MENGALOKASIKAN BIAYA OVERHEAD PABRIK AKUNTANSI MANAJEMEN ATA 1819
MENGALOKASIKAN BIAYA OVERHEAD PABRIK AKUNTANSI MANAJEMEN, ATA 1819
• Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya
MACAM-MACAM METODE DALAM BOP • Metode alokasi langsung (direct alocation method) – Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).
Contoh kasus: Metode Alokasi langsung CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi: Jasa X untuk tiap departemen 30%, 35% dan 35%. Jasa Y untuk tiap departemen 25%, 40% dan 35%. Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!
Jawab Menghitung BOP dianggarkan Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah: 1. Jasa X BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30. 000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30. 000 = Rp 9. 000, Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30. 000 = Rp 10. 500. 000, Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30. 000 = Rp 10. 500. 000, Total = Rp 30. 000, 2. Jasa Y BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60. 000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing: Departemen 1 = 25% x Rp 60. 000 = Rp 15. 000, Departemen 2 = 40% x Rp 60. 000 = Rp 24. 000, Departemen 3 = 35% x Rp 60. 000 = Rp 21. 000, Total = Rp 60. 000, -
• Metode Alokasi Bertahap (Step Method) – Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang lain. – Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian reparasi untuk memperbaiki mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan peralatan reparasi. – Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method). Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa dinyatakan dalam formula berikut:
X = a 1 + b 1 Y Y = a 2 + b 2 X Keterangan: X = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Y Y = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa X a 1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasi a 2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasi b 1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian X b 2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y
Contoh Kasus : Metode Alokasi Bertahap PT RAS mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50. 000 unit, selama Tahun 2006 sebesar Rp 28. 000 (X) dan Rp 2. 000 (Y). Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan. Proporsi pemakaian jasanya adalah 25% (X) dan 20% (Y) Berdasarkan data tersebut, diminta: 1. Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa 2. Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi
Jawab 1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam persamaan-persamaan berikut: X = a 1 + b 1 Y. . . . persamaan 1 Y = a 2 + b 2 X. . . . persamaan 2 X = 28. 000 + 25% Y Jadi Y = 2. 000 + 20% X • BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari Jadi bagian jasa pemeliharaan X = 28. 000 + 0, 25 (2. 000 + 0, 2 X) adalah sebesar Rp 30. 000, X = 28. 500. 000 + 0, 05 X X – 0, 05 X = 28. 500. 000 X = 30. 000 • BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi Y = 2. 000 + 20% X BOP dari bagian jasa listrik Y = 2. 000 + 0, 2 (X) adalah sebesar Rp 8. 000, Y = 2. 000 + 0, 2 (30. 000) Y = 8. 000
2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah: 1. Jasa X (departemen listrik) BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24. 000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing: • Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24. 000 = Rp 9. 000, Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24. 000 = Rp 15. 000, Total = Rp 24. 000, 2. Jasa Y (departemen pemeliharaan) BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6. 000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing: • Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6. 000 = Rp 3. 200. 000, Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6. 000 = Rp 2. 800. 000, Total = Rp 6. 000, -
Biaya Pemasaran • Arti sempit : Biaya Pemasaran adalah biaya-biaya yg dikeluarkan utk menjual atau membawa produk ke pasar. • Arti luas : Biaya Pemasaran adalah meliputi semua biaya yg terjadi sejak saat produk selesai diproduksi & disimpan dlm gudang sampai produk tsb diubah kembali dlm bentuk uang tunai
Penggolongan Biaya Pemasaran berdasar keg. yg dilakukan : • Biaya mendapatkan pesanan (order getting costs) semua biaya yg dikeluarkan dlm usaha memperoleh pesanan, ex : biaya salesman; komisi & advertensi • Biaya memenuhi pesanan (order filling costs) semua biaya yg dikeluarkan utk mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli & biaya-biaya utk mengumpulkan uang dr pembeli, ex : biaya pembungkusan; biaya pengiriman; biaya faktur & biaya penagihan
Penggolongan Biaya Pemasaran berdasar fungsinya : • Biaya penjualan, ex : gaji salesman; bonus; • • • komisi; biaya perjalanan Biaya advertensi, ex : gaji karyawan bag. advertensi; biaya iklan; biaya promosi, dll Biaya penggudangan, ex : gaji karyawan bag. gudang; sewa gudang, dll Biaya pembungkusan & pengiriman, ex : gaji karyawan bag pembungkusan & pengiriman; biaya exploitasi truk; biaya pengiriman; biaya angkut produk yg dikembalikan, dll Biaya kredit & penagihan, ex : gaji karyawan bag kredit & penagihan; biaya kerugian penghapusan piutang; potongan tunai Biaya akuntansi pemasaran, ex : gaji karyawan bag administrasi pemasaran
Karakteristik Biaya Pemasaran : • Jumlah kegiatan pemasaran adlh banyak & berbagai macam • Kegiatan distribusi seringkali mengalami perubahan sesuai dg perubahan kondisi pasar • Kegiatan pemasaran berhadapan dg konsumen yg merup. variabel yg tdk dpt dikendalikan oleh perusahaan • Terdapat biaya tak langsung & biaya bersama (joint costs) yg sulit pemecahannya (tjd pd perusahaan yg punya banyak produk)
Cara Analisis Biaya Pemasaran 1. Menurut Jenis Biaya dg cara biaya pemasaran dipecah sesuai dg jenis-jenis biaya pemasaran, ex : gaji, biaya iklan, biaya pemeliharaan truk, dll digunakan utk mengetahui perincian biaya & tdk utk mengukur efisiensi pemasaran. 2. Menurut Fungsinya bertujuan utk pengendalian biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha, dgn : 1) menentukan fungsi pemasaran & siapa yg bertanggung jawab; 2) menentukan biaya menurut fungsi pemasaran; 3) menentukan ukuran satuan jasa; 4) menentukan biaya persatuan kegiatan pemasaran
3. Menurut cara penerapan Usaha • Analisis biaya pemasaran yg dpt menyajikan ke depan manajemen profitability usaha pemasaran tertentu • Dlm analisa ini biaya dibedakan mjd : 1. Menurut jenis produk; 2. Menurut daerah pemasaran; 3. Menurut besar pesanan; 4. Menurut saluran distribusi • Langkah-langkah : 1. menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya; 2. Menentukan jenis analisa yg akan dijalankan menurut jenis produk; 3. Menggolongkan jenis biaya distribusi ke dlm : biaya langsung (biaya yg tjd berhubungan langsung dg fungsi/keg pemasaran), biaya setengah langsung ( biaya yg mempunyai hub. jelas ) & biaya tak langsung ( tdk mempunyai hub. jelas) ; 4. Menentukan dasar alokasi biaya pemasaran; 5. Mencari hub. antara biaya dg penghasilan yg diperoleh dr pengeluaran biaya tsb
Kelemahan alokasi biaya tradisional • Sistem biaya tradisional berdasar tarif tunggal BOP dan tarif depaertemental BOP hanya cocok dalam lingkungan pemanufakturan tradisional dan persaingan level domestik. Namun, sistem biaya tradisional menimbulkan distorsi biaya jika digunakan dalam lingkungan pemanufakturan maju dan persaingan level global. • Lingkungan pemanufakturan maju adalah lingkungan yang disifati oleh persaingan yang tajam dan biasanya berlevel global, penyempurnaan berkesinambungan, kepuasan konsumen total, dan teknologi yang canggih. • Perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemanufakturan maju harus menggunakan strategi baru untuk mencapai keunggulan. • Sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan biaya harus diubah dengan sistem yang cocok dengan lingkungan yaitu dengan menggunakan ABC. Jika sistem biaya tidak diubah maka timbul distorsi yang terlalu tinggi (cost overstated atau cost overrun) untuk produk bervolume banyak dan pembebanan biaya yang terlalu rendah (cost understated atau cost underrun) untuk produk yang bervolume sedikit. Dengan kata lain, sistem biaya tradisional menjadi usang dalam lingkungan pemanufakturan maju.
Sistem biaya yang usang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut: a) Karena terjadi distorsi biaya maka penawaran sulit dijelaskan. b) Karena produk bervolume banyak di bebani biaya perunit terlalu besar maka harga jual yang di tawarkan pada konsumen terlalu besar pula dibandingkan dengan para pesaing perusahaan c) Harga yang diminta para konsumen untuk produk bervolume banyak mungkin sudaj menguntungkan, namun ditolak oleh perusahaan karena biaya perunitnya terdistorsi menjadi tinggi. d) Karena produk bervolume sedikit dibebani biaya perunit terlalu kecil maka harga jual yang ditawarkan pada konsumen terlalu kecil pula dibandingkan dengan para pesaing perusahaan sehingga produk ini laku keras.
e) Produk bervolume sedikit kelihatannya laba, namun sebenarnya mungkin rugi karena biaya perunitnya dibebani terlalu kecil f) Konsumen tidak menggeluh terhadap kenaikan harga jual produk bervolume rendah, hal ini disebabkan biaya perunitnya terdistorsi terlalu rendah sehingga para pesaing yang biaya perunitnya tepat menjual produk yang sama dengan g) Meskipun hanya nampak tinggi (namun sebenarnya mungkin rugi), menajer produksi ingin menghentikan produk bervolume kecil karena lebih sulit untuk dibuat. h) Departemen akuntansi dan manajemen puncak tidak banyak memperhatikan penyempurnaan sistem akuntansi biaya yang digunakan perusahaan dan para pengguna informasi biaya merasa informasi yang diperolehnya tidak bermanfaat dan bahkan menyesatkan.
• Dalam lingkungan pemanufakturan maju, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan sistem biaya tradisional tidak mampu membebankan BOP secara teliti pada produk yaitu : 1. produk yang dihasilkan beberapa jenis. 2. BOP berlevel nonunit jumlahnya relatif besar, dan 3. diversitas produk-produk relatif tinggi. Ketiga faktor tersebut mengharuskan manajemen untuk mengganti sistem biaya tradisional dengan sistem ABC. Dibawah ini dibahas ketiga faktor tersebut: a) Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk • Ketepatan pembebanan BOP pada produk tidak menimbulkan masalah jika perusahaan hanya menghasilkan satu jenis produk b) BOP berlevel non unit jumlahnya besar • Sistem biaya tradisional dengan mendasarkan tarif tunggal BOP dan tarif departemental BOP hanya cocok jika sebagian besar BOP didominasi oleh BOP berlevel unit. c) Diversitas produk relatif tinggi • Biaya berlevel non unit yang berjumlah besra belum tentu mangakibatkan sistem biaya tradisional menimbulkan distorsi.
- Slides: 20