibat dilepaskannya yang bersifat aktif osmotik dan yang bersifat neurogenik dari sel yang mati. Akibat protein darah masuk ke jaringan interstitial akan terjadi oedema generalisata

Hipertermia l l Terpapar pada suhu yang tinggi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan

Hipertermia l l Terpapar pada suhu yang tinggi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan Heat cramps : kehilangan elektrolit melalui peluh Heat exhausted : terjadi mendadak, akibat kegagalan kompensasi sistim kardiovaskuler akibat berkurangnya intake cairan Heat stroke : Terpapar panas yang lama dengan kelembaban yang tinggi. Mekanisme termoregulator gagal dengan peluh yang banyak, pori kulit terbuka lebar, vasodilatasi perifer yang berakibat volume darah berkurang secara bermakna. Pada keadaan ini dapat terjadi kematian otot dan miokardium

Hipotermia l Lama terpapar suhu yang rendah gelandangan, pakai baju basah dalam waktu lama

Hipotermia l Lama terpapar suhu yang rendah gelandangan, pakai baju basah dalam waktu lama l Trauma sel dan jaringan dapat melalui mekanisme Efek langsung : trauma fisik pada organel dalam sel dan tingginya kosentrasi garam yang mengakibatkan kristalisasi cairan intra dan ekstrasel. l Efek tidak langsung : Perubahan sirkulasi yang tergantung pada kecepatan penurunan suhu dan lamanya. l Perubahan suhu yang terjadi perlahan akan mengakibatkan vasokonstriksi dan meningkatkan permeabilitas menyebabkan terjadinya oedema dan dapatv diikuti atrofi dan fibrosis l Perubahan yang tiba-tiba : vasokonstriksi dan meningkatnya kekentalan darah akan menyebabkan iskemia dan kerusakan pada saraf perifer yang dapat berkembang menjadi gangren l

Trauma akibat perubahan tekanan atmosfir l l Akibat tekanan atmosfir menurun atau meningkat Berada

Trauma akibat perubahan tekanan atmosfir l l Akibat tekanan atmosfir menurun atau meningkat Berada pada tempat tinggi : Pendaki gunung dengan ketinggian > 4000 m l l Ledakan : diudara atau diair l l Rendahnya tekanan oksigen : meningkatnya permeabilitas kapiler edema pulmonal Ledakan diudara mengakibatkan terjadinya kompresi gelombang kearah ledakan sehingga dapat menekan ringga dada, abdomen, ruptur organ. Berada ditempat yang rendah ( dasar laut atau terowongan bawah tanah) l l Terjadinya peningkatan tekanan oksigen Meningkatnya jumlah oksigen, nitrogen dan helium yang larut di darah dan cairan jaringan yang mengakibatkan terbentuknya gelembung udara dalam lairan darah dan jaringan yang mengakibatkan timbulnya emboli.