Trichostrongylus spp Strongyloides stercoralis Oleh Nurhalina M Epid
- Slides: 28
Trichostrongylus spp Strongyloides stercoralis Oleh Nurhalina, M. Epid Analis Kesehatan UM Palangkaraya
Trichostrongylus spp
Pendahuluan • Nematoda ini sering ditemukan pada herbivora di seluruh dunia • Beberapa spesies cacing ini ditemukan pada manusia • Beberapa diantaranya mempunyai arti klinik daripada yang lainnya
Siklus Hidup dan Morfologi • Merupakan jenis nematoda yang kecil, hampir sama dengan cacing tambang • Hidupnya tertanam dalam mukosa usus halus • Tidak seperti cacing tambang dewasa, cacing dewasanya tidak mempunyai kapsul bukal yang jelas dengan bagian mulut yang khusus (gigi, lempeng pemotong) • Infeksi pada manusia dengan menelan larva infektif yang mengkontaminasi tanaman.
• Setelah sampai di usus kecil, akan matur dalam waktu 3 -4 minggu tanpa mengalami siklus paru. • Telur mirip dengan cacing tambang berbentuk lonjong tetapi sedikit lebih panjang dengan bagian ujungnya lebih runcing daripada cacing tambang. • Pada kondisi yang cocok (tanah yang hangat dan lembab) telur akan menetas dalam waktu 24 jam dan berkembang menjadi larva infektif setelah kurang lebih 60 jam
Manifestasi Klinik • Gejala-gejala tergantung jumlah cacing dan kerusakan dari mukosa usus. • Perdarahan deskuamasi dapat terjadi (sama seperti pada cacing tambang) • Gejala 2 klinik pada umumnya tidak nyata kecuali terdapat beberapa ratus cacing.
Diagnosis • Diagnosa pasti ditegakan dengan menemukan telur dalam tinja 2 -4 minggu setelah • Larvanya dapat dibedakan dari cacing tambang dan Strongyloides
Pengobatan • Tersedia beberapa antelmintik beberapa diantaranya juga digunakan untuk infeksi nematoda lainnya • Tiabendazol : 25 mg/ kg bb x 2 hr (max 3 gr/hr)
Strongyloides stercoralis
Klasifikasi • • • Phylum Kelas Ordo Family Genus : nematoda : secernentea : Strongylida : Strongyloididae : Strongyloides
Pendahuluan • Strongyloides stercoralis pertamakali ditemukan pada Tahun 1876 dalam tinja tentara prancis yang mengalami diare dan baru pulang dr indo cina. • Diteliti pada tahun 1900 • Strongyloides stercoralis terutama ditemukan di daerah panas , teteapi dapat bertahan di daerah yang lebih dingin.
Morfologi dan daur hidup • Siklus hidup Strongyloides stercoralis lebih kompleks • Infeksi pada manusia melalui penetrasi larva filariform yang terdapat di tanah ke dalam kulit. • Larva bentuknya panjang ramping (panjang : 639 µm dan lebar 16 µm ) • Dapat hidup dalam tanah dan air dalam bbrp hari
Gbr. Siklus hidup Strongyloides stercoralis
• Setelah menebus kulit larva terbawa aliran darah >> paru-paru>> alveoli>> trakea>> faring>> tertelan >> mukosa duodenum dan jejenum bagian atas. • Perkembangan membutuhkan waktu 2 minggu dan betina mulai memproduksi telur • Telur berbentuk lonjong, dindingnya tipis dan berukuran 50 -58 µm x 30 -34 µm (umumnya lebih kecil dari ccing tambang).
• Telur-telur akan menetas >> larva rhabditiform akan keluar bersama tinja. • Larva habditiform akan berkembang menjadi bentuk bebas dalam tanah mjd larva filariform • Pada iklim sedang , cacing bentuk bebas tidak berkembang. • Pada keadaan dimana terjadi autoinfeksi larva rhabditiform yg berada dalam usus akan berkembang menjadi larva filariform
• Larva rhabditiform : (ukuran : 380 µm dan lebar 20 µm), otot esofagus menggelembung di bagian anterior, kemudian retriksi dan menggelembung di bagian posterior). terdapat sekelompok sel primordium genital yang agak nyata, dapat dilihat 2/3 ke belakang ujung anterior. • Pada larva rhabditoform Strongyloides , rongga mulutnya sangat pendek, hanya bbrp milimeter, sedangkan cacing tambang kira 2 panjangnya 3 kali
Gbr. Strongyloides stercoralis
Gejala Klinik • Pada beberp org tidak menunjukan gejala sama sekali tergantung berat ringannya penyakit. • Berdasarkan siklus hidupnya ada 3 organ yg sering terkena (kulit, usus dan paru 2). • Kulit : • Paru 2 : batu 2, napas memendek, mengi, demam dan infiltrat paru 2 sementara (sindrom loeffler) • Usus : infeksi berat (kerusakan mukosa yang berat)
Gbr. Larva currens/ larva migrans
• Sindrom hiperinfeksi : mekanisme dari terjadinya infeksi jangka panjang yang menetap bertahun 2, setelah seseorang meninggalkan daerah endemik. >>> kekambuhan bila daya tahan tubuh menurun. • Kerusakan jaringan akibat migrasi larva : pasien dapat meninggal
Diagnosa • Diagnosa pasti melalui ditemukannya cacing, telur dan larva dalam tinja, bahan dari duodenum dan sputum. • Tehnik kosentrasi yang khsus dan metode kultur larva (seringkari ditemukan larva filariform). • Kapsul Entero-test untk pemeriksaan bahan duodenum. • Telur jarang terlihat dalam tinja , tetapi mungkin ditemukan dalam isi duodenum. • Pada infeksi sangat berat ; telur (jarang), larva (kedua jenis) dan cacing dewasa ditemukan dalam tinja.
- Strongyloides stercoralis
- Siklus hidup strongyloides
- Strongyloides stercoralis:
- Abel albino ivermectina
- Strongyloides stercoralis
- Epid 600 unc
- Spp org
- Spp.org
- Eurygaster spp
- Tipi di ferite
- Spp texas
- Necator spp
- Spp integrated marketplace
- Xylosandrus spp
- Ciri utama inovasi penyampaian perkhidmatan
- Schistosoma spp common name
- El maiz
- Streptococcus pyogenes meio de cultura
- Efilat
- Sppweb
- Spp.org
- Protozoa lecture
- Chamaedorea elegans – parlor palm, commodore palm
- Costa spp
- Andrew radcliff
- Acanthamoeba spp
- Borang spp/k/003
- Atriplex spp
- Spp digital goods