Kelainan dan penyakit genetika Oleh Titta Novianti Pendahuluan

  • Slides: 22
Download presentation
Kelainan dan penyakit genetika Oleh : Titta Novianti

Kelainan dan penyakit genetika Oleh : Titta Novianti

Pendahuluan • Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi genetik akan diturunkan pada turunannya

Pendahuluan • Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi genetik akan diturunkan pada turunannya • Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2 – Kelainan kromosom (kelainan jumlah atau bentuk) – Mutasi basa DNA (kelainan susunan basa DNA)

Deteksi Kelainan kromosom • Untuk mendeteksi terjadinya kelainan jumlah dan bentuk kromosom dibuat kariotipe

Deteksi Kelainan kromosom • Untuk mendeteksi terjadinya kelainan jumlah dan bentuk kromosom dibuat kariotipe kromosom (susunan kromosom berdasarkan pengelompokannya dengan melalui teknik isolasi dan pewarnaan kromosom) • Metode ini ditemukan oleh Tjio dan Levan tahun 1956

Kariotipe kromosom 5 ml darah vena pemotretan (buang eritrosit) pengecatan ditambah media kultur pd

Kariotipe kromosom 5 ml darah vena pemotretan (buang eritrosit) pengecatan ditambah media kultur pd suspensi leukosit Diinkubasi 3 hari Pada suhu 370 C leukosit dipisahkan Sel disebarkan ditambah saline hipotoni

Teknik-teknik pengecatan pada kromosom • Q banding : teknik Foulerensesi dengan pewarnaan quinacrine •

Teknik-teknik pengecatan pada kromosom • Q banding : teknik Foulerensesi dengan pewarnaan quinacrine • G banding : pewarnaan Giemsa memperlihatkan pita terang –gelap • R Banding : pewarnaan Reverse banding (kebalikan pada G banding) • C banding : pewarnaan pada daerah sentromer

Deteksi Mutasi DNA • Dengan metode PCR (polymerase chain reaction) : memperbanyak sekuen DNA

Deteksi Mutasi DNA • Dengan metode PCR (polymerase chain reaction) : memperbanyak sekuen DNA yang akan diperiksa • Darah (5 ml) isolasi DNA (dari sdp) PCR elektroforesis (dg mgunakan voltase listrik pita-pita DNA bergerak sesuai panjang pasangan basa DNAnya) pita-pita DNA dilihat dengan flouresensi dilihat di bawah lampu UV dilakukan seqeuncing urutan basa DNA

Elektroforesis

Elektroforesis

Kelainan kromosom • Kelainan kromosom : - kelainan autosom - kelainan gonosom • Kelainan

Kelainan kromosom • Kelainan kromosom : - kelainan autosom - kelainan gonosom • Kelainan autosom - kelainan jumlah (aneuploidi dan poliploidi) - kelainan bentuk (translokasi, delesi) • Kelainan gonosom : terjadinya aneuploidi kromosom

Kelainan autosomal • Kelainan numerik (jumlah) : – Bertambahnya atau berkurangnya satu atau dua

Kelainan autosomal • Kelainan numerik (jumlah) : – Bertambahnya atau berkurangnya satu atau dua buah kromosom (aneuploidi) trisomi : bertambahnya satu kromosom mjd 47 kromosom, karena peristiwa non disjunction kemudian translokasi 14/15/22 ke 21 contoh : penyakit Sindroma Down (bertambahnya 1 kromosom pada krom ke 21), Sindr Patau (kelebihan pada kromosom ke 13, Sindr Edward kelebihan krom ke 18), biasanya pada ke 2 sindroma tersebut, saat bayi mengalami kematian. Penulisan kelainan krom : 47 XX + 21 - Poliploidi dapat terjadi pada sel-sel kanker

Penderita Sindroma down

Penderita Sindroma down

Kelainan pada kromosom

Kelainan pada kromosom

Translokasi, delesi kromosom

Translokasi, delesi kromosom

 • Kelainan struktur kromosom terjadi karena - translokasi (pertukaran segmen antar krom non

• Kelainan struktur kromosom terjadi karena - translokasi (pertukaran segmen antar krom non homolog) contoh: translokasi krom 15 dan 21 45, XX, -15, -21, + t(15 q 21 q) - delesi (hilangnya segmen dari sebuah kromosom) contoh delesi pada lengan pendek krom ke 5 46, XX, 5 p. Pada penyakit leukemia Philadelphia terjadi delesi pada krom 22 dan translokasi ke krom 9 t(22 q-; 9 q+)

Kelainan krom sindroma Gambaran klinis Trisomi 21 Down Retardasi mental, hipotoni, kelainan jantung kongenital

Kelainan krom sindroma Gambaran klinis Trisomi 21 Down Retardasi mental, hipotoni, kelainan jantung kongenital Trisomi 8 Retardasi mental Trisomi 9 Hipoplasi genital Trisomi 13 Patau Retardasi motorik & mental, mikrosefali Trisomi 18 Edward Retardasi motorik & mental, kaki rocker bottom, jantung kongenital Trisomi 22 Retardasi motorik & mental, mikrosefali Trisomi 4 p Kelainan muka, jari dan kaki Trisomi 9 p Kelainan muka, teling lebar, retardasi mental, jari melengkung dan pendek 5 p- Cri du chat 13 q- Retardasi mental, mikrosefali Retardasi mental. Mikrosefali, kelainan ibu jari dan telinga 21 q- Anti mongolisme 4 p- Kelaianan skelet, mikrognati, gangguan pertumbuhan Retardasi mental, epilepsi, hipospadia, kelainan kulit kepala

Kelainan gonosom • Terjadi karena aneuploudi krom Kelainan krom sindroma Gambaran klinis XXY, XXXY

Kelainan gonosom • Terjadi karena aneuploudi krom Kelainan krom sindroma Gambaran klinis XXY, XXXY Klinefelter Retardasi mental, konstitusi krom seks, testis kecil, steril XO Turner Kelainan organ seksual pada wanita XX atau XY Pseudohermaphrodite Sindroma feminisasi (laki-laki) Sindroma adrenogenital (wanita) XX/XO , XX/XY Hermapgrodite sejati

Sindroma Turner

Sindroma Turner

Sindroma Klinefelter

Sindroma Klinefelter

Faktor-faktor genetik dan penyakit umun • Penyakit yang jarang, biasanya diwariskan secara sederhana. Sedangkan

Faktor-faktor genetik dan penyakit umun • Penyakit yang jarang, biasanya diwariskan secara sederhana. Sedangkan penyakit umum akan diwariskan secara rumit karena multifaktorial salah satunya adalah faktor lingkungan • Pada penyakit TBC paru-paru faktor lingkungan sangat berpengaruh. • Pada penyakit sindroma Down, muscular Duchene, faktor genetik penyebab utama • Pada penyakit diabetes melitus, skizofreni, ulkus peptik dan beberapa kanker, faktor genetik dan lingkungan berpengaruh

Thalasemia • Merupakan penyakit genetik keturunan (PKG) karena tidak adanya sintesis Hb • Disebabkan

Thalasemia • Merupakan penyakit genetik keturunan (PKG) karena tidak adanya sintesis Hb • Disebabkan oleh gen resesif autosomal, akibat adanya mutasi DNA pada gen globin • Jika mutasi pada gen globin α di kromosom 16 tjd Thalasemia α (ringan, berat, sedang, Meyer), terjadi anemia ringan –berat, batu empedu, pembesaram limpa, hydrops fetalis (tdk ada gen α)

 • Jika terjadi mutasi pada gen hemoglobin ß terjd thallasemia ß. Hb yang

• Jika terjadi mutasi pada gen hemoglobin ß terjd thallasemia ß. Hb yang terbentuk berkurang & rantai α berlebihan dan mengikat benda yang menyebabkan sdm rusak, akibatnya limpa kerja berat & rusak, terjd perubahan tulang muka, krn kerja berat sehingga tulang pipi membesar. • Jika penderita mengalami homozigot terjd anemia berat, dg sdm microcytic sehingga afinitas terhadap O 2 tinggi tp kadar sdp, bilirubin dan Fe turun shg sdm mudah pecah

Huntington Disease • Merupakan penyakit genetik autosomal dominan, terjadi neurodegeneratif pada sel saraf •

Huntington Disease • Merupakan penyakit genetik autosomal dominan, terjadi neurodegeneratif pada sel saraf • Manifestasi klinik : pelemahan gerak, penurunan kemampuan kognitif dan psikiatrik • Terjadi karena adanya pengulangan trinukleotida (CAG) sebanyak 20 kali pada gen pengkode Huntingtin, sehingga banyak dihasilkan poliglutamin • HD terjadi pada usia 31 – 66 tahun

Hemophilia • PKG akibat adanya mutasi single pada kromosom X • Mutasi terjadi gen

Hemophilia • PKG akibat adanya mutasi single pada kromosom X • Mutasi terjadi gen yang mengkode faktor VIII pada lengan panjang kromosom X, yang berperan menghasilkan protein yang membantu proses pembekuan darah • PKG ini akan menyebabkan terjadinya hemofilia pada pria, tapi wanita sebagai carier