BIAYA OVERHEAD PABRIK Istilah lain BOP 1 Beban
BIAYA OVERHEAD PABRIK Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung
PENGGUNAAN TARIF OVERHEAD YANG TELAH DITENTUKAN SEBELUMNYA Tarif yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined overhead rate) memungkinkan alokasi yang konsisten dan wajar ke setiap unit output. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya overhead diestimasikan menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, misal : overhead yang dapat dibebankan untuk pesanan tersebut tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya per jam mesin. Hasilnya dimasukkan dalam kartu biaya pesanan. Dengan demikian biaya dari suatu pesanan dapat dihitung ketika pesanan selesai, tidak perlu menunggu sampai akhir bulan atau akhir tahun.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya per unit dihitung dengan cara membagi total biaya mingguan atau bulan untuk setiap proses dengan output yang dihasilkan oleh masing-masing proses tersebut. Tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya menghasilkan perhitungan biaya per unit yang lebih beragam setiap bulannya bahkan jika terjadi fluktuasi bulanan yang besar dalam overhead atau tingkat produksi.
FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMILIHAN TARIF BOP 1. Dasar yang digunakan 2. Pemilihan Tingkat aktivitas 3. Memasukkan atau tidak memasukkan overhead tetap 4. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif 5. Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktivitas Jasa
DASAR YANG DIGUNAKAN : OUTPUT FISIK estimasi Overhead Pabrik BOP per unit = estimasi unit produksi Contoh : Overhead pabrik yang diestimasikan $300. 000 dan perusahaan bermaksud memproduksi 250. 000 unit selama periode mendatang, setiap unit yang sudah selesai akan dibebankan overhead sebesar $1, 20 ($300. 000 : 250. 000 unit). Suatu pesanan dengan 1. 000 unit yang selesai diproses akan dibebankan biaya overhead sebesar 1. 000 x $1, 20 = $1. 200
DASAR BIAYA BAHAN BAKU LANGSUNG estimasi Overhead Pabrik BOP %tase BB= estimasi bahan baku Contoh : Overhead pabrik yang diestimasikan $300. 000 dan estimasi bahan baku totalnya $250. 000, maka setiap pesanan atau produk dibebankan overhead setara dengan $300. 000 : $250. 000 = 1, 20 atau 120% dari bahan baku langsungnya. Jika bahan baku untuk suatu pesanan sebesar $5. 000 maka pesanan tersebut menerima tambahan biaya overhead sebesar $5. 000 x 120% = $6. 000
DASAR BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG estimasi Overhead Pabrik BOP %tase BTKL= estimasi BTKL Contoh : Overhead pabrik yang diestimasikan $300. 000 dan estimasi total BTKL untuk periode mendatang $500. 000, maka tarif overhead pabrik sebesar $300. 000 : $500. 000 = 0, 60 atau 60%. Suatu pesanan atau produk dengan BTKL sebesar $12. 000 akan dibebankan biaya overhead sebesar $12. 000 x 60% = $7. 200
DASAR JAM TENAGA KERJA LANGSUNG estimasi Overhead Pabrik BOP per jam TKL= estimasi jam TKL Contoh : Overhead pabrik yang diestimasikan $300. 000 dan estimasi total jam TKL sebesar 60. 000, maka tarif overhead pabrik sebesar $300. 000 : 60. 000 = $5 per jam TKL. Suatu pesanan atau produk yang memerlukan jam TKL sebesar 800 jam akan dibebankan biaya overhead sebesar 800 x $5= $4. 000
DASAR JAM MESIN estimasi Overhead Pabrik BOP jam mesin = estimasi jam mesin Contoh : Overhead pabrik yang diestimasikan $300. 000 dan estimasi jam mesin 20. 000, maka tarif overhead pabrik sebesar $300. 00: 20. 000 = $15. Suatu pesanan atau produk yang menggunakan 120 jam mesin akan dibebankan biaya overhead sebesar 120 x $15= $1. 800
PEMILIHAN TINGKAT AKTIVITAS KAPASITAS TEORITIS adalah kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini dicapai jika pabrik atau departemen memproduksi pada tingkat 100% dari kapsitas yang dinyatakan. KAPASITAS PRATIS adalah sangat tidak mungkin bahwa perusahaan manapu dapat beroperasi pada tingkat kapasitas teoritis lebih dari beberapa menit atau jam dalam satu waktu. Pengurangan disebabkan oleh pengaruh internal, penurunan biasanya berkisar 15% -25%
KAPASITAS AKTUAL YANG DIPERKIRAKAN mengacu pada jumlah output yang diperkirakan diproduksi selam periode tersebut, biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan sebelumnya di setiap periode karena penurunan atau peningkatan dalam produksi yang direncanakan KAPASITAS NORMAL mengacu pada aktivitas rata selama suatu periode waktu yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep kapasitas normal berusaha untuk menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi ketika fasilitas dipergunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda
DAMPAK KAPASITAS PADA TARIF OP, jika tingkat kapasitas normal 75% yang dipilih maaka tarif OP adalah $2, 40 per jam mesin. Pada tingkat yang lebih tinggi tarifnya lebih rendah karena OP tetap dibebankan ke lebih banyak jam mesin KAPASITAS MENGANGGUR VERSUS KELEBIHAN KAPASITAS Kapasitas menganggur disebabkan oleh kurangnya penjualan yang bersifat temporer. Ketika kapasitas menganggur, biayanya dimasukkan dalam tarif OP hanya jika kapasitas aktual yang diperkirakan digunakan sebagai penyebut. Kelebihan kapasitas terjadi karena produktif yang lebih besar dibandingkan kemampuan untuk menggunakan
MEMASUKKAN ATAU MENGELUARKAN BOP TETAP PERHITUNGAN BIAYA PENYERAPAN PENUH (ABSORPTION COSTING), PERHITUNGAN BIAYA KONVENSIONAL (CONVENTIONAL COSTING) ATAU PERHITUNGAN BIAYA PENUH (FULL COSTING) BOP tetap dan BOP variabel dimasukkan dalam BOP PERHITUNGAN BIAYA LANGSUNG (DIRECT COSTING) ATAU PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL (VARIABLE COSTING) hanya BOP variabel ; BOP tetap sebagai beban periodik artinya bahwa seluruh biaya tersebut dibebankan di setiap periode
PERHITUNGAN TARIF BOP Biaya harus diklasifikasikan : FC atau VC maka bagian FC dari biaya semi variabel dan tingkat perubahan dalam bagian VC harus ditentukan. Misal : Estimasi BOP tetap $125. 000 dan BOP variabel $175. 000 dengan asumsi dasar jam mesin digunakan dan jam mesin untuk tahun depan diperkirakan adalah sebesar 20. 000 untuk De. Witt Product, tarif BOP = $15 per jam mesin ($300. 000 : 20. 000) BOP tetap =$6, 25 ($125. 000 : 20. 000) dan BOP variabel $8, 75 ($175. 000 : 20. 000)
BOP DIBEBANKAN TERLALU TINGGI atau TERLALU RENDAH PEMBEBANAN BOP Misal : Total jam mesin aktual dari De. Witt product adalah 18. 900 dan BOP aktual $292. 000. BOP yang dibebankan 18. 900 x $15 = $283. 500, jurnal yang dibuat : Barang Dalam proses-BOP 283. 500 BOP dibebankan 283. 500 Akun BOP dibebankan kemudian ditutup ke akun pengendali BOP akhir tahun dengan ayat jurnal : BOP dibebankan 283. 500 pengendali BOP 283. 500
Saldo debit BOP mengindikasikan BOP dibebankan terlalu rendah (underapplied), sedangkan saldo kredit mengindikasikan bahwa Bop dibebankan terlalu tinggi (overapplied). BOP yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat diperlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaan atau harga pokok penjualan. Jika jumlah OP yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rebdah tidak signifikan maka ditutup langsung ke ikhtisar laba rugi atau ke harga pokok penjualan sebagai biaya periodik.
Misal : De. Witt Product membebankan BOP lebih rendah $8. 500 dibandingkan dengan BOP aktual yang terjadi, ayat jurnal ; Ikhtisar laba rugi 8. 500 Pengendali OP 8. 500 Atau Harga Pokok Penjualan 8. 500 Pengendali OP 8. 500
ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI Metode Alokasi Langsung Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja dan tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu lainnya.
PT. Eliana Sari Anggaran Biaya Overhead Pabrik per Departemen Tahun 19 X 1 (dalam ribuan rupiah) Jenis BOP Departemen Produksi Jumlah A B Departemen Pembantu X Y Z BOP Langsung departemen Biaya bahan penolong 1450 550 750 50 75 25 Biaya bahan bakar 1000 Bia. tenaga krj tak lansung 2000 750 800 200 150 100 Bia. Kesjhtraan karyawan 655 250 300 50 30 25 Bia. Rprsi & pemlhran mesin 1375 400 500 300 100 75 -------------------------------------Jmlh BOP lang. departemen 6480 1950 2350 600 1355 225 -------------------------------------BOP tak lang. departemen Biaya depresiasi gedung 400 120 76 40 64 Biaya asuransi gedung 500 125 150 95 50 80 -------------------------------------BOP tak lang. departemen 900 225 270 171 90 144 -------------------------------------Jumlah BOP 7380 2175 2620 771 1445 369 ======================
Dasar Distribusi Biaya Overhead Pabrik Departemen yang menikmati Proporsi Luas Lantai Manfaat Biaya Luas Lantai (m 2) ((b) : 8. 000) x 100% (a) (b) (c) ______ Departemen A 2. 000 25% Departemen B 2. 400 30% Departemen X 1. 520 19% Departemen Y 800 10% Departemen Z 1. 280 16% Jumlah 8. 000 100% PT Eliana Sari Taksiran Jasa Departemen-Departemen Pembantu yang Dipakai oleh Departemen Produksi Departemen Pembantu Dep. Produksi A Departemen Pembantu X 75% Departemen Pembantu Y 45% Departemen Pembantu Z 60% ====================== Dep. Produksi B 25% 55% 40%
PT Eliana Sari Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke Depertemen Produksi (dalam ribuan rupiah) Keterangan Departemen Produksi A B Jumlah BOP langsung & tak langsung Departemen 2. 175 2. 620 Alokasi BOP Departemen X 578, 25 192, 75 Alokasi BOP Departemen Y 650, 25 794, 75 Alokasi BOP Departemen Z 221, 40 147, 60 ---------------------------------- Jumlah Alokasi BOP dari departemen pembantu 1449, 9 1. 135, 10 ----------------===========----Jumlah biaya departemen produksi setelah meneima alokasi biaya dari departemen pembantu 3. 624, 90 3. 755, 10 Departemen Pembantu X Y Z 771 (771) 0 1. 445 (1. 445) 0 369 (369) 0
Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu Metode alokasi kontinyu Metode aljabar Metode urutan alokasi yang diatur
Metode Alokasi Bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu
Metode Alokasi Kontinyu Dalam metode ini, biaya overhead pabrik departemen pembantu yang saling memberikan jasa secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti
Contoh Biaya overhead pabrik langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama tahun anggaran 19 X 3 diperkirakan sebagai berikut: Departemen produksi Departemen A Rp. 9. 000 Departemen B Rp. 15. 000 Departemen pembantu Departemen X Rp. 3. 000 Departemen Y Rp. 5. 000 Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut: Jasa Departemen X Jasa Departemen Y Dipakai di . Departemen Pembantu Departemen Produksi Dept. X Dept Y Dept. A Dept. B 10% 65% 20% 45% 35%
Alokasi biaya overhead departemen pembantu dengan metode alokasi kontinyu tampak dalam tabel berikut ini: Departemen X Departemen Y BOP lang. & tak lang. departemen Rp. 3. 000 Rp. 5. 000 Alokasi BOP Departemen X*) (3. 000) 300. 000 Rp. 5. 300. 000 Alokasi BOP Departemen Y 1. 060. 000 (5. 300. 000) Rp. 1. 060. 000 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (1. 060. 000) 106. 000 Rp. 0 Rp. 106. 000 Alokasi BOP Departemen Y 21. 200 (106. 000) Rp. 21. 200 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (21. 200) 2. 120 Rp. 2. 120 Alokasi BOP Departemen Y 424 (2. 120) Rp. 424 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (424) 42 Rp. 0 Rp. 42 Alokasi BOP Departemen Y 8 (42) Rp. 8 Rp. 0 Alokasi BOP Departemen X (8) 1 Rp. 0 Rp. 1
Jumlah biaya overhead departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemen Y adalah sebesar Rp 4. 081. 632 (yaitu Rp 3. 000 + Rp 1. 060. 000 + Rp 21. 200 + Rp 424 + Rp 8), sedangkan jumlah biaya overhead departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X adalah sebesar Rp 5. 408. 163 (yaitu Rp 5. 000 + Rp 300. 000 + Rp 106. 000 + Rp 2. 120 + Rp 42 + Rp 1). Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dan alokasi biaya overhead antar departemen pembantu sendiri dilakukan dalam tabel berikut ini : Departemen Pembantu Dep. X Dep. Y BOP langsung dan tidak langsung departemen Rp. 3. 000 Rp. 5. 000 Alokasi BOP departemen X (4. 081. 632) 408. 163 Alokasi BOP departemen Y 1. 081. 632 (5. 408. 163) Rp. 0 Rp. 0 g Departemen Produksi Dep A Dep. B Rp. 9. 000 Rp. 15. 000 2. 653. 061 1. 020. 508 2. 433. 673 Rp. 14. 086. 734 1. 892. 857 Rp. 17. 913. 265
Metode A jabar Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan: x = jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasibaiya dari departemen Y y = jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaay dari departemen X Oleh karena itu: x = 3. 000 + 0, 20 y y = 5. 000 + 0, 10 x Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut: x = 3. 000 + 0, 20 y x = 3. 000 + 0, 20 (5. 000 + 0, 10 Y) x = 3. 000 + 1. 000 + 0, 20 x x – 0, 20 x = 4. 000 0, 98 x = 4. 000/0, 98 = 4. 081. 633 y = 5. 000 + 1, 10 x = 5. 000 + 408. 163 y = 5. 408. 163
METODE URUTAN ALOKASI YANG DIATUR Karakteristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut: 1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap 2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah. 3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu adalah sebagai berikut: §Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama. §Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biaya overhead dalam masing-masing departemen pembantu. Contoh : Biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen pembantu yang dianggarkan untuk tahun 19 X 1 adalah sebagai berikut : Departemen A Rp 15. 000, Departemen B Rp 17. 500. 000 dan Departemen C Rp 10. 000. Urutan alokasi biaya overhead dapat diatur sebagai berikut : pertama departemen B, kedua Departemen A dan yang terakhir Departemen C.
§Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain, diletakkan paling akhir dalam proses alokasi biaya overhead. 4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut ini : § Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overheadnya telah habis dialokasikan ke departemen lain. § Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalamnya.
Departemen Pembantu Dep. A Dep. B Dep. C Departemen Produksi Dep, X Dep. Y (1) (3) (2) Departemen Pembantu Dep. A Dep. B Dep. C (3) Departemen Produksi Dep, X Dep. Y
Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead per departemen Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik per Departemen Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead pabrik yang dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead pabrik yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran. 2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.
3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik. Dasar alokasi yang digunakan adalah data yang dikumpulkan pada langkah ke 2. 4. Membandingkan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif. 5. Menganalisis selisih biaya overhead pabrik per departemen.
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan: 1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 3. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. 4. Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik
TUGAS DI KELAS 1. Nazareth Company mengestimasikan biaya overhead sebesar $225. 000 untuk tahun depan. Estimasi unit yang akan diproduksi adalah sebesar 25. 000 unit, dengan biaya bahan baku sebesar $500. 000. Konversi akan memerlukan jam tenaga kerja langsung yang diestimasikan sebesar 56. 250 dengan biaya $8 per jam, dan jam mesin yang diestimasikan adalah 75. 000 Diminta : a. Unit produksi b. Biaya bahan baku c. Jam tenaga kerja langsung d. Biaya tenaga kerja langsung e. Jam mesin
2. Tillsdale Company gunakan perhitungan biaya perpetual untuk item persediaan 407, yang dibeli untuk dijual kembali. Perusahaan memulai operasinya pada tanggal 1 januari dan dalam proses menyusun laporan keuangannya. Akun persediaan dan catatan akuntansi lainnya diperiksa dan informasi berikut ini dikumpulkan berkaitan dengan operasi empat bulan pertama : Tgl. pembelian unit Biaya per unit 2 Januari 2. 000 $ 5 2 Februari 1. 200 6 2 Maret 1. 500 8 2 April 1. 900 7
Tgl. Penjualan Unit Tgl. Penjualan Unit 15 Januari 500 15 Maret 600 31 januari 700 31 Maret 800 15 februari 600 15 April 700 28 februari 900 30 April 700 Manajemen belum memutuskan manakah dari ketiga metdoe perhitungan biaya persediaan yang harus dipilih : (a) Metode Biaya rata-rata tertimbang (b) Metode FIFO (c) Metode LIFO Diminta : 1. Buat kartu catatan persediaan untuk item 407, menggunakan setiap metode yang disebutkan diatas. Bulatkan semua perhitungan sampai tiga angka di belakang koma 2. Buat laporan komparatif yang menunjukkan dampak dari setiap metode terhadap laba kotor. Harga jual perunit $10
- Slides: 37