Pengantar Apresiasi Sastra Pertemuan 8 Puisi Definisi dan

  • Slides: 20
Download presentation
Pengantar Apresiasi Sastra Pertemuan 8

Pengantar Apresiasi Sastra Pertemuan 8

Puisi; Definisi dan konsep Etimologi �Longman (1998: 505): poem-piece of writing that is written

Puisi; Definisi dan konsep Etimologi �Longman (1998: 505): poem-piece of writing that is written in short lines, especially using words that rhyme/similar sounds in the end. �KBBI (2008: 1112): (1). ragam sastra yang terikat oleh irama, rima, serta penyusunan dengan larik dan bait. (2). Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup, dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus. (3). Sajak-tidak terikat dengan larik /bebas.

Puisi; Definisi dan konsep �Slamet mulyana (1956); dari sisi psikolinguistik- puisi adalah sintesis dari

Puisi; Definisi dan konsep �Slamet mulyana (1956); dari sisi psikolinguistik- puisi adalah sintesis dari pelbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan pelbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk (puisi). �William Worsworth: Poetry is the best words in the best order/ kata-kata terbaik dalam susunan terbaik. Luapan spontan dari perasaan-perasaan yang kuat. �Leigh Hunt: Poetry is imaginative passion/ puisi merupakan luapan gelora perasaan yang bersifat imajinatif.

Puisi; definisi dan konsep �Mathew Arnold: Poetry is the criticism of life/ puisi merupakan

Puisi; definisi dan konsep �Mathew Arnold: Poetry is the criticism of life/ puisi merupakan kritik kehidupan. �Wiliam J. Grace (1966): puisi, adalah sesuatu yang bersifat intuitif (intuisi: kemampuan melihat sesuatu kebenaran atau kenyataan tanpa pengalaman langsung atau dibantu oleh suatu proses logika) , imajinatif (imajinasi) dan sintesis (kesatuan, gabungan atau ikatan yang membetuk keseluruhan). Puisi tidak mengacu kepada sesuatu yang diungkapkannya, tetapi mengacu kepada sesuatu yang luas atau berpengertian luas/ganda.

unsur-unsur pembangun puisi Puisi memiliki tiga unsur utama; indah, menghibur dan pada saat yang

unsur-unsur pembangun puisi Puisi memiliki tiga unsur utama; indah, menghibur dan pada saat yang sama juga harus mengajarkan sesuatu/ berguna. Secara bentuk kata, biasanya puisi untuk membangun makna menggunakan; 1. Metafora = kata atau ungkapan yang maknanya bersifat kiasan, dan bukan harfiah karena ia menjelaskan konsep. Contoh: the lion heart; atribut yang disematkan kepada raja richard II untuk menjelaskan keberaniannya. 2. Simile= melakukan pemandingan dengan asas persamaan-persamaan. Contoh: senyumnya semanis gula

unsur-unsur pembangun puisi 3. Personifikasi; gaya bahasa yang menempatkan benda-benda mati dan benda-benda alam

unsur-unsur pembangun puisi 3. Personifikasi; gaya bahasa yang menempatkan benda-benda mati dan benda-benda alam seakan bernyawa dan melakukan sesuatu. Contoh; “Aku adalah sepotong kayu Yang berlumut dan ditumbuhi bunga”. sepotong kayu seakan bisa bercakap seperti manusiawi. 4. Metonimi: gaya bahasa yang menggunakan ungkapan yang dekat dengan yang diwakilinya. Contoh: “bila ada asap, pasti ada api”

unsur-unsur pembangun puisi �Marjorie Boulton (1979) membagi puisi ke dalam dua bentuk: 1. Bentuk

unsur-unsur pembangun puisi �Marjorie Boulton (1979) membagi puisi ke dalam dua bentuk: 1. Bentuk fisik: terkait penampilannya di atas kertas (nada, larik puisi; irama, sajak, intonasi, pengulangan, dan perangkat kebahasaan lainnya) 2. Bentuk mental: terdiri dari aspek tema, urutan logis, pola asosiasi, satuan arti yang dilambangkan, pola-pola citra dan emosi.

unsur-unsur pembangun puisi Secara umum, unsur yang membuat puisi menjadi sebuah puisi dapat dipahami

unsur-unsur pembangun puisi Secara umum, unsur yang membuat puisi menjadi sebuah puisi dapat dipahami melalui tiga lapisan unsur yang saling bertautan: 1. Lapisan bunyi; yakni lapisan lambang-lambang bahasa sastra (bentuk fisik) 2. Lapisan arti; yakni sejumlah arti yang dilambangkan oleh struktur permukaan (lapisan bunyi) 3. Lapisan tema; yakni suatu “dunia” pengucapan karya sastra, sesuatu yang menjadi tujuan penyair, atau sesuatu efek tertentu yang ingin dicapai (bentuk mental sebuah puisi)

Aspek kepuitisan Terdapat lima komponen yang perlu dipenuhi untuk mencapai aspek keindahan/puitis sebuah puisi:

Aspek kepuitisan Terdapat lima komponen yang perlu dipenuhi untuk mencapai aspek keindahan/puitis sebuah puisi: 1. Adanya keaslian= orisinil tidak imitasi 2. Kejelasan = menggunakan tuturan dan pengungkapan yang jelas. Hal ini bisa dicapai melalui; (a). pemilihan kata yang tepat. (b). diperlukan perbandingan, metafora, perumpamaan dan sebagainya. (c). Dengan memanfaatkan bunyi-bunyi yang evokatif, dan hiasan-hiasan bunyi. (d). Kesatuan imaji/mampu memberikan imaji kepada pembaca atau pendengar puisi tersebut.

Aspek kepuitisan 3. Memukau, daya pukau diperoleh melalui: (a). permainan bunyi. (b). Pemanfaatan gaya

Aspek kepuitisan 3. Memukau, daya pukau diperoleh melalui: (a). permainan bunyi. (b). Pemanfaatan gaya bahasa yang menyimpang/ tidak biasa dari struktur bahasa normatif yang biasa dipakai. (c). Sajak atau puisi itu menyampaikan sesuatu yang menjangkau ke depan/ memancing keinginan tahuan pembaca. (d). Ketertautan antara larik-larik puisi menjadi susunan yang padu/baik

Aspek kepuitisan 4. Sugestif: dapat menimbulkan pembayangan asosiasi yang mengasyikan/menghibur yang membuat pembaca ingin

Aspek kepuitisan 4. Sugestif: dapat menimbulkan pembayangan asosiasi yang mengasyikan/menghibur yang membuat pembaca ingin membaca sampai tuntas 5. Disajikan secara runtut dan bercerita yang menarik

Jenis Puisi konvensional �Mantra; tuturan dari mulut ke mulut. Sering diasosisikan dengan ucapan doa

Jenis Puisi konvensional �Mantra; tuturan dari mulut ke mulut. Sering diasosisikan dengan ucapan doa pawang/penyihir/dukun. �Pantun: digunakan untuk mengiaskan, biasanya menggunakan benda-benda mati/alam �Seloka: pantun berkait �Syair: mempunyai karakteristik; (a). Tiap bait terdiri dari empat baris. (b). Biasanya tiap baris terdiri dari empat kata. (c). Sajaknya a-a-a-a. (d). Keempat baris merupakan isi pesan.

Jenis Puisi konvensional �Gurindam: terdiri dari dua baris dengan setiap bait a-a. baris kedua

Jenis Puisi konvensional �Gurindam: terdiri dari dua baris dengan setiap bait a-a. baris kedua pada bait adalah balasan/sebab dari baris pertama. Contoh: “Barang siapa meninggalkan sembhayang Bagai rumah tidak bertiang”

PUISI DARI SUDUT UNGKAPAN �Puisi dari sudut ungkapan: 1. Segi Lirik; puisi lirik lebih

PUISI DARI SUDUT UNGKAPAN �Puisi dari sudut ungkapan: 1. Segi Lirik; puisi lirik lebih mengutamakan suasana daripada tema, dan makna kerap perlu dipahami dalam kaitan suasana batin tertentu yang hendak ingin dibangun/ pesan-pesan moral yang ingin disampaikan. 2. Segi Epik: banyak menggunakan kisahan/tuturan berkisah namun masih memuat unsur-unsur rima dsb.

Puisi dari segi bentuk �Soneta; empat belas larik dengan rima/bunyi tertentu. �Kwatrin: empat larik/sebait

Puisi dari segi bentuk �Soneta; empat belas larik dengan rima/bunyi tertentu. �Kwatrin: empat larik/sebait dengan pola rima tertentu. � Puisi konkret: bentuk ini adalah satu ciri puisi modern, yaitu menekankan kepada efisiensi kata dan menghindari abstraksi �Puisi bebas; bunyi dan suasana masih dominan, tetapi rima dan makna tidak lagi menjadi prasyarat. Menjadi mirip seperti pesan yang tidak serius.

Puisi dari segi bentuk Contoh puisi bebas: This is Just to Say I have

Puisi dari segi bentuk Contoh puisi bebas: This is Just to Say I have eaten The plums That were in the icebox And which you were probably Saving For breakfast Forgive me They were delicious So sweet And so cold (William Carlos Williams)

Puisi dari segi bentuk � Sonnet 116 Let me not to the marriage of

Puisi dari segi bentuk � Sonnet 116 Let me not to the marriage of true minds Admit impediments. Love is not love Which alters when it alteration finds, Or bends with the remover to remove. O, no! it is an ever-fixed mark, That looks on tempests and is never shaken; It is the star to every wand’ring bark, Whose worth’s unknown, although his height be taken. Love’s not Time’s fool, though rosy lips and cheeks Within his bending sickle’s compass come; Love alters not with his brief hours and weeks, But bears it out even to the edge of doom. If this be error, and upon me prov’d I never writ, nor no man ever lov’d.

Puisi dari segi bentuk �Contoh pada slide sebelumnya adalah soneta karangan William Shakespeare. Pola

Puisi dari segi bentuk �Contoh pada slide sebelumnya adalah soneta karangan William Shakespeare. Pola yang digunakan adalah struktur rima a-b-b-a dengan larik 4 -4 -4 -2.

Puisi dari segi isi Dari segi isi ada beberapa contoh isi yang beragam, misalnya:

Puisi dari segi isi Dari segi isi ada beberapa contoh isi yang beragam, misalnya: �Ode; Puisi berisi pujian-pujian untuk tokoh atau pahlawan. Banyak pada era romantik di Inggris abad 19. �Epitaf: biasanya dituliskan di batu nisan �Elegi: isinya berupa ungkapan duka cita/ kerinduan/kehilangan, dsb.

TUGAS UNTUK PERTEMUAN 9 1. Pilihlah satu puisi berbahasa Inggris. 2. Buatlah satu narasi

TUGAS UNTUK PERTEMUAN 9 1. Pilihlah satu puisi berbahasa Inggris. 2. Buatlah satu narasi ulasan berbahasa Inggris. Ulasan harus memuat; (a). Alasan mengapa memilih puisi tersebut, (b) isi/tema/topik apa yang diusung puisi tersebut, (c) unsur puitis apa yang ditemukan dalam puisi tersebut, (d) nilai dan kesan apa yang anda temukan dari puisi tersebut. 3. Ulasan diketik dengan font 12 times news roman, spasi 1, 5, margin kiri-kanan-atas-bawah 2, 5 pada kertas A 4. 4. Ulasan ditulis minimal 1 halaman dengan maksimal 3 halaman.