Hukum Islam ERNAWATI SHI MH FAKULTAS HUKUM KERANGKA

  • Slides: 39
Download presentation
Hukum Islam ERNAWATI, SHI. , MH. FAKULTAS HUKUM

Hukum Islam ERNAWATI, SHI. , MH. FAKULTAS HUKUM

KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM DAN AJARAN ISLAM 1. Akidah Pada komponen AKIDAH, ruang lingkup

KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM DAN AJARAN ISLAM 1. Akidah Pada komponen AKIDAH, ruang lingkup itu akan tampak pula jika dihubungkan dengan iman kepada Allah dan para Nabi serta Rasul-Nya. 2. Syariah 3. Akhlak Pada komponen SYARIAH dan AKHLAK ruang lingkupnya jelas mengenai ibadah muamalah dan sikap terhadap Khalik (Allah) serta makhluk.

Istilah-istilah Kunci Hukum Islam: Hukum, Hukm, Ahkam Secara garis besar para ulama ushul fiqh

Istilah-istilah Kunci Hukum Islam: Hukum, Hukm, Ahkam Secara garis besar para ulama ushul fiqh membagi hukum kepada dua macam, yaitu: 1) 2) Hukum Taklifi (Penggolongan hukum yang lima) Hukum Wadh’i (Hukum yang mengandung sebab, halangan dan syarat)

Perbedaan Syariat dan Fiqih Syariat Islam (Islamic Law) Syariat adalah landasan fiqih Terdapat dalam

Perbedaan Syariat dan Fiqih Syariat Islam (Islamic Law) Syariat adalah landasan fiqih Terdapat dalam Al Qur’an dan Hadist Bersifat Fundamental Ketetapan Allah dan Rasulnya, sehingga Abadi Hanya Satu Paham Menunjukkan kesatuan Islam Fiqih (Islamic Jurisprudence) Fiqih adalah pemahaman tentang syariat Terdapat dalam Kitab Fiqih Bersifat Instrumental Karya Manusia yang berkembang sesuai Zaman Lebih dari satu paham/aliran Menunjukkan keragaman Pemikiran Islam

RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM Hukum Islam tidak membedakan atas Hukum Publik dan Hukum Privat

RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM Hukum Islam tidak membedakan atas Hukum Publik dan Hukum Privat Bagian-Bagian Hukum Islam (Muamalah) diantaranya adalah: 1. Munakahat = Hukum Perkawinan 2. Wirasah 3. Muamalat ( dlm arti khusus) 4. Jinayat (‘Ukubat) 5. Al Ahkam As Sulthaniyah (Klilafah)= Hukum Tata Negara 6. Siyar = Hukum Internasional 7. Mukhasamat = Hukum Acara (Peradilan) = Hukum Kewarisan = Hukum Kebendaan, Perikatan = Hukum Pidana

CIRI-CIRI HUKUM ISLAM 1. 2. 3. 4. 5. Hukum Islam adalah hukum yang bersumber

CIRI-CIRI HUKUM ISLAM 1. 2. 3. 4. 5. Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama Islam Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari akidah dan akhlak Islam Mempunyai dua istilah kunci, Syariat dan fiqih Terdiri dari dua bidang, ibadah dan muamalah Strukturnya berlapis dari Al- Qur’an, Sunnah, hasil ijtihad, dan pelaksanaan praktek (putusan hakim dan amalan umat islam)

6. 7. 8. 9. 10. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala Terdiri dari

6. 7. 8. 9. 10. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala Terdiri dari hukum taklifi (ja’iz, sunnat, makruh, wajib, haram) dan hukum Wadh’i (sebab, syarat, halangan) Universal Menghormati harkat, derajat dan martabat manusia secara utuh Pelaksanaannya digerakkan oleh Akidah dan akhlak

Tujuan Hukum Islam dapat dilihat dari dua segi yakni: 1) Segi ‘Pembuat Hukum Islam,

Tujuan Hukum Islam dapat dilihat dari dua segi yakni: 1) Segi ‘Pembuat Hukum Islam, yaitu Allah dan Rasul-Nya’ 2) Segi ‘Manusia yang menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam’

Tujuan Hukum Islam Abu Ishaq al Shatiby merumuskan lima tujuan Hukum Islam (maqasid Syariah)

Tujuan Hukum Islam Abu Ishaq al Shatiby merumuskan lima tujuan Hukum Islam (maqasid Syariah) yaitu: Memelihara Agama Memelihara Jiwa Memelihara Akal Memelihara keturunan Memelihara Harta

SUMBER HUKUM ISLAM Landasan Sumber Hukum Islam Adalah: Berdasarkan QS. Annisa : 59 Berdasarkan

SUMBER HUKUM ISLAM Landasan Sumber Hukum Islam Adalah: Berdasarkan QS. Annisa : 59 Berdasarkan Hadist Mu’az Bin Jabal Sumber Hukum Islam Adalah: 1. Al Qur’an 2. Al Hadist / As Sunnah 3. Ar- Rayu

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM YANG UTAMA Diturunkan kurang lebih 13 tahun di Mekkah

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM YANG UTAMA Diturunkan kurang lebih 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun sesudah Nabi Hijrah ke Madinah. Ayat pertama turun Al Alaq (Al-Iqra) dan ayat yang terakhir turun Al Maidah : 3 Al Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 Surah, 6666/6236 ayat, 74. 499 kata, 325. 345 huruf Ayat-ayat yang diturunkan di Makkah disebut ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah disebut ayat-ayat Madaniyah.

Perbedaan Ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekah dan Madinah Makkiyah 1. Surat dan ayatnya

Perbedaan Ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekah dan Madinah Makkiyah 1. Surat dan ayatnya pendek-pendek 2. Gaya bahasa nya singkat dan padat 3. Pada umumnya Mengenai tauhid, akhlak dan hari akhir 4. Diawali “Ya ayyuhan nas” Madaniyah 1. Surat dan ayatnya panjang-panjang 2. Gaya bahasa nya jelas dan lugas 3. Pada umumnya Mengenai norma-norma hukum untuk pembentukan dan pembinaan masyarakat islam, negara yang baik, adil dan sejahtera 4. Diawali “Ya ayyuhal lazi na amanu”

Secara garis besar Al-Qur’an memuat soal-soal yang berkenaan dengan: 1. 2. Akidah Syariah 1.

Secara garis besar Al-Qur’an memuat soal-soal yang berkenaan dengan: 1. 2. Akidah Syariah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ibadah Muamalah Akhlak Kisah-Kisah umat manusia dimasa lalu Berita-berita tentang zaman akan datang (akhirat) Benih atau prinsip Ilmu Pengetahuan dasar-dasar hukum

Ayat Al Qur’an yang Muhkam(at) dari segi teks nya terdiri atas: Qath’i Kata atau

Ayat Al Qur’an yang Muhkam(at) dari segi teks nya terdiri atas: Qath’i Kata atau kalimat Al. Qur’an yang mengandung arti yang jelas, sehingga tidak mungkin ditafsirkan lain dari yang tersebut dalam teksnya Contoh. QS. An-Nisa: 12 “Dan bagimu (suami) adalah seperdua harta peninggalan istrimu, jika sitrimu tidak mempunyai Zhanni Kata atau kalimat Al. Qur’an yang menunjukkan arti atau pengertian lebih dari satu, masih mungkin ditafsirkan ganda Contoh. QS. Al-Baqarah : 228 “Perempuan yang ditalak (oleh suaminya) harus menunggu tiga quru’. ”

ALHADITS/AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM YANG KEDUA Hadits: segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan

ALHADITS/AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM YANG KEDUA Hadits: segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Ilmu Hadits: ilmu yang membahas kaidah untuk mengetahui kedudukan sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak.

 ﻗﺎﻝ ﻳﻮﺳﻒ ﺑﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪ ﺛﻨﺎ "ﺣﺪ : ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺍﺧﺮﺟﻪ ﻣﺎ

ﻗﺎﻝ ﻳﻮﺳﻒ ﺑﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪ ﺛﻨﺎ "ﺣﺪ : ﺻﺤﻴﺤﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺍﺧﺮﺟﻪ ﻣﺎ ﺍﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﻣﻄﻌﻢ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ ﺑﻦ ﻋﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺷﻬﺎﺏ ﺍﺑﻦ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺍﺧﺒﺮﻧﺎ : ﺑﺎ ﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﻓﻲ ﻗﺮﺍﺀ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﻗﺎﻝ ( ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺍﻟﻄﻮﺭ)ﺭﺍﻭﻩ Rawi 1. Abdullah bin Yusuf 2. Malik bin anas 3. Ibn Syihab az zuhri : perawi ketiga 4. Muhammad bin jubair 5. Dari ayahnya jubair bin muth’imi : perawi kelima 6. Imam bukhari pada kitab shahih beliau : perawi terakhir : Sebagai perawi Pertama : Sebagai perawi Kedua : Perawi ke Empat Imam bukhari bisa disebut dengan perawi terakhir ataupun juga bisa disebut dengan mukharrij Sanad pada hadits ini adalah tulisan yang berwarna biru, yaitu runtutan dari mana hadits tersebut diperoleh sampai kepada rosulullah.

Ukuran menilai validitas/absah nya suatu hadis: 1. Sanad/Isnad adalah Sandaran untuk menentukan kualitas suatu

Ukuran menilai validitas/absah nya suatu hadis: 1. Sanad/Isnad adalah Sandaran untuk menentukan kualitas suatu hadis, merupakan rangkaian orang-orang yang menyampaikan sunnah secara lisan turun temurun dari generasi ke generasi, sampai hadis tersebut dibukukan a. Penggolongan orang-orang yang menyampaikan hadis: 1. Sahabat (orang yang seangkatan dengan Nabi, yang menerima langsung dari nabi) 2. Tabi’in (Pengikut, generasi kedua yang menerima dari sahabat nabi) 3. Tabi tabi’in (Pengikut dari pengikut, orang yang menerima dari generasi Tabi’in

b. Penggolongan Menurut Jumlah orang yang meriwayatkan hadis: 1. Mutawatir segala hadis yang datang

b. Penggolongan Menurut Jumlah orang yang meriwayatkan hadis: 1. Mutawatir segala hadis yang datang dari Rasullullah, yang diriwayatkan oleh sekian banyak sahabat, sehingga tidak mungkin mereka berdusta, sejak generasi sahabat, tabi’in dan tabi’in sangat banyak yang meriwayatkan 2. Masyhur segala hadis yang datang dari Rasullullah, yang diriwayatkan oleh seorang dua orang sahabat, namun pada tabi’in yang meriwayatkan sama dengan hadis Mutawatir 3. Ahad segala hadis yang datang dari Rasullullah, yang diriwayatkan oleh seorang dua orang sahabat, dan tabi’in serta tabi’in yang meriwayatkan juga sangat sedikit

c. Penggolongan menurut integritas pribadi orang yang meriwayatkan (perawi): 1. Sahih diriwayatkan oleh perawi

c. Penggolongan menurut integritas pribadi orang yang meriwayatkan (perawi): 1. Sahih diriwayatkan oleh perawi yang adil, yaitu senantiasa berkata benar dan menjauhi perbuatan terlarang, mempunyai ketelitian yang sempurna, sanad nya tidak mempunyai cacat. 2. Hasan diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang ketelitiannya, sanad nya tidak mempunyai cacat. 3. Daif diriwayatkan oleh perawi yang diragukan adilnya, kurang ketelitiannya, terdapat cacat pada sanad nya.

2. Matan atau Matn, adalah materi atau isi sunnah, dimana materinya berisi kebenaran, tidak

2. Matan atau Matn, adalah materi atau isi sunnah, dimana materinya berisi kebenaran, tidak bertentangan dengan Al Qur’an 1. 2. Berdasarkan Isnad dan Matn nya, Hadis terdiri atas: Qath’i Hadis yang sanad dan matn nya sudah sangat jelas dan terinci, sehingga tidak mungkin ada perbedaan penafsiran Zhanni Hadis masih umum, belum jelas dan terinci, sehingga memerlukan penjelasan

Dilihat dari konsekuensi hukumnya: 1. 2. Hadits Maqbul (diterima): terdiri dari Hadits shahih dan

Dilihat dari konsekuensi hukumnya: 1. 2. Hadits Maqbul (diterima): terdiri dari Hadits shahih dan Hadits Hasan Hadits Mardud (ditolak): yaitu Hadits dha’if

AR-RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM YANG KETIGA Ar Ra’yu berarti Pendapat, pertimbangan. Ar Rayu

AR-RA’YU SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM YANG KETIGA Ar Ra’yu berarti Pendapat, pertimbangan. Ar Rayu adalah akal fikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad, Ijtihad berasal dari kata ‘Jahada’ yang berarti bersungguh-sungguh atau mencurahkan segala daya dalam berusaha Ijtihad sebagai sumber hukum Islam berarti usaha atau ikhtiar sungguh-sungguh dengan mempergunakan segenap kemampuan yang ada, dilakukan oleh orang (ahli hukum) yang memenuhi syarat untuk merumuskan garis hukum yang belum jelas dalam Al Qur’an dan Hadis

Objek ijtihad • • • Dilakukan untuk persoalan-persoalan hukum yang bersifat Zhanni (untuk yang

Objek ijtihad • • • Dilakukan untuk persoalan-persoalan hukum yang bersifat Zhanni (untuk yang bersifat qath’i bukan lapangan ijtihad) Hal-hal yang tidak terdapat ketentuannya dalam Al Qur’an dan Hadis Mengenai masalah-masalah hukum baru yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

Syarat-Syarat Mujtahid Menguasai bahasa arab untuk dapat memahami Al Qur’an dan Kitab Hadis (yang

Syarat-Syarat Mujtahid Menguasai bahasa arab untuk dapat memahami Al Qur’an dan Kitab Hadis (yang ditulis dalam bahasa arab) Mengetahui isi dan sistem hukum serta ilmu untuk memahami Al Qur’an Mengetahui hadis-hadis hukum dan ilmu hadis Menguasai sumber-sumber hukum Islam dan metode menarik garis hukum dari sumber hukum Islam Mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah fiqih Mengetahui rahasia-rahasia dan tujuan-tujuan hukum Islam Jujur dan Ikhlas

Syarat tambahan Mujtahid masa kini: v v Menguasai ilmu-ilmu sosial dan ilmu-Ilmu yang relevan

Syarat tambahan Mujtahid masa kini: v v Menguasai ilmu-ilmu sosial dan ilmu-Ilmu yang relevan dengan permasalahan yang dicari hukumnya Dilakukan secara kolektif dengan cabang ilmu lain

Penggolongan Mujtahid 1. 2. 3. 4. Mujtahid Mutlak Para Ulama yang pertama kali mengusahakan

Penggolongan Mujtahid 1. 2. 3. 4. Mujtahid Mutlak Para Ulama yang pertama kali mengusahakan terbentuknya hukum fiqih Islam berdasarkan ijtihad mereka Mujtahid Mazhab orang yang meneruskan dasar-dasar ajaran yang telah diberikan oleh mujtahid mutlak Mujtahid Fatwa Orang yang melanjutkan pekerjaan mujtahid mazhab untuk menentukan hukum suatu masalah melalui fatwa atau nasihatnya Mujtahid Muqallih (Ahli Tarjih) Orang-orang yang dengan ilmu pengetahuan yang ada padanya dapat membandingkan mana pendapat yang lebih kuat dari perbedaan pendapat yang ada serta memberi penjelasan atas pendapat tersebut.

Metode-Metode Ijtihad 1. 2. 3. Ijmak Persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu

Metode-Metode Ijtihad 1. 2. 3. Ijmak Persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat dan suatu masa. Qiyas Menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam Al Qur’an dan As. Sunnah dengan yang hukumnya ditentukan dalam Al Qur’an dan As-Sunnah karena persamaan illat (penyebab atau alasannya) Istidal Menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan

Metode-Metode Ijtihad 4. 5. Masalih al Mursalah cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak

Metode-Metode Ijtihad 4. 5. Masalih al Mursalah cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak terdapat dalam Al Qur’an dan As Sunnah berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum Istihsan Suatu cara untuk mengambil keputusan yang tepat menurut suatu keadaan, dengan mennyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan sosial

Metode-Metode Ijtihad 6. 7. Istishab Menetapkan hukum suatu hal menurut keadaan yang terjadi sebelumnya,

Metode-Metode Ijtihad 6. 7. Istishab Menetapkan hukum suatu hal menurut keadaan yang terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya. Urf Adat istiadat yang tidak bertentangan dengan Hukum Islam , sehingga dapat terus berlaku.

Asas-Asas Umum Hukum Islam 1. 2. 3. Asas Keadilan QS. An-Nisaa: 135, QS Al-Maaidah:

Asas-Asas Umum Hukum Islam 1. 2. 3. Asas Keadilan QS. An-Nisaa: 135, QS Al-Maaidah: 8, QS. As-Shaad: 26 Asas Kepastian Hukum QS. Al-Israa: 15 Asas Kemanfaatan QS. Al-Baqarah: 178

Asas-Asas Dalam Hukum Perdata Islam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Asas

Asas-Asas Dalam Hukum Perdata Islam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Asas Kebolehan Asas kemaslahatan hidup Asas kebebasan dan kesukarelaan Asas menolak mudarat, mengambil manfaat Asas. Kebajikan Asas kekeluargaan Asas. Adil dan berimbang Asas mendahulukan kewajiban dari hak

Asas-Asas Dalam Hukum Perdata Islam 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Asas-Asas Dalam Hukum Perdata Islam 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain Asas kemampuan berbuat Asas kebebasan berusaha Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa Asas perlindungan hak Asas hak milik berfungsi sosial Asas Beritikad baik harus dilindungi Asas risiko dibebankan pada benda, harta, tidak pada tenaga atau pekerja Asas mengatur, sebagai petunjuk

ASAS-ASAS DALAM LAPANGAN HUKUM PIDANA 1. 2. 3. Asas Legalitas tidak ada pelanggaran dan

ASAS-ASAS DALAM LAPANGAN HUKUM PIDANA 1. 2. 3. Asas Legalitas tidak ada pelanggaran dan tidak ada hukuman sebelum ada undang-undang yang mengaturnya. (QS. Al-Israa: 15, QS. Al-An’aam: 19) Asas Larangan memindahkan kesalahan pada orang lain Orang tidak dapat diminta memikul tanggung jawab mengenai kejahatan atau kesalahan yang dilakukan orang lain (QS. Al-An’aam : 164, QS. Al. Faathir: 18, QS. An-Najm: 38) Asas Praduga tidak bersalah seseorang yang dituduh melakukan kejahatan harus dianggap tidak bersalah sebelum hakim menyatakan dengan tegas orang itu bersalah

ASAS-ASAS DALAM PERKAWINAN 1. 2. 3. 4. 5. Asas Kesukarelaan Asas Kebebasan Memilih Pasangan

ASAS-ASAS DALAM PERKAWINAN 1. 2. 3. 4. 5. Asas Kesukarelaan Asas Kebebasan Memilih Pasangan Asas Kemitraan Suami Istri Asas Perkawinan untuk Selamanya Asas Monogami terbuka

ASAS-ASAS KEWARISAN ISLAM 1. 2. 3. 4. 5. Ijbâriy Bilateral Individual Keadilan berimbang Akibat

ASAS-ASAS KEWARISAN ISLAM 1. 2. 3. 4. 5. Ijbâriy Bilateral Individual Keadilan berimbang Akibat kematian