LEMBAGA PEMBIAYAAN BIDANG INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI SEBAGAI
LEMBAGA PEMBIAYAAN BIDANG INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI SEBAGAI SOLUSI BAGI PEMBANGUNAN INDUSTRI Disampaikan pada Seminar Nasional Pembiayaan Investasi di Bidang Industri KADIN 5 Mei 2015 RAUF PURNAMA 1
I. PENDAHULUAN 1. Konstitusi/UUD 45 pasal 33 telah mengamanatkan agar Sumber daya alam termasuk air, dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. 2. Untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia harus mengembangkan pembangunan Industri (Hulu, Antara dan Hilir) 3. Negara maju dan makmur adalah negara yang bisa meningkatkan nilai tambah (added value) sumber daya (SDA) 4. Prioritas pembangunan industri diarahkan pada Industri Strategis sesuai amanat UU Perindustrian no. 3 tahun 2014 dan RIPIN 2015 5. Pembangunan industri (Hulu, Antara dan Hilir) membutuhkan dana pembiayaan baik equity maupun pinjaman. 2
II. KONDISI SUMBER DAYA ALAM (SDA) SAAT INI Ekspor SDA INDUSTRI Pangan, Sandang, Papan, Transportasi, Telekomunikasi, Kesehatan, Pendidikan, Pertahanan/ Keamanan dll. Impor 3
III. DAMPAK TIDAK TUMBUHNYA INDUSTRI Karena SDA diekspor maka kondisi tingkat kemakmuran sbb. : 1. GDP per kapita relatif rendah 2. Cadangan devisa relatif rendah 3. Tingkat pengangguran dan kemiskinan relatif tinggi 4
1. Perbandingan GDP per kapita Beberapa Negara 2003 2012 SDA (Sumber Daya Alam) Singapura 21. 490 54. 831 Impor Korea Selatan 12. 634 24. 955 Impor Taiwan 12. 695 21. 002 Impor Malaysia 4. 568 10. 422 - China 1. 093 6. 089 Impor Thailand 2. 248 5. 482 Impor Indonesia 1. 067 3. 551 Ekspor Negara Sumber: Business Monitor International (BMI), May 2014 5 rp/wgp/07/10
2. Perbandingan Cadangan Devisa Beberapa Negara Cadangan Devisa beberapa negara (dalam $ miliar) Negara 2003 2012 Ekspor China 408, 15 3. 310, 0 Hasil Industri Taiwan 206, 60 385, 5 Hasil Industri Korea Selatan 137, 34 323, 2 Hasil Industri Singapura 88, 60 256, 1 Hasil Industri Thailand 42, 15 173, 3 Hasil Industri Malaysia 37, 23 137, 8 Hasil Industri/SDA* Indonesia 32. 71 112, 8 SDA* Sumber: Diolah dari Business Monitor International (BMI) May 2014, World Bank. *) SDA: Sumber Daya Alam 6 rp/wgp/08/12
3. Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan 1. Tingkat Pengangguran: Jumlah pengangguran 7, 39 juta orang (6, 25% dari angkatan kerja 121, 19 juta) (Agustus 2013) 2. Jumlah Penduduk Miskin*: Jumlah penduduk miskin 28, 07 juta orang (11, 37%), (Maret 2013) *) Garis kemiskinan: Rp 261. 626/kapita/bulan Sumber: BPS 7
IV. MENGEJAR KETERTINGGALAN MELALUI PEMBANGUNAN INDUSTRI 1. Untuk mengejar ketertinggalan maka Indonesia harus membangun Industri berbasis SDA karena: 1. Industri dapat meningkatkan nilai tambah 2. Industri dapat meningkatkan lapangan kerja 3. Industri dapat meningkatkan cadangan devisa 4. Industri dapat meningkatkan penerimaan negara 5. Tumbuh dan berkembang Industri Jasa (tersier) Swasta 2. Membuat Program Prioritas Industri yang Strategis 3. Menyiapkan Pembiayaan untuk Pembangunan Industri baik Industri Hulu, Antara maupun Industri Hilir 4. Menyusun Konsep Peranan Pemerintah dan Swasta dalam bidang Industri berbasis SDA 8
V. NILAI TAMBAH INDUSTRI BERBASIS MINYAK BUMI DAN GAS ALAM Ekspor Impor $60/bbl R E F I N E R Y Crude oil Dalam Negeri NH 3 HNO 3 $500/Ton Gas $65/bbl ($455/Ton) $78/bbl $546/Ton BBM PX PET FIBRE TEXTILE GARMENT (Pakaian jadi) $800/Ton $130, 000/Ton Naphtha Benzene NB PNCB PAP PARACETAMOL $10, 000/Ton $800/Ton Ekspor $4 -8/MMBtu $200 -$400/Ton
VI. INDUSTRI DAN LAPANGAN KERJA Crude Oil 4 juta barel/hari R Y 88% E F I 12% N E R BBM Industri Hulu Naphtha 12 Perusahaan 9. 000 tenaga kerja Industri Antara 270 Perusahaan 97. 000 tenaga kerja Industri Hilir 61. 349 Perusahaan 3, 8 juta tenaga kerja Sumber: - Diolah dari DMRA - Pada harga crude oil $62/bbl
VII. SUMBER PEMBIAYAAN INDUSTRI 1. Equity: Pemerintah, Swasta 2. Loan a) Bank: Pemerintah, Swasta, Asing b) Lembanga Keuangan non-Bank 3. SWF (Sovereign Wealth Fund) 11
VIII. SOVEREIGN WEALTH FUND (SWF) 12
VIII. SOVEREIGN WEALTH FUND (SWF) 13
IX. INDUSTRI, INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN Industri Hulu Sifat Investasi High investment, High technology, High risk, Medium/low return Industri Antara High/Medium investment, High/medium technology, High/medium risk, High/ medium return Industri Hilir Medium/low investment, Medium/ low technology, Medium/low risk, High/medium return $600 juta - $16 miliar $50 juta - $600 juta <$50 juta Pengelola di Beberapa Negara - Pemerintah 70 -100% - Swasta 0 -30% Pemerintah <50% Swasta 100% Pembiayaan Sebagian besar Bank Luar Negeri Bank Dalam Negeri/Bank Luar Negeri Bank Dalam Negeri 14
X. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Industri Hulu berbasis SDA adalah industri sangat strategis 2. Perlu segera ditentukan prioritas Industri Strategis berbasis SDA 3. Industri Hulu karena high investment, high technology, high risk tetapi strategis harus dipelopori oleh Pemerintah 4. Pemerintah perlu membentuk BUMN baru sesuai dengan UU Perindustrian No. 3/2014 dan UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara yang berperan dalam usaha mengembangkan Industri Strategis 5. Perlu SWF (PIP) modalnya diperbesar atau dibentuk Lembaga Pembiayaan Khusus Industri 15
TERIMA KASIH 16
- Slides: 16