Loading Screen Completed Click on the logo to

  • Slides: 29
Download presentation
Loading Screen. . Completed. (Click on the logo to start) Reading files. . .

Loading Screen. . Completed. (Click on the logo to start) Reading files. . . Meteorologi Umum

Opeing Pengertian Proses hydrologi Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas

Opeing Pengertian Proses hydrologi Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan

Opeing Pengertian Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan Hujan

Opeing Pengertian Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan Hujan adalah pretisipasi berbentuk cair yang jatuh ke permukaan bumi setelah mengalami proses kondensasi. Dapat pula disebut sebagai hydrometeor yang jatuh ke bumi Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul di daerah/tempat yang datar, dimana airnya tidak menguap, meresap dan mengalir, Satuan curah huja adalah mm. Proses hydrologi Curah hujan 1 mm artinya dalam luas 1 meter persegi, daerah/tempat yang datar akan tertampung curah hujan setinggi 1 mm atau tertapung air 1 liter atau 1000 ml. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 millimetre (39 in)

Opeing Pengertian Proses hydrologi Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas

Opeing Pengertian Proses hydrologi Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan

Shower Rain •

Shower Rain •

Keadaan setelah hujan selesai : • Jika hujannya terjadi di stasiun, maka akan tampak

Keadaan setelah hujan selesai : • Jika hujannya terjadi di stasiun, maka akan tampak seluruh langit seolah-olah tertutup oleh awan 2 konvektif. • Jika hujannya berhenti, biasanya cuaca menjadi clear/cerah, dan jumlah awannya terlihat berkurang atau menjauh dari stasiun. • Mengenai distribusi hujannya bersifat lokal/ setempat, bisa scattered atau isolated. Catatan/keterangan 1. # Distribusi hujan bersifat lokal /patchly berkisar antara 10 s/d 25 % pada suatu area. 2. # Distribusi hujan bersifat tidak merata berkisar antara 25 s/d 55 % pada suatu area. 3. # Distribusi hujan bersifat merata berkisar lebih dari 55 s/d 100 % pada suatu area.

Intermiten Rain •

Intermiten Rain •

Perkembangan awan saat hujan berhenti : 1. Jumlah awan hampir tetap (no change) ;

Perkembangan awan saat hujan berhenti : 1. Jumlah awan hampir tetap (no change) ; 2. Tidak terlihat adanya lapisan awan yang terputus, namun tinggi dasar awan tampak menjadi lebih tinggi; 3. Setelah hujan berhenti langit tampak lebih terang dibanding sebelumnya. •

Continouse Rain

Continouse Rain

Berdasakan jumlah awan setelah hujan : 1. Jumlah awan hampir tetap (no change); 2.

Berdasakan jumlah awan setelah hujan : 1. Jumlah awan hampir tetap (no change); 2. Dasar awan masih tampak tetap dan gelap, sekalipun ketinggiannya sudah ada naik; 3. Ada kemungkinan terjadi hujan lanjutan (intermittent rain).

Drizzle •

Drizzle •

Intensitas Drizzle No. Uraian Drizzle ringan Drizzle sedang 1. Intermittent Dz 2. Countinous Dz

Intensitas Drizzle No. Uraian Drizzle ringan Drizzle sedang 1. Intermittent Dz 2. Countinous Dz Drizzle lebat

Opeing Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan Pengertian Proses

Opeing Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan Pengertian Proses hydrologi Hujan berdasarkan proses pembentukanya

Hujan Siklonal

Hujan Siklonal

Hujan siklon adalah hujan yang terbentuk karena udara panas yang naik dan disertai angin

Hujan siklon adalah hujan yang terbentuk karena udara panas yang naik dan disertai angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju titik pusat. Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin anti siklon. Di amerika tropical siklon diberi nama Hurricane, di Cina dan Jepang disebut Taifun, di Autralia disebut Siklon dan di Indonesia disebut puting beliung.

Siklon Tropis dapat terbentuk dengan persayaratan : 1. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26. 5

Siklon Tropis dapat terbentuk dengan persayaratan : 1. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26. 5 C hingga ke kedalaman 60 meter 2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis. 3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon. 4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator. 5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur

Struktur Siklon tropis 1. Tekanan udara permukaan rendah. Angin siklon berputar dan uap air

Struktur Siklon tropis 1. Tekanan udara permukaan rendah. Angin siklon berputar dan uap air hangat naik. 2. Inti hangat, Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat. 3. CDO (Central Dense Overcast), CDO merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan badai petir.

4. Mata, Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di

4. Mata, Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat. 5. Dinding mata, Dinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling berbahaya. 7. Aliran keluar (outflow), Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah.

Hujan Zenital Hujan Zenithal adalah hujan yag terjadi di daerah equator sehingga sering disebut

Hujan Zenital Hujan Zenithal adalah hujan yag terjadi di daerah equator sehingga sering disebut angin naik equatorial. Umumnya terjadi pada sore hari pada jam 14. 00 -15. 00 saat jam pemanansan maksimum. Terjadi akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut Di daerah tropis selama setahun dengan mengalami Angin dua kali Pasat hujan Tenggara. zenithal, sedangkan daerah lintang 23½° LU/LS mengalami satu kali hujan zenithal. Di daerah tropis, daerah lintang 10° LU – 10° LS, hujan ini terjadi bersamaan waktunya dengan kedudukan matahari pada titik zenitnya, atau beberapa waktu

Hujan Orografis merupakan hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air itu bergerak

Hujan Orografis merupakan hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air itu bergerak horizontal dan naik menuju lereng pegunungan, karena pengaruh dari ketinggian maka suhu udara menjadi dingin, selanjutnya terjadilah proses kondensasi dan menghasilkan awan hujan disekitar pegunungan. Umumnya hujan sudah turun sebelum melewati puncak pegunungan. Angin yang mendorong hujan, terus bergerak menuruni lereng di sebelahnya tanpa mengandung uap air. Angin tersebut bersifat kering dan sering disebut sebagai angin fohn. Daerah terjadinya angin fohn disebut daerah bayangan hujan.

Hujan Frontal adalah hujan yang terjadi di daerah lintang tinggi sehingga di Indonesia tidak

Hujan Frontal adalah hujan yang terjadi di daerah lintang tinggi sehingga di Indonesia tidak ada. Hujan Frontal adalah hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa tersebut disebut bidang front Karena lebih berat massa udara dingin yang berada dibawah massa udara panas, maka terjadilah hujan lebat disekitar bidang front tersebut sehingga hujan tersebut disebut sebagai hujan frontal.

HUJAN MUSON Hujan muson merupakan hujan yang terjadi karena pengaruh angin muson. Angin muson

HUJAN MUSON Hujan muson merupakan hujan yang terjadi karena pengaruh angin muson. Angin muson terbentuk oleh pengaruh pergerakan udara oleh pergerakan semu tahunan matahari diantara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Hujan muson ini lebih dikenal di Indonesia dimana terjadi pada bulan Oktober s/d April. Intensitas hujannya : heavy rain, moderate rain, slight rain dan drizzle.

Pengaruh angin muson barat di Indonesia Muson barat atau muson musim dingin timur laut

Pengaruh angin muson barat di Indonesia Muson barat atau muson musim dingin timur laut adalah angin yang bertiup pada bulan Oktober-April di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan benua Australia sedang mengalami musim panas, berakibat pada tekanan minimum dan benua Asia lebih dingin, berakibat memiliki tekanan maksimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekenan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan).

Pengaruh angin muson timur di Indonesia Muson timur atau muson musim panas barat daya

Pengaruh angin muson timur di Indonesia Muson timur atau muson musim panas barat daya adalah angin yang bertiup pada bulan April. Oktober di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan benua Australia musim dingin, sehingga bertekanan maksimum dan Benua Asia lebih panas, sehingga bertekanan minimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan karena menuju utara Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan yang sempit.

Hujan Buatan Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent

Hujan Buatan Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947 oleh Bernard Vonnegut. Yang sebenarnya dilakukan oleh manusia adalah menciptakan peluang hujan dan “mempercepat” terjadinya hujan. Nama yang digunakan sebagai upaya “membuat hujan” adalah menjadi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Untuk mempercepat hujan zat hygrokospis seperti Na. Cl Ca. Cl 2 dalam bentuk bubuk disebar. Garam itu akan berperan sebagai titik pangkal pembentukan uap-uap atmospere di awan. Setelah beberapa jam akan tumbuh awan-awan kecil yang berkelompok, kemudian ditambahkan urea yang berpern mendinginkan lingkungan sehingga awan-awan kecil akan bergabung membentuk awan besar.

Kelompok awan besar biasanya segera terlihat agak kehitam-hitaman artinya awan hujan telah terbentuk. Tindakan

Kelompok awan besar biasanya segera terlihat agak kehitam-hitaman artinya awan hujan telah terbentuk. Tindakan berikutnya adalah penyebaran larutan yang berkomposisi air, urea serta amonium nitrat dengan perbandingan 4 : 3 : 1 ke dalam kelompok-kelompok besar awan yang tampaknya hitam. Besarnya larutan yang disebarkan antara 50 u – 100 u dengan menggunakan peralatan mikron atmosphere yang dipasang di pesawat. Larutan ini cukup dingin yaitu sekitar 4° C, yang akan mengikat awan dan mudah meresap ke dalam awan, sehingga dapat mendorong pembentukan butir-butir atmosphere yang lebih besar karena berat butir-butir atmosphere tersebut akan turun dan menimbulkan hujan.

Opeing Pengertian Proses hydrologi Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas

Opeing Pengertian Proses hydrologi Hujan brskan jatuhan endapanyas Hujan brdskn pembentukanya Hujan berdasaekan Intensitas endapan Hujan Ringan • Tetes-tetes airnya ringan, lambat menimbulkan genangan Hujan Sedang • Tetes-tetes airnya sedang, cepat menimbulkan genangan air Hujan lebat • Menimbulkan suara gemuruh di atap atau genteng, dan percikan kuat di taah kering.

Istilah kondisi cuaca Fine • Kondisi atmosfer berkabut atau berawan, berangin, dan tidak ada

Istilah kondisi cuaca Fine • Kondisi atmosfer berkabut atau berawan, berangin, dan tidak ada endapan Dry • Kondisi atmosfir relatif kering dan diharapkan tidak ada hujan dalam periode 1 hari.

HIstory That’s All About Our Presentation PRESENTATION Thanks for Your Attention… Sekolah Tinggi Meteorologi,

HIstory That’s All About Our Presentation PRESENTATION Thanks for Your Attention… Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika