KAJIAN SASTRA KRITIK SASTRA ISTILAH KRITIK SASTRA DAN

  • Slides: 28
Download presentation
KAJIAN SASTRA

KAJIAN SASTRA

KRITIK SASTRA : ISTILAH KRITIK SASTRA DAN AWAL PROSES PENGGUNAANYA Istilah critic dipakai untuk

KRITIK SASTRA : ISTILAH KRITIK SASTRA DAN AWAL PROSES PENGGUNAANYA Istilah critic dipakai untuk menunjukkan orang yang melakukan kritik (kritikus) atau kritik itu sendiri. istilah dan pengertian kritik sastra baru dikenal setelah para sastrawan indonesia memperoleh pendidikan menurut system eropa pada awal abad xx. Istilah kritik berasal dari kata krities untuk menyebutkan hakim.

KRITIK SASTRA: BATASAN KRITIK SASTRA/PENGERTIANNNYA Karya sastra dapat bersifat umum dan juga bersifat khusus.

KRITIK SASTRA: BATASAN KRITIK SASTRA/PENGERTIANNNYA Karya sastra dapat bersifat umum dan juga bersifat khusus. Dikatakan bersifat umum karena semua karya sastra harus dapat dibedakan dengan bentuk hasil-hasil seni atau kebudayaan lainnya, seperti seni patung, seni tari, seni lukis, seni rupa, dan pidato. Karya sastra bersifat khusus karena karya sastra bisa dibedakan atas puisi, prosa, dan drama

KRITIK SASTRA: JENIS & KEDUDUKAN KRITIK SASTRA Jenis kritik sastra terbagi menjadi: 1. Kritik

KRITIK SASTRA: JENIS & KEDUDUKAN KRITIK SASTRA Jenis kritik sastra terbagi menjadi: 1. Kritik Judisial 2. Kritik Induktif 3. Kritik Impresionistik 4. Kritik Historis 5. Kritik Komparatif 6. Kritik Etis 7. Kritik Perspektif 8. Kritik Pragmatif

KRITIK SASTRA: JENIS KRITIK SASTRA. Kritik Judisial Suatu kritik yang mengemukakan suatu penilaian atau

KRITIK SASTRA: JENIS KRITIK SASTRA. Kritik Judisial Suatu kritik yang mengemukakan suatu penilaian atau penghakiman terhadap suatu karya sastra, lalu menghubungkannya dengan norma-norma teknik penulisan atau standar tujuan penulisan karya tersebut. (Coulter, 1930: 336) Kritik Induktif Jenis kritik sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungannya dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Kritik Impresionistik Kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantic dan kesadaran akan diri yang lebih modern.

KRITIK SASTRA: JENIS KRITIK SASTRA. 1. kritik histories: Tugasnya mencari dan menentukan hakekat dan

KRITIK SASTRA: JENIS KRITIK SASTRA. 1. kritik histories: Tugasnya mencari dan menentukan hakekat dan ketajaman pengungkapan karya itu di dalam jalinan historisnya. 2. kritik kreatif: Melalui daya angan – angan lewat jalan artistic yang telah dihasilkan oleh kehalusan hatinya, menemukan apa yang telah diungkapkan oleh pengarang itu dengan benar-benar berhasil di dalam satu bentuk karya tertentu. 3. kritik penghakiman: Menentukan nilai daripada sebuah karya sastra yang dibacanya.

ASPEK KRITIK SASTRA Tiga aspek kritik sastra: 1. kritik histories: Tugasnya mencari dan menentukan

ASPEK KRITIK SASTRA Tiga aspek kritik sastra: 1. kritik histories: Tugasnya mencari dan menentukan hakekat dan ketajaman pengungkapan karya itu di dalam jalinan historisnya. 2. kritik kreatif: Melalui daya angan – angan lewat jalan artistic yang telah dihasilkan oleh kehalusan hatiya, menemukan apa yang telah diungkapkan oleh pengarang itu dengan benar-benar berhasil di dalam satu bentuk karya tertentu. 3. kritik penghakiman: Menentukan nilai daripada sebuah karya sastra yang dibacanya.

SASTRA DAN KRITIK SASTRA: ASAL PENCIPTAAN KRITIK SASTRA & KRITIK SASTRA. ANDRE HARJANA PERTAMA

SASTRA DAN KRITIK SASTRA: ASAL PENCIPTAAN KRITIK SASTRA & KRITIK SASTRA. ANDRE HARJANA PERTAMA KALI DILANCARKAN OLEH XENOPHANES DAN HERACLITUS, PADA TAHUN 500 SEBELUM MASEHI, KETIKA MEREKA MENGECAM KERAS PUJANGGA BESAR HUMERUS YANG GEMAR MENGEMUKAKAN CERITA SENONOH.

3. PERANAN KRITIK SASTRA: TUGAS/FUNGSI KRITIK SASTRA Tugas Fungsi Sastra Memelihara dan menyelamatkan pengalaman

3. PERANAN KRITIK SASTRA: TUGAS/FUNGSI KRITIK SASTRA Tugas Fungsi Sastra Memelihara dan menyelamatkan pengalaman manusiawi serta menjalinkan menjadi suatu proses perkembangan susunan-susunan atau struktur yang bermakna. Langkah – langkah dalam kritik sastra Kritik Sastra: Maman S. M 1. Menentukan penyair/pengarang atau karya sastra yang kita anggap menarik. 2. Memahami struktur karya yang telah kita pilih. 3. Lakukan penilaian berdasarkan unsur-unsur tersebut secara objektif dengan menampilkan dua penilaian, yaitu kelebihan dan kekurangannya.

3. PERANAN KRITIK SASTRA: PERANAN KRITIKUS SASTRA. Kritikus sastra melakukan tiga peranan sekaligus, yaitu

3. PERANAN KRITIK SASTRA: PERANAN KRITIKUS SASTRA. Kritikus sastra melakukan tiga peranan sekaligus, yaitu menjelaskan self disiplin pribadinya sebagai jawaban terhadap karya sastra tertentu, bertindak sebagai pendidik yang berurusan dengan kesehatan sikap kejiwaan suatu masyarakat dan bertindak sebagai hakim yang membangkitkan kesadaran dan menyalakan/menghidupkan suatu hati nurani.

3. PERANAN KRITIK SASTRA: FUNGSI KRITIK SASTRA Fungsi utama kritik sastra adalah memelihara dan

3. PERANAN KRITIK SASTRA: FUNGSI KRITIK SASTRA Fungsi utama kritik sastra adalah memelihara dan menyelamatkan pengalaman manusiawi serta menjalinkan menjadi suatu proses perkembangan susunan-susunan atau struktur yang bermakna.

3. PERANAN KRITIK SASTRA: LANGKAH-LANGKAH DALAM KRITIK SASTRA 1. Baca karya sastra terlebih dahulu.

3. PERANAN KRITIK SASTRA: LANGKAH-LANGKAH DALAM KRITIK SASTRA 1. Baca karya sastra terlebih dahulu. 2. Pahami komponen-komponen yang ada di dalam karya sastra tersebut. A. plot B. setting C. tema 3. Rangkum apa saja yang anda telah dapatkan dalam penelitian anda di dalam satu karya sastra.

KRITIK JUDISIAL Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu penlaian atau penghakiman terhadap suatu karya

KRITIK JUDISIAL Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu penlaian atau penghakiman terhadap suatu karya sastra, lalu menghubungkannya dengan norma-norma teknik penulisan atau standar tujuan penulisan karya tersebut. (Coulter, 1930: 336). Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap sebagai suatu yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan tapi dengan penjelasan yang seluas mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan karyanya.

KRITIK INDUKTIF Kritik Induktif adalah jenis kritik sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta yang ada

KRITIK INDUKTIF Kritik Induktif adalah jenis kritik sastra yang bertujuan mengumpulkan fakta yang ada hubungan dengan suatu karya seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan teratur. Ini sesuai dengan metode induksi yang mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.

KRITIK IMPRESIONISTIK Kritik Impresionistik Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme

KRITIK IMPRESIONISTIK Kritik Impresionistik Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai produksi dari aliran individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai gaya yang bisa membuat hati pembaca terpikat dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya sastra.

KRITIK HISTORIS Kritik Historis Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas

KRITIK HISTORIS Kritik Historis Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam periode sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang. Setiap karya sastra harus diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang berhubungan dengan karya sastra tersebut. Hal-hal yang dapat menjadi bahan acuan antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya sang pengarang dengan teman seangkatannya, . Seorang kritikus harus paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta hubungannya dengan karya yang sejenis.

KRITIK FILOSOFIS Kritik Filosofis Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang

KRITIK FILOSOFIS Kritik Filosofis Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha untuk mendapatkan dasar yang paling sesuai bagi penilaian karya sastra melalui analisis terhadap hakekat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha menentukan prinsip yang digunakan dalam kritik sastra agar pedoman yang digunakan dalam suatu kritik jelas dan tegas.

KRITIK FORMALIS Kritik Formalis Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang

KRITIK FORMALIS Kritik Formalis Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan efek psikologisnya. Aristoteles adalah pencetusnya, kritik ini bertentangan dengan teori dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan efek moral/sosial. Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang dia merupakan suatu kritik yang masih berusia muda. , lebih – lebih kalau dibandingkan dengan kritik –kritik yang lainnya.

KRITIK RELATIVISTIK Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya

KRITIK RELATIVISTIK Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya. Hal ini terjadi karena selera individu berbeda-beda, begitu juga dalam hal menikmati karya sastra sehingga tidak ada yang bersifat mutlak. Jika pendapat dari seseorang lebih mendominasi akan muncul suatu teori yang absolut meski tidak disadari.

PENDEKATAN SASTRA Explication De Texte: Suatu Metode Kritik Sastra Secara harafiah explication de texte

PENDEKATAN SASTRA Explication De Texte: Suatu Metode Kritik Sastra Secara harafiah explication de texte berarti pengudaraan karya sastra. Ruang lingkupnya meliputi tiga hal yaitu: pengarang, pengamatan yang teliti dan terperinci tentang naskah karya, pengelompokan dan penggabungan pengamatan secara terperinci lengkap dan penafsirannya. Pada prinsip metode pengudaraan, kritikus menghadapi karya sastra secara langsung dengan segenap pengalaman dan pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman orisinal terhadap karya sastra yang bersangkutan. Kritikus terikat pada konvensi atau kaidah yang subtansinya relevan dengan karya sastra, yaitu: 1. menganalisis dunia pengarang. 2. menganalisis segala unsur dan aspek karya sastra, dan merumuskan hasil analisis itu sedemikian rupa sehingga terungkaplah penafsiran yang orisinal.

PENDEKATAN SEMIOTIK Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda. Sebagai ilmu tanda, semiotic

PENDEKATAN SEMIOTIK Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda. Sebagai ilmu tanda, semiotic secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambing (semeion, bahasa yunani yang berarti tanda) Pendekatan semiotik (lanjutan) Tanda terdiri dari 2 aspek, yaitu: 1. Penanda: hal yang menandai sesuatu. 2. Petanda: referent yang diacu atau dituju oleh tanda tertentu

SEMIOTIK TINGKAT PERTAMA DAN KEDUA Sistem semiotic tingkat pertama adalah bahasa sedangkan Sastra merupakan

SEMIOTIK TINGKAT PERTAMA DAN KEDUA Sistem semiotic tingkat pertama adalah bahasa sedangkan Sastra merupakan sistem semiotic tingkat kedua. Semiotik tingkat pertama Penanda: kata Petanda: makna (dalam arti normatif) Contoh: Kursi bermakna tempat untuk duduk. Semiotik tingkat kedua Penanda: bahasa dan unsur structural. Petanda: makna (ditentukan oleh konvensi sastra)

PENDEKATAN BIOGRAFIS Menurut Wellek dan Warren (1962, hlm. 75) adalah model biografis dianggap pendekatan

PENDEKATAN BIOGRAFIS Menurut Wellek dan Warren (1962, hlm. 75) adalah model biografis dianggap pendekatan yang tertua. Pendekatan biografis merupakan studi yang sistematis mengenai proses kreativitas/ Subyek, Kreator dianggap sebagai asal – usul karya sastra, arti sebuah karya sastra dengan demikian secara relative sama dengan maksud, niat, pesan, dan bahkan tujuan-tujuan tertentu pengarang. Pada penelitian harus dicantumkan biografi, surat-surat, dokumen penting pengarang, foto-foto bahkan wawancara langsung dengan pengarang.

PENDEKATAN FEMINISME Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika Ungkapan all men are created

PENDEKATAN FEMINISME Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika Ungkapan all men are created equal pada deklarasi amerika tahun 1776, mendapat tanggapan dari Women’s Great Rebellion dengan deklarasinya all men and women are created equal. Pemerintah Amerika dianggap tidak mengindahkan kepentingan kaum perempuan Konsep sosialisme dan Marxis – Perempuan merupakan suatu kelas dalam masyarakat yang ditindas oleh kelas lain, yaitu kelas laki-laki Pendekatan yang berdasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan. Pendekatan ini dipengaruhi oleh gerakan feminisme di Amerika yang berkembang pada tahun 1700

ALIRAN FEMINISME Feminisme liberal Feminisme radikal Feminisme marxis Feminisme sosialis

ALIRAN FEMINISME Feminisme liberal Feminisme radikal Feminisme marxis Feminisme sosialis

PENDEKATAN ARKETIP Teori Jung membagi jiwa menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama adalah “ego”

PENDEKATAN ARKETIP Teori Jung membagi jiwa menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama adalah “ego” yang dikenali sebagai pikiran sadar (conscious mind), bagian yang kedua yaitu bawah sadar pribadi (personal unsconcious) mencakup kondisi bawah sadar (lupa) tetao dapat menjadi sadar, Bagian ketiga yaitu tentang alam “bawah sadar kolektif” (collective unsconcious). Jadi menurut tingkat kedalaman kesadaran, jiwa terdiri dari 3 bagian yaitu: 1. Ego (alam sadar). 2. Bawah Sadar Pribadi (Individual). 3. Bawah Sadar Kolektif.

PENDEKATAN HISTORIS Pendekatan historis menelusuri arti dan makna bahasa sebagaimana yang sudah tertulis, dipahami

PENDEKATAN HISTORIS Pendekatan historis menelusuri arti dan makna bahasa sebagaimana yang sudah tertulis, dipahami pada saat ditulis, oleh pengarang yang benar-benar menulis dan sebagainya. Beberapa masalah yang menjadi obyek sasaran pendekatan historis, diantaranya: A. Perubahan karya sastra dengan bahasanya sebagai akibat proses penerbitan ulang. B. Fungsi dan Tujuan karya sastra pada saat diterbitkan. C. Kedudukan pengarang pada saat menulis. D. Karya Sastra sebagai wakil tradisi zamannya.

METODE EXPLICATION DE TEXTE Explication de texte memiliki arti yaitu pengudaraan lalu pemahaman secara

METODE EXPLICATION DE TEXTE Explication de texte memiliki arti yaitu pengudaraan lalu pemahaman secara tepat adalah pengudaraan pada sebuah karya sastra. Pada metode ini terjadi interaksi antara pembaca dengan karya sastra yang dibacanya seolah -olah pembaca langsung berdialog dari hati ke hati dengan karya yang dihadapinya. Ruang lingkupnya meliputi tiga hal yaitu: pengarang, pengamatan yang teliti dan terperinci tentang naskah karya, pengelompokkan dan penggabungan pengamatan-pengamatan secara terperinci lengkap dan penafsirannya.