Larva migrans Oleh Nurhalina Pengertian Larva migrans adalah

  • Slides: 34
Download presentation
Larva migrans Oleh Nurhalina

Larva migrans Oleh Nurhalina

Pengertian • Larva migrans adalah larva cacing nematoda hewan yang melakukan migrasi dalam tubuh

Pengertian • Larva migrans adalah larva cacing nematoda hewan yang melakukan migrasi dalam tubuh manusia tapi tidak berkembang lebih lanjut menjadi bentuk dewasa • Dua jenis larva migrans yang terjadi pada manusia adalah cutaneus larva migrans dan visceral larva migrans atau creeping eruptions, terjadi karena cacing masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau mulut lalu larva hanya melakukan migrasi ke dalam kulit. • Pada visceral larva migrans telur cacing masuk melalui mulut penderita dan larva cacing yang menetas melakukan migrasi di dalam organ-organ atau jaringan visceral penderita.

Penyebab Larva migrans • Cacing nematoda hewan yang larvanya dapat menyebabkan cutaneus larva migrans

Penyebab Larva migrans • Cacing nematoda hewan yang larvanya dapat menyebabkan cutaneus larva migrans adalah Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma caninum dan Gnasthoma spinigerum yang hidup pada kucing, anjing dan sejenisnya. • Visceral larva migrans disebabkan oleh larva Toxocara caniis ( cacing askaris yang hidup pada anjing) dan Toxocara catii (Cacing askaris yang hidup pada kucing).

Gnathosma spinigerum • Cacing dewasa panjangnya ± 31 mm • Mempunyai bibir besar dan

Gnathosma spinigerum • Cacing dewasa panjangnya ± 31 mm • Mempunyai bibir besar dan berlobus tiga dengan permukaan medialnya bergigi. • Bulbus kepala cacing mempunyai empat rongga submedian yang dilengkapi dengan 6 -11 baris kait-kait yang melintang. • Du pertiga tubuh bagian yang anterior cacing mempunyai spina-spina kutikula yang besar dan pipih dan tepi posterior yang bergerigi. • Di bagian kaudal cacing jantan terdapat spina-spina kecil dan 4 pasang papil besar yang bertangkai. • Cacing jantan mempunyai spikulum yang tidak sama panjang. • Vulva cacing betina membuka 4 -8 mm dari ujung posterior badan cacing.

Telur • Telur lonjong seperti telur Ascaris dan mempunyai sumbat di dalah satu kutubnya

Telur • Telur lonjong seperti telur Ascaris dan mempunyai sumbat di dalah satu kutubnya

Gnathosma spinigerum

Gnathosma spinigerum

Telur

Telur

Toxocara canis Toxocara cati Panjang 18 cm 10 cm Sayap leher Sempit memanjang Pendek

Toxocara canis Toxocara cati Panjang 18 cm 10 cm Sayap leher Sempit memanjang Pendek melebar Ekor cacing jantan Mempunyai tonjolan terminal dan sayap kaudal Panjang Spikulum Cacing Jantan 1 mm 2 cm Telur Mirip telur ascaris dengan gerigi pada kulit telur yang lebih kecil

Toxocara cati

Toxocara cati

Toxocara cani

Toxocara cani

Ancylostoma braziliensis dan A. caninum • Larva ke dua spesies cacing tambang ini tersebar

Ancylostoma braziliensis dan A. caninum • Larva ke dua spesies cacing tambang ini tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis menimbulkan kelainnan kulit yang disebut creeping eruption. • Tempat hidup di dalam usus kucing • Cacing tambang dapat dibedakan spesiensnya dengan membedakan mulut dan gigi

Perbedaan A. braziliensis dan A. caninum A. braziliensis Jantan 4. 5 -8. 5 mm

Perbedaan A. braziliensis dan A. caninum A. braziliensis Jantan 4. 5 -8. 5 mm Betina 6. 1 -10. 5 Rongga mulut 2 pasang gigi yang tidak sama ukurannya Bursa kopulatriks Berukuran kecil cacing jantan dengan rais yang pendek A. Caninum 10 mm 14 mm 3 pasang gigi Berukuran besar dengan rays yang panjang dan langsing

Morfologi telur dan larva Ancylostoma

Morfologi telur dan larva Ancylostoma

Kelainan organ • Sesudah menembus kulit manusia, larva filariform cacing mengadakan migrasi intrakutan serta

Kelainan organ • Sesudah menembus kulit manusia, larva filariform cacing mengadakan migrasi intrakutan serta membentuk terowongan di dalam kulit yang khas bentuknya. Larva filariform A. branzeliasis dan A. caninum tidak dapat berkembang menjadi cacing dewasa dalam tubuh manusia. • Creeping eruption yang digali oleh larva berbentuk garis berkelok-kelok mirip ular yang kas bentuknya.

Kelainan jaringan organ Cuteneous larva migrans Larva migrans kutan yang disebabkan oleh larva cacing

Kelainan jaringan organ Cuteneous larva migrans Larva migrans kutan yang disebabkan oleh larva cacing Ancylostoma brazielensis atau Ancylostoma caninum masuk ke dalam tubuh penderita melalui kulit dan menimbulkan gatal-gatal pada kulit tempatnya masuk. 2 hari kemudia larva sudah membentuk lorong berliku-liku. Rasa gatal menyebabkan infeksi sekunder. Migrasi larva dapat terjadi berbulan dan menimbulkan gambaran khas yang disebut creeping eruption

 • Cuteneous larva migrans yang disebabkan oleh Gnathostoma spinigerum terjadi sesudah penderita makan

• Cuteneous larva migrans yang disebabkan oleh Gnathostoma spinigerum terjadi sesudah penderita makan ikan mentah yang mengadung larva statdium II cacing ini.

Visceral larva migrans • Larva migran viseral terjadi sesudah tertelan telur infeksi cacing Toxocara

Visceral larva migrans • Larva migran viseral terjadi sesudah tertelan telur infeksi cacing Toxocara melalui makanan dan minuman. • Telur menetas di dalam usus halus, kemudian larva menembus dinding usus lalu masuk ke dalam aliran darah dan mencapai organ-organ tubuh • Larva berada dalam organ terutama hati akan menyebabkan terbentuknya granuloma. • Gejala klinis berupa hepatomegali, demam disertai gejala alergi misalnya asma bronkie.

Diagnosis Larva migrans • Adanya gejala klinis berupa hepatomegali asma dan demam yang diperkuat

Diagnosis Larva migrans • Adanya gejala klinis berupa hepatomegali asma dan demam yang diperkuat dengan pemeriksaan darah tepi yang menunjukan adanya hipereosinofilia persisten berkisar antara 15 % dan 80 % serta leukositosis antara 15. 000 dan 80. 000 mengarah ke diagnosis visceral larva migrans. • Terjadinya creeping eruption yang khas disertai leukositosis dan euosinofilia yang menunjukan adanya cutaneous larva migrans. • Uji intradermal menggunakan antigen berasal dari larva atau cacing Gnathostoma spinegerum (untuk menegakkan diagnosis cutaneus larva migrans oleh cacing ini. Diagnosa pasti jika ditemukan cacing penyebabnya.

Creeping eruption pada Gnathostoma spinigerum

Creeping eruption pada Gnathostoma spinigerum

Gbr. Creeting eruption/ cutaneous larva migrans

Gbr. Creeting eruption/ cutaneous larva migrans

 • Secara klinis diagnosis creeping eruption oleh cacing tambang dpt ditetapkan melalui biopsi

• Secara klinis diagnosis creeping eruption oleh cacing tambang dpt ditetapkan melalui biopsi kulit dengan ditemukannya larva cacing tambang yang menjadi penyebabnya.

Pengobatan • Creeping eruptions pada cuteneous larva migrans yang menunjukan adanya larva cacing di

Pengobatan • Creeping eruptions pada cuteneous larva migrans yang menunjukan adanya larva cacing di ujung terowongan kulit diterapi dengan menyemprotkan larutan kloretil di tempat tersebut untuk membunuh cacingnya. • Tiabendazol per oral dengan dosis 25 mg/ kg BB/ hari selama 3 hari atau lebih (untuk memberatas larva yg ada di bawah kulit)

 • Pada cuteneous larva migrans oleh Gnathostoma spinigerum belum ada obat yang efektif

• Pada cuteneous larva migrans oleh Gnathostoma spinigerum belum ada obat yang efektif untuk mengatasinya sehingga harus dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan cacing ini • Begitupula visceral larva migrans oleh cacing ini belum bisa diobati dengan obat-obatan anti larva cacing

Pencegahan • Larva migrans dapat dicegah penularannya dengan cara mengobati anjing dan kucing yang

Pencegahan • Larva migrans dapat dicegah penularannya dengan cara mengobati anjing dan kucing yang terinfeksi Toxocara yang mjd sumber penularan. • Kontak dengan Ancylostoma braziliensis dan Ancylostoma caninum harus dihindari untuk mencegah cuteneus larva migrans dengan mencegah kontak antara kulit dengan tanah yang tercemar tinja anjing dan kucing. • Pada anjing dan kucing yang menderita ankilostomiasis harus segera diobati untuk mencegah penularan. • Makanan dan minuman harus dimasak dengan baik untuk mencegah terjadinya visceral larva migrans dan cuteneous larva migrans yang debabkan oleh Gnasthostoma spinigerum.