BAB IV BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIF TUNGGAL Pokok
BAB IV BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIF TUNGGAL Pokok pembahasan : metode dan dasar pembebanan BOP dengan berbagai permasalahannya. Garis besar pembahasan : definisi, komponen, perhitungan tarif BOP pabrik, akumulasi dan pencatatan BOP sesungguhnya, pembebanan BOP dan selisih pembebanan. Batasan pembahasan : perhitungan tarif BOP dengan tarif tunggal Tarif tunggal : tarif yang berlaku secara keseluruhan untuk semua departemen dengan satu dasar pembebanan.
A. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik l BOP adalah : biaya produksi selain Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga kerja Langsung l Karakteristik BOP : * Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi * Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi secara langsung kepada produksi atau pesanan. * Jumlahnya tidak material.
B. PENGGOLONGAN BOP l Ada 3 cara : 1. menurut sifatnya 2. menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volime kegiatan 3. menurut hubungannya dengan departemen
C. Penggunaan Tarif Pembebanan Biaya Overhead pabrik l BOP dapat dibebankan kepada produk atau pesanan berdasarkan : * Jumlah sesunguhnya * tarif yang ditentukan dimuka
l Pembebanan BOP berdasarkan jumlah sesungguhnya dapat menimbulkan masalah : 1. BOP sesungguhnya baru diketahui jumlahnya pada akhir periode, sehingga sulit mengalokasikannya kepada produk jadi setiap periode (ex. kepada satu pesanan atau setiap bulan) 2. Fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang hanya terjadi pada suatu periode akan dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan, padahal biaya tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode (ex. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin yang terjadi apda satu periode). 3. Kesulitan untuk menelusuri BOP kepada pesanan atau produk tertentu l Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara : membebankan BOP kepada produk atau pesanan berdasarkan tarif ditentukan dimuka.
D. PERHITUNGAN TARIF BOP l Langkah dalam menentukan tarif BOP : 1. Menyusun anggaran BOP (menentukan level aktivitas) 2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk (menghitung anggaran BOP pada level aktivitas yg telah ditentukan tersebut) 3. Menghitung tarif BOP
1. Menyusun anggaran BOP (menentukan level aktivitas) l l Hrs diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP Level aktivitas antara lain : 1. Kapasitas teoritis 2. Kapasitas Praktis 3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan 4. Kapasitas Normal
l Kapasitas Teoritis : kapasitas untuk memproduksi dengan kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi l Kapasitas Praktis : kapasitas produksi dengan mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat dihindari (besarnya 75%-85%) dari kapasitas teoritis. l Contoh : perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup, pengiriman material l Kapasitas yang sesungguhnya diharapkan : kapasitas produksi berdasarkan output sesungguhnya yg diharapkan pada suatu periode. l Kapasitas Normal : kapasitas produksi rata-rata jangka panjang untuk menghindari fluktuasi tingkat produksi (75% dari kapasitas teoritis).
KAPASITAS MENGANGGUR & KELEBIHAN KAPASITAS l Kapasitas Menganggur (Iddle Capacity) : - terjadi karena : kesenjangan antara tingkat produksi dengan penjualan - Jika biaya kapasitas menganggur dianggarkan untuk suatu periode, maka biaya yg terjadi dpt dimasukkan dalam perhitungan tarif jika hanya kapasitas sesungguhnya yg diharapkan digunakan sebagai pembagi l Kelebihan Kapasitas (Excess Capacity) : - terjadi karena : kapasitas produksi lebih besar daripada kaapsitas yg diharapkan akan digunakan (kelebihan kapasitas karena ketidakseimbangan peralatan atau mesin satu dengan yang lain- BOP yang timbul dari kelebihan kaapsitas dikeluarkan dari perhitungan tarif BOP
2. Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk (menghitung anggaran BOP pada level aktivitas yg telah ditentukan tersebut) l Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan tarif: * pembebanan (pembagi) dan pemilihan level aktivitas. * dasar yang meminimumkan biaya klerikal l Pemilihan dasar yang tepat dapat menjamin pembebanan jumlah BOP proporsional dengan pemicu terjadinya biaya tersebut. l Dasar pembebanan BOP : 1. Unit Produksi 4. Jam Kerja Langsung 2. Biaya Bahan Baku 5. Jam Mesin 3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
1. Tarif BOP Berdasarkan Unit Produksi l Rumus : Tarif (Rp/Unit) = l Estimasi jumlah BOP Estimasi unit produksi Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk
Contoh : l Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk : Produk K L M N Perkira an Kuantit as 8. 000 6. 000 9. 000 5. 000 Faktor Total Penimb ang (unit) 4 3 2 4 32. 000 18. 000 20. 000 88. 000 Tarif per penimbang : Tarif per Penimb ang (Rp) 2 2 Perkiraan BOP 64. 000 36. 000 40. 000 176. 000 Tarif BOP (Rp) 8 6 4 8
2. Tarif BOP Berdasarkan Bahan Baku l Tarif BOP ditentukan berdasarkan Biaya BB, jika : terdapat hubungan antara jumlah BOP dengan biaya BB yg dipakai l Rumus l Tarif (Rp/Unit) = Estimasi jumlah BOP Kelemahan dasar pembebanan ini : jika suatu produk membutuhkan BB yg harganya lebih tinggi daripada produk lain, sedangkan keduanya memerlukan proses produksi yang sama, maka produk lain akan dibebani BOP yang lebih tinggi
Contoh : l Perusahaan memproduksi satu jenis produk Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100. 000, - dan perkiraan produksi 50. 000 unit. Jadi tarif BOP per unit : Jika perusahaan pada bulan Januari memproduksi 60. 000, - unit, maka total BOP dibebankan adalah :
Contoh : Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100. 000, - dan perkiraan produksi Rp. 90. 000, Jadi tarif BOP per unit : Jika jumlah Biaya BB Rp. 150. 000, -, maka total BOP dibebankan adalah :
3. Tarif BOP Berdasarkan Tenaga Kerja Langsung l Dasar ini tepat jika : digunakan pada perusahaan bertipe padat karya l Dasar ini tidak tepat jika : - digunakan pd perusahaan yang memproduksi lebih dari satu produk atau pesanan dngan BTKL yang berbeda - BOP memasukkan unsur depresiasi yang tinggi dan tidak berhubungan langsung dengan BTKL l Dasar ini mudah karena informasi BTKL selalu tersedia
Contoh : Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100. 000, - dan perkiraan TKL Rp. 400. 000, Jadi tarif BOP per unit : Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 350. 000, -, maka jumlah BOP dibebankan adalah :
4. Tarif BOP Berdasarkan Jam Kerja Langsung l Tujuan : untuk mengantisipasi kelemahan pembebanan berdasar jumlah JTKL l Rumus Tarif (Rp/TKL) = Estimasi jumlah BOP Estimasi jumlah JKL l Dasar ini tepat jika : terdapat korelasi antara jam kerja langsung dengan BOP l Dasar ini tidak tepat jika : digunakan pada perusahaan yang padat modal
Contoh : Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100. 000, - dan jam kerja langsung Rp. 25. 000, Jadi tarif BOP per unit : Jika jumlah Biaya BTKL Rp. 150. 000, -, maka jumlah BOP dibebankan adalah :
5. Tarif BOP Berdasarkan Jam Mesin l Dasar ini tepat jika : mesin digunakan secara ekstensif dan komponen terbesar BOP adalah Depresiasi, biaya pemeliharaan, dan biaya pemanfaatan mesin lainnya. l Rumus Estimasi jumlah BOP Tarif (Rp/JM) = Estimasi jumlah Jam mesin Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal tambahan, yaitu : mencatat jumlah jam mesin. l Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin / kelompok mesin, maka pembebanan dapat dilakukan dengan menggunakan penimbang. Alternatif lainnya perusahan dapat menggunakan dasar waktu pemrosesan yg dignakan untuk memproduksi setiap unit produk. l
Contoh : Diketahui jumlah anggaran BOP Rp. 100. 000, - dan jam kerja langsung 20. 00 jam Jadi tarif BOP : Jika diketahui penggunaan mesin sesungguhnya 7. 000 jam maka jumlah BOP dibebankan adalah :
3. Menghitung tarif BOP l Rumus : BOP yang Dianggarkan Tarif BOP = Taksiran Dasar Pembebanan
E. PEMBEBANAN BOP KE PRODUK ATAS DASAR TARIF l Untuk menganalisis selisih antara BOP sesungguhnya dgn yg dibebankan ke produk atas dasar tarif, maka BOP dipecah menjadi 2 : 1. Tarif BOP tetap 2. Tarif BOP Variabel l Sehingga tiap 2 elemen BOP yg dianggarkan harus sudah digolongkan sesuai dgn perilaku dlm hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. l Masalahnya : untuk menentukan tarif BOP, diikut sertakan tidaknya elemen BOP bersifat tetap dalam penghitungan Harga Pokok Produksi
2 pendapat ttg elemen-elemen biaya yg dimasukkan dalam harga pokok produksi : 1. Semua biaya produksi merupakan HP Produksi, shg tdd : BBB, BTKL, BOPT, BOPV. Metode penentuan HP Produksi yg memperhitungkan semua biaya produksi sbg HP Produksi disebut : full costing method (absorption costing, conventional costing) 2. HP Produksi hanya tdd biaya 2 produksi yg berperilaku variabel saja, shg tdd : BBB, BTKL, BOPV. Dan biaya 2 produksi yg berperilaku tetap diperlakukan sebagai biaya periode (period expense) Metode penentuan HP Produksi yg hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja sbg HP Produksi disebut : Variable costing / Direct Costing (banyak digunakan untuk kepentingan manajemen intern)
Soal (a) l PT XYZ berproduksi atas dasar pesanan Anggaran BOP disusun pd kapasitas normal 25. 000 Jam Mesin, sbb: Kode Rek Jenis Biaya 6101 6102 6103 6104 By bahan penolong By Listrik & Air By bahan bakar BTKTL 6105 6106 By tunjangan karyawan By reparasi & pemel. 6107 6108 By Asuransi Depresiasi Tetap/ Variabel V V T T T Jumlah Total Jumlah V T BOP atas dasar Tarif BOP Sesungguhnya 1. 500. 000 850. 000 1. 250. 000 1. 750. 000 1. 250. 000 600. 000 500. 000 400. 000 600. 000 2. 000 1. 750. 000 1. 250. 000 1. 000 500. 000 400. 000 600. 000 10. 200. 000 11. 500. 000 5. 700. 000 4. 500. 000 7. 000 4. 500. 000 Catatan Per kas
Soal (b) l Perhitungan tarif BOP (atas dasar tarif) : Tarif BOP variabel = Rp. 5. 700. 00 : 25. 000 = Rp 228/JM Tarif BOP tetap = Rp. 4. 500. 000 : 25. 000 = Rp. 180/JM Tarif BOP Total = Rp. 408/JM Jika Pada tahun 200 X perusahaan menerima pesanan 250 unit, dengan waktu pengerjaan 20. 000 Jam Mesin. Dengan metode : a. Full Costing b. Variabel Costing Hitunglah & Catat : 1. BOP yg dibebankan kpd produk dan catat ke dlm Jurnal! 2. Pengumpulan BOP Sesungguhnya ! 3. Selisih BOP
{ Jawaban 1 a) : Pembebanan BOP kpd Produk dlm Metode Full Costing
{ Jawaban 1 b) : Pembebanan BOP kpd Produk dlm Metode Variabel Costing
PENGUMPULAN BOP SESUNGGUHNYA l BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dibandingkan dengan BOP yg dibebankan kpd produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka l BOP yg sesungguhnya terjadi : dicatat dalam rekening kontrol BOP sesunggguhnya & dirinci ke dalam Kartu Biaya utk jenis BOP yg sesungguhnya terjadi l Selisihnya merupakan : BOP yg lebih atau kurang dibebankan (over or underapplied factory overhead cost)
{ Jawaban 2 a) : Pengumpulan BOP Sesungguhnya dlm Metode Full Costing l Jurnal : BDP Sesungguhnya Rp. 11. 500. 000, Persediaan Bahan Penolong Rp. 2. 000, Persediaan Bahan Bakar 1. 000, Gaji & Upah 3. 000, Persediaan Suku Cadang 1. 000, Biaya Asuransi Gedung 400. 000, Akum. Dep. Mesin 600. 000, Kas 3. 500. 000, (utk mencatatat BOP sesungguhnya tjd)
{ Jawaban 2 b) : Pengumpulan BOP Sesungguhnya dlm Metode Variabel Costing Pencatatan sama dengan full Costing, ttp krn BOP sesungguhnya dibebankan sbg biaya periode terjadinya (tdk sbg HP Produksi) mk BOP yg telah dicatat dlm BOP Sesungguhnya dibagi mjd 2 kelompok : - BOPV Sesungguhnya - BOPT Sesungguhnya l Jurnal : 1) BDP Sesungguhnya Rp. 11. 500. 000, Persediaan Bahan Penolong Rp. 2. 000, Persediaan Bahan Bakar 1. 000, Gaji & Upah 3. 000, Persediaan Suku Cadang 1. 0000. 000, Biaya Asuransi Gedung 400. 000, Akum. Dep. Mesin 600. 000, Kas 3. 500. 000, (utk mencatatat BOP sesungguhnya tjd) l 2) BOPV Sesungguhnyaq Rp. 7. 000, BOPT Sesungguhnya 4. 500. 000, BOP Sesungguhnya Rp. 1 1. 500. 000, (utk mencatat pemisahan BOP Sesungguhnya tjd berdasarkan perilakunya)
{ Jawaban 3 a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing l HP Produksi yg ditentukan dgn metode full costing, maka : pada akhir periode akuntnasi dilakukan perhitungan selisih BOP yg dibebankan kepada produk l Selisih BOP dapat dipecah kedalam 2 macam selisih (variance) : a. Selisih anggaran (Budget Variance) b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance) l Perhitungan : -
Jawaban 3 a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing a. Selisih Anggaran (Budget Variance) / Spending Variance l Perhitungan selisih anggaran (Metode 1) : l Perhitungan selisih anggaran (Metode 2)
Jawaban 3 a) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Full Costing b. Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance) l l Faktor : tdk dipakainya / dilampauinya kapasitas yg dianggarkan Selisih kapasitas : BOPT yg dianggarkan dgn BOPT yg dibebankan kpd produk l Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 1) : BOPT Dianggarkan BOPT dibebankan kpd produk 20. 000 JM x Rp. 180 Selisih Kapasitas l Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 2) Kapasitas yg dianggarkan Kapasitas sesungguhnya yg dicapai Tarif BOP Tetap Selisih Kapasitas l = Rp. 4. 500. 000 = 3. 600. 000 = Rp. 900. 000(R) 25. 000 JM 20. 000 JM 5. 000 JM Rp. 180, - / JM Rp. 900. 000(R) Perhitungan selisih Kapasitas (Metode 3) BOP yg dianggarkan pd kapasitas sesungguhnya dicapai : BOP Tetap Rp. 4. 500. 000 BOP Variabel 5. 600. 000 Jml Biaya Rp. 100. 000 BOP yg dibebankan ke produk 20. 000 JM x Rp. 460, 9. 200. 000 Selisih Kapasitas Rp. 900. 000(R)
{ Jawaban 3 b) : Perhitungan & Analisis BOP dgn Metode Variabel Costing l HP Produksi yg ditentukan dgn metode variabel costing, maka : pada akhir periode akuntnasi dilakukan perhitungan BOP yg lebih / kurang dibebankan kepada produk l Perhitungan : - BOPV yg dibebankan kpd produk : 20. 000 JM x Rp. 280, - = Rp. 5. 600. 000 - BOPV Sesungguhnya = 5. 700. 000 Selisih BOPV = Rp. 100. 000 l Jurnal : 1) BOPV yg Dibebankan Rp. 5. 600. 000, BOPV Sesungguhnya Rp. 5. 600. 000, (utk menutup rek BOP yg dibebankan ke BOPS) 2) Selisih BOP Variabel BOPV Sesungguhnya (utk mencatat selisih BOP Variabel) Rp. 100. 000, -
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (1) Berbagai Rek. Yg dikredit Pencatatan BOP Sesungguhnya BOP yg Dibebankan Selisih BOP BDP - BOP Pembebanan BOP atas Dasar Tarif Gambar : pemindahan selisih BOP dr Rek. BOPS ke Rek. Selisih BOP
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (2) l Tergantung kpd penyebab tjdnya selisih BOP : Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP, Persediaan Barang Jadi dan HP Penjualan (jika selisih krn kesalahan penghitungan tarif BOP, dan keadaan lain yg tdk berhubungan dgn efisiensi prsh, spt : perubahan harga bahan penolong, perubahan tarif TKTL) Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah Rek. HP Penjualan
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (3) l SOAL : Dari soal PT XYZ, pada akhir tahun 200 X selisih BOP Rp. 1. 000, - saldo rekening; Persediaan BDP Rp. 500. 000, Persediaan Brg jadi 2. 500. 000, Harga Pokok Penjualan 12. 000, Jumlah Rp. 15. 000, Buat perhitungan pembebanan selisih BOP dan catat dalam jurnal dengan metode 1 & 2!
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (4) Jawaban (Perhitungan) Nama Rekening Saldo 31 Des 200 X sebelum penyesuaian Selisih BOP 1. 000 Persd. BDP 500. 000 Persd. Brg Jadi HPP Dasar Penyesuaian (5/150)x 1. 000 = 33. 333, 3 2. 500. 000 (25/150)x 1. 000 = 166. 666, 7 12. 000 (12/15)x 1. 000 = 800. 000 15. 000 Saldo 31 Des 200 X setelah penyesuaian 533. 333, 3 2. 666, 7 12. 800. 000 16. 000
PERLAKUAN THD SELISIH BOP (5) Jawaban (JURNAL) Metode 1 : Selisih BOP dibagi rata ke Rek. Persediaan BDP, Persediaan Barang Jadi dan HP Penjualan Persd. BDP Persd. Brg Jadi HPP Selisih BOP 33. 333, 3 166. 666, 7 800. 000 - 1. 000 Metode 2 : Selisih BOP sebagai pengurang atau penambah Rek. HP Penjualan HPP Selisih BOP 1. 000 - 1. 000
- Slides: 41