APRESIASI PUISI ANAK PERTEMUAN KE5 KHUSNUL FATONAHPGSD KEMAMPUAN

  • Slides: 17
Download presentation
APRESIASI PUISI ANAK PERTEMUAN KE-5 -KHUSNUL FATONAHPGSD

APRESIASI PUISI ANAK PERTEMUAN KE-5 -KHUSNUL FATONAHPGSD

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 5. Mahasiswa mampu mengapresiasi puisi anak.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 5. Mahasiswa mampu mengapresiasi puisi anak.

 • Puisi anak biasanya lebih sederhana dari puisi orang dewasa • Anak-anak menulis

• Puisi anak biasanya lebih sederhana dari puisi orang dewasa • Anak-anak menulis puisi berdasarkan apa yang ia senangi, apa yang ia rasakan • Tema puisi anak berkisar di antara kehidupannya sebagai anak kecil.

 • Tema puisi anak binatang peliharaannya, orang di sekitar dirinya yang ia senangi,

• Tema puisi anak binatang peliharaannya, orang di sekitar dirinya yang ia senangi, tentang cita-citanya, dan tentang keindahan seperti bunga, kebun, burung, kupu, dsb. • Penggunaan bahasa dan kata-kata dalam puisi anak lebih sederhana, lugas, dan sesuai dengan dunia mereka.

Perhatikan beberapa contoh puisi anak berikut!

Perhatikan beberapa contoh puisi anak berikut!

TAMAN BUNGAKU BUNGA MAWAR Taman bungaku Bila kupandang Hatipun senang Tamanku cantik Sangatlah menarik

TAMAN BUNGAKU BUNGA MAWAR Taman bungaku Bila kupandang Hatipun senang Tamanku cantik Sangatlah menarik Taman bungaku Berserilah selalu Jangan pernah kau layu Karena aku kan bersedih sedu Oh angin dari segala rindu Mampirlah ke tamanku Sebarkanlah harum bungaku Ke segala penjuru (Ni Komang Juniari) Bunga mawar oh bunga mawar Mekar kau kini Sangat indah rupamu Batangmu berduri-duri Saat kupetik kau menusuk tanganku Tapi aku tak marah Karena kau harum merekah Bunga mawar Kan kusiram setiap hari Kan ku jaga sepanjang hari (Ni Komang Herawati)

NEGARAKU INDONESIA Negaraku Indonesia Indah dan permai Bagiku oh Sekali Indonesia tetap Indonesia Tak

NEGARAKU INDONESIA Negaraku Indonesia Indah dan permai Bagiku oh Sekali Indonesia tetap Indonesia Tak kan pernah tergantikan Ku tetap semangat Walau Belanda menjajahmu Aku kan membelamu sepanjang masa Indonesia negaraku Yang setia dan kucinta (Ni Pt Eka Mira Dewi)

KELINCIKU Kelinciku Warnamu merah Bulumu sangat halus Wajahmu sangat lucu dan lugu Disaat aku

KELINCIKU Kelinciku Warnamu merah Bulumu sangat halus Wajahmu sangat lucu dan lugu Disaat aku memberikan wortel Kau makan dengan lahap Kelinciku Kau sahabatku (I Gede Praba Adi Saputra) KELINCIKU Kelinciku Bulumu putih Lembut sekali Telingamu panjang Enak dipandang Kelinciku melompat Saat kumendekat Gigimu panjang Memakan wortel kelinciku Engkau kusayang (I Kadek Yogi)

PARAFRASA PUISI Pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah

PARAFRASA PUISI Pengungkapan kembali suatu tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Tujuannya untuk menjelaskan makna yang tersembunyi.

Ciri Parafrasa: 1. bentuk tuturan berbeda 2. makna tuturan sama 3. subtansi tidak berubah

Ciri Parafrasa: 1. bentuk tuturan berbeda 2. makna tuturan sama 3. subtansi tidak berubah 4. bahasa/cara penyampaian berbeda

JENIS PARAFRASA 1. Parafrasa terikat mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau menyisipkan

JENIS PARAFRASA 1. Parafrasa terikat mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan atau menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa tersebut. 2. Parafrasa bebas mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.

MENYESAL Kini PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh

MENYESAL Kini PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah kembali KINI hanya PETANG yang DATANG MEMBAYANGi alam pikiranku Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI. Dulu AKU LALAI DI HARI PAGI, Karena BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka bermalas-malasan Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa berbuat apa-apa lagi Sudah MISKIN ILMU, MISKIN HARTA pula Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN, Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA, HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN, Untuk ATUR BARISAN DI HARI PAGI, MENUJU ke ARAH PADANG BAKTI. (ALY HASJMY)

Parafrasa Bebas Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan seseorang yang menyesali masa mudanya tidak

Parafrasa Bebas Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan seseorang yang menyesali masa mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia kurang hati-hati dan bermalasan waktu muda dulu. Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta, tidak berilmu dan tidak punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri. Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya. Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi muda untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih baik (tempat yang dihormati).

TUGAS 1. Buatlah parafrasa terikat dan parafrasa bebas dari dua puisi berikut. 2. Tuliskan

TUGAS 1. Buatlah parafrasa terikat dan parafrasa bebas dari dua puisi berikut. 2. Tuliskan kata-kata sulit yang terdapat dalam kedua puisi tersebut beserta makna katanya.

Gadis Peminta-minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal

Gadis Peminta-minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riang. Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal Jiw begitu murni, terlalu murni Untuk dapat membagi dukaku Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu tak ada yang punya Dan kotaku, oh kotaku Hidupnya tak lagi punya tanda (Toto Sudarto Bachtiar, suara, 1950 )

Doa Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama. Mu Biar susah sungguh Mengingat kau

Doa Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama. Mu Biar susah sungguh Mengingat kau penuh seluruh caya. Mu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintu. Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling (Chairil Anwar)

TERIMA KASIH….

TERIMA KASIH….